Bab 18 Tertangkapnya Pelaku

Ceklek. Suara pintu ruang rawat Rena terbuka. Terlihat sosok Haris keluar ruangan dengan wajah muram.

"Bagaimana, nak? Apa yang kalian bicarakan? Rena mengatakan sesuatu padamu?" ibu Rena bergegas menghampirinya begitu tahu Haris keluar.

Hanya gelengan kepala lalu tak lama kemudian terbit senyuman dipaksakan.

Tanpa menunggu lama ibu Rena langsung masuk ruangan rawat Rena.

Vio mencoba untuk mendekati Haris bermaksud untuk menanyakan sesuatu, namun Vio paham bahwa Haris saat ini butuh waktu sendiri. Lalu ku urungkan niatku untuk bertanya dengan mundur satu langkah kemudian aku melewatinya dan masuk ke ruang rawat Rena.

Begitu Vio masuk, dia mendapati Rena menangis dalam pelukan ibunya. Sedih dan pilu pastinya yang dirasakan Rena.

"Astaghfirullah. Cobaan apa yang telah Kau berikan pada Rena selama ini, semoga ada akhir nikmat yang indah buat Rena" batin Vio sembari melihat ibu dan anak berpelukan dengan penuh kasih sayang.

Karena tidak bermaksud mengganggu keheningan mereka berdua, Vio lalu balik badan dan segera keluar. Di luar Vio mendapati Haris duduk di kursi tunggu sambil termangu. Seolah ada yang dipikirkan olehnya.

"Haris! Mungkin kamu bisa pulang pagi ini. Biar aku dan ibu yang menjaganya. Kamu harus bekerja juga kan?" Vio coba mendekati dan berkata dengan hati-hati.

Drrrttt ddrrrrttt..getaran panggilan dari ponsel Vio. Di situ tertera panggilan dari maminya. Segera Vio mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum, ya mi? Ada apa?" sapa Vio.

"...."

"Baiklah" jawab Vio kemudian.

Setelah meletakkan ponselnya ke dalam tas slempangnya, kaki Vio melangkah maju menuju ruang rawat Rena.

"Ibu, Rena, mohon maaf ternyata aku harus pulang sekarang" ucap Vio sambil memeluk Rena.

"Maaf ibu ternyata Vio harus pulang dulu. Lalu biar Haris yang menunggu Rena dulu, bu. Lebih baik ibu pulang istirahat dulu. Dari semalam ibu belum istirahat. Nanti begitu Vio sampai rumah Vio akan meminta tolong sama Bi Ani buat kesini bantuin jaga Rena. Bagaimana?" dengan menatap Rena dan ibu bergantian. Namun wajah Rena tampak begitu sedih ketika Vio menyebut nama Haris.

"Ren, Haris sudah berjanji tidak akan meninggalkanmu. Semua ini berawal dari hubungan masa lalu Haris. Maaf aku harus mengatakan ini padamu" Vio tidak ingin Rena larut dalam kesedihannya. Vio hanya ingin Rena tahu bahwa calon suaminya itu masih peduli dengannya.

"Sudahlah, Vi. Kamu pulang saja. Aku sudah baikan kok. Nanti jika kamu sudah luang kamu bisa ke sini lagi" senyum Rena tampak terpaksa hanya ucapannya tampak begitu tulus. Sebuah kasih sayang seorang sahabat yang begitu tulus.

"Iya, nak. Pulanglah dulu. Ibu ada di sini. Jangan khawatirkan ibu dan Rena. Terimakasih ya, nak sudah membantu kami" ucap tulus ibu Rena.

"Jangan lupa makannya terus dijaga ya. Biar cepat sehat dan toko rotimu menunggumu" canda Vio supaya Rena bisa sedikit tak bersedih.

"Iya, bawel" jawab Rena tidak ingin sahabat kecilnya ini khawatir. Rena mencoba tetap tersenyum dan baik-baik saja. Apa yang sudah terjadi padanya itu adalah takdirnya. Dan dalangnya sudah mendapat balasan setimpal tinggal pelaku pemerkosanya yang belum tertangkap karena dalangnya masih bungkam.

Vio pun melangkah keluar setelah berpamitan.

Sampai di rumah, Vio memeluk maminya.

"Bagaimana kabarnya Rena, Vi?" tanya mami tampak ikut khawatir.

"Papi sudah menceritakan semuanya. Sekarang papimu sedang mengurusi sisanya. Sudah kamu jangan khawatir ya. Pelaku pemerkosaan itu pasti akan segera ditemukan" ucap mami sambil menghapus air mata Vio yang sudah meleleh tanpa ijin.

Vio tidak bisa berkata-kata karena sudah sangat lelah. Dia butuh istirahat ekstra agar nanti bisa menemani dan menghibur Rena dengan baik. Vio bersandar dipelukan maminya seperti anak kecil yang butuh sandaran.

"Sekarang istirahatlah" perintah mami Vio.

Viopun menanggukkan kepalanya dan sebelum itu meminta mami untuk bicara sama Bi Ani. Mami tahu maksud Vio sehingga tanpa Vio berkata pun sudah memahaminya. Segera Vio beranjak naik ke lantai atas menuju kamarnya dan mami segera memanggil Bi Ani dan memintanya sesuia instruksi Vio. Bi Ani pun segera menuju ke rumah sakit pusat dengan membawa perbekalan buat Rena juga ibunya.

Di dalam kamar, Vio setelah membersihkan diri kemudian menscroll story aplikasi birunya. Tampak di sebuah akun pujaan hatinya foto seorang Prayoga sedang memegang tangan seorang perempuan disertai caption "menarilah dihatiku".

Hati Vio terasa sedih. Diakui memang dihati kecilnya masih merindukan laki-laki itu. Dia merindukan suaranya yang selalu mengisi hari-harinya sebelumnya.

Air matanya menetes kembali tanpa dikomando. Kemudian dia mengusapnya lalu berkata "Aku tidak boleh menangisi hal yang tidak jelas itu. Bodoh kamu, Vi" senyum tipis menyeringai tampak dibibir mungilnya.

Tidak mau berlarut dalam kesedihannya, Vio segera mematikan ponselnya kemudian pergi beristirahat. Agar nanti disaat ketemu Rena badannya sudah fresh.

Hari sudah siang. Tak lupa Vio melaksanakan kewajibannya untuk sholat kemudian dia bergegas makan. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Rena.

Setelah ponsel dia nyalakan, terdapat banyak notif. Ada Farel papi juga Rena. Sebelum menelpon Rena Vio menelpon papinya terlebih dulu.

"Assalamu'alaikum pi, ada apa papi menelpon Vio?"

"....."

"Baik, biarkan Vio yang kesana" ucap Vio dengan sorot mata tajam.

"Kamu dimana?"

"......"

"Temui aku di gudang semalam" Vio menelpon pengawal pribadi papinya.

Setengah jam kemudian mereka berdua sampai di gudang kemarin. Segera Vio masuk dengan langkah lebar. Begitu pula Jimy sang pengawal pribadi papinya.

Begitu masuk gudang, Jimy mengguyur pelaku itu dengan air dingin sontak pelaku itu terbangun dengan tubuh yang menggigil.

"Rupanya kamu yang sudah menghancurkan masa depan saudaraku? Dibagian mana yang kau gunakan itu ha?" teriak Vio. Namun pelaku itu tampaknya meremehkan Vio hanya karena seorang perempuan.

"Hahahaha..kamu hanya menggertakku gadis ingusan" remeh pelaku pemerkosa itu.

"Ohoo..kamu meremehkanku hanya aku seorang gadis? Ok. Kamu lihat bagaimana aku bekerja" lalu sebuah tendangan meluncur dari kaki Vio hingga pelaku itu terpental jauh lima meteran.

Tubuh pelaku itu kekar. Memang wajahnya lumayan tidak begitu jelek. Namun tetap saja dibawah kaki Vio akan kalah karena kekuatan tendangan Vio sangat kuat.

Seketika pelaku itu menyemburkan darah dari mulutnya. Sekarang melihat tatapan Vio yang begitu nyalang membuat pelaku itu bergidik.

"Ka..kamu. Apa yang kamu lakukan padaku?" ucapnya terbata-bata.

"Memberimu pelajaran. Bagaimana tenagaku? Masih tidak percaya pada kekuatan perempuan?" senyum kejam tampak di wajah Vio yang cantik.

"Aku bahkan tidak percaya bahwa kamu wanita berhijab yang terlihat lembut" ucap pelaku itu tak percaya dengan penampilan Vio seperti yang dia lihat. Memang tidak meyakinkan bahwa Vio memiliki kekuatan bela diri yang kuat.

"Katakan! Kenapa kamu mau melakukan itu pada saudaraku?" pelintir jari tangan pelaku oleh Jimy hanya dengan sebuah isyarat dari Vio.

"Aaaaa.." teriak pelaku.

"Cepat katakan!" gertak Vio.

"Ka..ka..karena Rena pernah menolakku dulu. Dan kebetulan aku adalah sepupu Fifi" aku pelaku.

Vio yang mendengarnya pun kaget.

"Kenapa?! Kaget ya?" kata pelaku memprovokasi dengan tertawa terbahak. Namun setelahnya, Jimy melakukan sisanya. Vio pun pergi melangkah keluar menuju ke rumah sakit. Tadi setelah menelpon Jimy Vio menelpon Rena dan Rena masih di rumah sakit hari ini Rena sudah diijinkan pulang. Maka dari itu Vio ingin menjemputnya.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!