BAB.9

BEBERAPA HARI KEMUDIAN

Sudah beberapa hari ini Margaretha bekerja di bawah kepemimpinan William, wanita itu harus berusaha untuk menekan semua perasaannya.

"Lukas, hari ini kita ada beberapa pertemuan penting. kamu nanti urus urusan kita dahulu setelah itu aku akan pergi denganmu." ucap William.

"Baik Tuan." jawab Lukas yang kemudian pergi terlebih dahulu.

Tak berselang lama salah satu pekerja yang ada di perusahaan William nampak memberikan sesuatu kepada Margaretha.

"Apa ini?" tanya Margareta.

"Saya tidak tahu Nona Margaretha, soalnya tadi ada seseorang yang bilang kalau harus memberikan bunga ini kepadamu." jawab Salah satu karyawan.

Tatapan mata William menatap sebuah buket bunga yang diberikan oleh seseorang untuk Margaretha.

"Kamu punya pemuja ya?" tanya William yang kemudian melepas kacamata yang dia pakai.

"Itu urusanku, mau pemuja ku, pembunuh mau apa itu urusanku." jawab Margaretha acuh. dia selalu saja dibuat kesel saat berbicara dengan bosnya itu.

"Dengarkan aku baik-baik, sayang. kamu tidak akan pernah bisa bersama pria lain, kamu harus tahu kamu itu sudah menjadi milikku tidak akan aku biarkan siapapun berusaha untuk memilikimu." bisik William yang kemudian memberikan kecupan di pipi Margaretha.

Tak ada satu kata pun yang dipercaya oleh Margaretha ketika William mengatakan hal itu, entah mengapa wanita itu selalu menganggap William adalah pria yang tidak bisa mencintai siapapun.

Raut wajah yang begitu kesal dapat dilihat di wajah William, Lukas yang membuka pintu mobil itu nampak pria itu juga bisa melihat kekesalan di wajah bosnya.

"Ada apa Tuan? Apakah ada sesuatu yang mengusik Anda?" tanya Lukas kepada William .

"Cari tahu siapa orang yang tadi mengirim bunga untuk kekasihku, Jika kamu sudah tahu laporkan padaku." jawab William yang kemudian mencoba untuk menenangkan dirinya. di depan matanya pria itu melihat rangkaian bunga diterima oleh Margaretha, Hal itu membuat William benar-benar sangat kesal.

"Tuan, tadi Nona Maya menelpon." ucap Lukas.

"Aku tidak peduli, Lukas. sekarang yang harus kamu lakukan adalah turuti perintahku, cari tahu orang yang sudah mengirim bunga kepada kekasihku. jika sampai kau tidak bisa mendapatkan informasi itu lebih baik kamu tidur di rumah." ancam William yang membuat Lukas menganggukkan kepalanya. pria yang selalu mengatakan sesuatu dan pria yang selalu berbuat kejam itu tidak akan membiarkan siapapun yang sudah dia genggam akan dia lepaskan.

Otak William terus terngiang dengan rangkaian bunga yang diterima oleh Margaretha, pria itu benar-benar kesal luar biasa.

"Siapa pria yang berani mengirim bunga kepada kekasihku, lihat saja sebentar lagi kamu akan kehilangan kedua tanganmu." guman William yang kemudian mengambil sebatang rokok. pria itu mulai menghisap rokok itu dengan begitu kasar, dia berulang Kalim berdecak kesal dengan semua yang tadi dia lihat.

"Lukas, cepat kamu bawa mobil ini ke tempat salah satu pria yang sudah datang pada pertemuan beberapa hari yang lalu." pinta William kepada Lukas.

"Baik Tuan." jawab Lukas yang kemudian memutar kemudi ke sebuah tempat.

William tiba-tiba mengingat seseorang yang beberapa hari lalu bersama dengan dirinya di hotel, bahkan pria itu dengan terang-terangan mengatakan kepada William kalau dia ingin mengajak Margaretha berkencan.

"Kamu benar-benar sudah mengotori mulutmu, lihat saja sebentar lagi mulut busukmu itu tidak akan bisa kamu pakai untuk berbicara." ucap William.

SATU JAM KEMUDIAN

"Lepas, lepaskan aku!!" seru seorang pria.

Seorang pria terlihat sudah tidak berdaya di sebuah kamar.

"Bagaimana kondisinya? apakah dia masih hidup?" tanya William kepada beberapa anak buahnya.

"Sudah tuan, dua orang itu sudah kami amankan." jawab anak buah William.

"Baguslah kalau begitu, dengan begini kita akan segera memberikan mereka pelajaran. berani sekali mereka memberikan sesuatu kepada kekasihku, dengan begini Mereka benar-benar ingin mengusik ketenanganku." ucap William yang kemudian duduk di depan seorang pria dan seorang wanita.

Ternyata orang yang sudah mengirim buket bunga itu adalah seorang pria separuh baya yang beberapa waktu lalu meminta William untuk menyerahkan Margaretha sebagai imbalan kerjasama.

"Halo tuan." ucap William yang kemudian duduk di depan pria itu. nampak pria tua langsung tersentak dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

DEG..

"Apa yang Tuan lakukan padaku? Memangnya Apa salahku padamu?" tanya seorang wanita kepada William.

"Berani sekali kalian melakukan hal ini padaku, kalian sudah melakukan kebodohan!!" bentak William.

"Apa kesalahanku, Tuan. Memangnya apa yang sudah aku lakukan?" tanya pria tua.

"Bukankah dengan sangat beraninya kamu mengirim bunga kepada sekretarisku?" tanya William yang membuat pria tua itu langsung tersentak luar biasa.

"Benar Tuan, Memangnya apa yang salah dengan itu?" tanya pria tua.

BRAKK...

William langsung menggebrak meja yang ada di tempat itu, pria itu benar-benar sangat murka kamu sudah aku peringatkan kan mengenai wanita itu.

"Jangan berani mendekatinya, jangan berani melakukan apapun. berani sekali kalian melakukan hal ini berani sekali kamu mencoba untuk menggoda wanitaku!" teriak William yang kemudian menodongkan pistol di kepala pria tua.

"Apa yang kamu katakan tadi? berani sekali kalian mengatakan hal itu padaku, kalian sudah lupa apa yang aku katakan kepada kalian? dia adalah wanitaku tidak ada yang boleh mendekatinya. Kamu pria tua berani sekali kamu berusaha untuk mengambilnya dariku." sesaat kemudian terlihat William mengambil sebuah pisau dan digoreskan pisau itu ke wajah pria tua hingga membuat pria itu berteriak begitu keras.

"Jangan berani melakukan hal itu lagi kepadaku, kalian akan mati di tanganku." ancam William yang membuat sekretaris pria tua langsung terdiam.

"Pria ini benar-benar gila, pria ini pria psikopat." guman sekretaris pria tua dalam hati yang kemudian menganggukkan kepalanya berulang kali.

"Baguslah sayang, kamu belum tahu siapa diriku. kamu hanya pernah merasakan bercinta denganku tapi wanita itu adalah milikku, tidak sepertimu yang bekas banyak pria tapi wanita itu tidak akan kubiarkan menjadi milik pria manapun." ucap William yang kemudian mengarahkan pistol itu ke wajah sekretaris pria tua.

Hal itu membuat wanita itu terkulai lemah bahkan kedua tangan dan kakinya gemetar tidak karuan.

"Ampun, ampunilah aku, Tuan. ampuni aku, Aku tidak bermaksud melakukan hal itu." ucap sekretaris pria tua.

"Aku tidak pernah memaafkan siapapun yang sudah berbuat kesalahan, aku sudah memperingatkan kalian namun kalian tidak pernah menggubrisnya, maka dari itu kalian harus menerima hukumannya." jawab William yang kemudian meminta beberapa anak buahnya untuk melakukan sesuatu.

"Aaaa!!" teriak sekertaris pria tua.

suara teriakan yang keluar dari dua orang itu bagaikan sebuah nyanyian yang benar-benar sangat luar biasa, bagi William teriakan dari musuh-musuhnya itu adalah suara yang begitu merdu.

** bersambung **

Mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.

- my little wife

- Isteri kesayangan tuan besar

- ku balas pengkhianatan mu

- I love you uncle Bastian

-Terlempar ke dimensi kerajaan

-Isteri simpanan bos kejam

-Gairah cinta isteri muda

-One night stand with mister William

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

ternyata .. eror toh bank wil

2023-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!