Lee Taeyong

Sela sebenarnya tidak yakin tentang semua yang Jisung katakan.

Okey, Sela bisa menerima kalau hantu itu memang ada tapi dia tidak yakin apakah manusia bisa berhubungan dengan ruh atau bahkan berkomunikasi dengan mereka.

Tapi Sela tidak ingin meremehkan Jisung. Meskipun ini sulit di cerna oleh pemikiran modern nya.

Sela,Yuka dan Jisung mendatangi rumah yang 'ditunjukkan' oleh ruh disamping Jisung.

Ya. Lelaki itu menyisakan satu kursi kosong di  bagian belakang mobil untuk ruh itu duduk.

Dan Sela jadi merasa merinding.

"Jisung... kau bilang bisa bicara dengan ruh kan?? Lalu kenapa kau tidak menanyai ruh tuan Lee Dongmin dan memintanya menceritakan perihal kematiannya." Rasa penasaran Sela  akan bakat Jisung membuatnya bertanya tanpa berpikir. Jisung juga tampak tidak keberatan untuk menjawab.

"Begini... tidak semua ruh itu mengikuti tubuhnya. Ada yang langsung kembali ke alam arwah, ada juga yang tersesat tidak tau kemana."

"Jadi kau belum bertemu ruh tuan Lee Dongmin?"

Jisung menggeleng,

"Berhenti membicarakan ruh. Aku jadi merinding." Kata Yuka.

Jisung terlihat menoleh ke arah kursi kosong di sampingnya lalu mengarahkan Yuka ke tempat yang dimaksud.

"Kau yakin disini ??" Yuka yang duduk di kursi kemudi tampak ragu-ragu menghentikan mobilnya di depan gang sempit. Sementara Sela sibuk membagi lokasinya pada Jeno.

Sela,Jisung, dan Yuka tiba lebih dulu di lokasi. Mereka menyapa seorang wanita paruh baya dengan wajah teramat lelahnya. Duduk seorang diri di depan kios yang menjual ikan laut.

Fakta yang membuat Sela terkejut adalah bahwa semua yang dikatakan Jisung itu benar. Wanita itu tunarungu dan hidup seorang diri.

Yuka tidak kuasa memberitau wanita itu kenyataannya hingga Sela harus mengambil alih. Wanita itu menangis tersedu sembari masuk ke dalam rumah untuk mengambil foto putrinya yang dia pajang di pigura kecil.

Mayat yang ditemukan pihak kepolisian kondisinya sudah tidak bagus. Sepertinya sudah terendam air lebih dari 24 jam dan wajahnya sudah rusak, tapi satu titik yang di tunjuk oleh Yuka seolah menjawab semuanya.

"Sudah jelas." Kata Yuka.

Mayat itu memiliki tato kupu-kupu di ujung pundaknya, sama persis dengan gadis di foto.

Jeno datang bersama Jaemin tidak lama setelah itu. Sela sempat beradu tatapan dengannya sebelum mengalihkan tatapan itu pada Jaemin.

"Tatonya sama." Kata Sela menunjukkan foto gadis itu.

"Kita perlu uji dna untuk laporan." Jelas Jeno. Sela mengiyakannya dan meminta Jisung mengambil sample.

Yuka mendadak jadi pendiam setelah kedatangan Jaemin dan terkesan menghindari tatapan Jaemin yang seolah mengejarnya.

"Kenapa melihat sepeti itu? Yuka kan jadi takut." Tegur Sela. Gadis itu memang blak-blakan.

"Maklum Sel, mantan." Bisik Jeno.

'Aaahhh..'   Sela refleks menutupi mulutnya yang menganga. Baru tau dia kalau Yuka daa Jaemin adalah sepasang 'mantan'.

Sela dan Yuka memang baru berteman saat kepindahan Sela. Dia tidak banyak tau tentang Yuka tapi mereka cukup akrab.

Sela, Yuka dan Jisung memutuskan langsung kembali ke rumah sakit setelah mendapatkan sample untuk tes dna. Sebelum masuk mobil Sela sempat melirik ke arah Jeno berharap lelaki itu mengatakan sesuatu seperti 'hati-hati di jalan' atau mungkin 'bye' tapi apa yang Sela harapkan dari seorang Lee Jeno. Sudah pasti lelaki itu hanya diam saja. Jeno kan tidak asik.

'Cih.. bisa-bisanya aku berharap lebih setelah kencan kemarin..' Gumam Sela.

"Apa sel???"  Yuka yang duduk di sampingnya nampaknya mendengar gumaman itu.

"Tidak. Tidak apa-apa." Sela tersenyum kikuk untuk menutupi kebohongannya.

...🌱🌱🌱...

Sela tidak pergi kemanapun saat jam makan siang, tidak juga memesan makanan melalui delivery order seperti yang kebanyakan teman-temannya lakukan.

Gadis itu sudah cukup puas dengan hidangan di kantin rumah sakit dan tidak keberatan memakan apa saja menu yang ada.

Yuka pergi ke kamar mandi karena mengeluh sakit perut sementara 2 orang anak magang, Jisung dan Chenle sedang membuat laporan kasus mereka.

Jadilah Sela makan seorang diri siang itu.

Dia cukup beruntung mendapatkan 2 lembar tonkatsu hari ini. Biasanya Sela tidak pernah kebagian. Gadis itu makan dengan damai ketika ada sebuah nampan yang mengisi sisi meja yang lain.

Sela mendongak, menatap orang yang mengambil tempat duduk di hadapannya, lalu Sela menunduk untuk memberi salam.

"Kemana yang lain?" Tanya lelaki itu.

"Sedang sibuk." Jawab Sela di sela-sela dia mengunyah.

Siapapun tidak akan pernah menduga bahwa kelaki berwajah manga dengan gaya fashionable dan tindikan berjajar ini adalah seorang ketua tim ahli forensik. Hanya tinggal 1 jenjang lagi Taeyong bisa di panggil profesor, sayangnya dia belum mau melanjutkan study nya.

"Kuharap kau tidak terkejut dengan keahlian Jisung." Kata Taeyong sedikit terkekeh. Lelaki itu mengaduk spagetty carbonara miliknya dan menyuapkannya kedalam mulut.

"Anda tau ?"

"Ya. Dia berbakat. Aku ingin merekrutnya saat lulus koas nanti."

'Berbakat dalam hal bicara dengan orang mati.' Tambah Sela dalam hati. Harusnya Jisung memendam dalam-dalam bakatnya itu. Karena terlalu menakutkan bagi Sela.

Gadis itu memakan tonkatsunya lagi lalu menatap kedepan ke arah Taeyong. Tidak di sangka lelaki itu juga tengah menatapnya dan Taeyong terkejut lalu tersedak.

Sela yang melihat itu jadi panik lalu menawarkan minumannya pada Taeyong.

"Tenang saja, belum kuminum." Jelas Sela.

Taeyong meminum itu hingga habis setengah. Lalu kembali bicara ketika batuknya mereda.

"Bekas kamu juga tidak masalah." Katanya.

Taeyong tidak melanjutkan makannya dan malah menatap Sela.

"Jangan menatapku." Protes Sela tanpa sungkan. Taeyong terkekeh mendengar itu.

"Kau tau, hanya kau junior yang berani bicara tidak sopan padaku."

"Terima kasih pujiannya. " Tidak ada yang namanya senior dan junior dalam kamus hidup Sela. Semua manusia itu derajatnya sama.

"Ini teguran bukan pujian nona Jung."

"Tapi ekspresimu seperti sedang memujiku bukan menegurku."

"Aku menegur perilakumu tapi mataku terus memuji kecantikanmu. Lalu ekspresi seperti apa yang harusnya aku tunjukkan?" Taeyong tertawa lagi melihat Sela yang menghindari tatapannya karena malu.

Sela tidak merasa seperti dipuji tapi merasa sedang dirayu. Gadis itu tertawa remeh. Taeyong dari luarnya saja terkesan cool padahal tukang gombal.

"Waktu istirahat mau habis. Tugasmu hari ini menjaga mayat yang baru tiba ya, nanti kalau ada waktu luang jagain sekalian hatiku biar ngga lepas."

"Gombal terus.."

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!