Bab 19 Rena Cepat Pulih

Setiba di rumah sakit.

Dengan berbagai macam bujukan dan nasehat dari ibunya Rena, kini Rena sudah bisa tersenyum meskipun tidak seperti sebelumnya.

"Makasih ya, Vi atas bantuanmu juga mami papi. Jika tak ada kalian entah mau jadi apa aku sama ibu" ucap Rena yang masih menitikkan air mata apalagi luka itu belum sembuh. Hanya sesekali tersenyum itupun masih dipaksakan.

"Ishh kamu ini. Kami juga minta maaf jika bukan kami yang mengundangmu untuk ikut acara mami papi kejadian ini pasti tidak akan terjadi. Maafkan kami ya, Ren. Percayalah mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal" elus Vio ditangan sahabat kecilnya itu.

"Assalamu'alaikum!" sapa Haris ketika memasuki ruangan rawat Rena.

"Wa'alaikumsalam" jawab Vio, Rena dan ibu Rena serempak.

"Semua sudah beres Rena sudah boleh pulang sekarang" ucap Haris menatap Rena dengan senyum ceria. Vio tahu bahwa Haris melakukan itu agar Rena tidak larut dalam lukanya. Sepanjang malam ternyata Haris belum beristirahat. Tampak di kedua matanya yang terlihat seperti mata panda.

Kemudian mereka bergegas membantu membereskan barang-barang yang ada untuk dibawa pulang dan sebagian dibuang karena memang sampah.

Kepulangan Rena diantar Vio dan Haris. Bi Ani sudah pulang ketika mereka keluar dari rumah sakit dengan dijemput mobil keluarga Atmadja.

Sesampainya di rumah Rena, dan membersihkan diri, tampak Rena lama tidak keluar kamar mandi. Hal ini membuat tanda tanya Vio dan Haris. Mereka bertatapan penuh tanda tanya.

Kemudian mereka bergegas menuju kamar mandi Vio dan mengetuk kamar mandinya.

"Ren! Kenapa lama sekali? Kamu sudah selesai belum? Aku kebelet pipis nih?" teriak Vio mengalihkan pemikiran khawatir Rena masih sensitif.

Tidak ada sahutan dari dalam. Sekarang gantian Haris. "Ren, kamu tidak apa-apa? Tolong jawab, Ren!"

Teriakan Haris mendapat pelototan Vio namun Haris hanya menatap sekilas Vio lalu mengacuhkannnya.

"Ren! Buka pintunya, Ren!" teriak Haris lagi.

Ceklek. Suara pintu kamar mandi dibuka Rena.

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan hal bodoh" sambil nyelonong menerobos antara Haris dan Vio yang masih terpaku dengan ucapan Rena.

"Adem gak panas" tangan Vio memegang kening Rena.

"Apaan sih!" dikibaskan tangan Vio.

"Kamu sudah baikan?" Vio meyakinkan ke Rena. Haris hanya menatap interaksi kedua sahabat itu dengan posisi masih berdiri ditempat semula.

"Vi..." kata menggantung itu membuat Vio berdebar karena raut muka yang masam di wajah Rena tampak begitu menyedihkan.

"Ya, Ren. Ada apa?" Vio pun beringsut duduk mendekati Rena.

"Vi, kamu tidak akan membenciku kan? Kamu tidak akan jijik padaku kan?" isak Rena membuat hening suasana kamar Rena.

Viopun memeluk Rena membiarkan Rena terisak dibahunya. Lalu mengelus kepala Rena.

"Aku tidak akan pernah seperti itu. Kamu adalah yang terbaik untukku. Bagiku kamu masih sama Rena kecil yang dulu. Aku sangat menyayangimu. Jangan ragukan itu. Ok?!" masih mengelus kepala Rena.

"Terimakasih, Vi. Aku begitu beruntung memiliki sahabat bahkan sudah seperti saudara kandungku sendiri. Apapun itu kamu juga yang terbaik bagiku, Vi" lalu melepas pelukan Vio dan menghapus air matanya sendiri. Kemudian melihat Haris yang masih berdiri mematung didepan kamar mandi.

"Haris..apakah kamu tidak mau mendekati aku lagi?" nada Rena tampak memohon.

Harispun mendekat dan duduk di pinggir ranjang dekat Rena. "Aku bahkan akan semakin mendekatimu bahkan tidak akan pernah meninggalkanmu. Apapun yang terjadi padamu aku tidak akan pernah membencimu bahkan meninggalkanmu. Akan aku buktikan itu, sayang" memeluk Rena dengan penuh kasih sayang.

Vio yang melihat ini pun mengingatkan pada keduanya. "Hellooo..masih ada aku disini jangan jadikan aku obat nyamuk ya. Aku disini sebagai penggembira bukan obat nyamuk" sewot Vio kemudian diketawain Rena dan Haris.

Senyum Rena adalah segalanya bagi Vio. Karena Rena sangat berarti bagi Vio.

"Yuk kita turun bantu ibu menyiapkan makanan. Sepertinya ibu sedang menyiapkan kita makan siang. Ayo" ajak Vio mengalihkan kesedihan Rena.

Kemudian mereka bertiga pun turun menuju ruang makan dan membantu ibu Rena. Makan siang yang hangat. Rena merasa beruntung memiliki orang-orang yang sangat menyayanginya tulus apa adanya. Bahkan kekasihnya pun tidak merasa jijik dengannya itu sudah membuatnya bersyukur.

Waktu itu di rumah sakit pembicaraan Rena dan Haris. Flashback on.

"Tolong tinggalkan aku" ucap Rena tiba-tiba setelah mereka berdua ditinggalkan ibu dan Vio.

"Kenapa? Apa yang kamu bicarakan?" tanya Haris yang sebenarnya sudah tahu maksudnya.

"Tentu kamu tahu maksudku bukan?!" tanya balik Rena.

"Jika karena kondisimu sekarang jika karena kejadian yang menimpamu tadi malam, maka maaf aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Hanya kamu dan ibu yang aku punya. Kalian adalah orang-orang yang sangat aku sayang yang sudah aku anggap keluargaku sendiri. Jangan lagi berkata seperti itu. Apapun kondisimu, aku akan tetap menerimamu" peluk Haris namun Rena memberontak namun keluatannya yang lemahpun tak mampu melawan Haris kemudian terisak didalam pelukan Haris. Pelukan yang hangat dan tempat yang nyaman bagi Rena.

"Tapi aku sudah kotor. Bagaimana...bagaimana jika aku...jika aku sampai hamil anak pria bejat itu?" tangisan Rena semakin sesenggukan. Haris hanya bisa mengelus punggungnya dan berkata "Tidak ada yang kotor karena bukan salahmu. Kamu tetap Renaku yang dulu. Tetaplah menjadi Rena yang dulu. Jangan berubah hanya karena apa yang sudah terjadi. Aku akan selalu ada disisimu menemanimu baik susah maupun senang. Jika kamu tidak percaya kita bisa sekarang ini menikah. Aku akan pergi ke KUA hari ini. Dan kamu akan menjadi istriku sepenuhnya. Aku bisa menjagamu setiap saat".

"Apa? Menikah sekarang? Benarkah? Apa kamu tidak menyesal?" tanya Rena mendongakkan kepalanya menatap kekasihnya itu melihat sorot matanya yang benar-benar serius.

"Tidak. Tunggulah bulan depan. Aku tidak ingin melukaimu. Aku tidak tahu kejadian yang akan datang. Aku takut aku hamil anak pria bejat itu. Aku takut dan berakhir kamu meninggalkanku" dengan raut muka yang menyedihkan. Bagi siapapun itu pasti akan tahu bagaimana raut muka Rena setelah kejadian itu. Mungkin trauma.

"Percayalah padaku. Aku akan menikahimu. Meskipun kamu hamil anak orang lain tapi aku akan tetap menikahimu dan menyayangimu. Rasa cintaku tidak akan pernah berubah, Ren" yakin Haris kepada Rena.

"Benarkah?" tanya ragu Rena lalu menenggelamkan wajahnya didada bidang Haris. Haris adalah laki-laki yang baik yang begitu taat dengan pendiriannya. Dia laki-laki yang lembut. Serasi bersanding dengan Rena yang sama-sama memiliki sikap lembut. Namun jangan ditanya disisi kelembutannya itu ternyata dia sosok tegas dan berkharisma meski hanya sebagai seorang guru. Namun pekerjaan itu cukup membuat Haris nyaman.

Flashback off

Itulah yang menjadi kekuatan Rena sekarang. Cinta memang menjadikan kita kuat. Asal saling percaya dan jujur. Kekuatan itu akan selalu bersemi.

Makan siang yang singkat namun berkesan bagi Rena. Disertai canda tawa Vio semua menjadi bersemangat. Vio pun bebas bercerita tentang penjahat-penjahat itu diapakan oleh Haris dan dirinya. Bersyukur mereka para penjahat itu sekarang mendapat ganjaran yang setimpal. Mendekam di penjara seumur hidup dengan pengawasan dari keluarga Atmadja tentunya.

Episodes
1 Bab 1 Ketemuan
2 Bab 2 Paket Couplean
3 Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4 Pengumuman
5 Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6 Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7 Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8 Bab 7 Pertemuan kembali
9 Bab 8 Harapan
10 Bab 9 Kembali
11 Bab 10 Go home
12 Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13 Bab 12 Sahabat Kecil
14 Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15 Bab 14 Putri seorang konglomerat
16 Bab 15 Rena Hilang
17 Bab 16 Pengakuan Pelaku
18 Bab 17 Amarah Violetta
19 Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20 Bab 19 Rena Cepat Pulih
21 Bab 20 Kembali bekerja
22 Bab 21 Kembali ke Apartemen
23 Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24 Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25 Bab 24 Trending Topik
26 Bab 25 Penyesalan Prayoga
27 Bab 26 Masa lalu
28 Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29 Bab 28 Perintah Vrish
30 Bab 29 Rena yang malang
31 Bab 30 Bertemu Clara
32 Bab 31 Rena Hamil
33 Bab 32 Hutang penjelasan
34 Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35 Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36 Bab 35 Hidup baru
37 Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38 Bab 37 Penyesalan Pelaku
39 Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40 Bab 39 Dunia ini sempit
41 Bab 40 Rena melahirkan
42 Bab 41 Penyelidikan Vrish
43 Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44 Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45 Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46 Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47 Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48 Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49 Bab 48 Kemarahan Vrish
50 Bab 49 Pertarungan Vio
51 Bab 50 Si Pembuat Onar
52 Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53 Bab 52 Berubah?
54 Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55 Bab 54 Sikuyang vs Vio
56 Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57 Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58 Bab 57 Menangis lagi
59 Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60 Bab 59 Puncak Acara
61 Bab 60 Tamu Istimewa
62 Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63 Bab 62 Terungkap
64 Bab 63 Jantung yang berdebar
65 Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66 Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67 Bab 66 Gelisah
68 Bab 67 Kecelakaan
69 Bab 68 Meninggalnya Rena
70 Bab 69 Lima tahun kemudian
71 Bab 70 Disuruh pulang papi
72 Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73 Bab 72 Jebakan itu
74 Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75 Bab 74 Di Villa
76 Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77 Bab 76 Si Penguntit
78 Bab 77 Gelisahnya Clara
79 Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80 Bab 79 Bertemu Vrish
81 Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82 Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83 Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84 Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85 Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86 Bab 85 Vrish membujuk Re
87 Bab 86 Sadarnya Vio
88 Bab 87 Terungkap siapa dia
89 Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90 Bab 89 Bukan muhrim
91 Bab 90 Akur
92 Bab 91 Pengakuan Prayoga
93 Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94 Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95 Bab 95 Satu sel
96 Bab 96 Menjemput sekolah Re
97 Bab 97 Sidang
98 Bab 98 Sah
99 Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100 Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101 Bab 101 Rekaman CCTV
102 Bab 102 Sukses mencetak gol
103 Bab 103 The End
104 Promo
105 Special bab Nasib Liona
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1 Ketemuan
2
Bab 2 Paket Couplean
3
Bab 3 Saatnya ketemu sang pujaan hati
4
Pengumuman
5
Bab 4 Bertemu di salah satu Mall di Surabaya
6
Bab 5 Masih di dalam mobil laki-laki aneh
7
Bab 6 Pertemuan Prayoga dan Prisa
8
Bab 7 Pertemuan kembali
9
Bab 8 Harapan
10
Bab 9 Kembali
11
Bab 10 Go home
12
Bab 11 Annyversary Mami dan Papi
13
Bab 12 Sahabat Kecil
14
Bab 13 Pertemuan di Anniversary
15
Bab 14 Putri seorang konglomerat
16
Bab 15 Rena Hilang
17
Bab 16 Pengakuan Pelaku
18
Bab 17 Amarah Violetta
19
Bab 18 Tertangkapnya Pelaku
20
Bab 19 Rena Cepat Pulih
21
Bab 20 Kembali bekerja
22
Bab 21 Kembali ke Apartemen
23
Bab 22 Menjadi Tunangan Dadakan
24
Bab 23 Ungkapan menyakitkan Vrish
25
Bab 24 Trending Topik
26
Bab 25 Penyesalan Prayoga
27
Bab 26 Masa lalu
28
Bab 27 Foto cincin tunangan Vrish
29
Bab 28 Perintah Vrish
30
Bab 29 Rena yang malang
31
Bab 30 Bertemu Clara
32
Bab 31 Rena Hamil
33
Bab 32 Hutang penjelasan
34
Bab 33 Dihadang para Cecunguk
35
Bab 34 Sudah resmi mengundurkan diri
36
Bab 35 Hidup baru
37
Bab 36 Ajakan kerjasama brand pakaiannya
38
Bab 37 Penyesalan Pelaku
39
Bab 38 Bertemu dengan Supermodel
40
Bab 39 Dunia ini sempit
41
Bab 40 Rena melahirkan
42
Bab 41 Penyelidikan Vrish
43
Bab 42 Bertemu Rubah kecilnya
44
Bab 43 Kedatangan tamu tak diundang
45
Bab 44 Fifi mencelakai Baby Re
46
Bab 45 Ayah biologis bayinya Rena
47
Bab 46 Pengakuan Rio dan Rena
48
Bab 47 Ingin membangun hidup baru
49
Bab 48 Kemarahan Vrish
50
Bab 49 Pertarungan Vio
51
Bab 50 Si Pembuat Onar
52
Bab 51 Bertemunya kembali pacar online
53
Bab 52 Berubah?
54
Bab 53 Kerjasama dengan keluarga Bastian
55
Bab 54 Sikuyang vs Vio
56
Bab 55 Terdapat kejanggalan perusahaan Atmadja
57
Bab 56 Melakukannya untuk yang pertama kalinya
58
Bab 57 Menangis lagi
59
Bab 58 Bersyukur memiliki sahabat sepertimu
60
Bab 59 Puncak Acara
61
Bab 60 Tamu Istimewa
62
Bab 61 Menginap di apartemen Vrish
63
Bab 62 Terungkap
64
Bab 63 Jantung yang berdebar
65
Bab 64 Dijemput Tuan Muda
66
Bab 65 Vila Rahasia Nona Muda
67
Bab 66 Gelisah
68
Bab 67 Kecelakaan
69
Bab 68 Meninggalnya Rena
70
Bab 69 Lima tahun kemudian
71
Bab 70 Disuruh pulang papi
72
Bab 71 Kembali ke Kota Kenangan
73
Bab 72 Jebakan itu
74
Bab 73 Ziarah ke makam Rena
75
Bab 74 Di Villa
76
Bab 75 Hari Pertama Masuk Sekolah
77
Bab 76 Si Penguntit
78
Bab 77 Gelisahnya Clara
79
Bab 78 Rindu Oma dan Opa
80
Bab 79 Bertemu Vrish
81
Bab 80 Kemarahan Tuan Atmadja
82
Bab 81 Terlacaknya keberadaan Vio
83
Bab 82 Strategi penyelamatan Vio
84
Bab 83 Para pelaku membawa Violetta kabur
85
Bab 84 Ternyata para pelakunya...
86
Bab 85 Vrish membujuk Re
87
Bab 86 Sadarnya Vio
88
Bab 87 Terungkap siapa dia
89
Bab 88 Hendrik dan Prayoga
90
Bab 89 Bukan muhrim
91
Bab 90 Akur
92
Bab 91 Pengakuan Prayoga
93
Bab 92 Ilustrasi para pemeran
94
Bab 94 Pulang dari rumah sakit
95
Bab 95 Satu sel
96
Bab 96 Menjemput sekolah Re
97
Bab 97 Sidang
98
Bab 98 Sah
99
Bab 99 Berjumpa kembali Liona
100
Bab 100 Menyusul Istrinya ke Vila
101
Bab 101 Rekaman CCTV
102
Bab 102 Sukses mencetak gol
103
Bab 103 The End
104
Promo
105
Special bab Nasib Liona

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!