BAB.18

Gelapnya malam terasa menyesakkan di dada, angin berhembus dengan begitu kencang. musim mulai berganti kehidupan juga Mulai berganti, sudah 6 bulan lamanya William pergi tanpa kabar sama sekali. terlihat pria itu berada di Meksiko untuk mengurus semua bisnisnya yang perlahan-lahan mulai stabil.

"Tuan." Panggil Lukas kepada William.

"Ada apa Lukas?" William yang menanyakan kenapa anak buahnya itu dari tadi tidak mau pergi.

"Tuan, ini sudah 6 bulan kita pergi. apakah Tuan tidak mau menelpon Nona Margaretha?" tanya Lukas yang membuat William benar-benar sangat tersentak.

DEG..

pria itu bahkan tidak memberikan kabar sama sekali kepada Margaretha, kehidupannya di Meksiko dia habiskan untuk memperbaiki kondisi perusahaan.

"Kamu benar Lukas, sudah 6 bulan aku tidak menelponnya sama sekali. aku akan menelponnya di perusahaan aku yakin sekarang dia masih bekerja." jawab William yang kemudian menelpon perusahaannya.

Sekitar 15 menit kemudian panggilan yang dilakukan oleh William ada yang menjawab, seorang wanita nampak mengangkat telepon yang ada di kantor tempat Margaretha.

"Ya, halo selamat siang." sekretaris baru bagi pemimpin perusahaan yang menggantikan William.

"Siapa kamu, Kenapa kamu menjawab panggilan teleponku?" tanya William.

"Maaf tuan, Apakah ini Tuan William?" tanya si wanita.

"Benar." jawab William.

"Oh ya, di mana Margaretha? Kenapa kamu yang menjawabnya?" tanya William kepada si wanita.

"Maaf tuan, Nona Margaretha sudah keluar dari perusahaan 3 bulan yang lalu." jawab si wanita yang membuat William langsung terkejut luar biasa.

"Apa maksudmu?" tanya William.

"Nona Margaretha 3 bulan yang lalu sudah keluar dari perusahaan, kelihatannya dia sangat kebingungan dia terus menelepon Tuan namun tidak ada yang menjawab. bahkan dia berusaha mencari Tuan namun tidak menemukan keberadaan Tuan." jawab si wanita.

William yang mendengar jawaban seperti itu tentu saja dia benar-benar terkejut luar biasa, setelah itu William langsung mematikan teleponnya dan berusaha untuk menelpon rumah Margaretha. ponsel milik Margaretha sudah tidak aktif beberapa bulan yang lalu.

Sesaat kemudian William mencoba untuk menelpon Margaretha di rumahnya, namun sayangnya yang menjawab bukan Margaretha melainkan seseorang yang sudah membeli rumah tersebut.

"Ke mana wanita itu dan Bibi nya?" tanya William.

"Saya tidak tahu Tuan, Tapi kelihatannya dia pergi dengan terburu-buru. ada sesuatu yang membuatnya ketakutan." jawab pemilik rumah Margaretha yang baru.

DEG..

Seketika William terdiam membeku, sudah enam bulan dia tidak memberi kabar kepada Margaretha.

"Apa yang terjadi? kenapa seperti ini, kenapa semua yang terjadi tiba-tiba hancur, kenapa seperti ini." ucap William yang begitu kebingungan setelah mendengar beberapa informasi dari beberapa orang.

"Ada apa Tuan?" tanya Lukas kepada William.

"Margaretha tiba-tiba pergi, wanitaku menghilang, Lukas." jawab William.

"Apa maksud Tuan?" tanya Lukas.

"Aku tidak tahu Lukas, tapi tiba-tiba wanitaku menghilang. aku mendapat informasi dari perusahaan kalau dia sudah mengundurkan diri dari perusahaan 3 bulan yang lalu, sedangkan rumahnya sudah dijual pemilik Rumah itu mengatakan tiba-tiba dia dan bibinya pergi dengan tergesa-gesa dan ketakutan." jawab William.

"Lalu, apa yang terjadi Tuan?" tanya Lukas.

"Aku harus mencari keberadaan wanitaku, Lukas. Aku tidak mau dia berpikir aku tiba-tiba menghilang tanpa mencoba mencarinya." jawab William.

Waktu mulai berjalan dengan semua kenyataan yang harus terjadi, kandungan Margaretha sudah semakin membesar dan menua.

Di Korea terlihat Margaretha membuka sebuah restoran kecil bersama dengan Bibi Ana. wanita itu harus berjuang untuk hidupnya sendiri, William tiba-tiba pergi tanpa memberi dia kabar sama sekali perutnya sudah semakin membesar. beberapa minggu lagi mungkin dia sudah melahirkan.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Retha?" tanya Bibi Ana kepada Margaretha.

"Entahlah bi." jawab Margaretha.

"Apa kamu memikirkan pria itu?" tanya Bibi Ana.

Margaretha nampak menganggukkan kepalanya.

"Sudahlah, Retha. pria itu tiba-tiba menghilang mungkin sudah takdir kita untuk hidup seperti ini. kita akan hidup bertiga jika anakmu itu sudah lahir." bibi Ana yang terus memberikan semangat kepada Margaretha. wanita itu terus memeluk keponakannya, hidup berdua di negeri orang bertahan untuk mendapatkan semua yang harus dia terima.

"Mungkin ini yang sudah menjadi nasibku, aku menjual tubuhku untuk semuanya. tidak akan mungkin pria itu bisa mencintaiku atau menerima anak ini. lebih baik aku pergi dari tempat itu." ucap Margaretha sembari memegang dadanya.

"Kita tidak tahu apa yang terjadi, Retha. mungkin saja pria itu sekarang bersama wanita lain, dia adalah pria kaya dia mungkin mencari kebahagiaan bersama wanita lain. karena yang aku dengar pria itu adalah pria yang suka bergonta-ganti wanita, tidak mungkin kan kalau dia akan mencarimu. baginya Kamu hanyalah wanita yang dia beli tidak mungkin dia bisa mencintaimu." ucap bibi Ana sembari memegang tangan Margaretha.

Terkadang Margaretha memikirkan apa yang dikatakan oleh bibinya itu, memang William selalu bersama dengan begitu banyak wanita. dia selalu tersenyum bahkan mengumbar rayuan, langkah kaki Margaretha nampak menyusuri restoran kecil tersebut.

"Nyonya." Panggil salah satu pembeli.

Langkah kaki Margaretha terlihat mendekati wanita tersebut.

"Ada apa, Nyonya?" jawab Margaretha.

"Benarkah kalau kalian ini yang memasak dan menyiapkan Semua Ini sendiri?" tanya si wanita.

"Benar Nyonya, memang ada apa?" tanya Margaretha.

"Masakanmu dan bibimu benar-benar sangat lezat. Bahkan aku sangat menyukai seluruh masakan yang kamu buat." ucap si wanita yang kemudian menunjukkan dua jempolnya.

Margaretha nampak tersenyum, wanita itu berterima kasih kepada salah satu pelanggannya tersebut.

Sekitar beberapa menit kemudian.

"Auch..,"

tiba-tiba Margaretha merintih kesakitan sembari memegang perutnya.

"Ada apa Retha?" tanya bibi Ana.

"Perutku sakit bi." jawab Margaretha.

"Bukankah masih 10 hari lagi kamu melahirkan?" tanya bibi Ana.

"Aku tidak tahu bi, perutku benar-benar sakit." jawab Margaretha.

"Ya sudah, lebih baik kita pergi ke rumah sakit. Aku akan meminta mereka melayani para pembeli." Bibi ana yang kemudian memberitahu kepada empat pelayan restorannya untuk menjaga restoran selagi dia pergi ke rumah sakit.

Dengan sangat terburu-buru Bibi Ana menghentikan taksi yang ada di luar restoran, wanita itu memapah Margaretha dan membawanya ke salah satu rumah sakit terdekat.

"Kamu harus bertahan, Retha." pinta bibi Ana kepada Margaretha.

"Sakit, bi. sakit Margaretha yang terus mengerang kesakitan. pasti kamu akan melahirkan, kamu harus bersabar ya." Bibi Ana yang meminta Pak sopir Untuk mengantarkan mereka secepat mungkin.

Tak berselang lama mereka sudah berada di rumah sakit, Bibi Ana meminta beberapa perawat untuk segera membawa keponakannya tersebut. hari ini perjalanan hidup akan berhenti di sini, namun perjalanan itu akan membuka lembaran baru di rumah sakit itu. terlihat beberapa dokter membawa Margaretha ke ruang bersalin.

Tak berselang lama terdengar suara tangisan seorang bayi, Margaretha melahirkan seorang bayi laki-laki dengan berat 3,5 kg.

** bersambung **

Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatan mu

- I love you uncle Bastian

-Terlempar ke dimensi kerajaan

-Isteri simpanan bos kejam

-Gairah cinta isteri muda

-One night stand with mister William

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

ya Allah..kesian kau nenk... sabar.. sabar

2023-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!