Masih kembali ke malam tadi
villa milik Bara.
Mendengar ucapan Embun sejenak Bara mematung, menatap mata Embun untuk beberapa waktu, menelisik netra yang bicara setengah menasehati dirinya, bukan marah tapi berusaha untuk mengingatkan.
Rasa nya aneh, karena ini kali pertama dia diperhatikan oleh seseorang selain nenek nya, bahkan mama nya tidak begitu memperhatikan dirinya.
Bara memilih diam, tangan kanan nya Secara perlahan menutup laptop milik nya.
"Aku tidak tahu jika pekerja seperti ini jika dibawa kerumah akan beresiko fatal"
Dia menjawab datar, terkesan dingin seperti wajah nya yang tanpa ekspresi, meksipun begitu tapi setidaknya cukup membuat Embun berpikir Bara laki-laki yang cukup bisa di ajak berkomunikasi dan berkompromi.
"Kamu tidak ingin menikmati makanan nya?"
Laki-laki tersebut bertanya, menatap kembali kearah Embun untuk beberapa waktu kemudian melirik kearah paper bag yang diberikan nya pada Embun tadi.
Gadis tersebut seketika terkejut.
"Ah... maaf"
Dia bicara cepat, menundukkan kepalanya karena tidak enak hati, lupa jika dia diberikan oleh-oleh makanan oleh Bara.
"Aku akan membuka nya"
Lanjut gadis tersebut lagi kemudian, bergerak menuju kearah dapur dengan cepat, dimana Bara akhirnya mengikuti langkah dia, membiarkan kaki nya menapaki sisa jejak kaki yang dimiliki Embun, tiba-tiba dia punya hobi baru, menapaki sisa telapak kaki gadis yang ada dihadapan nya tersebut.
"Kecil."
Laki-laki tersebut membatin, menatap kaki Embun yang melangkah 2 langkah lebih dulu daripada dirinya.
Begitu Embun sampai di dapur, tangan nya meraba bagian kitchen set yang terletak barisan piring, mangkok dan sendok, mencari beberapa mangkok kemudian sendok.
Dia mengeluarkan berbagai macam makanan di dalam paper bag yang diberikan Bara, meraih mangkok dan satu menu pertama, dia membalikkan tubuhnya dengan cepat dan,
"Hah?!"
Embun terkejut, hampir melepaskan mangkok yang ada ditangan nya dan nyaris menjatuhkan satu plastik berisi makanan, Bara tiba-tiba berdiri dibelakang nya, terlalu mengejutkan dirinya.
Laki-laki tersebut refleks menangkap mangkok dan makanan yang nyaris terlepas, mendapatkan nya dengan cepat.
"Maaf, tuan"
Embun jelas terkejut, mencoba menetralisir jantung nya yang nyaris melompat keluar karena terkejut, dan berusaha terus menahan detak jantungnya kembali yang kini berdetak tidak beraturan karena posisi Bara yang kini berada tepat dihadapannya tanpa jarak pasti, terlalu rapat di mana dagunya hampir menyentuh bibir laki-laki tersebut.
Embun mendongakkan kepalanya, menatap netra tajam yang mampu membuat takut siapapun yang memandang termasuk dirinya.
"Apa aku mengejutkan mu?"
Pertanyaan tersebut terlalu ambigu, jelas saja dia mengejutkan Embun, kalau tidak bagaimana mungkin gadis tersebut memberikan respon berlebihan seperti itu.
"Maafkan aku"
Alih-alih menjawab, gadis tersebut lebih suka kembali mengucapkan maaf, seolah-olah dia salah karena kurang berhati-hati dan kurang peka terhadap kehadiran Bara, tidak berpikir laki-laki tersebut akan mengikuti dirinya hingga ke dapur.
Bara tidak kembali bicara, membiarkan kedua tangan nya meletakkan kedua barang ditangan nya ke meja kitchen set dibelakang Embun, sengaja Membuat pergerakan dimana kedua tangan Bara mengurung tubuh nya, mendorong posisi Embun seketika mundur kebelakang, gadis tersebut memejamkan bola matanya karena menegang, menampilkan ekspresi lucu dan takut secara bersamaan, membuat Bara begitu menikmati ekspresi gadis dihadapannya tersebut.
Terlalu mengganggu namun begitu indah untuk dinikmati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
~>🌼Mom NaNa🌼<~
embun terlalu meresahkan 😃
2023-02-27
0
tegar chaliq
kali ini jatah Embun Untuk Bara yg aku kasih Vote mak Eva . semangat 💪🙏
2023-02-22
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
hm Bara mulai menikmati keindahan yang ada didepannya
2023-02-21
1