Ayla seketika Menegang saat melihat mama mertuanya kini bergerak turun dari mobilnya yang terparkir di depan halaman rumah, dia sedikit terkejut, memejamkan bola matanya untuk beberapa waktu.
"Kenapa datang disaat yang tidak tepat?"
Perempuan tersebut membatin sambil berusaha menarik nafasnya namun terlalu berat, dia buru-buru menyambar handphonenya, mencoba menghubungi Bara yang tidak kunjung terlihat sejak semalam.
"Kemana?"
Dia terus membatin dengan perasaan cemas, belum juga terhubung dengan suaminya sang mertua rupanya sudah hampir ada di hadapannya, akhirnya dengan terburu-buru langsung mematikan handphone nya tanpa berpikir dua tiga kali.
"Ma?"
dia menyapa dengan cepat berusaha melebarkan senyumannya dengan penuh kedustaan, sebenarnya sangat tidak menyambut mertuanya datang, tapi mau bagaimana lagi supaya tidak suka dia nggak suka.
"Bara kemana? tumben tidak turun Mama datang?"
Mama Reni bertanya, membiarkan Ayla memberikan salam, mencium telapak tangan kanan nya dengan cepat.
"Bara pergi keluar ma, dia bilang ada pekerjaan"
Sedikit berbohong tidak apa-apa, dari pada harus jujur pada wanita dihadapan nya, dia tahu ini akan membuat dia menggila.
Mendengar Jawaban Ayla, mama Reni mengerutkan keningnya.
"Tumben-tumbenan?"
Dia jelas bertanya bingung.
Bara bukan type orang yang suka kelayapan, apalagi pergi kemana-mana di hari libur, laki-laki tersebut lebih suka menghabiskan waktu di rumah atau bahkan mengurusi beberapa hobi nya di kamar khusus di lantai atas.
"Mendadak ma"
Ayla kembali menjawab, sangat singkat karena enggan memperpanjang pertanyaan.
"Ada makanan kesukaan mama, kebetulan mbok bikin di belakang pagi ini sama Ayla"
Sejujurnya cuma mbok, mana mau dia membuat lecet kuku-kuku cantik nya, rugi lah sebab harga manicure dan pedicure jelas sangat mahal, jelas rugi kalau dia bekerja menyebalkan seperti itu di dapur, Bara bukan type laki-laki yang suka pilih-pilih makanan mau siapapun yang masak atau beli dia fine-fine saja hingga sejauh ini, tidak pernah mengeluh sedikitpun, jadi kenapa dia harus ambil pusing.
Kecuali Bara protes baru dia berpikir, dan lagi Bara pasti sudah tahu konsekuensi nya, sejak awal Ayla sudah berkata dia tidak bisa masak sama sekali.
Mama Reni tidak menjawab, memilih melengos masuk kedalam, di ujung halaman papa mertua nya baru bergerak masuk kedalam, Ayla terlihat melebarkan senyuman nya, menunggu laki-laki tersebut datang dan memberikan dalam.
"Kenapa papa dan mama tidak telpon dulu kalau mau datang? Ayla bisa masak makanan kesukaan papa?"
Perempuan tersebut bertanya cepat sambil mengerutkan keningnya, menyalami laki-laki tersebut dengan cepat.
Antara hati dan bibir sama sekali tidak sinkron, menawarkan tapi bersyukur karena tidak menghubungi, jadi tidak perlu membuat persiapan repot-repot, tapi agak kesal juga Kate tidak diberitahukan sejak awal jadi tidak ada persiapan mental menghadapi mama mertuanya.
Mendengar Jawa Ayla laki-laki tersebut mengehela pelan nafasnya.
"Mama mu yang pegang handphone nya, Papa sudah minta telpon kamu dulu takut kalian pergi, tapi tau sendiri itu mama mu"
Laki-laki tersebut menjawab sambil menggulum senyumannya, mencium kening menantu nya dengan cepat dan bergerak untuk masuk kedalam.
"Bara pergi?"
Pada akhirnya papa mertuanya bertanya dengan cepat bergerak masuk ke arah jalan bersama Ayla, berjalan tepat di samping menantu nya secara perlahan.
"He em"
"Sudah ada perkembangan?"
Tiba-tiba saja mama mertua nya bertanya dari dalam sana, bergerak menuju kearah dapur.
Ayla terlihat menggenggam erat telapak tangan nya, dia pikir ini pasti soal anak-anak lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Yulvita Darnel
apa jangan-jangan papanya bara adalah selingkuhan Alya.
2024-03-22
0
PeQueena
ak jadi curiga dengan papanya bara,,jangan² selama ini selingkuhannya ayla...
2023-03-12
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
apa mungkin selingkuhan Ayla papa Bara
2023-02-21
2