Bab 15 Rena Hilang

Sepanjang jalan Vio beserta papinya juga kekasih Rena menyusuri jalanan mencari keberadaan Rena. Mami Vio tidak ikut karena tidak diijinkan Vio dan Pak Atmadja karena hari sudah larut malam. Setelah mengantar mami pulang, papi dan Vio pergi ke rumah Rena. Kebetulan melihat kekasih Rena, Haris sedang memarkirkan sepeda motornya di depan rumah Rena. Kemudian mereka bertiga memasuki rumah Rena bersamaan. Seorang ibu paruh baya membukakan pintu rumah. Tampak sendirian di rumah.

"Assalamu'alaikum, ibu. Gimana kabarnya?" sapa Vio dengan mencium tangan ibu Rena dengan takzim.

"Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah baik, nak. Dimana Rena, nak? Kenapa Rena tidak ikut bersama kalian pulang?" tanya ibu Rena yang tiba-tiba merasa gelisah dan panik karena tidak melihat keberadaan Rena anak kesayangannya itu.

Semua terbengong mendengar ucapan ibu Rena. Saling mentap satu sama lain.

"Ibu, Rena tidak bersama kami. Kami justru mau memastikan keadaannya. Soalnya dari tadi Vio sudah menghubungi Rena tapi ponselnya tidak aktif" ucap Vio hati-hati khawatir melukai hati ibu Rena yang sudah sakit-sakitan itu.

Seketika ibu Rena menangis lirih. "Kemana kamu, Ren?" ucap ibu Rena sambil tersedu.

"Ibu tenang saja ya. Kami akan mencarinya" kali ini Haris yang menenangkan ibunya Rena dengan perhatian yang sangat tulus dari tatapan matanya.

"Beruntung kamu, Ren, mendapatkan laki-laki idamanmu" batin Vio ketika melihat interaksi ibu dan calon menantu itu.

"Sebentar papi akan mengerahkan anak buah papi" sela papi Vio disertai anggukan Vio dan Haris.

"Cari Rena sampai ketemu malam ini juga. Cek CCTV hotel. Jika tidak terlacak ajak dia untuk melacaknya" perintah papi pada seseorang diseberang telepon sana. Tanpa orang lain tahu siapa orang-orang suruhan papi itu, Vio lebih tahu cara kerja papinya. Bahkan dapat lebih kejam jika itu menyangkut keluarganya. Viopun pernah diajari papinya ilmu bela diri. Karena merasa bahwa dia memiliki seorang putri yang khawatir bisa terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka Vio dilatih bela diri sampai tingkat tertinggi. Hanya Vio tidak pernah memamerkan itu. Di kalangan bisnisnya papi Vio terkenal kejam jika melawan musuh. Namun berhati dermawan. Suka membantu orang yang dalam kesusahan. Contohnya ibunya Rena. Berkat keluarga Vio, Rena dan ibunya bisa membangun usaha kecil-kecilan itu.

"Papi sudah mengirim foto Rena yang tadi kamu kirimkan ke papi untuk disebar ke anak buah papi. Tenanglah doakan Rena baik-baik saja. Setahu papi Rena masih bisa membela dirinya sendiri karena papi tahu bagaimana Rena" nasehat papi untuk menenangkan Vio yang sudah sangat panik sedari tadi.

"Iya, pi Vio percaya sama papi. Tapi masalahnya Rena tidak sejago itu, pi. Vio takut meskipun Rena mampu melakukan itu namun jika bertemu orang yang lebih kuat dan jahat bagaimana, pi?" ucap Vio dengan bibir bergetar.

"Tenanglah. Berdoalah Rena tidak kenapa-kenapa" ucap papi menenangkan anaknya.

"Kita pasrah saja sama yang Di Atas, nak Vio" lirih ibunya Rena. Dipandanginya raut wajah lesu ibunya Rena itu dengan pandangan sedih. Namun tampak sebuah kata keikhlasan di wajah ibunya Rena. Seolah-olah ikhlas menerima keadaan Rena putri kesayangannya.

"Bagaimana bisa seorang ibu yang tampak pasrah itu? Jika sampai aku menemukan Rena kenapa-kenapa tidak ada kata diam ataupun bernafas dengan tenang" batin Vio.

"Jika hal itu terjadi aku akan mengejar pelakunya sampai ujung dunia sekalipun" lanjut batin Vio.

Nada dering ponsel Vio membuyarkan lamunannya.

"Assalamu'alaikum, mi? Ada apa?" mami Vio menelpon ikut merasa cemas. Bagi mami Vio, Rena sudah seperti anaknya sendiri.

"......"

"Mami jangan khawatir ya. Mami jaga kesehatan mami saja dulu. Nanti kami kabari jika sudah ketemu" jawab Vio.

"Bagaimana?" suara papi Vio yang juga menerima telepon dari bawahannya bersamaan panggilan mami berakhir.

"......"

Lalu papi Vio memperlihatkan video hasil CCTV hotel tadi sore. Disitu terlihat Rena sedang dipapah keluar seorang perempuan.

Tunggu...

"Perempuan?" tanya Vio setelah melihat video itu.

"Siapa dia? Apakah Rena memiliki musuh?" tanya Vio lagi.

Haris masih mengamati video itu. Tampak sambil berpikir Haris berulangkali memutar video tersebut.

Lalu, "Sepertinya gerak tubuhnya tidak asing bagiku" gumam Haris.

"Siapa, Ris?" tanya Vio penasaran.

"Emm..siapa ya.." tampak Haris berpikir keras.

"Fifi! Ya aku tidak salah lagi. Fifi perempuan itu" seru Haris.

"Fifi?" tanya Vio berbarengan papinya Vio.

"Iya. Perempuan yang membawa Rena itu sepertinya Fifi. Tapi apa motifnya? Lalu dari mana dia bisa tahu kalau Rena ada di sana?" tanya bingung Haris.

"Apa hubunganmu dengan Fifi, Ris?" selidik Vio dengan tatapan tajam mengarah ke Haris.

"Fifi itu mantanku. Tapi sungguh aku tidak menyangka bahwa Fifi bertindak senekat itu pada Rena. Bahkan aku tidak pernah berhubungan dengannya semenjak aku memutuskan dia" terang Haris pacar Rena.

"Kamu pernah mengatakan sesuatu kepada temanmu bahwa Rena akan menghadiri sebuah acara mami papiku?" selidik Vio lagi yang semakin geram.

"Tidak" jawab Haris tegas. Karena memang Haris tidak suka mengabarkan bahwa pacarnya itu teman dekat keluarga konglomerat.

"Lalu bagaimana bisa dia bisa tahu keberadaan Rena? Jika sampai dia macam-macam sama Rena, aku tidak akan perlu sungkan lagi" ucap Vio marah sambil menggenggam jemarinya hingga memerah.

"Bawa Rena pulang ke rumahnya. Dan antarkan pelakunya ke kantor polisi segera" perintah Pak Atmadja kepada bawahannya itu di sela selidik Vio terhadap Haris.

Malam sudah semakin larut. Namun Rena tak kunjung juga pulang.

"Pi, bagaimana? Apakah anak buah papi sudah menemukannya?" tanya Vio tidak sabar.

"Kamu sabar ya. Semoga Rena baik-baik saja" jawab papi sambil mengelus punggung anaknya itu dengan merangkulnya.

Papinya tahu kesedihan Vio terhadap Rena. Mereka sudah seperti keluarga sendiri. Jadi orang tua Vio sudah menganggap Rena seperti anaknya sendiri. Bahkan sekolah Rena yang menanggung papinya Vio.

"Iya, pi" jawab tak berdaya Vio.

Brmmm..terdengar suara mobil menghampiri rumahnya Rena. Kemudian segera turun dan berlari tergesa-gesa menghadap papinya Vio.

"Maaf, tuan Atmadja. Kami sudah menemukan nona Rena di sebuah gudang hotel Sahara". Ya hotel Sahara adalah hotel tempat mami papi Vio mengadakan acara anniversarynya.

"Apa?! Hotel Sahara? Bukankah kita dari sana, pi?" tanya Vio kepada papinya.

"Bagaimana keadaan putriku tuan?" tanya ibu dengan isakan tangisan mendengar kabar itu. Lalu kami semua menoleh ke ibunya Rena sambil mendengarkan penjelasan para anak buah papinya Vio.

"Ee..ee..maaf nona Rena sekarang ada di rumah sakit. Karena tadi kami menemukan nona Rena dalam keadaan buruk" jelas bawahan papi.

"Apa?!" ibu Rena tersentak kaget.

Begitu pula Vio dan Haris yang bersamaan melontarkan kata tanya itu.

"Iya, nona Vio, tuan Atmadja" anak buah papi itu tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. "Pasti terjadi sesuatu yang parah terhadap Rena" batin Vio. Papi tahu apa yang dipikirkan Vio. Seolah-olah papinya Vio memiliki telepati sehingga mampu mengetahui isi pikiran Vio.

Kemudian tak memakan waktu lama mereka melesat ke rumah sakit. Di sana Rena dijaga ketat oleh para anak buah Pak Atmadja.

"Aku tidak akan melepaskan pelakunya" lirih Vio hingga meremas bajunya tanpa disadari papinya selalu mengkhawatirkan putri semata wayangnya ini. Ia tahu bahwa Vio akan berbuat nekat terhadap pelakunya. Itulah kejelekan Vio dilain sisi keanggunannya Vio mewarisi darah papinya. Tidak perlu babibubebo siapa yang berani menyenggol orang terdekat dan terkasihnya jangan berharap akan selamat seutuhnya.

Erat. Sangat erat tangan papi menggenggam tangan Vio. Lalu memberikan tatapan penuh arti yang mengatakan bahwa "jangan kamu lakukan itu, nak. Ingat masih ada hukum. Biar hukum yang menjeratnya sesuai perbuatannya".

Tapi bukan Vio namanya jika belum menyelesaikan sampai tuntas.

Segera mobil sampai di depan rumah sakit. Vio dan ibunya Rena serta diikuti Haris dari belakang mereka mengikutinya memasuki lorong-lorong rumah sakit hingga sampai ke depan pintu ruang Instalasi Gawat Darurat.

Tampak di sana beberapa anak buah papinya Vio. Lalu Vio mendekati mereka. Dengan hormat mereka menganggukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Siapa pelakunya? Cepat katakan!" teriak Vio sudah sangat marah. Kemudian papi berusaha menenangkan hati putrinya yang sudah gelap itu.

"Sabar, nak, sabar. Ingat masih ada mami yang mengkhawatirkanmu. Mami tidak mau kamu bertindak gegabah, Vi" cegah papi sambil memeluknya erat. Lalu mendudukkan Vio ke kursi tunggu.

"Rena pi. Kenapa ada orang kejam sama Rena?" akhirnya isak tangis meluncur dimulut Vio yang berada dalam pelukan hangat papinya.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!