Bab 8 Harapan

Malam semakin larut ketika Vio sampai di hotel tempat dia menginap. Begitu turun dari mobil mewahnya Vrish, sebelum Vio melangkah menuju pintu masuk terlihat Vrish justru memarkirkan mobilnya ke halaman parkir.

"Ha..ti..mm..kok parkir? Ee kok ikut turun?" ketika Vio mau bilang hati-hati kini sambil berpikir heran Vio berdiri di depan pintu masuk.

"Hey! Kamu..kamu ngapain kesini?" tanya Vio penasaran.

"Hm" deheman Vrish membuat Vio makin penasaran.

"Ngapain ya? Hah masa bodo urusannya sendiri mungkin dia mau nginap disini karena malam sudah larut juga" pikir Vio sambil menuju lift kamar ia menginap di lantai delapan.

Ketika Vio mau masuk pintu lift tiba-tiba Vrish sudah memasuki lift didepan Vio terlebih dahulu.

"Hey! Tunggu!" tangan kanan Vio maju bermaksud mencegat pintu lift yang akan menutup setelah Vrish masuk.

“Huft! Menunggu lagi” desah Vio menunggu pintu lift lain terbuka lagi.

Tak lama berselang pintu lift sebelah kirinya terbuka segera ia memasukinya.

“Rasanya badan ingin berendam air hangat dalam waktu yang lama. Huft! Sungguh sial tugas di sini berniat ingin ketemuan malah akhirnya seperti ini. Tahu gitu aku ikut pulang Kak Farel” dengus Vio di dalam lift tanpa disadari dipojok lift ada sosok yang berdiri tegap sudah mendengar keluh kesahnya.

“Makanya kalau kerja jangan dengan niat buruk. Begitulah jadinya” suara tiba-tiba itu mengagetkan Vio yang memang sedari tadi tidak memperhatikan dalam lift ketika masuk dan membuatnya menoleh seketika dengan melonjak kesamping.

Ting.

Suara pintu lift terbuka. Begitu terbuka Vio langsung berjalan. Untung saat Vio mau membuka suaranya pintu lift sudah terbuka. Jadi bagi Vio dia tidak membuang tenaganya lagi. Vrish menatap Vio heran.

“Tumben cewek itu bungkam seribu bahasa. Biasanya ngajak berantem aja kalo diajak bicara” batin Vrish sambil berlalu keluar lift menuju kamarnya yang ada di lantai satu dengan kamar mewahnya. Sebelumnya Vrish menuju ruang paling atas yang berada di lantai tiga puluh delapan yaitu ruang presiden direktur karena ada keperluan dengan asistennya yang dipercayakan untuk mengelola hotel ini.

Di kamar inap Vio.

“Alhamdulillah. Oh Ya Robbi, betapa nikmatnya hari-hariku di kota ini” ucap Vio sambil merebahkan tubuhnya di ranjang empuk hotel yang ia tempati sekarang.

Malam nanti jam satu dini hari dia sudah harus berada di bandara. “Kak Farel bisa ga sih mesenin tiket pesawat besok pagi saja. Mana urusanku sama Prayoga belum selesai juga. Hah!” lirih Vio tampak kesal.

Lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk cek out hotel menuju bandara. Sebelum beranjak ke kamar mandi Vio memperhatikan ponselnya. Apa yang diharapkannya tidak kunjung juga. Ya, kabar dari Prayoga. Vio berharap Prayoga menghubunginya kembali menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Namun harapan itu tampaklah kosong.

Di lain sisi.

Prayoga masih terlihat marah. Memikirkan pujaan hatinya yang tiada kunjung kabar. “Kenapa Vio tidak menghubungiku? Harusnya dia menjelaskan atas kejadian kemarin” gumam Prayoga di atas kasur empuknya.

Sambil memutar-mutarkan handphonenya, Prayoga bimbang antara menghubungi Vio terlebih dulu atau menunggu Vio yang menghubunginya. Tampak dia mengetik sesuatu di aplikasi hijau itu dengan tertera sebuah nama “Vio” namun sebentar saja ia hapus kembali. Begitulah seterusnya hingga Prayoga merasa harinya bosan segera beranjak keluar kamar dan memanggil temannya untuk nongkrong di sebuah café.

“Bro, temani aku di Café More sekarang juga! “ panggilnya melalui telepon dengan nada perintah.

“Kenapa mendadak sekali, Bro?” keluh temannya dari seberang telepon.

“Pokoknya aku ga mau tahu temani aku sekarang juga. Aku sekarang meluncur ke sana. Tidak ada penolakan” perintah kejam Prayoga.

Sementara itu di sebuah café ternama di kota itu, teman Prayoga, Indra, teman sekolah Prayoga, sudah menunggu sekitar lima belas menitan karena kebetulan Indra sedang berada di dekat daerah tersebut jadi lebih cepat sampai ke café tersebut. Disaat Indra mau pergi ke toilet Prayoga tiba dengan wajah masamnya.

“Hey, Bro!” sapa Indra dengan mengangkat tangan kanannya bertepuk dengan tangan kanan Prayoga tanda tos lalu saling berjabat tangan bisa disebut juga dengan jabat tangan ala anak muda jaman sekarang.

“Kenapa muka lo? Ditekuk begitu?” lanjut Indra dengan logatnya anak Jakarta dengan menatap Prayoga heran. Ya Indra memang anak Jakarta, dia di Surabaya karena ada acara pernikahan temannya.

“Lo’kan kemarin happy kenapa sekarang wajah lo ketekuk-tekuk begitu, bro? Haha…” tawa Indra yang merasa lucu wajah masam sahabatnya itu. Indra adalah seorang dokter muda nan tampan di Pusat Kota. Dia merasa heran karena baru beberapa hari yang lalu bercerita bahwa pujaan hatinya akan datang ke kota ini, tapi kenapa sekarang melihat wajah sahabatnya itu murung membuatnya curiga.

“Apa dibohongi lagi sama cewek?” tebak Indra. Namun tebakan itu tepat menurut Prayoga.

“Hm” hanya deheman jawaban Prayoga. Itu membuat Indra tak gentar buat banyak mengajukan pertanyaan.

“Kenapa bisa begitu? Kan kalian udah tahu masing-masing wajah kalian kenapa bisa masih kena tipu lo?” tanya Indra heran.

“Tertukar” jawab singkat Prayoga.

“Maksud lo?” tanya Indra lagi.

“Silahkan, tuan kopinya!” sela waiter café tersebut. Sebelumnya Indra sudah memesan kopi

kesukaannya dan sahabatnya.

“Terimakasih, mas!” balas Indra.

Jawaban itu tentunya mendapat balasan anggukan sang waiter. Lalu waiter itu kembali ke tempatnya.

“Bagaimana bisa tertukar? Aku masih bingung dengan ucapanmu barusan” Tanya Indra dengan wajah bingungnya sambil menyesap kopinya.

“Ya bisalah. Buktinya begitu” jawaban ambigu Prayoga semakin membingungkan Indra.

Indra hanya menatap Prayoga penuh arti. Prayoga paham akan tatapan Indra sahabatnya itu.

“Waktu janjian kebetulan kami memakai baju couple yang sama dengan sepasang kekasih mungkin. Dan herannya itu sama-sama menjalin hubungan lewat online juga. Jadi, aku pikir itu Vio, ya aku asal menggandeng dia aja ternyata bukan” jelas Prayoga.

“Tunggu..tunggu! Maksud kamu, kalian janjian di tempat yang sama pula? Kenapa aku merasa semakin bingung ya?” dan sayangnya tebakan Indra itu melesat dengan benar.

“Iya” tegas Prayoga.

“Janjian di tempat yang sama. Awalnya aku curiga karena Vio pakai hijab sedangkan cewek itu tidak pakai hijab. Karena memakai masker, dan aku lihat kostumnya sama dengan inisial yang sama serta aku lihat saat aku kirim chat ke dia, tuh cewek juga sedang melihat handphopenya lalu tatapan kami tidak sengaja bertemu. Jadi aku piker cewek itu Vio” jelas panjang lebar Prayoga. Dia menceritakan semuanya kepada Indra.

“Parah lo! Pede banget kamu ga Tanya dulu asala main sosor” seru Indra disertai gelak tawa.

“Bisa pelan-pelan ga sih kamu?! Di dengerin banyak orang malu aku” bisik Prayoga mencondongkan badannya ke arah Indra yang duduk berhadapan dengannya dengan dibatasi sebuah meja bundar.

“Ya akhirnya aku usir tuh cewek dari mobil gue. Ku dengar dia memanggilku Vrish. Disitu aku sadar. Bahwa dia bukan Vio. Lalu aku telepon Vio. Ternyata setelah aku kembali ke mall itu Vio sudah ga ada. Awalnya aku piker Vio mempermainkan aku. Dan itu benar. Dia hanya mempermainkan aku seperti cewek-cewek kebanyakan” sungut Prayoga.

“Bro, kamu sudah menjelaskan kepadanya yang sebenarnya? Kurasa ini hanya kesalahpahaman. Jelaskanlah padanya. Carilah dia” Indra mencoba memberikan nasehat kepada sahabatnya itu.

“Entahlah. Hatiku merasa kecewa. Ketika aku menelponnya, dia ada dimana dia tampak ragu-ragu menjawabnya. Aku rasa pacar online kami tertukar” jawab Prayoga lesu.

“Makanya bro kalo cari jodoh itu yang nyata. Jangan yang ghaib begitu. Hahahaha…” gelak tawa Indra menjadi pusat perhatian para pelanggan di café tersebut.

Hanya pelototan Prayoga yang dilihat Indra. Seketika mulutnya bungkam lalu menyesap kopinya kembali.

“Hangatkan dulu pikiran dan hatimu bro dengan secangkir kopi hitammu itu. Biar dinginnya kepalamu itu cepat melebur dan kembali hangat” saran Indra dengan cekikikan kecil. Dan suara Indra barusan disambut dengan tendangan kaki Prayoga kepada Indra di bawah mejanya.

“Aww. Sakit, bro. Kejamnya dikau” canda Indra. Prayoga malas membalasnya. Tahu begini dia tidak akan mengajak untuk ketemuan, batin Prayoga tentunya.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!