Laki-laki pilihan Salmia

Salmia menatap langit cerah diatas sana. Indah dan menenangkan hati. Kemudian ia termenung sendirian di teras depan rumahnya. Secara sadar ia masih menyukai Revan, namun ada kebimbangan di dalam hatinya. Ia ingin menikahi Revan, namun ia merasa tidak bisa kehilangan Rahman.

Setelah pengalaman dengan mas Irham, ia menjadi lebih hati-hati dalam memutuskan. Bahkan sudah resmi satu bulan ia menggantungkan hati Rahman dengan keputusan yang masih mengambang. Sedangkan pada Revan ia masih mengatakan bahwa ia menyukainya.

“Bodoh. Kenapa aku harus bilang ke Revan sih kalo aku suka dia. Iya kalo aku mantep nikahnya sama diaa, kalo enggak gimana, sama aja aku ngasih harapan palsu ke dia hikss..”

Kebanyakan orang akan merasa Salmia aneh. Karena jelas-jelas ia sadar bahwa ia menyukai Revan kenapa tidak menikah dengan Revan saja. Namun tidak ada yang tahu bahwa ada sesuatu yang tidak Salmia sadari.

Bahwa sebenarnya ia sudah memiliki rasa sayang pada Rahman, itulah mengapa ia lebih takut kehilangan Rahman disaat ia sadar menyukai Revan. Terlebih selama ini Rahman lebih banyak hadir di hidup Salmia dibanding Revan.

“akh aku ke kamar aja deh, aku mau sholat.”

Setelah mengambil air wudhu, Salmiapun langsung sholat istikhoroh di dalam kamarnya.

“Ya Allah, engkau yang lebih tahu siapa yang terbaik diantara keduanya, bukan, maaaksud hamba yang lebih cocok dan baik untuk saya. Revan itu kaya, wajah juga tipe aku, penampilan keren, faham agama juga, humoris juga, tapi sepertinya ia keras kepala dan sedangkan aku juga keras kepala kalo disatuin bakal banyak debat gak ya huhu..mana ditambah dia mau jadi TNI lagi..”

“Disisi lain, Rahman mungkin tidak sekaya Revan, tapi jujur aku tidak tahu Rahman dari keluarga biasa atau kaya, Rahman dan saudara-saudaranya kan kuliah swasta semua tanpa beasiswa lagi. Penampilan Rahman gak keren, sedangkan tipe aku laki-laki yang rapi, Rahman juga gak setampan revan, tapi dia sepertinyaa faham agama juga, humoris juga, dan lebih sabar, kayaknya juga gak keras kepala ataupun egois, dia insyaallah bisa lebih banyak nemenin aku dibanding Revan..”

“Ya Allah bisa gak sih aku nikahin dua-duanya aja ehe maap maap ya allah khilaff..”

“ya Allah aku hanya bisa menilai manusia dari apa yang terlihat dan aku tidak tahu sebenarnya siapa yang terbaik untuk saya, mohon petunjukmu ya Allah..”

Seharipun Salmia tidak pernah berhenti untuk berdoa.

...****************...

Waktupun berjalan begitu cepat.

Mungkin sudah satu minggu berlalu sejak hari itu. Hari ini adalah hari dimana Salmia akan memilih salah satu di antara Rahman dan Revan.

POV Rahman

Rahman sedang duduk diatas sajadah. Ia sedang sholat hajat. Kemudian mendoakan atas hubungannya dan Salmia.

“Salmia aku bakal sabar menunggu sampai kapanpun.. Selama kamu masih mau kontak sama aku.. ini udah sebulan tapi kamu masih belum mutusin mau nikah sama siapa.. aku gapapa Sal.. Jika pada akhirnya kamu pilih Revan, aku lebih baik ga denger keputusan kamu lebih lama lagi Sal, biar masih bisa berhubungan sama kamu.. karena kalo kamu udah pilih Revan, kayaknya aku gak sanggup dan lebih baik lupain kamu..”

Ucap Rahman kemudian pada dirinya sendiri setelah selesai berdoa.

Drtt...drtt..

Sontak Rahman langsung mengambil ponselnya ketika mendengar getaran di atas kasurnya.

“Assaaalamualaikum mas Rahman, Salmia mau menikah sama mas Rahman, Salmia gak jadi milih Revan..” Pesan dari Salmia

“Ya Allah ini bener nggak, gilakkk ini mimpi gak gaiss, Salmia milih aku?? Alhamdulillah ya Allah terimakasih ya Allah.. “ celoteh Rahman dengan wajah sumringrah bahkan menitikkan air mata saking senengnya.

“Beneran mbak Salmia, gak nyesel?” balas Rahman.

“Insyaallah enggak mas, asal mas juga nggak menyakiti hati Salmia..”

“Insyaallah engga mba.. aku usahain yang terbaik untuk bahagiain mbak.. makasih banyak ya mbak udah nerima aku..”

“Iya sama-sama mas Rahman.. jadi rencana nikahnya kapan?”

“Kalo akhir tahun gimana mba? Tapi aku lamarnya segera..”

“Boleh mas, soalnya aku udah pengen nikah, beberapa hari lagi aku umur 23 tahun soalnya..dan aku juga takut tidur sendiri..ehe”

“Iya mbak, aku usahain ya.. emm kalo sekarang aku panggil kamu dek mau gak? Hahaha”

“wkwk mau mas “

Kebahagiaan Rahman tak terkira hari ini, seperti mimpi ia bisa diterima Salmia. Ia bertekad akan melakukan apapun untuk Salmia, tentu hal-hal yang baik saja.

...****************...

POV Revan

Revan sedang menangis saat ini. Ia tidak lolos ujian TNI sehingga ia gagal mewujudkan citaa-citanya, ia sudah gagal ujian PNS berturut-turut tahun ini, dari ujian kedinasan, polisi, hingga TNI.

Sedangkan ia tidak cocok dengan jurusan kuliahnya, tidak sesuai passionnya dan terasa berat. Ia bingung harus bagaimana sekarang. Ia juga sempat ada cekcok dengan anggota keluarganya yang menambah luka hatinya saat ini.

“Ya Allah aampuni aku,, aku sedang ingin marah, aku ingin mengeluh.. aku lelah.. ya Allah ini berat..”

Tuungg!!

Revan mendengar bunyi notifikasi pesan dari aplikasi hijau. Sebenarnya ia malas membuka ponsel, namun hatinya merasa harus segera melihat pesan itu.

“Jangan-jangan itu dari Salmia.”

Iapun beranjak dari atas kasur menuju meja di depan pintu dimana ia mencharger ponselnya.

“Assalamuaikum Revan.. Van sebenarnya aku masih suka sama kamu, aku gak bohong, aku suka sama kamu.. kamu adalah laki-laki yang baik.. namun kamu ingat aku selalu bilang aku butuh waktu untuk memutuskan semuanya dengan sholat istikhoroh,, aku selalu bimbang kemarin-kemarin..gimana ya Van aku bingung ngomongnya..”

“Gimana Sal, bilang aja Sal..”

“Maaf bangettt ya Van.. aku bener-bener suka kamu.. tapi setelah dua bulan aku istikhoroh ini aku gak mantep sama kamu.. hatiku selalu ragu.. maaf banget Van.. aku gak bisa terusin ini, aku takut makin jadi haraan palsu buat kamu.. aku gak ada niatan itu Van.. aku maaf banget Van.. maafin aku Van.. hikss..”

Hati Revan seperti ditusuk bertubi-tubi. Kabar dari Salmia sukses membuat air matanya kini semakin deras. Ia tidak menyangka Salmia akan menolak dia, padahal dia sendiri yang mengatakan bahwa ia menyukainya.

“Sal.. kata ibu sama kakak aku.. wajar kalo kita kadang ragu.. mungkin itu ujian orang mau nikah Sal.. aku juga kadang ragu kadang yakin sama kamu Sal.. Plis kamu pertimbangin lagi Sal.. aku masih mantep sama kamu Sal..bahkan ibu pengen ketemu kamu Sal..”

“Sekali lagi maaf Van..aku udah yakin sama keputusan aku Van.. Allah memberi petunjuk ke aku dengan kemantapan hati dan keraguan selama ini Van.. maaf banget Van.. pliss”

“Yaudah kalo itu keputusan kamu Sal, mungkin aku emang bukan imam yang baik buat kamu, semoga kamu dapat laki-laki yang bisa bahagiain kamu ya..”

“Van.. gak gitu.. kamu itu baik Van.. tapi soal cocok enggaknya kita hanya Allah yang tahu Van.. jadi misal si A, dia sebenarnya baik tapi ternyata kalo disatuin sama si C itu ga cocok.. gitu Van.. kamu baik banget Van..”

“Iya Sal..”

“Van, plis aku nangis juga sekarang.. aku sedih.. tapi hati aku gak mantep van.. hikss aku sampe gak makan dari pagi Van..”

“Kamu harus makan Sal, nanti kamu sakit kalo gak makan..”

“Iya Van..”

Setelah itu Revan tidak membalas lagi. Ia menangis sejadi-jadinya. Rasanya tidak ada yang baik hari ini. Ia sangat sedih dan mengurung diri di kamar.

“Kamu tega banget Sal..” ucap Revan di sela tangisnya..

...****************...

POV Salmia

Sama halnya dengan Revan. Salmia juga sedang mengurung diri di kamar. Dia menangis tersedu-sedu. Ia sayang dengan Revan. Namun ia tidak bisa membohongi diri bahwa ia masih ragu untuk menikah dengannya dan malah yakin pada Rahman.

“Maafiin aku Van.. aku sayang banget sama kamu Van.. hikss..tapi setiap habis sholat aku gak mantep sama kamu Van.. maafin aku Van,, hikss hikss aku juga sayang sama kamu.. maaf Van aku gak tahu kamu udah cerita ke keluarga kamu.. maafin aku Van..hikss.. semoga kamu dapat wanita yang lebih baik dari aku Van... hiks hikss..” tangis Salmia.

Salmia memang mantap menikah dengan Rahman, namun bagaimanapun ia suka dengan Revan, dan itu membuatnya sakit juga sedih.

****

Beberapa hari ini Salmia sudah tidak berkirim pesan dengan Revan, ia hanya berkirim pesan dengan Rahman saja.

Namun Revan masih belum bisa ikhlas dan berharap semua yang Salmia ucapkan sebelumnya hanyalah mimpi buruknya.

“Sal, ibu penasaran sama kamu, ibu pengen main ke rumah kamu.. ehe”

Pesan Revan terkirim pada Salmia.

“Ya Allah Revan kamu membuat aku jadi sedih lagi..” batin Salmia.

“Maaf Van, Kamu bercanda kan van? Ehe” balas Salmia.

“Aku serius Sal, masak bercanda.. “

“Tapi Van..”

“Tenang aja Sal, nikahnya nggak buru-buru kok.. yang penting ibu aku pengen main dulu ke rumah kamu dan ketemu kamu Sal..”

“Tapi Van.. Istikhoroh aku ke kamu gak mantep Van.. maaf banget Van..”

“Oalah yaudah Sal, gapapa kok..”

“Maaf banget Van..”

“Iya gapapa Sal”

Revan kembali sedih, ini semua bukan mimpi, tapi ini begitu menyakitkan, ia sangat menyayangi Salmia.

Sementara di tempat lain, Salmia kembali merasa bersalah pada Revan dan menjadi sedih lagi.

Jangan lupa dukung aku ya teman-teman jika kalian suka ceritaku.. ❤❤❤

Terpopuler

Comments

Salis R_

Salis R_

Aaa terimakasih banyak kak..

2022-11-16

0

teti kurniawati

teti kurniawati

saya mampir. sudah sy tambahkan ke favorit

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!