"Stop!" teriak Vio membuat laki-laki itu kaget sehingga mengerem mendadak.
Terlihat raut muka laki-laki aneh itu marah.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa membuat kita ditabrak pengendara lain dari belakang. Kamu mau tanggung jawab?" maki laki-laki aneh itu.
Drrttt drrtt suara handphone Vio. Dilihatnya nama "Sayangku". Lalu dia menoleh sekilas ke lelaki disebelahnya.
"Ya, yank. Ini beneran kamu?" ucap Vio dari panggilan telepon Prayoga. Ya saat ini Prayoga mencari Vio di tempat yang tadi Vio sharelockan, Coffeeshop. Ternyata benar dugaannya bahwa laki-laki disampingnya memang bukan Prayoga.
Sambil menoleh sekali lagi dengan sekilas, Vio mendengarkan Prayoga dari sebrang telepon dengan tatapan lurus ke depan "Iya ini aku. Kamu itu dimana sebenarnya, yank? Aku udah nyariin kamu dari tadi. Katanya di coffeeshop ini tapi gak ada kamu" tampak suara gelisah Prayoga.
Lalu "Jangan-jangan kamu mempermainkan aku ya, Vi?" terdengar suara marah Prayoga.
"Dimana kamu?" masih terdengar marah.
"Aku..aku..aku ada dijalan" terbata-bata Vio menjawab karena takut.
"Berarti benar ya. Kamu seperti mereka. Mempermainkanku!" terdengar suara geretan gigi dari sebrang. Lalu menutup sepihak.
"Yank! Yank!..." teriak Vio.
Lalu sambil marah Vio menatap tajam laki-laki aneh disebelahnya.
"Kamu bukan Prayoga? Siapa kamu? Lalu bagaimana bisa kamu memakai kaos couplean sama kayak Prayoga?"
"Prayoga? Aku bukan Prayoga. Siapa lagi Prayoga? Kekasihmu yang ke berapa? Hah?!" tatap balik laki-laki aneh itu pada Vio.
"Kenapa cowok aneh ini malah menuduhku yang tidak-tidak ya? Aneh dasar aneh" Vio bingung dengan pikirannya sendiri.
Ya laki-laki aneh itulah sebutannya dari Vio.
"Dasar aneh kamu!" lantang Vio.
"Apa kamu bilang? Aneh?" laki-laki itu mengernyit tak mengerti.
"Kamu sudah menggagalkan pertemuanku dengan kekasihku. Kamu tahu? Dia marah padaku!" teriak Vio sambil marah-marah.
"Ok. Sekarang katakan siapa namamu? Ayo kita berkenalan dulu supaya kita tahu nama kita masing-masing" usul Vio pada akhirnya berkata tenang setelah menghembuskan nafasnya.
"Tidak ada perkenalan!" sentak laki-laki itu.
"Hei cowok aneh! Kamu itu bodoh ya?!" tawa Vio muncul sambil membuka maskernya. Yang mana terlihat wajah cantiknya apalagi disaat tertawa seperti itu membuat laki-laki aneh itu terpesona pada pandangan pertama.
"Kenapa hatiku jadi berdebar tak karuan saat memandangnya?" batin laki-laki aneh itu. Namun laki-laki itu tak urung membuka maskernya. Dia masih menatap heran baru kali ini dia melihat seorang gadis tertawa lepas yang tak dibuat-buat terlihat manis sekali cantik dengan wajah putih bersihnya tampak merona.
"Hei! Berkediplah!" jentikan jari Vio mengagetkan lamunan laki-laki aneh itu.
"Ma..ma..maaf. Ternyata kamu bukan gadis yang ku maksud" baru kali ini dia meminta maaf pada seorang perempuan. Ya meskipun dia sudah tertipu oleh gadis yang diajak ketemuan di mall yang sama dengan Vio tapi sebenarnya dia adalah laki-laki dingin dihadapan para bawahan dan orang lain. Hanya saja jika dia sudah sayang dengan seorang wanita maka apapun akan dia lakukan meskipun dia selalu menyamar menjadi laki-laki sederhana dan tak berada.
"Kenapa kamu bisa memakai kaos yang sama denganku?" tanya Vio tanpa ragu. Meskipun Vio tahu sebenarnya laki-laki itu punya raut dingin dan cuek hanya saja menjadi laki-laki bodoh karena wanita.
Sambil melihat kaosnya sendiri, Vio menunjukkan ke laki-laki aneh tersebut. Sama halnya Vio, laki-laki itu akhirnya melihatnya juga.
"Iya kok sama ya?" batin laki-laki aneh itu.
"Hei! Siapa itu P & V?" tanya Vio.
"Apa urusanmu? Kamu tidak perlu mengetahuinya!" ucap dingin laki-laki aneh itu.
"Hei, itu jelas urusanku! Inisial di kaosmu itu sama punyaku. Warnanya juga senada. Jangan-jangan kamu itu kenal sama Prayoga ya kekasihku itu? Lalu kamu menyamar karena di suruh Prayoga? Dan tadi Prayoga telepon aku untuk memastikan bahwa kamu sudah berhasil menemuiku. Iya kan? Sudah jangan bohong kamu! Dasar cowok aneh! Mau-maunya disuruh-suruh" pernyataan Vio justru membalikkan kesalahan laki-laki aneh itu.
"Aku tidak tahu dan tidak kenal pacarmu itu!" tegasnya.
"Cepat keluar dari mobilku sekarang juga!" usir laki-laki aneh itu. Sebenarnya namanya adalah Vrish Abdillah Adijaya.
"Enak aja ngusir-ngusir aku. Heh cowok songong! Kamu yang narik-narik aku. Udah nuduh-nuduh aku gak jelas. Sekarang ngusir aku seenaknya. Anterin aku pulang sekarang!" tegas Vio.
"Eh kamu kan yang menghentikan mobilku?! Itu artinya kamu minta turun. Sekarang turun dari mobilku! Cepat!" bentak Vrish.
"Gak! Jelasin dulu!" tolak Vio keras.
"Cepat keluar kamu dari sini!" usir Vrish sambil mendorong menarik tangan Vio keluar mobil.
"Dasar laki-laki aneh. Udah aneh bego lagi!" dengus Vio lirih. Namun itu tak membuat telinga Vrish tuli.
"Apa kamu bilang? Aku bego? Kamu..!"
"Apa? Kalo gak bego lalu apa namanya mau aja dikadalin ma cewek. Hahahaha.." hal itu membuat Vio tertawa terbahak-bahak. Bagaimana bisa coba laki-laki tinggi gagah dengan perawakan bak seorang model ternyata mudah dibohongi oleh seorang cewek yang belum pernah ketemu. Hanya ketemu di media sosial saja mudah tertipu apalagi ketemu langsung. Sebenarnya hal ini membuatnya berpikir bahwa apa dia tidak punya teman atau kenalan dari dunia nyata?
Tiba-tiba pikiran itu membuatnya tertawa terbahak-bahak kembali. Karena malu Vrish membawanya kembali masuk ke mobilnya. Mendorong Vio kembali sambil membekap mulutnya yang menertawakannya.
"Cepat masuk!" Vrish memaksa Vio masuk.
"Hei! Hei!" ini membuat Vio marah.
"Apa-apaan kamu hah?!" nafas Vio tersengal-sengal.
Tidak menjawab pertanyaan Vio, Vrish langsung melajukan mobilnya dengan kencang. Tapi tak membuat Vio takut juga.
"Kamu pembalap juga ya" ujar Vio berseloroh. Tanpa respon dari laki-laki yang duduk di sebelahnya.
Drrttt drrttt...getar handphone Vrish terdengar bergetar namun dibiarkan Vrish. Vio melihat itu melirik sekilas.
Drrrttt drrtttt...saat ini gantian handphone Vio yang bergetar.
"Assalamu'alaikum, Kak. Gimana udah sampe di rumah? Kabar Kak Siska bagaimana? Sudah membaikkah?" berondong Vio.
Laki-laki di sebelahnya tetap tak bergeming namun telinganya mendengar dengan seksama.
"......"
Farel sudah sampai di bandara pusat kota dan keadaan Siska sudah baik-baik saja dengan diantar orang tuanya Siska. Ya jarak Kota Surabaya ke Pusat Kota kurang lebih satu setengah jam naik pesawat. Vio lalu menutup teleponnya setelah Farel memberikan kabar.
Sejenak hening tercipta. Vio lagi malas berdebat dengan laki-laki aneh di sampingnya. Vrish terlihat heran. Padahal baru sebentar dia bersama Vio. Tapi terasa sepi. Entah kenapa dia jadi tidak suka. Dia lebih suka Vio yang menertawakannya dan cerewet. Dia merasa hidupnya berwarna. Padahal sejauh dia mengenal Prisa hidupnya merasa biasa saja tidak pernah merasa berdebar seperti saat ini bersanding dengan Vio. Ya Prisa nama gadis yang sudah membuat Vrish marah. Awalnya Vrish tidak tertarik sama Prisa karena saat itu Vrish hanya berkenalan lewat sebuah game dan hanya di audio game itulah Prisa mengajaknya berteman. Tapi karena berjalannya waktu Vrish perkenalan Vrish dan Prisa menjadi intens dan Prisa mengirim sebuah foto yang wajahnya sangat mirip dengan mantan kekasihnya dulu yang sudah meninggal membuat Vrish menjadi lebih simpatik. Mungkin rasa itulah yang membuatnya dianggap bodoh dan bego oleh Vio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Nunuy
Kasihannya si Prayoga..kyk apa sdh itu thor 🤔
2024-09-12
0