Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya

"Alhamdulillah sudah sampai dengan selamat" gumam Vio sambil rebahan di ranjang empuknya di sebuah hotel bintang lima di Kota Surabaya. Ya sekarang mereka sudah sampai di Kota Surabaya. Kamar mereka berdampingan.

(Yank, aku udah sampe nih di kotamu), ketik Vio pada aplikasi warna hijau itu.

Ting

Sebuah pesan terbalas. (Siap. Kamu istirahat dulu ya. Besok siang setelah kamu meeting kita ketemu di Grand Mall). Waktu memang sudah jam 8 malam.

Esok paginya Vio dan Farel bersiap untuk meeting dengan menunggu jemputan mobil dari perusahaan klien yang akan bertemu pagi ini.

"Kak, nanti habis meeting aku mau ketemu sama Prayoga di Grand Mall ya. Jadi nanti kakak kembali ke hotel sendiri dulu", ijin Vio.

"Enggak enggak enggak. Nanti aku antar saja. Aku juga pengen ketemu orangnya langsung", dengan nada ketus Farel tak mengijinkannya.

"Nanti kalo udah ketemu baru besok aku kenalkan sama Kak Farel. Kalo gak ketemu nanti akunya yang malu sama Kak Farel. Pokoknya aku mau pergi sendiri dulu aja. Kak Farel diem aja di hotel. Kalo Kak Farel gak mau, ya udah siap-siap aku gak mau pulang sama Kak Farel!" tolak Vio dengan keras.

"Huh" dengus Farel

"Tapi janji gak macam-macam ya. Kalo ada sesuatu hubungi aku"

"Siap, Komandan!" jawab Vio dengan gembira.

Tiba di tempat meeting di salah satu kantor milik salah seorang pengusaha ternama di propinsi Sebelah Timur letak kota tersebut yang paling disegani.

"Woww. Perusahaannya besar dan tinggi sekali ya Kak" kekaguman Vio tentang perusahaan didepannya itu membuat Farel menggelengkan kepalanya.

"Konon ceritanya pemilik perusahaan ini di alihkan ke anaknya yang habis lulus dari kuliahnya dari luar negeri" jelas Farel.

"Hah. Berarti masih muda ya. Biasanya perusahaan kalo sudah dikelola anaknya pasti akan membuat ketidaknyamanan pada pegawainya. Biasanya tuh galak arogan dan tak ramah" kilah Vio membuat Farel menjitak kepalanya.

"Aduhhh Kakak itu ngapain sih? Kepalaku sakit tau!" sambil memelototkan matanya.

"Makanya kalo punya otak itu dipakai jangan berdasarkan "biasanya". Nanti kamu juga tahu sendiri" ucap Farel sambil nyelonong masuk menuju resepsionis diikuti Vio.

Akhirnya meeting segera dimulai. Setelah kedatangan wakil dari pimpinan Abadi Group perusahaan besar itu. Ya pimpinannya tidak bisa hadir dikarenakan ada acara lain. Ia percayakan pada wakilnya atau biasa disebut asisten kepercayaan Abadi Group, Martin.

Meeting akhirnya selesai setelah dengan presentasi Vio yang memukau Martin. Itulah kelebihan Vio. Mampu menghipnotis para klien hanya dengan presentasinya.

"Finally ya, Kak"

"Sayangnya pimpinannya Tuan Pramudya tidak bisa hadir. Jika beliau hadir pasti akan sangat sangat menegangkan dan lebih jelas karena beliau yang akan menilai langsung"

"Hanya asistennya saja sudah menegangkan apalagi atasannya. Sudahlah Kak yang terpenting meeting kita pagi ini berjalan lancar dan mendapat pujian meski dari seorang asisten saja" senyum Vio lega.

"Kau yang berhasil. Itu artinya tanggung jawabmu lebih besar kedepannya. Terimakasih ya, Vi" ucap Farel ketika di dalam mobil yang mengantarkannya ke hotel sambil mengusap kepalanya yang dilapisi hijab bagai seorang kakak ke adiknya.

"Hmm" melototlah Vio. Disambut tawa Farel.

Setiba di hotel Vio langsung berganti kaos couple dari Prayoga.

"Bagaimana sayang meetingnya? Berjalan lancar?" chat Prayoga.

"Alhamdulillah lancar dan berhasil". Dengan senyum mengembang Vio bercerita hingga panjang lebar.

Di sebuah mall besar.

"Yank, aku udah nyampe di coffeeshop XX ya", chat Vio dengan senyum lebar dan dag dig dug karena ini pertama kalinya bertemu kekasihnya.

"Ya, yank ini aku masih di jalan kena macet" balas Prayoga di dalam mobil.

Dengan senyum semringah Vio meletakkan handphonenya lalu menyesap kopinya. Dia memesan coffelatte terlebih dahulu.

Drrrtttt drrttt...

Bunyi handphonenya tertera nama "Farel bawel".

"Ya, kak, ada apa?" angkat Vio.

"Vi, kita balik sekarang yuk. Siska perutnya kram Vi. Aku takut terjadi sesuatu sama Siska" suara Farel dari sebrang panggilan aplikasi hijau.

"Apa Kak? Kak Siska perutnya kram? Ya Allah, Kak. Kakak pulang dulu aja lagi pula besok pagi aku ada amanah dari mami. Gimana kak?"

"Oiya aku sampe lupa. Ya sudah aku pulang dulu ya sekarang. Inget! Kamu hati-hati di sini dan gak macem-macem"

"Iya, Kak janji gak macem-macem tapi satu macem aja" Vio sambil gelak tawanya.

"Awas kamu ya!......" entah apa yang dikatakan Farel karena Vio menjauhkan hpnya dari telinganya sambil mengernyitkan keningnya.

"Iya. Semoga Kak Siska dan debaynya tidak kenapa-kenapa ya, Kak." sambil menutup panggilannya Vio celingak celinguk mencari sosok Prayoga.

Tiba-tiba sosok laki-laki menarik tangannya pergi dari coffeeshop itu membuat Vio kaget. Dan ndelalahnya Vio sudah memakai maskernya setelah minum kopinya sebelum Farel menelepon.

Saat Vio mau menarik paksa tangannya, cengkraman tangan lelaki itu semakin kuat.

"Siapa sih cowok ini main tarik aja?" batin Vio saat melihat sosok laki-laki tinggi gagah badan tegap dan berotot kuat dengan tubuh ramping ideal pokoknya.

"Ato jangan-jangan Prayoga? Tapi Prayoga tidak setinggi ini badannya jika dilihat postur tubuhnya saat video callan. Hanya bentuk tubuhnya mirip. Dan lagi..bajunya sama di situ tertera inisial P & V berwarna senada" Vio semakin bingung. Sampai di parkiran Vio tetap berusaha menarik paksa tangannya tapi sia-sia saja cengkraman laki-laki itu semakin kuat.

"Hei! Siapa kamu?" akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dari mulutnya setelah Vio dipaksa masuk dalam mobil sport hitam laki-laki itu.

Di dalam mobil Vio berontak ingin keluar hanya saja tidak bisa karena pintu mobil sudah dikunci.

Hanya mengaduh dan bergumam pelan Vio di dalam mobil itu dengan meringis gelisah.

"Mau kamu bawa aku kemana ini haa?" tanya Vio marah padam di wajahnya hanya tak nampak karena tertutup masker separuh wajahnya hanya matanya yang terlihat.

"Diam kamu!" bentak laki-laki itu yang mengeluarkan suara baritonnya. Membuat Vio seketika terkejut.

Vio diam dalam mobil itu tak bersuara hingga menimbulkan keheningan.

"Kamu" akhirnya laki-laki itu bersuara kembali.

"Kamu sudah mempermainkan perasaanku. Kamu bilang bahwa kamu anak orang tak berada. Kamu menerimaku apa adanya yang orang tak mampu. Kamu mengatakan bahwa kamu cinta sama aku. Hingga akhirnya kita sepakat untuk bertemu di Grand Mall. Tak kusangka setelah aku lihat kamu hanya mempermainkan perasaanku. Kamu minta berapapun untuk biaya hidup untuk keluargamu pun aku tak pernah mencurigaimu. Justru itu membuatku bangga karena ternyata kamu adalah wanita yang care terhadap keluarga yang artinya kamu wanita yang bisa diandalkan. Tapi ternyata setelah aku mendapatkan info atas penyelidikanmu barusan, ternyata kamu hanya melakukan pemerasan terhadap banyak laki-laki. Dasar wanita tak tahu diuntung" terang panjang lebar laki-laki itu dengan makian terhadap Vio.

Hal ini membuat Vio bertambah bingung. Sebenarnya apa yang diceritakan Vio itu mirip dengan kisah cintanya bersama Prayoga dimana Prayoga belum mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Hanya Vio tidak pernah memanfaatka kondisi dari banyak laki-laki. Hanya sama Farel saja dia memanfaatkannya karena baginya Farel sudah seperti kakak kandungnya.

Terpopuler

Comments

Minie007

Minie007

delalahnya itu bhs jawa apa indonesia thor,? ayo semangat thor

2023-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!