Di sisi lain waktu yang bersamaan..
Saat Prayoga tiba di Grand Mall, langsung menuju ke coffeeshop seperti di shareloc Vio. Disana terlihat seorang gadis namun tak berhijab memakai masker dan memakai kaos couple yang sama serta warna senada. P & V. Sebenarnya Prayoga merasa bahwa itu tidak mungkin Vio. Karena setahunya Vio berhijab. Tapi keanehan terjadi saat melihat kaos yang dipakai dan ciri-ciri yang sama yaitu warna kaos serta celana jeans. Tinggi badan juga sama.
"Yank, beneran ya coffeeshop?" chat Prayoga untuk meyakinkannya. Ternyata dia tidak tahu jika Vio duduk di sebelah pojok coffeeshop bagian dalam sedangkan Prayoga berada di luar.
"Iya, yank, aku tunggu di sini ya" balas Vio.
Tapi sekali lagi Prayoga memandang gadis yang duduk di sebrangnya juga sedang tampak mengetik sesuatu. Secara tak sengaja Prisa juga menatapnya. Lalu tak menunggu lama Prayoga menghampirinya. Hal itu jadi membuatnya yakin.
"Ayo kita jalan-jalan saja" tiba-tiba Prayoga menarik tangan Prisa.
"Ehh.." belum sempat Prisa melanjutkan bicaranya Prayoga sudah menyelanya.
"Sudah ikut aku aja gak usah banyak membantah".
Prisa merasa syok mendengar tutur kata pria yang menggandengnya. Namun Prisa tidak tahu juga jika yang menggandeng tangannya bukanlah Vrish karena sebelumnya Prisa dan Vrish memang tidak pernah ngobrol lewat video call hanya lewat audio itupun dari sebuah game. Meskipun Prisa sering mengirimkan foto dirinya kepada Vrish namun berbeda dengan Vrish yang tidak mau mengumbar foto dirinya dengan gegabah.
"Apakah kamu benar cowok yang kukenal lewat medsos?" tanya Prisa.
"Ya siapa lagi donk? Sudah ayo kita jalan dulu aja. Bukankah kamu pengen jalan-jalan keliling kota? Aku akan mengantarkanmu" setelah sampai parkiran Prayoga mengajak Prisa masuk. Prisa hanya diam saja karena yang dia tahu pasti pria ini adalah Vrish. Karena merasa pria ini kenal dengannya. Lagi pula tidak ada orang lain lagi yang memakai kaos yang sama seperti mereka berdua.
Disaat itu pula Vrish baru datang ke tempat yang sama dengan mereka hanya Vrish memakai jaket jeans yang tak menampakkan kaos couplenya. Dan Vrish langsung menerobos masuk coffeeshop itu dan langsung main tarik tangan Vio lalu dengan raut muka yang asam dilihat dari sorot matanya oleh Vio tanpa memberi kesempatan Vio bicara hingga memaksanya masuk ke mobilnya.
"Memangnya kita akan jalan-jalan kemana, Vrish?" tanya Prisa ketika mobil sudah melaju dijalan. Sejenak Prayoga memikirkan panggilannya.
"Vrish?" tanya Prayoga dan memastikan telinganya untuk mendengarkan lebih jelas suaranya. Karena Prayoga sudah mengenal suara Vio.
"Kamu mau mengajakku jalan-jalan kemana dulu?" tanya ulang Prisa lagi.
"Cepat katakan siapa kamu?" tiba-tiba mobilnya mengerem mendadak.
"A..a..aku Prisa" terbata-bata Prisa menjawabnya karena takut.
"Coba buka maskermu!" perintah Prayoga.
Lalu Prisa dengan cepat membuka maskernya. Seketika Prayoga tercengang wajah manisnya Prisa. Sejenak Prayoga melamun.
"Kenapa? Ada yang salah dengan mukaku, Vrish?" Prisa yang belum sadar itu Prayoga bertanya dengan naifnya. Setelah itu Prisa tersenyum memperlihatkan deretan gigi gingsulnya. Seketika Prayoga kagum. Senyuman itu sangat manis. Hanya saja Prayoga sudah jatuh cinta pada Vio. Prayoga yang sudah mengenal Vio meski lewat media online ternyata sudah sejauh itu.
"Keluar!" ucap Prayoga dengan pandangan lurus ke depan.
"Memangnya kenapa, Vrish?" pertanyaan naif Prisa.
"Aku bukan pacarmu. Kenapa kaosmu bisa sama denganku? Apa jangan-jangan kamu disuruh sama Vio?" duga Prayoga.
"Vio? Siapa Vio, Vrish?" tanya Prisa dengan mengernyitkan keningnya. Tampaknya Prisa belum menyadarinya jika terjadi kesalahpahaman. Lalu Prayoga membuka maskernya. Dan mengatakan bahwa dia Prayoga bukan Vrish seperti yang disebutkan berulang kali oleh Prisa. Seketika Prisa kagum dengan wajah tampan Prayoga. Dia memang belum pernah melihat Vrish. Jadi kaget setelah melihat Prayoga. Namun, ingatan Prisa masih sangat tajam akan suara Vrish dan bukan seperti suara pria disampingnya saat ini setelah maskernya dibuka.
"Siapa Vio? Aku tidak mengenalnya"
Seketika membuat Prayoga paham akan pertemuan ini. Bahwa semua ini pasti ada yang tidak beres. Prayoga keluar dari mobilnya dan membuka pintu disampin Prisa untuk mempersilahkan Prisa keluar dan pergi. Namun Prayoga hanya diam tanpa bertutur kata.
"Ada apa ini? Tolong jelaskan padaku? Kenapa bisa seperti ini?" tanya Prisa saat Prayoga menarik tangannya untuk keluar dari mobilnya.
"Dasar cowok aneh" gumam Prisa.
Tiba-tiba Prayoga menghentikan langkahnya. Prisa khawatir gumamannya akan menyinggung hatinya. Tapi "ah ngapain dipikirin?!" batin Prisa.
"Aku rasa kita salah bertemu. Kamu bukan cewek yang kumaksud" dengan langkah besarnya Prayoga menuju mobilnya. Lantas segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Hei! Dasar cowok aneh! Awas aja kalo sampai ketemu lagi!" teriak Prisa.
Segera dia membuka aplikasi gamenya dan ngechat Vrish. Namun tak kunjung dibuka juga oleh Vrish tambatan hatinya.
Setelah melaju dengan kecepatan tinggi Prayoga membelokkan arah lajunya ke parkiran Grand Mall kembali hanya untuk menenangkan hati dan pikirannya serta mencari kembali Vio.
Sebuah kontak dia tekan dan memanggil. Nada tersambung dan langsung diangkat Vio.
"Ya, yank. Ini beneran kamu?" angkat Vio seakan tak percaya pada Prayoga yang berusaha menghubunginya. Hal ini membuat Prayoga curiga.
"Iya ini aku. Kamu itu dimana sebenarnya, yank? Aku udah nyariin kamu dari tadi. Katanya di coffeeshop ini tapi gak ada kamu" keluh Prayoga yang terlihat putus asa. Bagaimana tidak putus asa coba. Didatangi pujaan hati jauh-jauh, ehh malah salah tarik pacar orang lebih tepatnya pacar onlinenya tertukar dengan gadis lain sesama mengenal dari media online.
"Jangan-jangan kamu mempermainkan aku ya, Vi?" lanjut Prayoga dengan kecurigaannya hingga membuatnya marah.
"Dimana kamu?" masih terdengar marah.
"Aku..aku..aku ada dijalan" terbata-bata Vio menjawab sepertinya takut.
"Berarti benar ya. Kamu seperti mereka. Mempermainkanku!" terdengar suara geretan gigi Prayoga. Lalu menutup sepihak.
"Yank! Yank!..." Prayoga sudah tidak mendengar suaranya Vio jika Vio teriak memanggilnya.
Prayoga menjadi marah karena pengalaman sebelumnya. Sebelum mengenal Vio, Prayoga pernah mencintai seorang gadis hanya saja ternyata gadis itu hanya memanfaatkan ketulusannya. Dari hal materi hingga apapun itu pasti dituruti oleh Prayoga.
Kenapa laki-laki ada yang bodoh begitu ya kalau sudah mengenai cinta? 🤔
Memang benar bahwa cinta itu buta 😄 (suara author nih readers)
Sambil mengepalkan tangannya Prayoga memukulkan setir mobilnya.
"Tidak ada yang dapat dipercaya!" gumamnya.
Dengan kemarahan Prayoga akhirnya kembali pulang meninggalkan parkiran Grand Mall. Pikiran Prayoga diselimuti kesalahpahaman.
"Jadi benar Vio menyuruh cewek tadi untuk memanfaatkanku? Lalu kenapa Vio masih mau mengangkat teleponku jika itu benar?" pikirannya sedang berkecamuk.
"Ah nanti sampai rumah aku akan menanyakan lagi ke Vio" dengan memukul setir mobilnya sekali lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments