Mentari pagi menyapa Vio dengan wajah yang ceria. Ya seperti rencananya dan hari ini adalah saatnya si bos Farel mengutusnya untuk mengurusi tiket pesawat keberangkatan ke salah satu kota ujung timur pulau Jawa sekaligus bertemu dengan Prayoga. Senyum mengembang terukir dibibir manisnya yang dipoles hanya dengan liptint. Dia tidak suka berdandan terlalu mencolok riasan wajahnya sangatlah tipis namun tak memudarkan kecantikan alami parasnya. Gadis berhijab itu berjalan mengendarai mobilnya dengan perlahan menuju bandara untuk memesan tiket.
"Akhirnya kita akan bertemu, yank" gumam Vio dengan senyum mengembang setelah mendapatkan tiketnya.
"Aku akan memberimu kejutan sampai di sana" lanjut Vio dalam perjalanan ke kantor.
Segera Vio melaporkan kepada Farel bahwa tiket sudah dia pesan dan untuk urusan selama di sana juga sudah dia atasi sesampainya di kantor.
"Kamu tampak senang hari ini? Ada apa? Apa menang lotre?" pertanyaan Farel membuat Vio semakin tersenyum lebar. Sejak kedatangan Vio ke kantor membuatnya curiga karena dari tadi Vio senyam senyum sendiri.
"Hahahaha...Kakak tahu juga. Hahahah" tawa Vio.
"Oh ya? Lalu apa itu?" Farel semakin penasaran. Setahu Farel, Vio tidak pernah sebahagia pagi ini.
"Rahasia. Kepo aja sih, Kakak. Nanti juga akan tahu. Hahaha" sambil ngeloyor pergi dari ruangan Farel.
Ada apa gerangan? Awas sampai macam-macam di sana. Bisa-bisa aku kena omelnya mami kalau dia sampai berbuat hal aneh, batin Farel sambil memegang keningnya.
"Farel, tolong kamu awasi adik kamu yang nakal itu ya selama di sana", nah kan baru saja dibatin mami W*.
"Huft" Farel mengeluh.
"Iya siap mami" meskipun tanpa dimintapun oleh maminya Vio, Farel pasti akan menjaganya. Karena Farel sangat menyayangi Vio seperti almarhumah adiknya, Mentari. Ya nama adiknya Farel adalah Mentari. Wajahnya cantik imut dan tidak pernah membosankan sama seperti Violetta. Saat ngambekpun juga keduanya memiliki kemiripan.
Di apartemen Vio, Farel mengantarkan Vio untuk berbenah dan setelah itu baru keduanya pulang ke rumah Farel untuk berbenah juga. Farel menunggu begitu setianya untuk sang adik. Sudah seperti rumahnya sendiri seperti biasa Farel tidak pernah sungkan berada di apartemen minimalis Vio. Bahkan jika Vio sakitpun sang mami tidak perlu khawatir dikarenakan Farel beserta istrinya pasti akan merawat dan menjaganya dengan penuh kasih sayang mereka.
"Vi, tadi mami W* aku" Farel menjelaskan dengan sedikit teriak karena Vio berada di dalam kamarnya sedangkan Farel berada di ruang tengah menonton drakor. Ya jika di rumah Farel selalu menemani istrinya menonton drakor. Drama korea kesukaan emak-emak so pasti lah bestie 🤭
"Terus?" Vio tak heran jika maminya pasti akan berlebihan memberikan mandat penting buat Farel yang sudah dianggap mami anak kandungnya sendiri. Ya gimana gak penting?! Kalau maminya saja sangat paham kelakuan anaknya jika bepergian. Sudah tidak tahu arah dan pastinya akan semaunya bisa-bisa lupa rumah.
"Biasalah. Jadi kamu jangan macem-macem nanti di sana. Jika sudah selesai nanti aku akan menemanimu kondangan di pernikahan anak temen mami di Surabaya"
Deg
"Bagaimana bisa Kak Farel tahu? Pasti mami yang menyuruh. Hmmm tidak diragukan lagi. Wah alamat gagal ini rencanaku. Haduwhhh gimana ini dong" gumam Vio sambil mondar mandir berpikir dan menggigit ujung jempolnya dengan posisi berkacak pinggang tangan sebelah kirinya.
"Ahaaaa..bukan Vio namanya kalo ga punya segudang ide" Vio kegirangan menemukan sebuah alasan.
"Ayo, Kak kita ke rumah Kak Farel. Aku sudah selesai" Vio keluar kamar sambil menenteng sebuah koper berwarna soft pink.
"Ayo" Farel pun segera beranjak.
Setiba di rumah Farel, Vio langsung berlari masuk ke rumah tanpa mempedulikan Farel yang berteriak memanggil namanya untuk memperingatkan tidak berlari kencang bagaikan dikejar maling.
"Viii..." tidak mendengar panggilan Farel, Farelpun geleng-geleng kepala.
"Assalamu'alaikum Kak Siska!"
"Waalaikumsalam, Vio sayang" Siska langsung mendapat pelukan hangat dari Vio kemudian cipika cipiki.
"Gimana kabarnya Kak Siska? Lalu si debay gimana?" Dan Kak Siska sudah rutin kan minum vitamin debaynya? Ini buah-buahan buat debaynya. Hehe..bukan buat ibunya tapi ingat buat debaynya Kak" sudah memberondong pertanyaan sambil memonyongkan bibirnya pula. Ya di tangan Vio memegang buah apel buat Siska. Kata orang buah apel bisa sebagai konsumsi susu jika ibu hamil tidak menyukai bau susu atau minum susu.
Siska hanya geleng-geleng melihat tingkahnya Vio yang bergelayut manja di bahu dan masih memeluk Siska seperti anak merindukan ibunya.
"Eh eh eh..apa-apaan ini? Minggir. Dia istriku hanya boleh disentuh olehku. Kamu minggir. Kasihan anakku didalam perut. Ntar kejepit sama pelukanmu itu" kedatangan Farel langsung melepaskan pelukan Vio dari Siska yang seakan tak rela berbagi Siska.
"Hiliiih..mana ada kejepit? Aku hanya pengen meluk kakakku saja. Lagian juga Kak Siska tidak mengeluh sakit. Iya kan Kak?" langsung mengusir Farel kembali memeluk Siska.
"Sttt minggir!" perintah Farel.
Siska seperti biasa akan dibuat bingung jika seperti ini terus.
"Sudah ayo makan dulu. Pakaianmu sudah siap, Ms dikoper, itu" sambil mengambilkan makan buat suaminya Siska menunjuk koper yang sudah siap di dipinggir tangga dengan dagunya.
"Awas kalo macam-macam nanti kamu Kak disana. Aku putus leher kamu, Kak" Vio mengancam Farel dengan memperagakan tangannya melambai di depan lehernya.
"Kamu yang awas nanti kalo sampai macam-macam di sana. Kalau mau pergi-pergi setelah ketemu klien harus denganku" balas Farel dengan seringaian dibibirnya.
"Uhuk uhuk uhuk" Vio terbatuk.
"Minum dulu, Vi" meskipun begitu, Farel langsung tanggap mengambilkan minum buat Vio. Dia selalu khawatir jika terjadi sesuatu sama Vio. Dia tidak mau kecolongan lagi setelah mendapatkan adik pengganti Mentari.
"Kamu tidak apa-apa, sayang?" tanya Siska sambil mengelus punggung Vio dengan lembut.
"Katakan! Kamu akan bertemu dengan siapa di sana?" Farel memang tidak bisa dibohongi.
"Ketemu sang pujaan hati. Hehehehe..." sambil cengengesan Vio jawab jujur. Vio memang tidak bisa membohongi Farel.
"Awas kau macam-macam. Siapa dia? Bagaimana tampangnya? Kenapa tidak cerita sebelumnya? Dari mana asalnya?" berondong Farel yang terlihat cemas mengetahui adiknya yang sangat dia sayang sudah memiliki tambatan hati.
"Aku kenal di dunia medsos, Kak. Namanya Prayoga. Dia baik. Aku sudah melihat wajahnya. Asalnya dari Surabaya juga" kali ini Farel yang kesedak.
"Uhuk uhuk uhuk"
"Apa? Kenal di medsos? Gila kamu ya! Tidak! Kakak tidak akan mengijinkanmu buat pacaran sama dia yang ga jelas asal usulnya!" tampak kemarahan di wajah Farel.
"Sudah sayang jangan marah-marah dulu. Karena mumpung ke sana sekalian kamu lihat dia bagaimana dia. Hm? Apalagi Vio sudah besar. Pasti dia tahu mana yang baik dan tidak buatnya" dengan lembut nada bicara Siska meluluhkan kemarahan Farel sambil menggenggam erat tangganya.
Nah, Vio selalu setuju dengan idenya Siska.
"Aku sayang sama Kak Siska. Tenang saja Kakak mau minta apa pasti aku belikan" sambil memeluk lalu menciumi Siska dan menjulurkan lidahnya ke Farel.
"Jangan senang dulu kamu ya. Aku pasti akan mengawasimu" kecam Farel. Entahlah dia tidak suka adiknya berhubungan dengan cowok lain. Dia takut kehilangannya.
"Aku tahu Kakak khawatir padaku. Makanya ketika kakak bertanya aku langsung menjawab. Karena biar kakak tahu. Dan aku mau kakak selalu ada untukku" sambil berjalan menghampiri Farel namun tidak berani memeluknya. Meski sudah seperti kakak kandung buat Vio namun Vio masih sadar bahwa kakaknya itu bukan muhrimnya. Vio memang gemas melihat sikap dari kakaknya itu.
"Hmm" hanya deheman yang didapat.
Saat diperjalanan menuju bandara, hanya keheningan yang ada.
"Kak Farel masih marah padaku? Aku janji Kak, aku hanya akan bertemu dengannya membuktikan kebenarannya saja" akhirnya Vio membuka suaranya.
"Kau yakin? Kalau terbukti dia cowok baik-baik apa yang akan kau lakukan?" tanpa menoleh ke Vio.
"Ya lanjut lah kakak" jawaban ini membuat Farel semakin tidak suka.
Lalu keduanya hening karena Farel tidak meresponnya.
Kita akan bertemu, sayang. Vio hanya bergumam dia takut membuat Farel bertambah marah. Namun ia hanya tersenyum tipis membayangkan akan pertemuannya dengan Prayoga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments