Wanita cantik berambut panjang berpakaian minim menggelayuti Alvino. Pria yang tadinya ingin marah dan menghampiri istrinya itu langsung mendadak tersenyum. Karena tepat disebelahnya ada wanita yang dicintainya sejak dulu.
"Baby are you oke?" Tanya Violla
"I'm ok honey," Jawab Alvino, dia enggan mengatakan kalau sebenarnya dia punya rasa tidak suka melihat Alika bersama pria lain. Karena jika mendengar itu, Violla pasti akan marah dan tidak mau lagi ditemui. Mereka pun pergi darisana.
Sementara Alika masih menikmati eskrimnya. Danish begitu senang melihat wanita pujaan hatinya merasa senang.
"Seandainya kau istriku Al, aku pasti lebih bahagia dari sekarang saat melihatmu tersenyum ceria seperti ini." Ucap Danish dalam hatinya.
"Hmm mas saya duluan ya, kasihan mbak Cici sama pak Tarno udah nungguin lama." Ucap Alika
"Ayo barengan aja, aku bawain belanjaanmu. Aku juga mau pulang." Ucap Danish kemudian mereka pun keluar bersama menuju parkiran. Mereka berjalan beriringan bak pasangan serasi.
Sampai di dekat mobil Alika, Cici dan Tarno mengambil alih belanjaan majikanmya dari tangan Danish. Sebelum pergi Alika kembali mengucapkan terimakasih pada Danish. Mereka juga bertukar nomor telfon untuk sekedar berteman.
🌺
🌺
Sudah sampai dirumah, Danish yang tadinya berangkat dengan mood jelek kini pulang dengan mood yang sangat bagus. Karena dia bertemu dengan moodbosternya.
"Ma kuenya aku taruh di dapur." Teriak Danish karena tidak mendapati mamanya diluar. Sepertinya mamanya ada di kamar.
"Den Danish nyari nyonya?" Tanya Neni art disana.
"Iya mama kemana bi?"
"Nyonya pergi sama tuan katanya jemput teman lamanya yang datang dari Belanda."
"Oh yasudah bi, itu kue pesenan mama."
Danish naik keatas menaiki tangga menuju kamarnya dengan perasaan bahagia. Tapi kemudian dia teringat dengan suami Alika yang selingkuh.
"Bisa-bisanya ya si Albino itu selingkuh dibelakang Alika. Ingin rasanya ngebejek-bejek tuh orang. Siapa sih sebenarnya dia. Apa dia pengusaha besar?" Danish berbicara sendiri seraya bersandar di balkon. Kemudian dia melihat adiknya yang akan masuk kedalam kamar.
"Hei kau kenapa? Kenapa wajahmu cemberut seperti itu?" Tanya Danish
"Kau masih tanya aku kenapa kak? Ini semua karena Felix nyebelin itu. Aku tidak bisa berkencan dengan senior tertampan di kampus gara-gara dia!" Jawab Jenny dengan wajah kesal.
"Memangnya apa yang Felix lakukan?" Tanya Danish
"Dia mengaku sebagi calon suami aku kak, dia sangat keterlaluan. Dia membuat senior incaranku itu mundur. Aku kesal pecat saja dia!" Jawab Jenny menjelaskan apa yang terjadi.
"Ya mungkin dia ada alasan untuk melindungimu. Sudahlah jangan berlebihan. Lagipula kau itu niat menuntut ilmu atau mencari pacar," Ucap Danish
"Kau sama saja!" Brakk.. Jenny menutup pintu dengan keras. Danish menatap kebawah, dia melihat Felix berdiri disana.
"Felix aku mau bicara denganmu. Tunggu aku di halaman belakang." Ucap Danish
"Baik pak,"
Felix sedikit takut, apakah bosnya akan marah karena dia sudah lancang mengaku sebagai calon suami Jenny. "Menjadi bodyguard anak baru gede emang susah," Ucap Felix dalam hati. Dia menghela nafas panjang.
Kini dua orang pria yang berstatus bos dan anak buah itu sudah berada di halaman belakang. Danish berdiri membelakangi Felix.
"Pak saya minta maaf mungkin apa yang saya lakukan hari ini sudah melewati batas. Tapi saya hanya ingin melindungi nona Jenny dari laki-laki tidak baik itu. Saya mengetahui bahwa seniornya hanya menjadikan nona Jenny sebagai bahan taruhan." Ucap Felix membuka pembicaraan terlebih dahulu. Karena sejak tadi Danish masih diam. Danish langsung menoleh mendengar perkataan Felix.
"Kau kira aku akan mengajakmu bicara karena hal itu? Aku tidak mempermasalahkan itu. Karena tanpa kau jelaskan, aku tahu kau punya alasan untuk melindungi adikku." Ucap Danish
"Lalu apa yang ingin anda bicarakan pak?"
"Cari tahu informasi tentang pria bernama Albino eh maksudku Alvino. Aku tidak tahu siapa nama lengkapnya. Alamat rumahnya sudah kukirim. Kau cari tahu semua tentang dia."
"Baik pak."
🌺
🌺
Keesokan harinya Neni sudah sibuk menyiapkan hidangan untuk tamu. Danish yang pergi ke dapur melihat sedikit heran.
"Bi makanannya banyak banget kaya mau ada acara penting saja." Ucap Danish
"Loh aden nggak tahu kan hari ini keluarga calon istri aden bakal datang kemari." Ucap Neni
"What?" Pekik Danish
"Jadi kemarin itu tuan dan nyonya jemput calon mertua den Danish. Saya juga baru tahu semalem." Ucap Neni menjelaskan.
"Mama sama papa emang keterlaluan. Bisa-bisanya hal sepenting ini nggk cerita denganku dulu." Danish marah dan langsung mencari keberadaan mama dan papanya di seluruh rumah.
"Kak nyari siapa?" Tanya Jenny
"Orang tuamu." Jawab Danish dengan ketus.
"Mereka orang tuamu juga kali. Mama dan papa nggak ada dirumah. Ada sedikit masalah di pabrik konveksi. Kau CEO perusahaan pusat malah tidak tahu hal ini."
"Arrgh itu sekarang tidak penting." Ucap Danish yang kemudian masuk kedalam kamar namun beberapa menit kemudian keluar lagi.
"Kak mau kemana?" Tanya Jenny sembari menghalangi kakaknya pergi.
"Kalau aku tidak pergi, hidupku akan hancur hari ini." Ucap Danish
"Kau tidak boleh kemana-mana, masuk kamar kak." Jenny mendorong dengan sekuat tenaga hingga berhasil mengunci Danish di kamarnya.
"Hei apa yang kau lakukan! Awas ya kau!" Teriak Danish.
"Sorry brother papa sudah membayarku untuk ini." Ucap Jenny dengan tawa.
Akhirnya Danish tidak bisa menghindari pertemuan hari ini. Dia menatap tajam sang adik yang sedang tersenyum senang karena mendapat uang tambahan dari papanya.
"Danish senyum dong, masa datar gitu mau nyambut tamu penting." Ucap Vella
"Ck.. Hmm.. Nih udah kan mam,"
Tak lama kemudian datang dua orang yang dipastikan adalah orang tua dari calon jodoh Danish.
"Danish, Jenny ini om Boby dan tante Flow." Ucap Bima memperkenalkan sahabatnya pada kedua anaknya. Danish dan Jenny pun menjabat tangan mereka bergantian.
"Seperti dugaanku putramu tampan persis sepertimu. Putrimu juga, seandainya saja aku punya anak laki-laki. Dia juga akan kuminta jadi menantuku. Ahahah." Ucap Boby diiringi tawanya.
"Ya begitulah, mari duduk. Oh ya dimana putrimu?" Tanya Bima
"Assalamualaikum," Suara lembut seorang wanita membuat mereka semua menatap kearah pintu. "Waalaikumsalam," Jawab serempak.
"Itu Isabel putri kami," Ucap Flow
Danish dan Jenny terbelalak melihat Isabel. "Oh my good wanita freak itu calon istrimu?" Lirih Jenny "Kalau aku tahu dia calonmu, kubiarkan kau pergi tadi." Jenny saja syok apalagi Danish.
"Aku menolak perjodohan ini." Ucap Danish singkat padat Jelas, membuat semua yang disana terkejut.
"Danish kamu ini bicara apa, duduk saja dulu kita bicarakan." Ucap Vella
"Mama tidak tahu siapa dia, aku sudah sangat mengenal siapa Isabel." Ucap Danish dengan menatap tajam kearah Isabel. Danish mengambil kunci mobil dan hendak pergi. Sebelum itu dia berhenti tepat di sebelah Isabel berdiri. "Jangan harap dengan adanya perjodohan ini aku akan menerimamu. Seleraku bukan wanita penghibur sepertimu." Bisik Danish kemudian pergi. Dia tidak perduli dengan teriakan mama papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments