Bab 9 Kembali

Di Pusat Kota.

Vio telah tiba di Pusat Kota. Dia merasa rindu dengan kota yang sudah ia tinggali beberapa tahun silam. Dia sudah jatuh cinta dengan kemegahan dan keindahan infrastruktur bangunan-bangunan yang tertata rapi didepan matanya sepanjang jalan.

"Iya, mi ada apa?" suara Vio menerima telepon dari maminya setiba di apartemennya.

"......"

"Iya aku akan pulang secepatnya" jawab Vio yang ternyata maminya menelepon meminta Vio untuk pulang dikarenakan akan ada anniversary pernikahan mami dan papinya Vio. Vio tidak bisa menolaknya dikarenakan akan ada pesta meriah apalagi status Vio anak tunggal.

Setelah meletakkan ponselnya di atas nakas, Vio berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Masih ada waktu buat istirahat sejenak. Karena perutnya sudah ia isi ketika di bandara jadi ia lebih memilih tidur sebentar. Tiga jam lagi ia akan berangkat kerja.

"Lelah sekali" lirih Vio nyaris tak terdengar. Hingga Vio pun tertidur.

Drrttt drrrttt drrrrtt

Drrrtt drrrttt drrtttt

Ponsel Vio berdering namun karena kelelahannya Vio tidak mendengarnya. Sebuah nama tertera di panggilan itu. "Prayoga". Panggilan itu berulang tiga kali. Namun tak terangkat juga.

Disisi lain, Prayoga yang sudah berulangkali melakukan panggilan itu menjadi marah membuat wajahnya merah padam. Akhirnya ponselnya dia lempar ke kasur namun malah terlempar lagi ke lantai dan hancur. Prayoga berjalan mondar mandir sambil memegang kepalanya.

"Ternyata kamu sama saja Vi!" desis Prayoga.

Setelah bangun dari tidur nyenyaknya, Vio mengambil ponselnya dan melihat beberapa panggilan. Dia terkejut dan bahkan matanya berbinar. Siapa lagi kalau bukan dari Prayoga. Lalu Vio menekan panggilan untuk Prayoga. Tapi sayang, sepertinya nomornya tidak aktif. Dia mencoba mengulang kembali namun hasilnya sama.

"Kamu kenapa? Kenapa sekarang nomor kamu ga aktif? Apakah kamu marah padaku? Apa kamu ganti nomor?" lirih Vio sedih.

Ting. Sebuah pesan chat dari aplikasi hijau.

"Vi, nanti siang kamu ikut aku ketemu klien yang dari Kota Surabaya kemarin. Kali ini pemilik perusahaannya yang mau ketemu sama kita secara langsung buat tanda tangan kontrak. Beliau ada di kota ini jadi meminta kita ketemu siang ini juga. Kamu siapkan berkas-berkasnya ya" chat Farel.

"Siap" balas cepat Vio. Huft ketemu pemiliknya langsung. Akhirnya seperti apa ya orangnya? Gendut pendek dan botak kali ya? Hmmm biasanya begitu sih teman-teman papi. Hahahahaha..." ejek Vio menduga-duga. Kebanyakan teman papinya seperti itu.

Hmmm Vio kamu ga tahu ya. Ntar kamu kena getahnya lohhh 🤪 (author loh yang ngomong)

Setiba di kantor, Vio langsung menghadap Farel ke ruangannya. Tapi tentunya setelah pergi ke ruangannya menyiapkan berkasnya. Lalu baru pergi ke ruangannya Farel karena ada berkas yang ditanda tangani Farel.

"Pak, ini berkas-berkasnya. Ada beberapa file yang harus Bapak tanda tangani" ucap Vio.

"Ya" jawab Farel singkat.

"Kalo begitu saya kembali ke meja saya lagi, Pak. Permisi" lanjut Vio menunjukkan profesionalitasnya.

"Vi, kamu mau pulang kapan? Kemarin mami telepon aku katanya kamu harus pulang. Mami minta ijin sama aku buat ngijinin kamu pulang" tiba-tiba Farel mengucapkan itu ketika tangan Vio hendak memegang gagang pintu itu.

"Hmm, iya, kak. Mami sama papi nyuruh aku pulang segera. Sebenarnya aku ga mau pulang sih pasti papi sama mami ngenalin aku ke teman-teman papi dan mami" muka Vio udah sebel kalau mengingat itu.

"Hahaha...makanya cepetan cari pacar beneran biar ga ditagih sama mami kamu" ejek Farel.

"Ck, kak temani aku ya pulang" rajuk Vio dengan senyum semenawan mungkin.

"Ga bisalah. Siska lebih butuhin aku disampingnya" ucap Farel.

"Hah. Aku sudah tahu jawabanmu itu, kak" keluh Vio lalu segera berbalik menuju mejanya.

Hari ini Vio dijadwalkan sibuk. Siang telah tiba dan mereka sudah sampai di tempat yang sudah dijanjikan oleh perusahaan Vio. Sebuah restoran kelas bintang lima di Pusat Kota.

"Selamat datang Pak Adijaya" sapa Farel berdiri membuat Vio menoleh dan ikut berdiri kaget.

"Dia.." batin Vio menatap laki-laki yang dipanggil Farel Pak Adijaya itu.

Lalu segera Vio menangkupkan kedua tangannya karena Vio tidak mau berjabatan tangan setelah dapat senggolan dari Farel.

"Se..selamat datang Pak Adijaya" sapa Vio.

Farel melirik sekilas "Kenapa dia seperti grogi begitu?" batin Farel.

Ya Pak Adijaya itu tak lain adalah Vrish. Vrish memicingkan matanya sebelah dan tampak kaget juga sebenarnya. Hanya dia langsung bisa mengkondisikan rasa keterkejutannya. Vrish hanya menganggukkan kepala saja lalu melirik Vio sekilas.

Tatapan dingin Vrish membuat Vio melihatnya dengan tatapan yang berbeda.

"Ck, bos beneran ternyata. Tumben wajah cowok aneh itu bisa sok cool begitu" batin Vio.

"Tidak usah memakiku" batin Vrish melirik kembali sekilas.

"Kenapa tampaknya cewek itu tidak takut sekali dengan keberadaanku? Memang bener sih tadi sempet kaget dia. Tapi pintar juga dia bisa mengontrol emosinya dengan cepat" lanjut batin Vrish.

"Kenapa juga tuh cowok aneh menatapku begitu? Kamu kira aku takut menghadapi bos sepertimu? Biasa aja kali. Papiku aja bos besar aku ga pernah takut sama papiku. Apalagi teman-temannya" batin Vio juga.

Acara tanda tangan kontrakpun selesai juga. Vio dan Farel bernapas lega. Mereka kembali ke kantor setelah jam makan siang. Karena mereka sudah makan siang saat tanda tangan kontrak perusahaan.

"Kak, aku ijin akan pulang week end ini ya. Karena anniversarynya mami dan papi minggu depan. Masa cutiku aku ambil ya selama ini aku belum pernah ambil cuti" ijin Vio saat mau pulang ke apartemennya. Ya sudah waktunya jam pulang.

"Baiklah. Nanti kami nitip salam sama mami dan papi kamu ya. Maaf kami belum bisa datang" ucap Farel sambil mengacak jilbab Vio. Entah kenapa Vio suka itu karena bagi Vio itu tanda kasih sayang kakak ke adiknya. Vio tersenyum hangat. Seandainya dia saudara kandung pasti Vio sudah memeluknya erat dengan penuh kasih sayangnya. Namun Vio tidak bisa melakukan itu karena Farel hanya kakak angkatnya.

Lalu Vio pulang menuju supermarket untuk belanja sayuran dan ikan karena malam ini Vio sudah kangen ingin memasak.

Brukkk.

Suara Vio menabrak seseorang di supermarket itu. Ternyata Vio menabrak...Vrish.

Sambil mengernyitkan keningnya Vrish berucap "Kamu lagi".

"Innalillahi astaghfirullah. Aduh siapa ya yang nabrak aku?" ucap Vio bersamaan dengan ucapan Vrish barusan.

"Kamu!" tunjuk Vio.

"Ingat Vi, dia itu bos kamu juga" batin Vio.

"Gak gak. Ngapain baik-baikin?! Toh diluar jam kerja" sanggah Vio kembali.

"Kenapa sih ketemu kamu lagi?!" ketus Vio.

"Sudah nabrak gak minta maaf juga sewot lagi" balas Vrish tenang.

"Setiap ketemu sama kamu yang ada sial mulu" sewot Vio sambil mau beranjak pergi. Namun sebelum itu tangannya ditarik sama Vrish.

"Kenapa tangannya hangat dan nyaman sekali saat memegang tanganku?" batin Vio. Tentunya yang dipegang tangannya masih terlapis lengan bajunya ya.

"Kenapa jantungku jadi berdebar begini ya?" batin Vrish juga.

Seketika Vio menghempaskan tangan Vrish kemudian berlalu pergi.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!