BAB.17

Sudah beberapa hari ini William pergi ke Meksiko, pria itu tidak menghubungi Margaretha sama sekali. terlihat Margaretha sendiri masih bekerja di perusahaan William dia tidak boleh berhenti karena kehidupan masih memintanya untuk melanjutkan hidup.

Siang itu Margaretha terlihat benar-benar tidak enak badan, wajahnya benar-benar pucat bahkan dia selalu saja mual tanpa sebab.

"Margaretha, Kalau kamu tidak enak badan lebih baik kamu pergi pulang saja." minta salah satu staf perusahaan.

"Tidak apa-apa, tuan. aku masih baik-baik saja kok, memang beberapa hari ini aku tidak enak badan." jawab Margaretha.

"Lebih baik kamu periksa dulu mungkin saja kamu mengalami keracunan atau apa kelihatannya sudah beberapa hari ini kamu mual terus." ucap seorang pria.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh salah satu pimpinan staf akhirnya Margaretha memutuskan untuk pergi ke rumah sakit bersama dengan bibinya. dia tidak boleh sakit karena dia harus bertahan dengan semua keadaan ini.

Beberapa jam kemudian Margaretha sudah berada di Rumah Sakit Bersama bersama bibinya.

"Apa kamu salah makan sesuatu, Retha? kelihatannya wajahmu pucat banget?" tanya bibi Ana.

"Aku tidak tahu, Entahlah. Tapi kelihatannya aku memang tidak enak badan." jawab Margaretha.

RUMAH SAKIT

"Bagaimana kondisi keponakan saya, dokter? dia sakit apa, apakah berbahaya?" tanya bibi Ana yang begitu takut jika terjadi sesuatu kepada Retha.

"Saya ucapkan selamat ya bu, karena anda sudah mengandung, usia kandungannya sekitar 3 bulan." ucap dokter pria yang membuat Margaretha dan bibi Ana saling menatap satu sama lain.

"Apa Dok, Tolong jelaskan lagi." minta Margaretha yang terlihat begitu kebingungan.

"Anda mengandung Bu, usia kandungan anda sudah 3 bulan bahkan kandungannya sangat sehat kok." jawab dokter pria yang membuat bibi Ana dan Margaretha langsung diam membeku.

Hamil, Margaretha hamil? tentu saja mendengar perkataan dari dokter seketika Margaretha langsung tidak sadarkan diri. dokter pria yang memeriksanya langsung meminta salah satu perawat untuk menggendong Margaretha ke ruang perawatan.

LIMA MENIT KEMUDIAN

lima belas menit kemudian terlihat Margaretha menatap ruangan tempatnya berada, wanita itu memegang kepalanya yang terasa begitu berat. tatapan mata Margaretha seketika melihat bibi Ana yang sudah menangis di sampingnya.

"Kenapa bibi harus menangis, Ada apa bi?" tanya Margaretha sembari mengusap wajah bibinya. melihat wajah pucat dari keponakannya tersebut membuat bibi Ana langsung terdiam.

"Maafkan aku Retha. Maafkan bibi." ucap bibi Ana.

"Ada apa bi?" tanya Margaretha yang mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. sesaat kemudian Margaretha langsung menundukkan kepalanya.

"Bagaimana ini bi? apa yang harus aku lakukan?" tanya Margaretha.

"Dengan siapa kamu melakukannya, Retha. dengan siapa? Apakah dengan pria itu?" tanya bibi Ana yang membuat Margaretha menganggukkan kepalanya.

"Beritahu dia kalau kamu sedang hamil, Retha. jangan biarkan kamu seperti ini sendirian." bibi ana yang kemudian menggenggam tangan Margaretha.

"Aku tidak tahu bi, Apakah aku harus mengatakannya atau bagaimana. tapi apakah dia akan menerima anak ini, karena kami melakukannya karena bibi tahu sendiri kan." ucap Margaretha yang menundukkan kepalanya.

Bibi Ana benar-benar merasa bersalah dengan semua yang terjadi. Dia tidak ingin memarahi keponakannya tersebut, dia juga ikut andil dalam kesalahan yang dilakukan oleh Margaretha.

"Bibi minta kamu telepon pria itu, katakan padanya kalau kamu sekarang sedang hamil." minta bibi Ana.

Margaretha tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia nampak terdiam dengan semua yang telah terjadi.

"Bagaimana jika pria itu tidak mau menerima anak yang ada di kandunganku ini, bi?" tanya Margaretha.

"Kamu tidak boleh seperti itu, Retha. kamu harus mengatakan kepada pria itu. mau atau tidak pria itu harus tahu," ucap bibi Ana.

"Tapi Bagaimana kalau dia menyangkal ataupun tidak mau mengakui anak yang aku kandung ini?" tanya Margaretha yang kebingungan.

"Tidak apa-apa, bibi juga ikut andil dalam semua yang kamu lakukan. jika pria itu tidak mau mengakui anak yang ada di kandunganmu lebih baik kita pergi dari tempat ini, Retha. jual saja rumah mendiang ayahmu kita pergi dari tempat yang jauh ini." pinta bibi Ana.

Wanita tua itu tidak mau keponakannya akan dihina oleh orang-orang jika mereka tahu keponakannya itu hamil tanpa suami. dua hari kemudian setelah Margaretha keluar dari rumah sakit wanita itu nampak berusaha untuk menelpon William ataupun Lukas. namun sayangnya tidak ada jawaban dari kedua orang itu, Margaretha juga berusaha untuk mencari tahu mengenai William di perusahaan namun sayangnya masih tetap sama. pria itu tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Waktu mulai berjalan, bibi Ana meminta Margaretha untuk pergi jauh dari tempat tersebut, wanita itu tidak ingin keponakannya menjadi bahan gunjingan orang-orang yang ada di sana ataupun di perusahaannya.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan, bi?" tanya Margaretha.

"Dengarkan bibi baik-baik, lebih baik kita menjauh dari tempat ini. pria itu sudah tidak ada kabar sama sekali Apakah kamu tidak takut dan tidak malu jika orang-orang mulai menggunjing kamu? mengatakan kalau kamu wanita murahan hamil tanpa suami?" bibi Ana mengatakan sesuatu yang membuat Margaretha nampak terdiam.

Sudah dua bulan lamanya William pergi tanpa kabar, kandungan Margaretha juga semakin besar pula. mau tidak mau Margaretha harus pergi seperti permintaan bibinya, pergi menjauh ke sebuah tempat yang tidak ada orang yang tahu.

"Ayahmu masih mempunyai rumah di Korea, kita pergi ke sana kita menetap di sana dengan semua uang yang sudah kamu miliki dari hasil menjual rumah. ayo kita menghilang, Retha. jika Tuhan menginginkan kebaikan untukmu dan anak yang ada di kandunganmu, Ayo kita besarkan jangan sampai kamu mempunyai pemikiran untuk menggugurkan kandungan itu. kamu dan bibi yang melakukan kesalahan, Anak itu tidak tahu menahu mengenai dosa itu, jadi bibi minta kamu berpikirlah positif untuk semua ini." bibi Ana yang berusaha untuk membuat Margaretha tegar.

Memang Margaretha sedikit mempunyai pemikiran untuk menghilangkan anak yang ada di kandungannya itu, namun seperti yang dikatakan oleh baby Ana mungkin semuanya sudah berjalan sesuai takdir. seperti apapun kehidupan seperti apapun rencana Tuhan Margaretha tidak boleh diam seperti ini.

Keputusan untuk pergi ke Korea dengan semua kelamnya Masa Lalu, Margaretha berharap masa lalunya tidak ada yang mengetahuinya. hidup baru di sebuah tempat yang baru hidup baru di sebuah negara yang baru dan mengharapkan sebuah kebahagiaan.

Di tempat lain William berusaha untuk membuat perusahaannya terlepas dari semua bahaya, pria itu berusaha untuk mencari bantuan ataupun dukungan. ancaman penjara sudah menanti William dengan semua rencana jahat dari rival bisnisnya. pria itu bahkan tidak sempat memikirkan Bagaimana kondisi Margaretha ataupun bagaimana kehidupannya sekarang.

** bersambung **

Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatan mu

- I love you uncle Bastian

-Terlempar ke dimensi kerajaan

-Isteri simpanan bos kejam

-Gairah cinta isteri muda

-One night stand with mister William

Terpopuler

Comments

Siti Asmaulhusna

Siti Asmaulhusna

truz ke mana bofy guard yg menjaga nya itu

2022-11-23

0

waduh...kenapa dipisah jauh thor..kasihan wiliam ntar cari2

2022-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!