"Assalamualaikum bapak.. bagaimana kabar mas Irham dan keluarga? Sebelumnya saya mohon maaf dengan sebesar-besarnya pak, saya ingin membatalkan niat menikah dengan mas Irham.. dikarenakan saya sudah tidak bisa menunggu lagi. Maaf bapak,, maaf sekali...”
Pesan terkirim ke pak Sholih.
Setelah satu minggu berlalu, Salmia mantap untuk membatalkan keterikatan hubungannya dengan mas Irham. Sudah hampir satu tahun ia menunggu, dan menurutnya itu sudah lebih dari cukup untuk memberi waktu.
“Maaf ya pak, mas Irham..Di luar sana masih banyak laki-laki yang ngantri soalnya ehe” batin Salmia dengan tingkat kepedean yang sudah diambang batas. Tapi emang bener sih haha.
Tingg!
“Waalaikumussalam nduk.. maaf ya nduk jika sudah membuat kecewa.. bapak hargai keputusannya nduk Salmia.. bapak bener-bener mohon maaf ya nduk.. ini di luar kendali bapak sekeluarga, bapak tidak pernah ada niatan mempermainkan nduk Salmia..” balasan dari bapak Sholih.
“Enggih bapak tidak apa-apa.. sekali lagi saya minta maaf nggih pak.. Terimakasih sudah ada niat baik pada saya dan keluarga..semoga Allah paring semuanya lancar, sehat dan barokah.. aamiin” Salmia langsung membalas.
“Aamiin nduk.. titip salam buat bapak ibu ya.. semoga semuanya diberi kesehatan, panjang umur dan dimudahkan semua urusannya..”
“Aamiin aamiin bapak..”
Jujur. Salmia merasa iba.. hati mungil nan imutnya tidak tega membaca balasan bapak Sholih yang sangat lembut. Ia sedih. Namun hatinya sudah mantap untuk batal.
*****
Menikmati panorama lautan di saat senja memang menyegarkan pandangan juga hati. Tenang. Itulah yang Salmia rasakan saat ini.
Selain karena Salmia yang sangat menyukai lautan, jingga di ufuk barat yang kian menjadi merah megah itu semakin membuatnya takjub. Ia sangat bersyukur dapat menikmati momen ini.
“Indah banget kan..” Suara Rahman memecah keheningan.
Sontak Salmia dan Nisya menoleh ke arah Rahman.
“Iya nih, makanya kita pada diem, saking menghayatinya haha” Jawab Nisya.
“Kirain pada kesambet haha, pada bengong semua haha” Timpal Rahman yang diikuti tawa Salmia dan Nisya.
“Makasih ya mas, dah ngajakin main bertiga wkwk”
“Iya sama-sama biar pada refresh pikiran haha biar gak bosen mainnya sama mbak Nisya terus haha” jawab Rahman.
“Yeee.. yang ada aku yang bosen sama Salmia hahahha” sahut Nisya.
Tentu saja itu hanya gurauan. Karena semua tahu, Salmia memiliki banyak teman akrab, hanya saja Nisya lah yang paling sering bersamanya.
Rahman sedikit-sedikit melirik Salmia. Ia sangat mengagumi senyum indahnya. Ingin rasanya ia mengungkapkan perasaannya sekarang juga, namun keberaniannya masih belum cukup. Kali ini ia hanya bersyukur karena setidaknya Salmia belum menjadi milik siapapun.
“Emm sepertinya mas Rahman suka sama aku.. tapi aku pura-pura gak tau aja deh haha pede banget luu sal..” batin Salmia yang beberapa kali mendapatkan tatapan teduh Rahman.
Jujur saja ia sempat terbawa perasaan, namun ia menghiraukan perasaan itu.
Setelah matahari tenggelam sepenuhnya, merekapun mampir ke masjid untuk sholat magrib lalu pulang.
*****
“Mas maaf ya hampir tiap malam nemenin aku terus lewat chatting. Aku juga gak tahu kenapa setakut ini, sedih bangettt” pesan Salmia pada Rahman lewat aplikasi hijau.
Hingga detik ini Salmia masih mengalami gangguan tidur alias insomnia. Sejujurnya ia sudah cukup frustasi dan merasa tidak enak pada Rahman. Selama ini iapun sudah berdoa, namun sepertinya rasa takutnya sudah menempati level tinggi.
“Halah santai aja mbakk.. aku seneng kok bisa bantuin mbak.. apalagi bantuin bidadari hahahah” jawab Rahman.
Dasar. Bukan cowok namanya kalo gak suka gombal. Em ada sih, tapi jarang haha. Rahman memang tipikal laki-laki yang suka gombal, namun hanya pada orang yang memang sudah ia anggap akrab dan bisa diajak bercanda. Begitupun dengan Salmia, banyak laki-laki menyukainya karena ia humble, fleksibel dan mudah diajak bercanda.
“By the way mas,6 bulan lagi umurku 23 tahun, dan kayaknya aku dah pengen nikah sih. Tapi bingung mau nikah sama siapa wkwk. Belum ada yang mantep di hati.” balas Salmia mulai curhat tanpa ada maksud apapun, karena Salmia memang belum terlalu menyukai Rahman.
Selang berapa detik Rahman sudah membalasnya.
"Em mba kriteria mba gimana sih? Harus kaya gak? Atau pns? "
"Kalo aku yang penting faham agama, pengertian, bisa menerima kekurangan aku, humoris dan komunikasi nyambung.. Gak harus kaya, yang penting dia mau kerja keras buat nafkahin anak istrinya.. "
"Emm aku mau ngomong boleh mba? "
"Wkwk ngomong aja ih mas , daritadi kan dah ngobrol juga kita hahaah"
"Tapi jangan marah ya mba"
"Enggalah mas insyaallah, yang penting bukan bahasa kasar wkwk"
"Aku udah lama suka sama mba Salmia, Kalo mbak mau nikah sama aku, aku udah ada kerjaan, dan udah ada tabungan dikit buat ke depan, aku emang ga sebaik calon-calonmu yang lain, yang kaya, sukses muda, PNS, tentara, dll tapi insyaallah aku tulus.. Emm tapi kalo mba gak suka aku gapapa mba.. "
Terkirimlah pesan itu dan Salmia juga sudah membacanya. Namun Rahman malah segera menghapusnya.
"Ehe aku udah baca tadi mas"
Salmia tidak kaget akan hal itu, karena memang sudah keliatan Rahman ada rasa padanya.
"Ehe maaf mba.. Aku terlalu malu, kayak gak pantes aja mengharapkan kamu.. "
"Ihh pantes yo mas.. Emm Salmia pertimbangin ya mas, InsyaAllah nanti aku istikhorohin dulu ya mas.. Ehe"
"Makasih banyak mba.. Emm tapi aku harap kita tetep temenan ya mba, takutnya ntar kamu menjauh karena tahu aku ada rasa ke kamu.. "
"Jelas dong mas..Aku bakal tetep temenan smaa mas dan gak akan menjauh..Malah berterimakasih karena mas udah suka sama aku..Aku juga sebenarnya kagum sama mas Rahman.. Tapi nanti saya sholat dulu ya mas.. "
"Iya mba, santai aja mbak.."
Salmiapun menimang-nimang. Ia rasa mas Rahman cukup baik untuk menjadi kandidat calon suaminya. Dia terlihat dewasa, sangat perhatian dan pekerja keras. Namun seketika ia ingat Revan. Sejujurnya ia lebih suka dengan Revan, namun Revan sudah tidak pernah membahas lagi soal perasaannya pada Salmia.
"Aku chat Revan aja deh.. " Ucap Salmia pada dirinya sendiri.
"Revan, kamu udah ada rencana nikah?"
****
Revan sedang mempelajari buku ujian masuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Drtt..drtt...
"Salmia nanyain kapan nikah? Hah? Kaget aku jantungku rasanya mau copot! aku seneng bangett" celoteh Revan dengan wajah sumringah.
Revan memang masih sangat menyukai Salmia. Namun ia sedang fokus persiapan ujian dan merasa malu jika ingin membahas soal perasannya lagi. Karena sebelumnya Salmia tidak mengatakan apa-apa saat ia mengungkapkan perasaannya beberapa bulan lalu.
"InsyaAllah habis ujian TNI aku baru pikirin itu Sal.. Kalo aku lolos, aku bakal ikut pendidikan TNI dulu setahun, habis itu baru bisa nikah.. Kalo aku gak lolos, mungkin aku harus tanya orangtuaku dulu Sal.. "
"Kamu mau jadi TNI Van? "
"Iya Sal"
"Yahh.. Sebenarnya aku suka sama kamu Van, tapi aku mikir-mikir sekarang.. Jujur aku menghindari profesi Dokter, Polisi, TNI, serta profesi lain yang menguras banyak waktu untuk pekerjaan, apalagi TNI.. Aku soalnya ga bisa ditinggal kalo tidur Van.. Aku ada gangguan tidur di malam hari, pengennya ditemenin suami.."
"Ya Allah Sal, tapi gimana ini udah cita-cita aku, aku mau banggain ibu sama diri aku sendiri.. Aku ga ada bakat kalo jadi pengusaha.. Sebelumnya aku daftar guru gagal, polisi juga gagal, ini kesempatan aku Sal.. "
Sedih. Revan menjadi dilema. Namun bagaimana, ini adalah cita-citanya sejak lama. Sungguh pilihan yang berat antara cinta dan cita-cita.
"Iya Van, aku juga gak pengen halangin cita-cita kamu.. Lagian ini aku juga masih harus istikhoroh kok Van.. "
"Gimana kalo gini Sal, tiap aku dinas ke luar kota, kamu ikut biar aku temenin tidurnya.. Aku juga sayang kamu Sal.."
"Tapi kan gabisa gitu terus Van.. Kalo kita dah punya anak, gak mungkin kan anak kita pindah-pindah sekolah terus, kasiann"
"Iya juga sih Sal.. Gini deh.. Kalo nanti ada laki-laki Ganteng, faham agama dan kaya, aku rela lepasin kamu, biar kamu bahagia Sal.. Aku takutnya kamu malah gak bahagia sama aku karena belum bisa nemenin kamu 24/7 alias setiap waktu.. "
"Iya Van..aku pikir-pikir dulu ya.. "
Denting jam terus bergerak, dan selang 4 jam sejak Salmia mengirim pesan ke Revan, kini ia sudah mengirim pesan kembali.
"Van setelah aku pikir-pikir aku mau nerima kamu yang mau jadi TNI, karena aku suka sama kamu."
Betapa bahagia hati Revan. Namun ia malah takut. Takut jika ini hanyalah kesenangan sesaat. Entahlah itu yang ia rasakan.
"Makasih Sal, InsyaAllah kita nikah habis aku selesai pendidikan. "
"Iya Van, tapi kita tetep sholat istikharah dulu ya Van..Soalnya jujur kadang ragu kadang yakin.. "
"Iya Sal..aku selalu sholatin kamu kok.. "
Di sisi lain, Rahman juga menerima pesan dari Salmia.
"Mas Rahman, Maaf ya, sebenernya aku suka sama Revan.. tapi aku belum putusin kok.. aku masih mau istikharah lagi ini mas.. "
Darrr. Rahman seperti sudah tidak ada harapan. Kalo lawannya Revan ya dia kalah telak.
"Haha iya gapapa mbak.. InsyaAllah Revan yang bakal mbak pilih ahahha..santai aja mba.. "
"Emm maaf mas Rahman.. Tapi belum pasti kok.. "
Bukan maksud Salmia untuk mempermainkan hati Rahman. Namun memang di lubuk hatinya ia masih bimbang, belum sepenuhnya yakin dengan Revan sekalipun ia merasa lebih suka dengan Revan.
***
Seminggu kemudian.
"Nis. Aku bingung banget. Harus pilih Revan atau Rahman. Di sisi lain, aku lebih suka Revan, tapi sekarang aja Revan sibuk belajar buat TNI, gimana besok kalo dah jadi TNI hiks.. Mana tau sendiri pekerjaan TNI tuh gimana, aku kan kalo dah bucin gampang kangen pengen bareng terus huhu.. " Tanya Salmia pada Nisya lewat aplikasi hijau. Biasa curcol "curhat colongan" haha.
"Kalo Rahman? " Balas Nisya
"Jujur aku juga bingung, aku juga suka kangen kalo Rahman sehari gak chat aku tapi aku gak tahu apa aku emang sayang sama Rahman atau engga hikss.. Terus kalo Rahman tuh pengen jadi pengusaha, sama kayak aku, jadi aku merasa kek lebih cocok sama dia gitu.. Rahman juga lebih ada banyak waktu buat aku, ia bisa luangin chat aku di sela-sela kerja driver SP.. Tapi aku masih sholatin sih sampe sekarang.. "
"Gini deh kamu tanya hati yang terdalam, lebih takut kehilangan yang mana.. Terus tetep doa terus jangan berhenti.. Kalo dah waktunya ntar InsyaAllah terjawab kok.. "
"Yuppp wkwkw sedih bat, diantara dua pilihan wkwk"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments