Bab 17 Amarah Violetta

"Jangan kau kotori tanganmu itu" tangkis Vio disaat Haris ingin meninju Fifi si wanita keji itu.

"Biarkan aku yang melakukan sisanya" lanjutnya.

Haris menganggukkan kepalanya kemudian menyingkir dari hadapan si wanita keji itu dengan tangan masih mengepal.

Senyum seringai kejam tampak dibibir Vio.

"Kau sungguh wanita keji!" tendang Vio keras hingga wanita itu terpental sejauh empat meteran. Kemudian Vio segera meraih dagu wanita keji itu.

"Kau sudah membuat noda dihidup saudaraku. Apa yang sudah saudaraku lakukan kepadamu? Ha!" teriak Vio lalu memgayunkan tinjunya.

"Apa kau pikir akan terlepas dari hasil perbuatanmu itu? Kau tidak akan kulepaskan begitu saja. Siapapun yang bersinggungan denganku jangan harap bisa keluar dari ini dengan selamat" ancam Vio dengan tatapan kejam dan dingin.

Haris terkejut akan tindakan Vio sahabat pacarnya itu. Wanita seperti Vio ternyata mampu menendang dengan kuat dan keras bahkan jika dilihat dari caranya membalas perbuatan Fifi pun lebih kejam darinya. Ternyata keluarga Vio adalah keluarga yang benar-benar memiliki prinsip bahkan sampai mampu berbuat lebih kejam dari Vio.

"Siapa kau? Kenapa kau membantu dan melindungi si ****** itu?" tanya Fifi dengan mulut dicengkeram Vio erat.

"Apa kau tuli saat aku menyebut 'saudaraku'?" Vio semakin geram.

"Kau pikir tidak ada yang melindungi Rena? Kau pikir Rena dari keluarga miskin yang lemah? Kamu salah dasar wanita keji" sambil menghempaskan wajah Fifi, Vio lalu berdiri dan menendang kembali kali ini mengenai perutnya Fifi.

"Si..siapa kau?" tanya penasaran Fifi tergugu.

"Kau tak mengenal keluarga Atmadja?" seringai Vio.

Tampak raut muka yang kaget.

"At..Atmadja? Keluarga konglomerat itu? Pengusaha ternama di kota ini?" tanya Fifi terbata-bata.

"Kau kira siapa ha?! Apakah kau menyesal setelah mendengar nama itu" marah Vio dengan kejam menendangnya sekali lagi. Kali ini tampak wanita keji itu merintih kesakitan. Sebenarnya Vio tidak pernah mau membawa nama keluarganya. Namun bagaimana lagi memang itu nama keluarganya yang sudah terkenal dengan bisnisnya.

"Ma..maafkan aku. To..tolong lepaskan aku. Aa..aku tidak tahu jika telah menyinggungmu" tampak takut di wajah Fifi.

"Kau kira kau bisa dimaafkan begitu saja? Apa kau bisa mengembalikan keperawanan Rena?" Vio mencengkeram wajah Fifi dengan kuat.

"Jangan harap kau bisa bebas dari perbuatanmu itu" sekali lagi dihempaskan wajah itu dan tendangan lebih keras menghantam perut wanita keji itu.

Haris yang melihat kekejaman Vio itu mengernyitkan keningnya dan seringai tipis dibibirnya.

"Urusi sisanya dan ingat jangan biarkan dia mati dengan sia-sia. Setelah itu bawa dia jerat dia dengan pasal berlapis hingga hidupnya tidak tenang didalam sana" perintah Vio kepada pengawal kepercayaan papinya itu.

"Baik, nona" jawab pengawal itu seraya menganggukkan kepalanya.

Lalu Vio keluar dari gudang tempat ditawannya Fifi dan bahkan para musuh papinya. Didunia luar tidak akan ada yang tahu itu. Hanya keluarga Atmadja dan para pengawal yang tahu. Karena suatu saat mata gelap pasti akan mengancam bisnis keluarganya.

Kemudian Haris dan Vio pun segera keluar meninggalkan tempat tawanan itu. Lalu kembali menuju rumah sakit.

Sampai di rumah sakit Vio meyakinkan Haris terlebih dulu.

"Apakah kamu menyesal?" tatapan tajam Vio membuat bergidik Haris. Seorang wanita lembut dan ceria seperti Vio, siapapun tidak akan menyangkanya jika sudah menyangkut kehidupan orang-orang terdekatnya.

Sambil menoleh dan menatap Vio, Harispun menjawab "Tidak. Aku harus menerima Rena apa adanya karena aku sangat mencintainya. Aku hidup sebatangkara. Hanya Rena yang mengerti hidupku selama ini. Ini bukan kesalahan Rena. Jika bukan karena mengenalku dan menjadi calon istriku tentunya hal ini tidak akan terjadi padanya bukan?!". Haris mengatakan itu dengan sorot mata yang sangat menyedihkan. Laki-laki mana yang rela mendengar bahkan melihat kekasihnya disakiti orang lain bahkan hingga merenggut mahkotanya. Entah siapa yang merenggut mahkotanya Rena. Fifi si kurangajar itu tidak mau menyebutkan nama lelaki itu.

"Tolong biarkan aku sendiri dulu. Aku akan pergi ke mushola untuk menenangkan hatiku. Tolong sampaikan kepada Rena aku di mushola." pinta Haris kemudian segera beranjak meninggalkan Vio sendirian menuju ruang rawat Rena.

Ceklek. Bunyi pintu dibuka setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.

Hati Vio sangat teriris melihat kondisi sahabatnya itu. Tidak pernah mengira bahwa kejadian hari ini akan menimpa Rena yang begitu baik dan penuh kasih sayang.

"Assalamu'alaikum. Hai! Gimana kabar kamu?" sapa Vio setelah masuk melihat Rena yang sudah sadar namun tampak bengong diranjangnya dengan didampingi ibunya memecahkan keheningan didalam ruangan itu.

"Wa'alaikumsalam" jawab ibunya Rena.

"Seperti yang kamu lihat, nak" lanjut ibu Rena kembali.

Vio hanya mengangguk tanda mengerti. Melihat Rena yang bengong dengan tatapan kosong itu hati Vio tampak sedih. Kemudian meraih tangan sahabatnya itu dengan lembut. Hal ini membuat Rena menoleh melihat Vio. Lalu tiba-tiba terisak dengan keras membuat tubuhnya berguncang. Lalu Vio meraih tubuhnya memeluknya memberikan kehangatan tanda sayangnya kepada sahabat kecilnya ini. Sambil mengelus punggunggnya dan tangan satunya mengelus kepalanya.

"Menangislah sekeras mungkin jika itu membuatmu lebih lega dan tumpahkanlah rasa sesakmu itu" ucap Vio lembut tak terasa ikut menitikkan air matanya.

Rena menangis tersedu-sedu. Hingga sesenggukan.

Setengah jam Rena baru berhenti menangis. Kemudian melepaskan pelukannya. Dibalik kelembutannya Rena adalah seorang yang rapuh. Kehidupan yang sebelumnya sudah menjatuhkan mentalnya kini justru Rena harus mengalami hal yang sangat pahit dalam hidupnya.

"Sudah lebih lega, Ren?" tanya Vio hati-hati.

Rena menganggukkan kepalanya dengan wajah suram.

"Nak, hari hampir pagi lebih baik kau pulang dulu nanti mami dan papi mengkhawatirkanmu" bujuk ibu Rena dengan lembut.

"Tidak ibu, Vio akan menemani Rena di sini. Biarkan Vio disini ya, bu? Ibu pulang saja dulu nanti biar Haris yang mengantarkan ibu pulang" ucap Vio sembari mengelus lengan ibu Rena penuh dengan pengertian.

"Haris.." tiba-tiba Rena teringat akan Haris calon suaminya itu. Rena memang tidak bertunangan hanya di jari manisnya sudah diikat oleh Haris sebagai tanda peresmian hubungan serius mereka saja.

Vio dan ibu yang langsung menolehpun melihat air mata deras mengalir dipipi mulusnya itu tanpa suara isak tangis.

"Oiya Haris tadi ada di mushola berdoa untukmu" ucap Vio yang teringat pesan pesan Haris.

Tiba-tiba Haris, orang yang dibicarakan membuka pintu. Sebelum melangkahkan kakinya lebih jauh, tampak Haris terkejut dengan pandangan kami. Dia bingung "memangnya apa yang sedang mereka bicarakan sehingga tampang mereka terkejut seperti itu melihatku masuk?"

"Kenapa? Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Haris penasaran sambil melangkah maju menghampiri Rena.

Rena yang ada dihadapan Harispun segera memalingkan wajahnya. Rena tidak mau Haris melihatnya yang sudah kotor. Rena sendiri saja merasa jijik dengan dirinya yang sekarang apalagi orang lain?

"Hei! Apa kau tidak mau melihatku?" Harispun merasa sedih melihat kekasihnya memalingkan wajahnya. Dia paling tidak tahan dibiarkan Rena seperti itu. Dadanya terasa sesak. Amarahnya pun menjadi tinggi kembali mengingat apa yang dialami Rena sekarang. Rena masih terdiam.

Tanpa sadar Haris mengepalkan tangannya.

"Rena sayang, bicaralah sama Haris. Kami akan keluar sebentar. Ayo, nak Vio" ajak ibu Rena.

Kemudian Vio dan ibunya Rena melangkahkan kakinya keluar ruang rawatnya Rena. Entah apa yang akan dibicarakan dua insan didalam sana. Vio dan ibunya Rena berharap yang terbaik bagi mereka.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!