Sela berusaha terlihat biasa saja saat keluar dari kamar Jeno. Sejujurnya dia merasa bersalah, dia tidak ingin menyakiti perasaan Jeno tapi dia juga tidak bisa memberikan harapan palsu pada lelaki itu.
Sela tidak memiliki perasaan apapun pada Jeno, bahkan setelah kencan mereka dan juga ciuman mereka di rooftop. Itu hanyalah sebagian dari gaya hidup Sela saja.
Ya, di inggris Sela memang sebebas itu. Berciuman adalah hal biasa, bahkan bisa dilakukan pada orang asing, begitu juga dengan berkencan, tidak melulu harus saling mencintai untuk berkencan.
Bahkan ***, di inggris itu hanya di anggap sebagai kebutuhan manusia saja, bukan sebagai pengikat suatu hubungan atau penggambaran nyata dari rasa cinta.
Sela sudah pernah melakukannya, itulah kenapa dia menyebut dirinya kotor.
Kehidupannya begitu bebas disana. Dan Sela tidak mau merusak Jeno.
Lelaki itu masih perawan, eehh..yaa maksudnya masih polos. Sela tidak ingin mengecewakannya, Sela merasa tidak pantas untuk Jeno.
"Sela..." Seru seorang wanita yang sangat ia rindukan suaranya.
"Mama..." Gadis itu berlari untuk memeluk orang yang sudah 7 tahunan tidak ia temui.
"Papa..." gadis itu bergantian memeluk papanya.
"Kau baik-baik saja? Kudengar kalian diserang?" Yunho memutar tubuh Sela untuk memastikan tidak ada luka di tubuh putri kesayangannya.
Bertepatan dengan itu Jeno turun dari kamarnya dan menyapa orang tua Sela.
"Aku baik-baik saja pah.. tapi Jeno terluka." Kata Sela.
"Aah.. Lee Jeno, kau semakin tampan saja." Puji Krystal, mama Sela.
"Bagaimana lukamu? " Tanya Yunho.
"Sudah lebih baik om."
Yunho melihat Jeno sebentar lalu kembali melihat Sela. Tanpa sengaja tatapannya jatuh pada leher Sela yang menampakkan bercak merah.
"Kamu alergi? Atau itu luka bekas penyerangan kemarin??" Yunho menunjuk tengkuk Sela dengan tangan kanannya, dia memang begitu, overprotektif pada putrinya.
"Ah.. tidak, ini karena digigit Jeno."
Semua orang di ruangan itu melotot termasuk Jeno.
Beruntung Sela segera menyadari kesalahannya hingga dia cepat-cepat meralat.
"Nyamuk, digigit nyamuk maksudnya." Gadis itu sengaja menambahkan kekehannya untuk mengalihkan perhatian. Bisa-bisanya dia lupa menutupi bekas kiss mark Jeno yang belum hilang tempo hari. Aish.. gadis itu juga heran bagaimana Jeno membuatnya hingga sulit hilang begini.
Jessica dan Krystal tampak saling pandang, lalu tersenyum penuh arti.
"Yah karena semua sudah berkumpul, ayo kita sarapan bersama."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bagaimana disini? Betah?" Tanya Krystal pada putrinya. Melihat bagaimana putrinya terbiasa membantu Jessica menyiapkan meja makan tanpa sungkan dan tampak sudah terbiasa dengan ini.
Sela mengangguk. Tangannya berhenti mengaduk sup dalam mangkuknya.
"Aku seperti anak kedua disini." Jawab Sela dengan candaan.
Semua orang disana tertawa kecuali Lee Jeno. Lelaki itu terlihat badmood. Dia memandang cumi-cumi di piringnya seolah ingin mengajaknya berkelahi.
Sela sejak tadi memperhatikannya, untuk itu dia banyak bercanda di meja makan untuk mencairkan suasana tapi Jenonya tetap begitu. Mengangkat wajahnya saja tidak.
"Mm.. Tante, hari ini Sela ikut mamah pulang ya."
Perkataan Sela membuat Donghae dan Jessica menatap cepat ke arahnya, Jeno pun begitu.
"Yah.. kenapa? Katanya betah disini." Jessica sangat menyayangkan keputusan itu.
"Ya kan rumah Sela sudah selesai di renovasi, mama dan papa juga sudah pulang, masa iya Sela numpang terus disini." Kata Sela.
"Tante senang kamu disini Sel, kamu taukan dua orang pria itu terkadang asyik sendiri. Tante suka kalau ada yang menemani masak dan ngobrol." Jessica menunjuk Jeno dan Donghae dengan dagunya lalu memasang wajah kesal.
"Nanti Sela sering main kesini deh tante. " Sela mencoba tersenyum, melihat guratan kecewa Jessica yang tampak tidak main-main.
Jessica memang memperlakukan Sela sepeti putrinya sendiri selama Sela disini, itulah kenapa Sela bisa merasa nyaman. Tapi tetap saja kan dia bukan keluarga kandung, terlalu sungkan rasanya menumpang untuk waktu yang lama.
Sela kembali melirik Jeno yang ternyata sedang menatapnya. Sangat lama dia menatap Sela hingga membuat Sela merasa tidak nyaman dan memilih menyibukkan dirinya dengan makan.
"Jeno bantu Sela berkemas ya..." kata Jessica.
Ya, Setelah sarapan Sela akan ikut orang tuanya pulang. Yunho dan Krystal sedang menikmati teh mereka di ruang tamu sembari menunggu Sela berkemas. Sementara Jeno mengikuti Sela ke kamarnya di rooftop.
"Harus pindah ya? Tidak bisa disini saja?" Suara berat Jeno terdengar tidak rela. Sela berbalik menghadap lelaki itu.
"Iya, aku kan punya rumah."
"Apa karena aku? "
Sela mengerutkan keningnya,
"Apa karena aku bilang menyukaimu jadi kamu tidak nyaman?" Tatapan Jeno tampak memelas, ada sedikit penyesalan di balik sorot matanya yang jernih.
Sela menggeleng cepat.
"Tidak.. tidak.. bukan itu...."
"Bohong." Jeno menyelanya dan membuat Sela menghela nafas. Gadis itu berjalan mendekatinya lalu menangkupkan tangannya di kedua pipi Jeno. Mereka saling pandang.
"Aku tidak terganggu dengan itu Lee Jeno, aku hanya tidak enak terus menumpang disini. Aku harap kau mengerti."
Tatapan Jeno yang sekarang sungguh membuatnya takut. Sela tau dia mungkin telah menyinggung lelaki itu saat dia menolaknya atau mungkin Jeno yang polos telah salah mengartikan perlakuan Sela padanya. Sela menganggap kencan mereka adalah hal biasa tapi mungkin Jeno tidak. Wajar jika lelaki itu merasa dipermainkan.
Jeno tidak mengatakan apapun. Dia menurunkan tangan Sela dari pipinya lalu berjalan melaluinya.
Jeno membantu Sela menurunkan kopernya dari tangga dan tidak mau menatap gadis itu sampai dia benar-benar pergi.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments