Malam pun tiba. Di sebuah acara pernikahan anak dari teman maminya Vio, Bu Hajah, seperti itulah mami Vio biasa memanggilnya.
Malam ini Vio tampak cantik dengan polesan make up yang lebih cantik dari biasanya karena ia datang di acara pernikahan. Vio berjalan elegan dan anggun. Begitu memasuki gerbang yang penuh dengan bunga cantik Vio menunjukkan undangan digitalnya yang sudah dikirim maminya. Tanpa undangan itu dia tidak bisa memasuki acara pernikahan tersebut.
"Wah cantik sekali. Tampak high class namun tetap terlihat sederhana", batin Vio.
"Mari, Nona ikuti kami!" lamunan Vio tersadar begitu seorang perempuan nan cantik sebagai pagar ayu menyapanya lalu mengantarkan untuk mengarahkan masuk.
"Oh iya mari" balas Vio dengan senyum manisnya yang mampu membuat para lelaki terpesona.
Vio diarahkan ke meja exclusive khusus tamu undangan exclusive. Dia tampak duduk sendirian. Lalu di meja sampingnya yang agak jauh disana terdapat Vrish bersama temannya sedang mengobrol serius meskipun disertai sesekali dengan senyuman tipis. Hanya Vio belum menyadarinya.
Tampak disana juga banyak para gadis sedang membicarakan seorang laki-laki tampan tapi dia tidak tahu siapa yang dibicarakan.
"Eh denger-denger bos besar itu datang loh. Dan apakah kalian tahu dia sangat tampan. Katanya lagi dia sangat gagah dan berwibawa. Aku suka sama laki-laki seperti itu."
"Siapa sih namanya? Kamu tahu ga?" tanya teman gadis itu.
"Kalo ga salah Tuan Vrish Abdillah Adijaya. Dia memang sangat tampan" jelas salah satu temannya lagi sambil memasang raut muka seolah-olah membayangkan wajah pria tampan yang dibicarakan itu.
"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Tapi dimana ya? Ah sudahlah. Ngapain dipikirin. Bukan urusanku" sergah Vio yang memang lupa akan nama itu.
Lalu serangkaian demi rangkaian acara sudah berlalu. Kini saatnya waktu mau pulang Vio berpamitan dulu sama Bu Hajah dan keluarga terutama sepasang mempelai pengantin.
"Tante, Vio pamit ya. Salam dari Mami. Maafkan mami ya, tante karena mami tidak bisa ikut hadir kesini. Semoga pernikahan kedua mempelai penuh keberkahan" ucap Vio.
"Aamiin" jawab Bu Hajah serempak dengan suaminya.
"Kamu ga nginap digubug kami, Vi?" lanjut Bu Hajah.
"Maaf tante, tugas banyak masih menanti Vio" tolak halus Vio dengan tawa manisnya.
"Tante harap lain kali kamu bisa menginap dikediaman kami, Vi. Sayang sekali ya padahal kamu sudah jauh-jauh datang kemari" lanjut Bu Hajah.
"Insyaa Allah, tante" jawab Vio.
"Assalamualaikum, tante!" sapa laki-laki gagah disamping Vio. Merasa familier akan suaranya Vio segera menoleh ke arah suara tersebut.
"Waalaikum salam. Hai, Vrish!" jawab Bu Hajah.
"Kamu apa kabar? Wah ponakan tante yang ganteng ini apakah datang kemari mengajak kekasihnya?" lanjut Bu Hajah.
Pertanyaan itu dijawab Vrish dengan seyuman menawan yang tentunya membuat hati para gadis meleleh.
"Cowok aneh itu datang? Ponakan? Apa hubungannya sama Bu Hajah ya?" batin Vio.
"Ahh masa bodo siapa" lanjut batinnya.
Ketika Vio akan segera berlalu, Bu Hajah justru memperkenalkannya dengan cowok aneh itu. Ya siapa lagi kalau bukan Vrish.
"Vi, ini anak teman tante. Kenalin Vrish" sahut Bu Hajah memperkenalkan Vio kepada Vrish.
"Ah iya tante" balas Vio dengan hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya sambil menganggukkan kepalanya.
"Vio" sapanya kepada Vrish.
"Violetta Anjani" sahut Bu Hajah sambil tersenyum penuh arti tiba-tiba.
"Tante, maaf Vio undur diri. Vio pamit ya, tante" pamit Vio lalu berjalan maju dan meninggalkan acara pernikahan yang mewah itu.
Tampak sekilas Vrish memperhatikan Vio dari sudut matanya.
"Ini kan cewek waktu. Hmm, bisa lembut juga. Cantik" batin Vrish.
"Ya, kak. Ada apa?" Vio terlihat menerima telepon.
"....."
"Baiklah. Aku segera pulang" lanjutnya.
Terlihat Vrish berdiri dibelakang Vio. Ya setelah Vio beranjak dari panggung pengantin, tak lama setelah itu Vrish juga berniat meninggalkan panggung itu juga karena merasa ada urusan mendadak setelah mendapat pesan dari asistennya. Dia harus berangkat malam ini juga ke Pusat Kota masalah pekerjaan. Tapi malah melihat Vio menerima telepon dengan rasa terkejutnya.
"Huftt. Belum pulang ke hotel. Tapi harus ditelpon sama Kak Farel harus pulang malam ini. Hahhh" gumam Vio lesunya. Tak lama kemudian Vio memesan taksi onlinenya.
Sambil menunggu pesanannya datang, tanpa sengaja Vio menoleh ke belakang. Ternyata ada yang memperhatikannya sedari tadi.
Lalu setelah itu Vio menoleh kembali tanpa menghiraukan keberadaan Vrish.
"Cewek sombong" gumam Vrish kesal. Baru kali ini dia benar-benar dicuekin oleh cewek. Tampak guratan kekesalan diwajahnya.
"Ngapain tuh cowok lihatin aku terus? Huh dasar cowok aneh. Ga pernah apa lihat cewek cantik kayak aku?" lirih Vio sambil memasang wajah masam akibat diperhatikan sedari tadi.
"Kok taksinya lama ya?!" gumam Vio sambil melirik arlojinya. Sudah setengah jam dia sudah menunggu taksi pesanannya. Setelah menengok handphonenya ternyata terdapat jawaban dari taksi onlinenya bahwa dicancel oleh drivernya dikarenakan lokasi yang sangat jauh dari lokasi pesanannya.
"Baiklah, jangan panik Vio" semangat Vio buat dirinya sendiri. Vio sudah mulai gelisah dikarenakan hari sudah mulai larut. Setelah berulangkali memesan taksi online berulangkali pula ditolak. Memang lokasi pernikahan ini sangat jauh dari jangkauan titik kota. Bisa dibilang termasuk pinggiran kota.
"Bahkan kota sebesar ini tidak bisa memesan taksi online?!" tanya Vio yang tak percaya dengan kota besar ini.
"Hei cewek sombong! Ga dapat juga taksinya? Mau aku beri tumpangan?" ejek Vrish. Tampaknya Vrish dari awal sudah memperhatikannya. Entah kenapa dia sangat khawatir. Maka dari itu dia terus berdiri disana.
"Yakin mau memberi tumpangan? Tidak usah mengejekku. Sana pergi dari sini. Ngapain sedari tadi kamu lihatin aku? Khawatir juga? Hm?" ejek balik Vio.
"Kamu..." kesal Vrish. Lalu Vrish melangkah berjalan menuju parkiran meninggalkan Vio.
"Huh sebel! Dasar cowok aneh" kesal Vio memanyunkan bibirnya.
Vio lalu berjalan melangkah keluar gerbang menuju jalanan gelap dan sepi. Dia mencoba kembali pesan ojek online. Namun naas sama juga ditolak.
"Astaghfirullah..kenapa dari tadi ditolak terus? Kakiku sakit berjalan terus. Mana gelap dan sepi lagi. Takut ada orang jahat. Ya Robb lindungilah aku" ucap Vio lirih.
Tampak kendaraan dari arah belakangnya. Dia harus mencoba untuk memberhentikannya minta tolong. Siapa tahu orang baik.
Vio melambaikan tangannya tanda memberhentikan laju kendaraan didepannya.
Sseett. Tanda mobil itu berhenti.
"Wah mobil mewah" batin Vio nyengir kuda. Ya mobil yang berhenti itu mobil mewah.
Kemudian kaca jendela diturunkan perlahan. Disana tampak laki-laki gagah nan tampan yaitu Vrish. Vio kaget tak habis pikir kenapa bisa dia?! Vio mengenyahkan pikiran itu lalu berjalan kembali lurus tanpa menghiraukan Vrish kembali.
Tin tin tiiin.
Vio terlonjak kaget dan berdiri diam membeku.
"Cepat naiklah!" teriak Vrish dengan pelan melajukan mobilnya ke arah Vio.
Tampak Vio ragu-ragu. Tapi akhirnya dia pikir bisa lebih cepat sampai hotelnya daripada jalan kaki dan tidak mendapat taksi online. Vio masuk ke dalam mobil Vrish untuk yang kedua kalinya. Ternyata Vio tak lupa dengan pemandangan dalam mobil Vrish meskipun dia tampak lupa bentuk rupa mobil mewah Vrish. Harum wanginya ruangan mobil Vrish masih dia ingat dan bahkan sangat melekat. Ciri khas wanginya Vrish. Sepertinya Vrish suka bau wangi natural dan soft.
"Terimakasih" ucap Vio tanpa digubris Vrish.
Vrish tetap melajukan mobilnya kejalanan sepi. hampir setengah jam melewati jalanan sepi dan gelap itu.
"Akan berapa lama kamu akan berjalan melewati jalan sepi dan gelap ini jika kamu berjalan?" tiba-tiba ditengah perjalanan Vrish membuka suaranya.
"Entahlah. Tapi aku ucapkan banyak terimakasih atas tumpangannya" balas Vio.
"Hotel apa?" tanya Vrish singkat.
"Abadi Hotel" jawab Vio. Vrish tercengang.
"Itukan hotelku" batin Vrish. Ya ternyata Vrish adalah pemilik salah satu hotel bintang lima di kota itu. Bukan hanya hotel itu bisnisnya melainkan masih banyak bisnis properti yang menjadi pusat usaha keluarganya. Hotel itu hanyalah bisnis murninya tanpa campur tangan keluarganya.
Mobil melaju kencang karena perjalanan membutuhkan waktu hampir dua jam. Karena letak lokasi acara pernikahan berada dipinggiran kota. Entah kenapa bisa diadakan disana. Rumor terdengar bahwa karena mempelai pengantin meminta suasana daerah yang masih alami. Tanpa polusi. Tapi itulah dampaknya. Membuat Vio ditolak banyak driver online.
Sampai di hotel Vio dibangunkan oleh Vrish. Ya Vio tertidur selama perjalanan.
"Hei bangun! Enak aja emang aku sopirmu. Kamu enak-enakan tidur" teriak Vrish membangunkan Vio. Dia tahu bahwa dia tidak bisa menyentuh Vio setelah perkenalan tadi di acara tersebut.
"Hmmmm..maaf aku ketiduran. Rasanya mobil mewahmu ini serasa berada dikamar sendiri" cengir Vio lalu beranjak turun.
"Terimakasih" lanjut Vio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Eva Sinambela
cerita ny bagus 👍👍
2023-04-28
0