Silakan Dibaca.
Matahari mulai terbit dari timur, menyinari kota yang berada tepat di ujung barat daya. Kota ini luas dengan tiga jalur menuju ke mansion kota.
Jalur sisi kanan ialah tempat area tempat para pedagang berada. Entah itu pedagang makanan, minuman, maupun barang, semuanya ada.
Jalur tengah ialah tempat di mana orang-orang bangsawan lewat. Jalur ini khusus untuk kereta kuda saja, tidak ada pejalan kaki yang melewati jalur tersebut.
Jalur sisi kiri ialah tempat toko-toko berada. Semua yang berada di toko tersebut, merupakan buatan asli dari kota itu sendiri.
Kota ini ialah Kota Loan, kota yang dipimpin oleh Baron terakhir yaitu Baron Marvin Fishar.
Kini, tak jauh dari Kota Loan, terdapat kereta yang ditarik dengan cepat oleh dua kuda yang besar. Kereta ini tidak hanya satu melainkan empat dengan satu kereta yang terdapat gerbong di belakangnya.
Sementara sisanya hanya sebuah gerobak yang sedikit luas. Dengan berbagai perempuan yang tengah duduk di sana menunggu mereka turun dari kereta tersebut.
Rombongan Kereta tersebut ialah rombongan Putri Ariana, sosok putri yang berasal dari kerajaan Fireland. Tujuan dirinya datang ke Kota Loan ialah untuk memberikan rumah kepada para perempuan yang telah ditangkap oleh Bandit Serigala sebelumnya.
Rombongan perlahan-lahan memasuki gerbang kota, mereka tidak perlu berbaris untuk masuk ke dalam kota karena para penjaga kota sudah mengetahui rombongan tersebut berasal dari mana.
“Rombongan itu bukankah berasal dari Keluarga Kerajaan. Juga mereka membawa gerobak yang berisi para perempuan. Bukankah itu artinya yang datang ialah Putri Ariana?”
“Kau benar, rumor mengatakan putri Ariana ialah sosok putri yang cerdas. Ia telah mengurangi jumlah para bandit di wilayah Kerajaan Fireland sendiri.”
“Sungguh putri yang berani, aku yakin bahwa para perempuan itu ialah orang-orang yang menjadi tahanan para bandit.”
“Laporkan segera kedatangan Tuan Putri tersebut.”
Para penjaga segera menuju ke kediaman kota. Mereka memberikan laporan tersebut sebelum memasuki kota tadi.
Para penjaga kediaman kota, menerima surat tersebut dan mereka segera memberikannya kepada tuan kota, yaitu Baron Marvin Fishar.
Di ruangan yang luas, duduklah seorang pria dengan alis melingkar. Pria ini memiliki tubuh yang sedikit buncit dengan rambut yang berwarna hitam. Pria ini memiliki tampang seperti orang-orang yang selalu melakukan korupsi di tempat.
Pria itu ialah Marvin Fishar, seorang Baron yang berada di urutan terakhir.
“Putri Ariana datang kemari? Sungguh aku ingin mencicipi perempuan yang ia bawa itu dan juga, apakah ada kabar dari anak itu?” tanya Baron Marvin kepada sekretaris yang berdiri di sebelahnya.
Sekretaris itu memiliki tubuh yang kurus, tetapi ia tinggi dan memakai kacamata bulat. Alisnya sendiri tebal, tampangnya mirip seperti kaki tangan dari seorang penculik.
“Putra Anda sama sekali tidak ditemukan, begitu juga dengan seluruh penduduk desa Sadney.”
“Oh, semoga ia mati di tempat. Aku sudah lama tidak mencicipi ibunya. Apakah kau tahu di mana ibunya berada?”
“Ibunya berada di sel nomor 23. Ia akan menjadi pameran di lelang nantinya. Juga, banyak orang yang berminat untuk membeli perempuan itu.”
“Hahaha, perempuan itu benar-benar cantik. Aku sebenarnya ingin melakukannya kembali. Namun, kita harus menyelesaikan negosiasi dengan tuan putri itu.”
“Anda benar, Baron Marvin.”
Baron Marvin menyeringai, begitu juga sekretarisnya. Keduanya mengungkapkan senyum penuh akan naf*su dan berbagai hal.
Di sisi lain, Kereta Putri Ariana tiba di kediaman kota. Tepat saat kereta berhenti, ia turun ke bawah dan memandang ke arah para perempuan yang menjadi tahanan para Bandit Serigala sebelumnya.
“Jangan takut, kalian akan aman di sini. Aku akan meminta Baron yang berada di sini untuk menyiapkan rumah, untuk kalian tinggal nantinya.”
“Terima kasih banyak, Tuan Putri. Semoga engkau diberikan berkah terhadap Tuhan.”
Ariana mengangguk dan ia berjalan masuk diikuti dengan beberapa perempuan yang menjadi tahanan sebelumnya.
Ketika Ariana tiba di pintu masuk Mansion, ia bertemu dengan Baron Marvin yang berada tepat di depan pintu. Baron itu tersenyum dengan rentang tangan seolah-olah menyambut Putri Ariana tersebut.
“Selamat datang, Putri Ariana. Apakah perjalananmu kemari tidak ada kendala sama sekali?” tanya Baron Marvin dengan sopan.
Putri Ariana sendiri memandang dengan tatapan tak senang. Bukan karena sopan santunnya melainkan, tatapan Baron Marvin yang begitu menjilat.
Putri Ariana sangatlah tidak senang dengan tatapan seperti itu, ia dengan dingin berkata, “Langsung saja ke intinya, aku ingin kamu memberikan rumah dan beberapa pekerjaan kepada para perempuan ini.”
Baron Marvin mengangguk dan menjawab, “Dengan senang hati, Saya akan menyiapkan rumah dan makanan untuk mereka. Apakah ada yang lainnya?”
Putri Ariana menggelengkan kepalanya dan berbalik. Namun, ketika ia akan keluar dari kediaman Baron Marvin, ia berbalik dan berkata dengan dingin. “Ingat, jangan berani-beraninya kalian memanfaatkan mereka untuk kepentingan diri kalian sendiri. Jika itu terjadi, aku akan membunuh kalian segera.”
Niat membunuh Putri Ariana keluar dan menekan Baron Marvin. Hal ini membuat Baron Marvin tersenyum dan menunduk.
“Saya tidak berani, Putri Ariana.” Baron Marvin menjawab dengan ringan. Ia sedikit meneteskan keringat dingin di pelipisnya.
“Baguslah, kalau begitu...” Putri Ariana memandang ke arah para perempuan. “Aku akan meninggalkan kalian kepada Baron Marvin ini, jaga diri kalian.”
“Terima kasih, Putri Ariana.” Para perempuan berterima kasih dengan penuh rasa syukur.
“Sama-sama.” Putri Ariana berjalan keluar dari kediaman Baron Marvin. Namun, hatinya entah mengapa merasakan perasaan tidak senang.
Ia sendiri, segera masuk ke dalam kereta kuda. Lalu, kereta kuda segera dikendalikan oleh kusir menuju keluar Kota Loan.
Namun, saat di pertengahan jalan. Ariana memberikan surat kepada kusir tersebut dan kusir mengangguk paham dengan pengaturan tersebut.
Kereta kuda berhenti di persimpangan jalan keluar. Kemudian, Putri Ariana keluar dari gerbong dengan jubah yang menutupi seluruh tubuhnya.
Ariana sendiri berjalan menuju ke jalur kiri, di mana toko dan kawasan tempat tinggal berada. Ariana sendiri memasuki toko yang bertulisan ‘Inn’ atau biasa disebut penginapan.
“Selamat datang, adakah yang bisa kubantu, Nona?”
“Bisakah aku menyewa satu kamar?”
“Baik, mohon tunggu sebentar.”
Resepsionis mengeluarkan kunci yang bertulisan angka dua puluh. Kemudian, ia mengeluarkan kunci tersebut dan berkata dengan jelas.
“Satu hari lima perunggu, satu minggu lima perak, satu bulan, lima emas. Silakan dipilih Nona.”
“Satu hari saja, kembaliannya untukmu.” Ariana mengeluarkan satu perak, di mana itu setara dengan 50 Perunggu.
Resepsionis itu terkejut, ia ingin menolaknya. Namun, tidak bisa karena orang tersebut sudah naik ke atas lantai. Hal ini, membuat Resepsionis tersebut menunduk dan berkata, “Terima kasih, Nona.”
Putri Ariana tiba di kamarnya, ia segera masuk dan melepas jubahnya. Ia memilih lokasi tersebut karena, dirinya dapat melihat apakah sesuatu akan terjadi kepada para perempuan yang ia bawa sebelumnya.
‘Semoga Baron Marvin menepati janjinya.’
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
♡~Yuki.nur019
next
2022-12-21
1
anita
trussds
2022-12-02
1
EternalCry
ini yg dimaksud villain nya dimana??
2022-11-26
2