Bab 14 Putri seorang konglomerat

Vio kembali ke dalam aula dimana acara itu dilaksanakan. Dengan berkumpul bersama mami dan papinya Vio diperkenalkan mami papinya Vio kepada rekanan bisnis papinya.

"Vio tumbuh menjadi putri yang sangat cantik ya, Pak" sahut rekan papi yang berambut sudah mulai memutih namun masih nampak gagah.

"Iya, Pak Bisma. Dia juga anak yang mandiri" jawab papi Vio kepada rekannya itu yang bernama Pak Bisma.

"Ayo, Vio ucapkan selamat datang dan terimakasih pada Pak Bisma" ucap mami Vio menyambung.

"Assalamu'alaikum. Selamat malam, Pak Bisma. Selamat datang di acara anniversarynya mami sama papi saya. Terimakasih atas kehadirannya. Mohon maaf bila hidangannya masih ada yang kurang berkenan" sambil menangkupkan kedua tangannya ke depan dadanya.

"Wa'alaikumsalam. Terimakasih kembali, nak Vio. Semua hidangan di sini sangat istimewa. Jangan khawatir nanti pasti akan kami habiskan. Hahaha.." canda Pak Bisma.

"Hai, jeng Atmadja. Selamat ya, jeng atas anniversarynya yang ke 30th. Semoga langgeng dan semakin mesra sama Pak Atmadja" sahut tiba-tiba teman perkumpulan arisan sosialita mami Vio.

"Terimakasih, jeng. Ayo ayo silahkan hidangannya jangan dianggurin lho" sambil mempersilahkan teman-teman sosialitanya, mami Vio kemudian kembali bergabung bersama Vio.

"Mi, aku duduk dulu ya di sana. Vio capek" keluh Vio. Vio memang merasa capek.

"Baiklah, sayang" jawab mami sambil mengelus lengan putri cantik semata wayangnya.

Kemudian Vio segera beranjak menuju ke sebuah meja utama khusus keluarga. Sambil menundukkan kepala Vio bermain ponsel pintarnya. Apa yang dilakukan Vio dengan ponselnya, Vio hanya berchat ria dengan Siska.

"Sungguh bosan kak disini. Kak Siska apa kabar? Debay bagaimana, kak? Kak Farel siap siaga kan? Jika tidak bilang padaku ok?" berondong Vio yang seolah-olah mengadu pada kakaknya.

Ting. Sebuah balasan chating dari aplikasi hijau.

"Alhamdulillah kami sehat. Kenapa bosan? Bukankah disana sedang anniversary mami papi kamu ya? Harusnya seneng dong keluarga besar hadir. Tenang aja kakakmu siap siaga kok. Malah terlalu lebay. Over protektif. Kakak jadi gak nyaman mau kemanapun harus menunggu kakakmu itu" balas Siska disertai emot memukul kepala.

Lalu Vio kembali menghubungi Rena sahabatnya itu. "Kemana si putri itu ya kok gak nongol-nongol juga dari tadi" batin Vio sambil mengedarkan pandangannya. Lalu menunduk kembali memainkan ponselnya.

"Hei tuan putri yang selembut salju! Dimana dikau?" chat Vio kepada Rena.

Selang beberapa menit balasanpun tidak muncul. Vio menjadi khawatir. Karena tadi Rena sudah masuk bersama mami papinya.

Disaat bersamaan sedang asyik main ponsel, mami papi Vio kedatangan tamu istimewa keluarga Pramudya yang ditunggu-tunggu sedari tadi.

Kemudian setelah bertemu sapa antara keluarga Atmadja dan Pramudya, acarapun segera dimulai. Namun, tanpa Vio. Karena semenjak Vio berangkat sudah berpesan sama mami papinya bahwa Vio akan muncul ketika nama Vio dipanggil setelah acara yang lain selesai yang tak lain adalah Vio akan muncul saat diakhir acara. Vio tidak terlalu suka tampil dikhalayak umum.

Semakin lama duduk Vio semakin gelisah.

"Kemana ya Rena tadi?! Chat pun belum dibalas. Apa ibunya sakitnya kambuh ya?" gumam Vio.

Tanpa sadar ada yang memperhatikan Vio dari belakang meja bagian pojok yang penerangannya agak remang-remang itu. Sosok itu tampak tersenyum tipis.

"Rupanya cewek aneh itu juga ada di sini. Apakah dia keluarga Atmadja?!" seringai laki-laki misterius itu disertai kebingungan.

"Tapi keluarga Atmadja tidak pernah mempublikasikan putrinya. Bahkan tidak ada seorang pun yang tahu apakah keluarga Atmadja memiliki seorang putri atau putra. Hmm...Sangat cantik" gumam laki-laki itu.

"Hello tuan putri!" sapa laki-laki bertuxedo terlihat flamboyan kepada Vio yang duduk sendiri.

Tampak Vio tidak menanggapi.

"Hei kenapa kamu duduk di sini, putri?" sambil mengambil tempat duduk laki-laki itu tersenyum menyeringai.

Vio yang melihatnya pun merasa atmosfer didepannya menyeramkan. Firasat Vio sudah tidak enak. Sepertinya laki-laki didepannya itu nekad. Buktinya tempat duduk didepannya adalah milik mami papinya tapi laki-laki itu malah duduk di situ tanpa sungkan sedikitpun. Namun tetap sama Vio tidak meresponnya.

Plakk. Suara sebuah tangkisan tangan. Ya Vio menangkis tangan laki-laki kurangajar didepannya itu saat laki-laki itu hendak memegang tangan Vio.

Tak lama Vio pun beranjak dari situ. Tanpa diduga karena tergesa-gesa demi menghindari laki-laki flamboyan itu kaki Vio tersandung. Beruntunglah sebuah tangan kelar menangkap tubuh Vio sehingga tidak terjatuh.

Laki-laki yang berada dipojokan tadi adalah Vrish. Saat mengetahui gelagat dari laki-laki yang mendekati Vio tidak baik maka Vrish berniat membantunya. Hanya saja Vio sudah menghindarinya dengan cepat.

"Te..terimakasih" ucap Vio terbata-bata karena kaget saat tahu yang menolongnya adalah Vrish dan melihat tatapan Vrish yang sulit dimengerti namun tampak dingin.

"Dia..." batin Vio.

"Kenapa sorot matanya sangat lembut dan wajahnya yang sangat halus itu memiliki kulit kenyal seperti wajah bayi yang dibalut dengan make up natural?! Mata hitamnya sungguh mempesona. Jantungku..kenapa dengan jantungku?! Kenapa hatiku merasa hangat?! Entah kenapa tadi aku berniat ingin menolongnya? Pasti ada yang salah dengan diriku" batin Vrish.

"Ma..maaf" ucap Vio sambil segera berdiri dengan benar.

Dari kejauhan ada enam pasang mata yang sedang mengamati dari depan. Ya mereka adalah mami papi Vio dan papanya Vrish. Mereka tersenyum hangat melihat kejadian itu. Tanpa diduga...

Tanpa menjawab Vio Vrish segera beranjak maju ke depan menyusul papanya.

"Pak Atmadja selamat atas anniversarynya. Semoga langgeng dan bahagia" ucap Vrish.

Dibelakang sana Vio berdiri menunggu Rena.

"Kemana Rena ya?!" tanyanya pada diri sendiri.

Tut tut tut. Terdengar nada panggilan tidak tersambung.

"Baiklah. Saatnya kita panggil putri tercinta Pak Atmadja serta Ibu Atmadja. Nona Violetta Andjani Atmadja. Mari kita sambut Nona Violetta untuk maju ke depan bersama mami dan papinya. Kasih tepuk tangan yukkk. Putri cantik yang selama ini tidak mau dipublikasikan sekarang saatnya dunia mengetahuinya. " MC pun memanggilnya dengan senyuman ramah dan lebar.

Vio lalu maju ke depan. Menyusul mami dan papinya. Sambil menganggukkan kepalanya tanda hormat dan menyapa para tamu undangan yang sudah hadir dengan senyum manis nan menawan.

"Ya. Inilah putri kecil kami yang selama ini tidak mau dipamerkan katanya" ucap papi Vio dengan suara menggema dalam ruangan dengan nada sedikit menggoda Vio.

"Selama ini dia selalu merasa malu. Putri kami satu-satunya yang tidak pernah mau tergantung sama orang tuanya. Namun selalu menjadi kebanggaan keluarga" lanjut Pak Atmadja dengan senyum bangga terhadap Vio didampingi mami Vio.

Semua orang terpesona dengan kecantikan Vio ditambah dengan senyum manis Vio yang memancarkan keanggunan seorang Vio putri konglomerat Atmadja.

"Ternyata putrinya sangat cantik ya" ujar salah satu tamu undangan.

"Iya. Dari tadi aku perhatiin ada gadis duduk didepan sana sendirian aku pikir tamu VIP nya Pak Atmadja" ujar temannya.

"Sungguh beruntung laki-laki yang akan mendapatkannya ya" ujar seorang lagi.

"Wah sangat bersahaja ya. Tidak mau orang mengenal dia dari orang tuanya" ujar yang lain.

Begitulah kpmentar-komentar para tamu undangan.

Hal ini juga membuat Vrish terkejut. Setelah mengetahui identitas Vio membuat Vrish semakin penasaran. Cewek yang menurutnya pernah mengganggunya kala itu terlihat sederhana simpel dan ceria tapi di malam ini terlihat agak berbeda. Dia terlihat agak murung namun masih menampakkan aura keanggunannya.

Sekilas Vrish tampak kagum atas hidupnya yang tidak mengandalkan kekayaan orang tuanya tapi juga tidak mau menunjukkan kehidupannya. "Sepertinya dia cewek yang menarik" batin Vrish.

Setelah berselang tiga jam acara tersebut selesai, batang hidung Rena tak kunjung juga. Akhirnya Vio menanyakan kepada maminya.

"Mi, pi, Rena kemana ya? Kok dari tadi Vio tidak melihatnya. Aku chat aja gak dibalas-balas. Aku telepon juga tidak aktif. Apakah ada ijin sama mami papi ya tadi?" tanya Vio dengan gelisah.

"Tadi saat masuk kami bersama tapi setelah itu Rena minta ijin mau ambil minuman. Mami juga mengira sudah sama kamu, Vi" jelas mami merasa ikut panik.

"Kita cari ke rumahnya saja dulu ya, Vi" saran papi.

"Ayo, pi" ujar Vio sambil menarik tangan papinya agar segera beranjak meninggalkan lokasi acara. Acara berlangsung lancar dan berkelas.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!