Gangguan Tidur

Tepat pukul 2 dini hari, Salmia bergulang-guling ke kanan dan ke kiri di atas tempat tidurnya. Raut wajahnya gelisah dan sedikit frustasi.

"Ahh, kenapa sih selalu begini..! Hikss susah banget mau tidur.. " Ucap Salmia kesal.

Seperti biasa, ia tidak bisa tidur padahal sudah hampir pagi lagi.

"Duh mau chat siapa ya, buat nemenin aku huhu.. Em cari yang online deh"

Salmia scroll kontak di ponselnya. Ternyata yang online jam segitu hanya Rahman.

"Hmm cuma mas Rahman, yaudah deh gapapa, biasanya juga suka curhat jam segini" Akhirnya Salmia mengirim pesan pada Rahman.

"Assalamu'alaikum mas, lagi sibuk ga?"

Selang beberapa detik Rahman sudah membalas pesannya.

"Wa'alaikumussalam.. Ada apa mba Salmia, mau curhat kah? Wkwkw aku siap dengerin.. "

Ya, bagi Salmia maupun Rahman, mereka tidak terlalu anti chat dengan lawan jenis asalkan masih dalam batas wajar. Apalagi Salmia udah anggep Rahman sebagai sahabat laki-lakinya.

" Wkwk enggaa..aku cuma butuh temen ngobrol.. seperti biasa aku belum bisa tidur, mana ditambah parno lagi, takuttt" Jawab Salmia jujur.

"Oalah gitu, yaudah kuy ngobrol wkwk, mumpung aku juga lagi kerja.. "

"Ih sampai jam segini masih nerima orderan? Emang ga capek?"

"Engga mba, haha udah biasa. . Lagian di rumah juga kadang susah tidur, mau nabung juga sih"

Membaca chat mas Rahman barusan, Salmia merasa kagum dengan Rahman yang cukup pekerja keras, mana baik hati lagi.

"Keknya mbak emang dah butuh sosok teman tidur wkwk" chat Rahman lagi.

"Haha iya kayaknya mas, masih nunggu hilal wkwk"

Merekapun lanjut berkirim pesan hingga subuh, meskipun tidak full chattingan. Karena Rahman juga harus mengantar orderan.

Setelah subuh Salmia baru bisa tidur.

Tuk tuk tuk...

"Mbak Salmia.. Mbak.. " Panggil salah satu temen kosnya.

"Emh.. Siapa sih.. " Salmia menggeliat. Rasanya masih sangat mengantuk.

Ia pun akhirnya membuka pintu dengan sempoyongan dan sesekali menguap.

"Oalah mbak..ada apa ?" Tanya Salmia.

"Mau ikut joging gak mbak? Yuk.. "

"Oalah engga mbak, aku ngantuk banget" Jawab Salmia.

"Ih pagi-pagi jangan tidur ih mbak, pamali tau. "

"Ehe iya mbak, dari semalam aku belum bisa tidur.. "

"Oalah oke deh mbak"

Sejujurnya emang bener kata temen kosnya itu. Pagi-pagi lebih baik aktivitas. Tapi masalahnya ia punya gangguan tidur di malam hari, jadinya ya paginya pusing kalo tidak tidur. Dia juga tidak tahan lembur. Kalo malemnya lembur tugas kuliah, paginya mesti pusing. Akhirnya ia balik tidur lagi.

Banyak yang mengira ia pemalas, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Pernah saat dia merasa pusing, ia tetap memaksa aktivitas yang akhirnya berimbas sakit beberapa hari.

Tapi apalah daya kebanyakan manusia suka menilai seenak jidat mereka.

•~•|~•|~•~•|•

Trriing.. Trriing... Triingg.. !!

Kini Salmia mulai terganggu ketika alarmnya terus berbunyi.

"Ah jam berapa sihh.. "

Ia pun meraih ponselnya. Seketika mukanya shock.

"Whatt!! Jam 2 siang, gilaa aku kebo bangett! Aaaa.. mana ada kuliah jam 11 pagi tadi. Haduhh ga bisa dibiarin nih, gimana kalo kayak gini terus huftttt.. "

"Akh keknya aku emang butuh suami haha.. "

Bisa-bisanya muncul pikiran somplak, mana keras banget lagi ngomongnya.

"Dikira enak kali nikah. " Tiba-tiba terdengar suara Nisya menimpali. Ia langsung masuk karena tahu pintu kamar tidak dikunci.

"Eh tapi aku juga dah pengen bikin anak. "

"E buset Salmia. Emang random nih anak.. " Sahut Nisya.

"Kok kamu kesini ga bilang-bilang Nis, ada apa nih? "

"Mau main aja, butuh temen curhat haha"

"Ada-ada aja luu.. "

Keduanya memang sudah cukup akrab dan sama-sama random, kocak, rame pula. Jadi jangan heran kalo bahasa mereka campur-campur.

"Eh nis, tapi keknya enak ya bisa tidur sama suami, malamnya bikin anak, kalo dah capek bisa tidur deh.. Jiakakakkk.. " Ucap Salmia diikuti gelak tawa.

"Mesum lo, istighfar Sal, keknya kamu harus nikah cepet deh, dah tuh terima aja orang-orang yang ngajakin nikah, biar ga kebanyakan halu. " Ledek Nisya. Nisya sendiri emang belum pengen nikah.

"Ya aku pengen sih, tapi belum siap jadi istri nih, baru siap enaknya doang haha"

Wahai kaum adam. Si Salmia, perempuan yang kalian idam-idamkan ternyata segila ini. Tapi emang baik sih haha.

"Enak aja lo cuma pengen enaknya doang, aku juga mau kalo gitu mah wkwk"

Drttt.. Drtttt.. Ponsel Salmia bergetar.

"Bentar Nis ada yang chat. "

"Okee"

" Mbak Salmia, ini pak Ahmad.. Besok mau main ke rumah kamu bisa?"

"Emm ada apa ya pak?"

"Ini ada hal penting yang mau saya bicarakan dengan kamu dan keluarga, santai aja kok sekalian silaturahim "

"Oalahh gitu,,boleh pak, nanti tak kabarin orangtua saya.. "

" Baik mbak.. " balas pak Ahmad. Chatting pun berakhir.

" Eh nis ntar temenin aku pulang mau gak? Hehe" Tanya Salmia dengan wajah memelas seperti anak-anak minta jajan.

"Boleh deh, ke desa Sabana kan"

"Iya bener wkwk..huhu makasih banyak ya nis kamu udah baik banget sama aku.. Semenjak ada kamu, aku ga gak hancur-hancur banget, gak cuman stress aja yang dipikirin haha"

"Ihh santai aja kamu mahhh, aku malah seneng punya sahabat kayak kamu. Yang penting gak ada acara bunuh diri lagi aja dehh wkwk. "

" Haha enggaklah, sekarang aku dah mulai lebih bisa ngontrol mental aku.. Masalah seberat apapun insyaallah udah bisa sabar dan gak ada pikiran ke arah sana. Takut dosa juga e beb huhu. Yang penting semoga gak jatuh ke lubang yang sama lagi.. Haha" Sahut Salmia berkaca-kaca.

"Puk.. Puk.. Udah gapapa.. Kamu punya aku di sini.. " Hibur Nisya.

"Eh btw gue bingung, pak Ahmad mau bahas apa yaa, jadi penisirinnn wkwkk"

"Haha yaudahlah liat besok aja, sekarang siap-siap packing aja yukk" Ajak Nisya.

"Eh astagfirullah aku lupa kuliah tadi aku ga izin, udah telat banget sih sebenernya."

"Haha terus gimana?"

"Yaudah deh biarin aja, masak mau izin kesiangan, wkwk ga mau bohong aku haha"

"Ckckck, jangan ditiru ya pemirsa temenku satu ini." Ucap Nisya ala-ala pembawa berita.

Salmia memang sosok yang ceria dan seakan tanpa beban jika dilihat dari luarnya. namun sebenarnya ia juga memiliki kenangan buruk yang terkadang masih terlintas di pikirannya.

Insan yang terlihat baik-baik saja, kebanyakan hanya berusaha tegar untuk dapat bertahan melewati hari-harinya.

Kita semua memiliki tantangan dalam hidup kita masing-masing. Begitupun dengan Salmia dan Nisya. Mereka sama-sama tahu bahwa mereka membutuhkan pundak untuk bersandar. Tidak hanya Salmia, Nisya pun tentu memiliki masalahnya sendiri.

Salmia selalu mengingat pesan dalam buku yang pernah ia baca.

Bersyukurlah jika disampingmu ada seseorang yang setia mendukung. Namun jangan berkecil hati jika masih berjuang sendirian. Tuhan yang menciptakan kita senantiasa selalu menemani dan mendengar do'a-do'a kita. Kita semua tahu, ini berat. Bertahanlah hingga akhirnya kita kembali kepada-Nya dan mendapatkan sesuatu yang istimewa dari-Nya.

Kebahagiaan yang kekal

Terimakasih yang sudah baca cerita saya..

mohon dukungannya ya teman-teman, berikan komentar yang positif dan semoga cerita saya menjadi cerita favorit kalian❤🙏😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!