Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati

Mentari pagi menyapa Vio dengan wajah yang ceria. Ya seperti rencananya dan hari ini adalah saatnya si bos Farel mengutusnya untuk mengurusi tiket pesawat keberangkatan ke salah satu kota ujung timur pulau Jawa sekaligus bertemu dengan Prayoga. Senyum mengembang terukir dibibir manisnya yang dipoles hanya dengan liptint. Dia tidak suka berdandan terlalu mencolok riasan wajahnya sangatlah tipis namun tak memudarkan kecantikan alami parasnya. Gadis berhijab itu berjalan mengendarai mobilnya dengan perlahan menuju bandara untuk memesan tiket.

"Akhirnya kita akan bertemu, yank" gumam Vio dengan senyum mengembang setelah mendapatkan tiketnya.

"Aku akan memberimu kejutan sampai di sana" lanjut Vio dalam perjalanan ke kantor.

Segera Vio melaporkan kepada Farel bahwa tiket sudah dia pesan dan untuk urusan selama di sana juga sudah dia atasi sesampainya di kantor.

"Kamu tampak senang hari ini? Ada apa? Apa menang lotre?" pertanyaan Farel membuat Vio semakin tersenyum lebar. Sejak kedatangan Vio ke kantor membuatnya curiga karena dari tadi Vio senyam senyum sendiri.

"Hahahaha...Kakak tahu juga. Hahahah" tawa Vio.

"Oh ya? Lalu apa itu?" Farel semakin penasaran. Setahu Farel, Vio tidak pernah sebahagia pagi ini.

"Rahasia. Kepo aja sih, Kakak. Nanti juga akan tahu. Hahaha" sambil ngeloyor pergi dari ruangan Farel.

Ada apa gerangan? Awas sampai macam-macam di sana. Bisa-bisa aku kena omelnya mami kalau dia sampai berbuat hal aneh, batin Farel sambil memegang keningnya.

"Farel, tolong kamu awasi adik kamu yang nakal itu ya selama di sana", nah kan baru saja dibatin mami W*.

"Huft" Farel mengeluh.

"Iya siap mami" meskipun tanpa dimintapun oleh maminya Vio, Farel pasti akan menjaganya. Karena Farel sangat menyayangi Vio seperti almarhumah adiknya, Mentari. Ya nama adiknya Farel adalah Mentari. Wajahnya cantik imut dan tidak pernah membosankan sama seperti Violetta. Saat ngambekpun juga keduanya memiliki kemiripan.

Di apartemen Vio, Farel mengantarkan Vio untuk berbenah dan setelah itu baru keduanya pulang ke rumah Farel untuk berbenah juga. Farel menunggu begitu setianya untuk sang adik. Sudah seperti rumahnya sendiri seperti biasa Farel tidak pernah sungkan berada di apartemen minimalis Vio. Bahkan jika Vio sakitpun sang mami tidak perlu khawatir dikarenakan Farel beserta istrinya pasti akan merawat dan menjaganya dengan penuh kasih sayang mereka.

"Vi, tadi mami W* aku" Farel menjelaskan dengan sedikit teriak karena Vio berada di dalam kamarnya sedangkan Farel berada di ruang tengah menonton drakor. Ya jika di rumah Farel selalu menemani istrinya menonton drakor. Drama korea kesukaan emak-emak so pasti lah bestie 🤭

"Terus?" Vio tak heran jika maminya pasti akan berlebihan memberikan mandat penting buat Farel yang sudah dianggap mami anak kandungnya sendiri. Ya gimana gak penting?! Kalau maminya saja sangat paham kelakuan anaknya jika bepergian. Sudah tidak tahu arah dan pastinya akan semaunya bisa-bisa lupa rumah.

"Biasalah. Jadi kamu jangan macem-macem nanti di sana. Jika sudah selesai nanti aku akan menemanimu kondangan di pernikahan anak temen mami di Surabaya"

Deg

"Bagaimana bisa Kak Farel tahu? Pasti mami yang menyuruh. Hmmm tidak diragukan lagi. Wah alamat gagal ini rencanaku. Haduwhhh gimana ini dong" gumam Vio sambil mondar mandir berpikir dan menggigit ujung jempolnya dengan posisi berkacak pinggang tangan sebelah kirinya.

"Ahaaaa..bukan Vio namanya kalo ga punya segudang ide" Vio kegirangan menemukan sebuah alasan.

"Ayo, Kak kita ke rumah Kak Farel. Aku sudah selesai" Vio keluar kamar sambil menenteng sebuah koper berwarna soft pink.

"Ayo" Farel pun segera beranjak.

Setiba di rumah Farel, Vio langsung berlari masuk ke rumah tanpa mempedulikan Farel yang berteriak memanggil namanya untuk memperingatkan tidak berlari kencang bagaikan dikejar maling.

"Viii..." tidak mendengar panggilan Farel, Farelpun geleng-geleng kepala.

"Assalamu'alaikum Kak Siska!"

"Waalaikumsalam, Vio sayang" Siska langsung mendapat pelukan hangat dari Vio kemudian cipika cipiki.

"Gimana kabarnya Kak Siska? Lalu si debay gimana?" Dan Kak Siska sudah rutin kan minum vitamin debaynya? Ini buah-buahan buat debaynya. Hehe..bukan buat ibunya tapi ingat buat debaynya Kak" sudah memberondong pertanyaan sambil memonyongkan bibirnya pula. Ya di tangan Vio memegang buah apel buat Siska. Kata orang buah apel bisa sebagai konsumsi susu jika ibu hamil tidak menyukai bau susu atau minum susu.

Siska hanya geleng-geleng melihat tingkahnya Vio yang bergelayut manja di bahu dan masih memeluk Siska seperti anak merindukan ibunya.

"Eh eh eh..apa-apaan ini? Minggir. Dia istriku hanya boleh disentuh olehku. Kamu minggir. Kasihan anakku didalam perut. Ntar kejepit sama pelukanmu itu" kedatangan Farel langsung melepaskan pelukan Vio dari Siska yang seakan tak rela berbagi Siska.

"Hiliiih..mana ada kejepit? Aku hanya pengen meluk kakakku saja. Lagian juga Kak Siska tidak mengeluh sakit. Iya kan Kak?" langsung mengusir Farel kembali memeluk Siska.

"Sttt minggir!" perintah Farel.

Siska seperti biasa akan dibuat bingung jika seperti ini terus.

"Sudah ayo makan dulu. Pakaianmu sudah siap, Ms dikoper, itu" sambil mengambilkan makan buat suaminya Siska menunjuk koper yang sudah siap di dipinggir tangga dengan dagunya.

"Awas kalo macam-macam nanti kamu Kak disana. Aku putus leher kamu, Kak" Vio mengancam Farel dengan memperagakan tangannya melambai di depan lehernya.

"Kamu yang awas nanti kalo sampai macam-macam di sana. Kalau mau pergi-pergi setelah ketemu klien harus denganku" balas Farel dengan seringaian dibibirnya.

"Uhuk uhuk uhuk" Vio terbatuk.

"Minum dulu, Vi" meskipun begitu, Farel langsung tanggap mengambilkan minum buat Vio. Dia selalu khawatir jika terjadi sesuatu sama Vio. Dia tidak mau kecolongan lagi setelah mendapatkan adik pengganti Mentari.

"Kamu tidak apa-apa, sayang?" tanya Siska sambil mengelus punggung Vio dengan lembut.

"Katakan! Kamu akan bertemu dengan siapa di sana?" Farel memang tidak bisa dibohongi.

"Ketemu sang pujaan hati. Hehehehe..." sambil cengengesan Vio jawab jujur. Vio memang tidak bisa membohongi Farel.

"Awas kau macam-macam. Siapa dia? Bagaimana tampangnya? Kenapa tidak cerita sebelumnya? Dari mana asalnya?" berondong Farel yang terlihat cemas mengetahui adiknya yang sangat dia sayang sudah memiliki tambatan hati.

"Aku kenal di dunia medsos, Kak. Namanya Prayoga. Dia baik. Aku sudah melihat wajahnya. Asalnya dari Surabaya juga" kali ini Farel yang kesedak.

"Uhuk uhuk uhuk"

"Apa? Kenal di medsos? Gila kamu ya! Tidak! Kakak tidak akan mengijinkanmu buat pacaran sama dia yang ga jelas asal usulnya!" tampak kemarahan di wajah Farel.

"Sudah sayang jangan marah-marah dulu. Karena mumpung ke sana sekalian kamu lihat dia bagaimana dia. Hm? Apalagi Vio sudah besar. Pasti dia tahu mana yang baik dan tidak buatnya" dengan lembut nada bicara Siska meluluhkan kemarahan Farel sambil menggenggam erat tangganya.

Nah, Vio selalu setuju dengan idenya Siska.

"Aku sayang sama Kak Siska. Tenang saja Kakak mau minta apa pasti aku belikan" sambil memeluk lalu menciumi Siska dan menjulurkan lidahnya ke Farel.

"Jangan senang dulu kamu ya. Aku pasti akan mengawasimu" kecam Farel. Entahlah dia tidak suka adiknya berhubungan dengan cowok lain. Dia takut kehilangannya.

"Aku tahu Kakak khawatir padaku. Makanya ketika kakak bertanya aku langsung menjawab. Karena biar kakak tahu. Dan aku mau kakak selalu ada untukku" sambil berjalan menghampiri Farel namun tidak berani memeluknya. Meski sudah seperti kakak kandung buat Vio namun Vio masih sadar bahwa kakaknya itu bukan muhrimnya. Vio memang gemas melihat sikap dari kakaknya itu.

"Hmm" hanya deheman yang didapat.

Saat diperjalanan menuju bandara, hanya keheningan yang ada.

"Kak Farel masih marah padaku? Aku janji Kak, aku hanya akan bertemu dengannya membuktikan kebenarannya saja" akhirnya Vio membuka suaranya.

"Kau yakin? Kalau terbukti dia cowok baik-baik apa yang akan kau lakukan?" tanpa menoleh ke Vio.

"Ya lanjut lah kakak" jawaban ini membuat Farel semakin tidak suka.

Lalu keduanya hening karena Farel tidak meresponnya.

Kita akan bertemu, sayang. Vio hanya bergumam dia takut membuat Farel bertambah marah. Namun ia hanya tersenyum tipis membayangkan akan pertemuannya dengan Prayoga.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!