Park Ji-Sung dan Roh Halus

Sela menjalani pemeriksaan di kantor polisi sebagai saksi sekaligus korban setelah kejadian penyekapannya minggu lalu.

Haechan juga ada disana. Dia menjalani pemeriksaan meskipun lehernya masih memakai penyangga. Lebam di wajahnya mulai memudar tapi wajah memelasnya membuat Sela begitu kasihan padanya.

"Lehernya masih sakit??"

"Sebenarnya sudah tidak sakit tapi gatal." Lelaki itu memasang gestur akan menggaruk lehernya tapi terhalang penyangga leher.

Sela terkekeh melihat tingkahnya itu. Bagi Sela Haechan adalah polisi ter-imut yang pernah dia temui.

"Selamat pagi...."

"Selamat pagi..."

Sela ikut menoleh ke arah pintu masuk ketika para polisi junior menyapa seniornya.

Ada Jeno, Jaemin dan Mark yang baru tiba. Jeno sempat melirik Sela sebentar lalu berjalan menuju mejanya.

Wajah lelaki itu berubah badmood setelah melihat Sela.

Sela jelas tau alasannya dan membuat gadis itu tersenyum geli atas tingkah kekanakan Lee Jeno.

Singkat kata Jeno merajuk setelah Sela menolak ajakannya kemarin. Lelaki itu bahkan tidak mau memberinya tumpangan pagi ini sampai-sampai Jessica mengomel. Bahkan Jeno juga menghiraukan Donghae yang marah.

Sela menjalani pemeriksaan selama 3 jam penuh dan itu membuat tubuhnya pegal. Haechan sudah kembali ke ruang kesehatan untuk beristrirahat dan tinggal dia sendirian di depan kursi kosong. Sela berbalik arah melihat ke arah meja Jeno. Lelaki itu masih disana, berdiam diri dengan memangku kepala menatap komputer. Wajahnya sangat serius entah apa yang sedang dia kerjakan.

Sela masih punya sedikit waktu luang sebelum dia kembali ke rumah sakit. Gadis itu melangkah dengan main-main ke meja Jeno lalu menunduk di depan mejanya. Sela lalu berbisik,

"Aku free... pengen jalan-jalan." Katanya.

Tatapan Jeno beralih dari layar komputer ke kedua iris jenaka Sela.

Entah kenapa tatapannya menaruh segudang  kecurigaan pada gadis itu. Mungkin dia takut di php.

"Tidak mau ya ? Yasudah tidak jadi." Sela menegakkan tubuhnya. Dia belum beranjak karena sengaja menunggu tanggapan dari Jeno.

Lucunya lelaki itu langsung mempoutkan bibir bawahnya dengan wajah merajuk.

Sela terkekeh geli melihat wajah itu. Dia setengah mati menahan diri untuk tidak mencubit pipi Jeno.

"Mau jalan..?" Tanyanya sekali lagi. Jeno mengangguk.

"Tapi aku tidak mau jalan-jalan biasa." Kata Sela. Dia kembali mencondongkan tubuhnya ke arah Jeno. Kali ini lebih dekat ke arah telinganya.

"Aku maunya kita kencan." Bisik Sela.

Gadis itu menegakkan tubuhnya lagi dan melihat bagaimana Jeno mengangguk tanpa ragu. Lelaki itu menatap Sela dengan senyumannya yang manis.

'Ugh.. sial.. ngga kuat nih kalau disenyumin begini.' Batin Sela.

"Okey. Nanti sore sepulang kerja yah."

Ujar Sela sebelum dia berpamitan untuk pergi. Sela sudah bersiap untuk memesan taksi online. Tidak disangka ternyata Jeno mengikutinya keluar dan menahan tangannya.

"Aku antar yah..?" Tawarnya

"Tidak perlu. Kamu kan sedang jam kerja."

"Aku antar. Tunggu disini. "

Lelaki itu keras kepala dan tidak bisa di bantah. Sela akhirnya menurut saja pada Jeno.

...🌱🌱🌱...

"Jisung, mayat mr.x sudah di jahit?" Tanya Sela pada seorang anak magang bernama Park Jisung.

"Chenle yang melakukannya. Ketua Lee tadi memintaku menimbang organ."

Sela mengangguk paham. Gadis itu membaca jurnal beberapa mayat tanpa nama yang di temukan akhir minggu ini.

"Bagaimana dengan tes dna nona sungai han?"

"Belum ada yang cocok." Kata Jisung.

Kemarin sore pihak kepolisian menyerahkan satu mayat gadis muda yang mengapung di sungai Han. Tidak ada tanda-tanda kekerasan dan hasil autopsi mengarah ke bunuh diri. Namun juga tidak di temukan identitas pada pakaiannya.

"Kakak, percaya hantu tidak?" Tanya Jisung tiba-tiba. Lelaki muda itu menggeret kursi terdekat di pos depan kamar mayat. Duduknya bersebelahan dengan Sela.

"Tentu saja. Hal-hal seperti itu pasti ada."

"Kalau begitu apa kau akan percaya kalau aku bisa melihat ruh dan bicara dengannya?"

Sela langsung menatap Jisung dengan pandangan yang sulit di artikan.

'Apa anak ini sedang bercanda?' Pikirnya.

"Aku bertemu ruh nona yang meninggal di sungai han. Dia bilang namanya Seol Wonhee. Dia bunuh diri karena patah hati."

Sela menatap Jisung tidak percaya. Tapi wajah Jisung tampak sangat serius saat mengatakannya.

"Are you serious??"

Jisung mengangguk mantap.

"Ruh itu mengajakku ke rumahnya dan memintaku mengabari ibunya. Ibunya seorang wanita tua tunarungu yang tinggal di dekat pasar myeongdong. "

"Okey kita kesana tapi kita tidak bisa kesana sendiri. Mayat itu diserahkan pihak kepolisian paling tidak kita harus mengajak perwakilan mereka."

Saat itu hanya nama Jeno yang terlintas di pikiran Sela.

Sela beralibi karena dia hanya mengenal Jeno padahal nyatanya dia memang memikirkan Jeno sepanjang hari.

Gadis itu langsung mengabari Jeno lewat pesan singkat dan lelaki itu setuju untuk membantu.

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!