Silakan Dibaca.
Para penduduk melesat melawan lima prajurit yang dikeluarkan oleh Arven. Mereka menyerang tanpa membawa apa pun dan percaya bahwa tubuh mereka dapat mengatasi lima prajurit tersebut.
Lima minion sama sekali tidak menganggap ancaman. Mereka sendiri memiliki level lima, sementara para penduduk hanya level satu dan paling tinggi memiliki level dua.
Tepat saat para penduduk tiba, para Minion mulai bergerak. Satu Minion menghadapi lima penduduk. Dengan permainan tombaknya, Minion mulai melumpuhkan satu persatu organ tubuh dari para penduduk.
Tak butuh waktu lama, para penduduk menemui jalan buntu melawan Minion tersebut. Mereka menggertakkan giginya karena tidak bisa menyerang bahkan menangkap Minion tersebut.
Mata mereka melotot merah, layaknya orang yang sudah gila dengan keinginan. Lonjakan amarah membuat mereka memasuki mode berserk, di mana Level mereka naik satu kali.
Arven yang berada di kejauhan sedikit tertarik dengan perubahan tersebut. Ia tidak menyangka bahwa para penduduk memiliki kemampuan tersembunyi.
“Sistem, apa itu?”
[Menjawab : Penduduk Desa Sadney, ialah berasal dari Klan Amon, di mana mereka memiliki kondisi khusus, yaitu kondisi amukan atau bisa disebut Mode Berserk.]
[Mode Berserk sendiri memiliki kegunaan. Naiknya satu level. Kekuatan, kecepatan dan ketahanan meningkat sepuluh kali. Jika, mereka berada di level satu, mereka layaknya berada di level empat.]
Arven terperanjat. Ia terkejut dengan informasi tersebut, rencana yang disusunnya mungkin akan mengalami kendala. Jika dirinya tidak turun tangan.
“Berapa persen mengalahkan mereka tanpa bantuanku, Sistem?”
[30%.]
“Jika, aku ikut. Berapa persen kemenangannya?”
[50%]
Arven terkejut melihat bahwa jika dia ikut hanya menambah 20% saja. ‘Apakah aku selemah itu?’ pikir Arven dalam-dalam. Namun, ia segera menghirup nafas dalam-dalam.
“Demi pion dan peningkatan level!” Arven mengeluarkan Bloody Knife miliknya. Tatapannya menajam, kemampuan membunuh yang sudah terasah semenjak kecil muncul.
Kembali ke pertempuran, 25 penduduk segera melesat kembali ke arah lima prajurit. Mereka yang sudah dirasuki amukan, segera menekan para prajurit tersebut.
Penekanan mereka benar-benar berguna. Meski prajurit level lima, tetapi para penduduk level empat dan jumlah mereka ada lima.
Prajurit Minion mulai kesusahan menghadapi para penduduk tersebut, kecepatan lawan semakin cepat. Mereka menyerang, tetapi ada yang menyerang balik. Hal ini terus terjadi, sehingga tidak ada ruang bagi mereka untuk menyerang.
Namun, ketika salah satu prajurit melakukan kesalahan. Ia diserang oleh tiga penduduk lainnya. Prajurit tidak bisa menahan serangan tersebut sehingga melesat ke arahnya dengan cepat.
Tepat saat serangan akan menggores armor, sosok hitam melintas dengan cepat dan memotong halus lengan para penduduk yang menyerang tersebut.
Slash!
Tiga penduduk yang menyerang terkejut, ketika melihat tangan mereka terputus. Mereka tidak dapat merespons, sampai kepala mereka berputar dengan cepat, mereka akhirnya menyadari.
Namun, mereka bertiga tidak bisa melakukan apa pun karena ketiganya mati terpenggal oleh sosok hitam yang melintas tersebut.
Para penduduk sisanya terkejut dengan kejadian tersebut. Mereka semua segera sadar ketika kelima prajurit mulai menyerang balik.
“Mundur!” teriak salah satu penduduk dengan keras, ia merasa bahwa perlawanan kembali percuma karena adanya anomali yang tengah mengganggu pertempuran.
Namun, ketika para penduduk mundur, mereka mendengar suara di telinga masing-masing. Salah satu dari para penduduk segera menyadari bahaya lewat.
“Siapa yang mengizinkan kalian mundur?”
Lintasan pedang terlihat melesat ke arah kepala beberapa penduduk. Ketika pedang sudah menebas keempat penduduk, pedangnya segera dihentikan oleh penduduk yang akan ditebas terakhir.
Ding!
Dua pedang saling berbenturan satu sama lain, akhirnya sosok yang menyerang mereka terlihat. Ia adalah seorang pemuda yang memiliki rambut perak dengan iris mata merah tajam.
Para penduduk terkejut dengan kehadiran orang itu. Mereka jelas mengenalnya karena sosok tersebut ialah tuan muda yang seharusnya membantu mereka.
“Berhenti! Mengapa Anda menyerang kami!” salah satu dari penduduk berteriak ke arah pemuda yang menyerang mereka tersebut.
Pemuda yang tak lain Arven Fishar, memandang ke arah penduduk dengan dingin. Ia kemudian berkata dengan santai, seolah-olah tidak menganggap keberadaan penduduk itu sama dengannya.
“Mengapa aku menyerang kalian? Bukankah sudah jelas? Kalian menyerang prajuritku seenaknya saja! Apakah aku salah, menyerang kalian?”
“Tapi, prajuritmu menyerang tempat kita terlebih dahulu!”
“Oh, apakah kamu yakin? Bukankah kalian ingin merampas armor mereka untuk kepentingan pribadi?”
Setetes keringat dingin mengalir di kening mereka. Jelas bahwa pemuda di depannya telah mengetahui semuanya.
Para penduduk menggertakkan gigi, salah satu dari mereka yang menjadi pemimpin penduduk menatap ke arah Arven dengan seringai.
“Karena kamu sudah mengetahuinya, maka tidak ada jalan untukmu kembali! Serahkan armor prajuritmu agar ka-“
Belum sempat pemimpin warga menyelesaikan kalimatnya, sebuah pisau melintas melewati pipi kanan dan menyobek telinga kanannya.
Pisau tidak berhenti, sampai akhirnya menancap tepat kening salah satu warga. Seluruh warga penduduk melebarkan matanya dan menatap ke arah warga yang keningnya tertancap pisau.
“Sungguh, orang-orang bodoh. Kalian akan mati di tempat ini.” Arven berkata dengan ringan, akan tetapi sebelum ia bergerak. Ia mulai berpikir dan bertanya kepada mereka. “Nah, kalian ingin membalaskan dendam bukan?”
Para penduduk yang semula marah karena rekannya terbunuh, mereda dalam sekejap ketika mendengar kata balas dendam.
“Ya, apakah kau akan menyerah dan memberikan armor itu?”
“Tidak,” jawab Arven. Para penduduk ingin melesat membunuh Arven ketika mendengar jawaban tersebut. Namun, kalimat selanjutnya membuat mereka berhenti.
“Aku ada cara agar kalian bisa membalaskan dendam tersebut. Bagaimana, apakah kalian ingin menerimanya?”
Para penduduk tampak berpikir, mereka saling memandang satu sama lain. Kemudian, pemimpin penduduk memandang ke arah Arven dan berkata dengan dingin.
“Apa yang akan kamu tawarkan?”
Arven tidak marah, ia menyeringai dalam hati. Kemudian, dirinya mengeluarkan sepotong daging berwarna putih.
“Makanlah ini, kekuatan kalian akan meningkat!”
Para penduduk menatap ke arah daging tersebut, putih. Entah mengapa berbeda dengan daging yang mereka lihat sebelum-sebelumnya.
Namun, mereka tidak ada yang maju karena takut bahwa daging itu beracun.
“Apakah kamu mencoba membuat lelucon? Daging putih seperti itu, dapat membantu kami! Berhentilah bercanda, Arven Fishar!”
Pemimpin penduduk meraung dengan marah. Sementara Arven sendiri mengangkat bahunya dan berkata dengan ringan.
“Jika kalian tidak mencoba, bagaimana kalian bisa tahu? Cobalah secuil, itu saja sudah cukup. Juga, mengapa daging ini putih karena daging ini dibuat oleh seorang ahli alkimia.”
Mendengar kata alkimia, para penduduk melebarkan matanya. Siapa yang tidak tahu alkimia, jelas mereka paham karena alkimia ialah profesi seseorang yang bergerak di bidang kekuatan sihir.
Mereka meneliti dan menempatkan sihir di benda mati. Alkimia sendiri sangatlah terkenal, hanya orang-orang yang memiliki status tinggi yang dapat menemuinya.
Para penduduk jelas terkejut, ketika mendengar daging putih di tangan Arven ialah buatan Alkimia. Mata mereka seketika menunjukkan keserakahan.
Sementara Arven sendiri hanya tersenyum ringan, akan tetapi di dalam hatinya menyeringai lebar.
‘Ikan sudah masuk ke kail, waktunya untuk mengangkatnya.’
To be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
♡~Yuki.nur019
next~
2022-12-21
1
ADRIAN
👍👍👍
2022-11-18
0
Sha
selalu tetap semangat thor
2022-11-01
0