Bertemu kembali

Setelah kejadian yang menimpa Jenny, Bima memberikan pengawalan ketat untuk anaknya. Bukan hanya itu, mereka membuat perjanjian. Jika Jenny berani mengulanginya lagi, namanya akan di coret dari daftar keluarga. Sejak kejadian itu pun kini Jenny trauma dan lebih menurut dengan perkataan orang tua juga kakaknya.

Kini hubungannya dengan Danish sedikit membaik, Jenny sadar kakaknya itu sayang padanya.

Hari ini hari kelulusan Jenny, dia mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Tentunya membuat kedua orang tuanya bangga. Kakaknya pun datang ke acara kelulusannya.

Danish memakai setelan jas berwarna abu-abu, berkacamata hitam. Dia membawa bucket bunga di tangannya. Kedatangannya membuat teman-teman Jenny terpukau dengan ketampanannya.

"Hai semuanya, selamat atas kelulusannya. Terutama untukmu adikku sayang." Ucap Danish seraya memberikan bucket kepada adiknya.

"Terimakasih kakakku yang suka tebar pesona." Ucap Jenny dengan senyum kaku. Dia menerima bunga dari kakaknya.

"Jen nggak ada niatan ngenalin kakakmu yang ganteng ini sama aku?" Bisik Nana temannya.

"Kau serius mau kenal dengan kakakku? Dia it--" Jenny belum menyelesaikan perkataannya, tapi Nana sudah mengulurkan tangan hendak berkenalan dengan Danish. Dengan senang hati Danish menerima uluran tangan Nana. Danish membuka kacamatanya, membuat para gadis di depannya semakin mengagumi ketampanannya.

"Kau cantik, senang berkenalan denganmu." Ucap Danish seraya tersenyum manis semanis gula.

"Oke perkenalannya sudah cukup. Ayo kita pulang kak. Semuanya bye..." Jenny melepaskan paksa tangan kakaknya dan menariknya untuk pergi dari sana.

"Bye adik-adik imut." Danish masih sempat melambaikan tangan dan juga mengedipkan sebelah matanya. Membuat gadis-gadis itu histeris.

"Hey sist, kenapa sih buru-buru?"

"Kak udah cukup ya godain para wanita. Apalagi usia mereka jauh dibawah kakak. Sama seperti aku." Ucap Jenny dengan tatapan tajam. Mereka sudah sampai di mobil milik Danish. Orang tua mereka sudah lebih dulu dulu pualang setelah Danish datang.

"Kenapa kau terlihat kesal? Aku hanya menyapa mereka." Ucap Danish

"Iya awalnya menyapa trus kau bakal mencoba mendekati mereka. Sudah cukup ya kak udah ada tiga wanita loh yang mencarimu. Mereka menghubungiku karena kau memblokir nomornya. Untung saja mereka tidak berada di indonesia, bisa-bisa gila aku kalau satu satu dari mereka menemuiku untuk sekedar bertemu denganmu." Ucap Jenny dengan kesal, sementara Danish hanya cengengesan saja.

Memang ketiga mantan teman dekat Danish dari Belanda terus menghubungi Jenny untuk menghubungkan mereka pada Danish. Terutama wanita bernama Isabel yang sangat bersikeras tak ingin hubungannya dengan Danish berakhir. Padahal Danish sudah mengatakan kalau dia tidak pernah menganggap ada ikatan diantara mereka saat telfon terakhir.

"Sudahlah jangan ngomel terus, nanti cepat tua. Aku sudah siapkan. Hadiah untukmu, ini." Ucap Danish seraya memberikan sebuah ponsel keluaran terbaru pada adiknya yang tengah cemberut sekarang.

"Itu solusi buatmu menghindar dari para fans fanatikku itu. Masalah selesai." Ucap Danish dengan entengnya. Dia tersenyum lebar menatap adik kecilnya yang kini sudah lulus sekolah menengah atas.

"Oke thanks," Ucap Jenny seraya tersenyum tipis. Sebenarnya dia masih kesal. Tapi karena kakaknya memberikannya hp keluaran terbaru yang memang dia inginkan, Jenny pun luluh.

"Oke ayo masuk mobil, setelah sampai rumah nanti cepat kemasi barangmu. Kita holiday," Ucap Danish seraya masuk ke kursi kemudi. Jenny tak banyak bertanya. Dia ikut saja karena sebelum tes pertama masuk universitas dia tidak ada acara kemanapun.

...****************...

Bandung

Tak hanya berdua, acara liburan ke bandung diikuti juga oleh teman satu circle Danish. Yaitu Mazaya, Mazayra, Miko, dan Arka. Tempat yang mereka tuju adalah Villa milik keluarga Alfahrezi yang tidak lain tidak bukan adalah papa Arka. Tapi tujuan mereka sebenarnya adalah air terjun di daerah dekat villa itu.

Mereka sampai disana masih sore. Yang lain sibuk berebut kamar, Danish malah keluar menuju halaman belakang. Ada kolam renang disana. Pemandanganya juga indah. Tiba-tiba matanya tertuju pada sosok wanita yang menurutnya sangat tidak asing baginya. Wanita itu sedang sibuk menyapu taman yang tak jauh dari kolam renang berada. Setelah memandangnya secara cermat, Danish memang kenal siapa wanita itu. Bibirnya langsung mengukir senyum tipis.

"Sepertinya sang pencipta memang sudah menakdirkanmu untukku." Gumamnya seraya tersenyum.

Ingin rasanya Danish segera menghampirinya tapi di dalam anak asuhnya sedang bertengkar riuh memperebutkan kamar. Ya, Danish menyebut mereka anak asuh karena dialah yang tertua diantara mereka semua.

"Hey hey, Kalian ini kenapa sih? Harus banget ya ribut. Udah bukan anak kecil lagi loh kalian ini." Ucap Danish melerai keributan mereka. Mereka semua langsung terdiam.

"Oke karena aku paling tua disini, aku yang akan nentuin kamar kalian masing-masing." Ucap Danish

"Disini ada 4 kamar kan, double M kau di kamar lantai dua itu. Jenny kau di sebelahnya. Aku sama Miko, dan kau Arka sebagai tuan rumah kau menempati kamar utama disini. Beres kan, gini aja pakai ribut." Ucap Danish

"Iya beres tapi aku nggak suka kau panggil seperti itu. Namaku Mazaya dan adikku ini Mazayra bukan double M." protes Mazaya

"Alah sama aja, kalian kan kembar. Nama depannya M ya double M." Ucap Danish dengan entengnya.

Setelah itu mereka berhambur menuju kamar masing-masing. Danish menaruh barangnya. Dia menemukan kaca besar dikamar itu. Danish berkaca membenarkan rambutnya setelah itu dia bergegas keluar kamar lagi.

"Kak mau kemana?" Tanya Miko

"Menghampiri calon ibu dari anakku." Jawab Danish, Miko langsung terbelalak melongo mendengar jawaban kakak sepupunya. Di otaknya sudah langsung penuh pertanyaan. Tapi Danish sudah menghilang dari hadapannya.

Dengan percaya diri, Danish menghampiri wanita yang sedang membersihkan sampah dedaunan. Danish mengecek bau badannya sendiri. Kemudian dengan langkah cool, dia mendekati wanita itu.

"Ehmm..emm.." Danish berdehem seraya menepuk lembut pundak wanita yang sedang menunduk mengmpulkan dedaunan menggunakan pengki kecil yang kemudian dimasukan ke dalam tong.

Mendapat sentuhan secara tiba-tiba, wanita itu pun kaget. Dia refleks menoleh kearah orang dibelakangnya. Dedaunan yang ada di pengki pun berhambur tepat ke badan Danish.

"Aduh maaf saya nggak sengaja, saya kaget." Ucap Wanita itu seraya menutup mulutnya dengan satu tangannya. Sementara Danish menunduk membersihkan dedaunan yang menempel di bajunya.

"Biar saya bantu," Wanita itu tanpa berfikir siapa orang di depannya bergerak cepat mengambil daun yang berada di bahu Danish. Dengan cepat juga Danish memegang lengan wanita itu. Pandangan mereka pun akhirnya bertemu.

"Orang ini mirip seseorang, Aa iya. CEO baru yang tidur mendengkur itu." Batin wanita itu. Dia menatap mata Danish. Danish berfikir pasti wanita di depannya itu terpukau dengan ketampanannya. Padahal wanita itu tengah mengingat dirinya saat tidur mendengkur.

"Anda CEO baru di Argantara group?" Tanya wanita itu

"Ya, kau benar nona Alika Dean Alkandra." Jawab Danish seraya tersenyum manis. Tak apalah pertemuan pertamanya dihiasi hamburan sampah dedaunan. Yang penting kini seorang Alika, gadis yang sudah satu tahun lamanya ia cari berada dihadapannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!