"Ngga Asik"

Ini hari minggu, dimana agenda Sela hari ini adalah berkencan dengan kasur seharian.

Rasa kantuknya melebihi rasa lapar hingga Sela tidak terlalu memikirkan tentang perutnya.

Tapi kesenangannya di hari minggu harus buyar karena suara ketukan keras di pintunya.

"Sela.. sel.."

Sela mengerang di balik selimutnya. Dia tau itu suara Jeno. Mau apa dia datang pagi-pagi ??

"Sela.." panggil Jeno sekali lagi yang membuat Sela terpaksa meninggalkan ranjangnya.

Gadis itu menguap lebar, dengan wajah mengantuk dia membuka pintu.

"Ada apa??" Tanyanya dalam mode suara parau.

"Aku lapar." Ada nada manja dalam intonasi suara Jeno. Itu membuat Sela harus mengerjap 2 kali saat menatapnya.

"Tante Jessica kemana?"

"Belum pulang, mama bilang mereka mau pesta reunian selama 2 hari di Busan."

Dasar Jeno tidak tau diri. Sudah mengganggu orang tidur sekarang matanya juga jelalatan melihat sesuatu yang membuat para lelaki penasaran.

Berhubung Sela hanya mengenakan pakaian tidur mini yang terdiri dari sepotong tangtop longgar dan celana pendek di tambah lagi dia tidak pakai dalaman membuat 2 bulatan kecilnya terlihat agak menonjol. Jeno secara terang-terangan menelan ludahnya.

Sela yang telah sadar sepenuhnya dari rasa kantuk, kini mulai menyadari ke arah mana tatapan Lee Jeno tertuju. Gadis itu refleks menutupi dadanya dan kembali masuk ke dalam.

"Jaga matamu Lee Jeno !!" Omelnya.

Sela mengganti pakaiannya dengan yang lebih tertutup sebelum turun ke dapur. Jeno mengekorinya sampai dapur dan menunggui Sela memasak.

"Mau makan apa?"

"Apa aja." Katanya.

Jeno memang bukan tipe pemilih makanan. Dia bisa memakan apapun itu asal bukan rasa matcha.

Lelaki itu menatap Sela yang berjalan kesana kemari mengambil bahan makanan.

Sela cukup mahir memasak, tinggal sendiri di negara orang selama beberapa tahun membuatnya jadi gadis mandiri. Tapi Sela sedang tidak dalam mood yang baik untuk menunjukkan bakat memasaknya. Gadis itu hanya ingin membuat yang simple agar dia bisa cepat bertemu ranjangnya lagi.

Jeno cukup kagum akan betapa luwesnya tangan gadis itu.

Sela membuat nasi goreng kimchi dengan sosis lalu mengaduk penggorengan dengan gerakan cepat seperti chef di hotel. Jeno bahkan terlonjak kebelakang ketika melihat apinya naik ke atas penggorengan lalu tiba-tiba menghilang.

'WAH..' gumamnya takjub. Rasanya seperti melihat acara master chef yah Jen.

Kurang dari 20 menit, 2 porsi nasi goreng kimchi sudah siap di meja makan. Gadis itu lalu mendekati mesin kopi untuk membuat secangkir kecil americano.

Dia tampak bingung sesaat ketika membawa cangkirnya ke meja lalu menatap Jeno.

"Mau pakai susu?" Tawar Sela.

Entah kenapa pandangan Jeno tiba-tiba beralih ke dadanya dan membuat Sela harus memukul bahu Jeno.

"Akkk.." keluh lelaki itu sembari mengelus bahunya.

"Jangan mesum ya !!"

Jeno tidak membela diri karena dia memang sudah tertangkap basah. Lelaki itu juga tidak tau kenapa otaknya jadi mesum begini.

Setelah dia berciuman dengan Sela semalam sejujurnya Jeno tidak bisa tidur dan terus terbayang-bayang sosok gadis itu. Bahkan fantasi sexual tentang Sela juga muncul dalam mimpinya. Ini sungguh gila.

Sela tidak mau bertanya lagi pada Jeno tentang kopinya. Gadis itu secara sembarangan menuang susu di kopi milik Jeno lalu dia membuat satu lagi untuk dirinya.

Kedua orang itu makan dalam diam di meja makan. Bahkan suara dentingan sendok saja tidak terdengar.

Jeno cukup tau diri dia sudah merepotkan Sela dengan menyuruhnya memasak pagi-pagi. Jadi dia menawarkan dirinya untuk mencuci piring bekas mereka makan.

Saat itu Sela berjalan ke arah sofa dan terlihat sedang bicara pada seseorang di telepon.

"Aku di korea, kenapa memangnya ??" Kata Sela.

Jeno mengelap tangannya lalu berdiri mematung melihat Sela.

"Sekarang? Duh.. merepotkan saja." Sela terlihat kesal ketika mematikan ponselnya.

Gadis itu akhirnya sadar kalau Jeno sejak tadi memperhatikannya jadi dia menoleh pada Jeno.

"Kamu libur ??" Tanyanya. Jeno hanya mengangguk.

"Boleh minta tolong??"

"Boleh." Jeno bahkan menjawab tanpa berpikir.

"Antar aku ke asrama adikku yah.. "

"Oke."

...🌱🌱🌱...

Jung Sungchan adalah adik Sela yang berbeda 7 tahun darinya. Dia masih sma dan sekolah di sekolahan khsusus laki-laki dan tinggal di asrama sekolah.

Sekolah Sungchan sangat ketat bahkan mereka memiliki kedisiplinan tinggi layaknya tentara. Yah.. maklum lah, Sungchan kan anak tentara.

"Jen.. Jeno, Kamu dengerin aku ngga sih?" Sela terlihat kesal dan menegakkan tubuhnya.

Sela dan Jeno sedang dalam perjalanan menuju asrama Sungchan memakai motor sport Jeno . Sepanjang jalan Sela terus berceloteh tentang Sungchan meskipun Jeno tidak bertanya. Ini karena Sela terlalu mengantuk dan punggung Jeno yang nyaman untuk di sandari membuat Sela hampir tertidur.

Sela pikir dengan mengobrol bisa membuat kantuknya hilang, namun sayang sekali, Jeno orangnya tidak asik.

"Iya denger." Katanya.

"Ngomong dong. Aku takut ketiduran kalau ga ada teman ngobrol."

Diluar dugaan, Jeno justru menggenggam erat kedua tangan Sela yang melingkar di perutnya.

"Tidur aja, aku pegangin." Katanya.

"Kalau jatuh bagaimana?"

"Ya aku pungut."

Sialan memang. Tidak bisakah Jeno basa-basi sedikit?

Biarpun dia tidak tertarik dengan obrolan tidak penting ini setidaknya tanggapilah sedikit-sedikit.

Sela menunggu di depan pos satpam ketika dia sampai di gedung asrama Sungchan. Gadis itu menunggu disana  selama 5 menit untuk bertemu adiknya.

Sela terakhir bertemu dengan Sungchan saat lelaki itu masih smp, dan setelah sekian tahun tidak bertemu membuat Sela harus memicingkan matanya saat melihat Sungchan.

"Ini Sungchan?" Dengan bodohnya Sela bertanya.

"Kelamaan kena angin inggris yah jadi lupa sama adik sendiri. " Sindir Sungchan.

"Lagian kamu tiba-tiba tinggi banget."

"Iyanih kak, mau nyium cewe jadi susah."

Sela melotot dan refleks mencubit perut adiknya itu.

"Sekolah yang bener, jangan macam-macam." Ancam Sela. Sungchan memutar matanya bosan. Tidak mama atau papanya bahkan kakaknya juga suka menceramahinya.

Mata sipit Sungchan lalu melirik ke arah Jeno yang berdiri di samping kakaknya.

"Waah.. pacar baru yah.. cash atau kredit?" Sungchan tersenyum menggoda dan menoel dagu kakaknya.

"Jangan ngomong aneh-aneh. Dia putra profesor Lee Donghae." Sela memberi tatapan penuh arti pada Jeno. Maksudnya dia mau Jeno memperkenalkan diri tapi lelaki itu malah diam saja.

"Namanya Lee Jeno." Lanjut Sela malas. Jeno benar-benar tidak peka. Kaku seperti robot kalau bertemu orang baru.

"Yang sabar yah kak, dia orangnya agak bawel." Sungchan bicara pada Jeno dengan jari telunjuk yang mengarah ke Sela.

Anehnya Jeno malah tersenyum dan mengangguk. Sela hanya mengumpat dalam gumamannya mendengar ejekan Sungchan.

"Ini uangnya. Jangan boros." Sela memberi Sungchan beberapa lembar uang dan juga camilan yang dia beli sebelumnya.

"Cuma segini?"

"Jangan cerewet. Kakak belum gajian."

Sungchan memberikan tanda 'oke' dengan jarinya lalu memeluk kakaknya sebelum masuk kembali ke asrama.

Jeno tampak sedikit linglung ketika Sela mengajaknya pulang. Seperti ada hal yang ingin dia katakan tapi dia ragu.

"Kenapa?" Sela benar-benar tidak tahan dengan diamnya Jeno hingga dia harus memancing untuk bicara duluan.

"Mm... Jalan-jalan yuk."

Entah karena malu atau apa, Jeno tidak bisa menatap Sela saat bicara.

"Kalau ngomong liat orangnya." Kata Sela menggoda.

Jeno akhirnya menatapnya dengan wajah serius. Lalu mengulang permintaannya.

"Jalan yuk.."

Sela tampak berpikir sebentar. Menimbang-nimbang apakah dia sedang terlalu malas atau tidak, lalu terlintas sebuah ide jahil dari kepalanya.

"Ngga mau ah. Jenonya ngga asik." Sela lalu meninggalkan Jeno dan jalan lebih dulu ke arah parkiran motor.

"Sela... Sel.. "

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!