Silakan Dibaca.
Jauh di Kota Loan, tepatnya ujung dari Kerajaan Fireland. Terdapat satu wilayah yang sama sekali tidak ditempati oleh seseorang. Hal ini karena, iklim yang berada di sana, benar-benar buruk sehingga membuat siapa pun yang tinggal di sini, ingin berpindah segera.
Wilayah yang penuh akan tanah-tanah yang retak dan panas yang begitu menyengat. Jauh dari tanah retak, terdapat padang pasir dan ujungnya sendiri ialah lautan lepas.
Wilayah ini, segera dilepas oleh berbagai Kerajaan, sehingga tempat ini dikenal sebagai dengan tanah tak bertuan.
Namun, kali ini. Terdapat seorang pemuda dengan berbagai rombongan tengah berjalan di tanah tersebut. Mereka terus berjalan menuju ke arah padang pasir.
Selepas mereka memasuki padang pasir, mereka terus bergerak menuju ke ujung padang pasir. Rombongan orang ini tidak menyerah, seolah-olah wilayah tak bertuan ini akan menjadi milik mereka sepenuhnya.
“Yang Mulia, kita akan sampai di ujung padang pasir.” Sosok pelayan berpakaian putih dibalut jas hitam, berkata dengan nada tegas.
Seorang pemuda berambut perak dan mata merah cerah, memandang ke arah depan. Senyumnya selalu terukir di wajah. Namun, senyum itu penuh akan makna.
“Sebas, menurutmu bagaimana kekerasan tanah di sekitar sini. Apakah cocok untuk membuat dinding?” tanya pemuda itu sambil berjalan.
Pelayan yang bernama Sebastian, mengangguk. Ia kemudian berkata, “Yang Mulia Arven, menurutku tanah di sini sangat cocok untuk dinding dan lain-lainnya. Sementara untuk tanaman, tanah yang paling cocok ialah di dalamnya.”
Arven Fishar, itu benar ini adalah rombongan Arven. Selepas ia mengacaukan Kota Loan, kini ia bergerak menuju ke arah ujung dari Kerajaan Fireland. Lebih tepatnya, di luar dari kerajaan tersebut.
Tujuan perjalanan Arven ialah mendirikan kota maupun kerajaan yang berguna untuk dirinya nanti.
Ia akan mendirikan tempat tersebut di tanah tak bertuan, yang dinamai sebagai Rolan.
“Yang Mulia, ada berbagai monster yang hidup di tempat ini. Apakah Anda ingin menaklukkan mereka atau membunuh mereka untuk persediaan makanan nantinya?” Salas bertanya dengan ringan.
Arven memikirkan hal itu, memang benar bahwa lokasi tempatnya sekarang berada pasti terdapat banyak monster. Hal ini karena, tempat yang mereka tempati sekarang, tidak pernah disentuh oleh para manusia.
“Kita akan saling bergabung. Entah mengapa, aku memiliki visi lain untuk mereka nantinya.” Arven berkata dengan misterius. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi para pengikutnya.
Beberapa jam telah berlalu, matahari mulai turun menunjukkan hari sudah sore.
Arven dan yang lainnya melihat jauh ke depan, di mana lautan lepas terbentang di ujung cakrawala. Senyum Arven seketika terukir ketika melihat bahwa dirinya dan rombongan telah berada di ujung.
“Kita berhenti, di sinilah tempat yang cocok untuk kita tempati.” Arven berkata sambil berhenti di tempat. Ia ingin membuat desa terlebih dahulu sejauh 100 meter dari ujung tanah yang berada dekat perairan.
“Yang Mulia, bukankah jarak antara tempat kita dengan dunia luar, sangatlah jauh?” tanya Salas, ia memandang tempatnya berada, kemudian tatapannya beralih tertuju ke arah tempat yang mereka lewati sebelumnya.
Arven mengangguk, memang benar apa yang dikatakan oleh Salas itu. Namun, ia memiliki cara sendiri yang dapat membuat desa berkembang nantinya.
“Memang jarak kita jauh, akan tetapi kita akan membuat kelompok pembunuh. Tempat jauh inilah yang paling cocok untuk markas kita.” Arven berkata dengan senyum menyeringai.
Salas akhirnya mengerti dan ia mengangguk bahwa menjadi pembunuh ialah salah satu jalan yang tepat. Ia tersenyum, lalu berbalik mengawasi lingkungan sekitar.
Julia yang diam semenjak awal, mulai bertanya, “Lalu, bagaimana kita akan membangun tempat ini?”
“Mudah, kita akan membuat semacam istana. Namun, kita harus memulainya dengan desa dan bertahap menjadi kerajaan. Tepat saat itulah, kita akan muncul dan menghancurkan kerajaan lainnya.” Arven berkata dengan nada mendominasi.
Keinginannya ialah, membuat desa. Di mana desa tersebut akan menjadi markas kelompok pembunuh. Mereka akan menjarah dan mencuri berbagai orang.
Ariana sendiri tidak menolak, prinsipnya kini sudah berbalik. Budak yang diselamatkan sama sekali tidak berguna. Ia sudah memahami konsep dunianya, di mana yang kuat ialah yang berkuasa, sementara yang lemah hanyalah bahan mainan saja.
“Kita akan memulai dari desa mana terlebih dahulu?” tanya Ariana terhadap Arven.
Namun, Arven menggelengkan kepalanya dan menjawab, “Kita akan membuat markas terlebih dahulu. Lebih baik membuat tempat tidur, sebelum melakukan rencana selanjutnya.”
Semuanya mengangguk, ketika mendengar perkataan Arven.
Sebastian yang berdiam, mulai berkata, “Tuan, Hamba sudah membawa beberapa pohon. Juga, pohon-pohon ini meninggalkan banyak benih, sehingga kita memerlukan monster tanaman untuk merawat pohon tersebut.”
“Lakukan, kamu akan pergi bersama beberapa orang. Tangkap monster tanaman dan tanah, aku dan yang lainnya akan membangun rumah segera.”
Pengaturan Arven benar-benar cepat. Sebastian mengangguk dan membawa Lask, Ariana dan beberapa orang lainnya.
Mereka segera menghilang masuk ke dalam bayangan dan melesat menuju ke tanah yang subur.
Arven sendiri memandang ke arah kayu di dekatnya. Kemudian, menatap ke arah orang yang tersisa. “Kita harus cepat, sebelum matahari muncul, rumah harus jadi.”
“Dimengerti, Yang Mulia!” Para rombongan segera mulai mengangkat satu persatu kayu, menghaluskan menjadi kotak.
Arven sendiri menunjukkan denah rumahnya dan mereka mengangguk paham. Malam hari yang begitu dingin, Arven dan rombongannya tidak ada kata istirahat sama sekali.
***
Di sisi lain, Sebastian dan orang lainnya tiba di hutan. Mereka segera mengambil berbagai tanaman hijau, entah itu tanaman khusus ramuan, maupun tanaman beracun, semuanya diambil.
Sebastian sendiri, mengambil berbagai monster tipe tanaman yang memiliki Kelas F dan E. Lebih baik untuk mengendalikan monster rendah dibandingkan monster tinggi.
Mereka terus melakukan operasi tersebut. Sehingga, menimbulkan sesuatu yang mengerikan bagi desa yang tak jauh dari hutan tersebut.
Hal yang mengerikan itu ialah, serbuan para monster buas yang memiliki jumlah tiada batasnya.
Kepala desa sendiri sudah melapor, mereka hanya menunggu respons dari Kerajaan sendiri.
Namun, apakah itu akan berguna? Tentu tidak, karena Kerajaan sendiri tidak peduli dengan hancurnya Desa-desa tersebut.
***
“Ada serbuan di Desa Lasna? Abaikan! Kita bukan orang yang selalu melindungi mereka. Biarkan saja mati, dengan begitu mengurangi biaya hidup kerajaan.” Raja Fireland berkata dengan nada datar.
Ia kemudian berbaring kembali dan bermain manja dengan lima belas istrinya tersebut.
***
Tengah malam, Sebastian dan yang lainnya telah usai melakukan perburuan. Mereka benar-benar tidak mengenal kata lelah sama sekali.
Hutan yang luas, kini sudah menghilang seperempat. Jika Kerajaan benar-benar menanggapi hal ini, mereka akan terkejut. Namun, kerajaan sama sekali tidak menanggapi sehingga mereka tidak akan tahu bahaya yang akan semakin mendekat.
“Baiklah, kita kembali.” Sebastian berkata dengan ringan. Ia melebarkan bayangan miliknya dan seluruh orang tenggelam dalam bayangan.
Sebastian memandang jauh ke gurun pasir dan mulai melesat dalam bayangan menuju ke srah yang Arven berada.
To be Continued.
Promosi.
Napen : Chika Ssi.
Judul : Luna And The Dire Wolf.
Blurb :
Pernahkah kalian mendengar dongeng Gadis Bertudung Merah? Di dalam kisah itu, si gadis dimakan oleh seekor serigala ketika mengunjungi rumah sang nenek. Bagaimana jadinya jika gadis bertudung merah sekarang berteman dengan serigala?
Gadis itu bernama Luna Garcia yang kehidupannya berubah drastis setelah bertemu dengan sosok Dire Wolf bernama Balkon. Mereka berteman dan bahkan menjalin hubungan asmara. Luna juga membantu sang serigala agar bisa menjadi manusia seutuhnya.
Bagaimana kisah mereka akan berjalan? Akankah Luna berhasil membantu Valko untuk kembali menjadi manusia seutuhnya? Apakah mereka bisa bersatu di kemudian hari?
[Di baca ya, Guys. Milik Teman.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
sopian
mantapp thorrr di tunggu up selanjutnya
2022-11-15
0