Sampai di apartemen, Vio tampak lelah dan jantungnya berdebar tak karuan. Pegangan itu masih terasa sekali. Nyaman dan hangat. Itulah yang Vio rasakan.
Vio duduk bersandar di sofa empuknya yang terletak di ruang tamu. Saat iseng-iseng scroll aplikasi hijau dibagian status, Vio dengan cepat melihat status Prayoga dengan sebuah foto pemandangan malam yang gelap dan caption "bertemu dengannya sangatlah indah namun bertemu dengan yang indah belum tentu itu nyata".
Saat ingin menghubungi pacar onlinenya nomornya malah sudah terblokir.
"Apa maksudnya memblokir nomorku? Baiklah jika memang itu maumu" lirih Vio.
Vio adalah gadis yang tidak mau hanya menangisi nasib. Dia selalu menggunakan logikanya. Di dunia nyata saja masih bisa terjadi perselisihan apalagi dunia maya?! (Bener kan gaess??...kata thor sih😅)
Vio tidak mau ambil pusing tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini. Segera Vio memesan tiket pesawat pulang lewat online.
"Saatnya kembali ke rumah. Go home. Aku sudah rindu kamarku" gumam Vio dengan menerbitkan senyum manisnya ketika tiket sudah dipesan.
"Gimana kabar si Silky ya?" sambil scroll galeri Vio melihat foto-foto kucing kesayangan maminya. Ya Silky itu nama kucing maminya. Dikasih nama itu karena warnanya yang abu-abu glowing. (Bagus gak ya kira-kira namanya gaess??😁😁..begitulah kira-kira🤪)
Visual si Silky.
Di lain sisi.
Prayoga tidak sengaja bertemu Prisa di salah satu mini marketnya. Dimana saat Prayoga yang tidak berencana untuk mengunjungi salah satu tokonya. Dia melihat sosok Prisa sedang berbelanja.
"Hai!" seru Prisa.
"Tidak disangka ya kita ketemu di sini. Btw ngapain kamu di sini?" lanjut Prisa dengan senyum ramahnya.
"Hm!" hanya deheman yang diberikan Prayoga.
"Ih nyebelin banget jadi cowok. Punya suara kok diirit-irit. Dasar cowok jutek" batin Prisa.
Seketika tatapan tajam Prayoga mengarah ke Prisa seolah-olah tahu dimaki Prisa.
Kemudian Prisa memalingkan wajahnya dengan cemberut seolah-olah diapun tahu jika cowok jutek itu tahu makiannya.
"Mari Pak Prayoga, kami akan memberikan laporan bulanannya kepada Anda" sapa manager mini market di sana mengajak masuk Prayoga.
"Apakah dia pemilik mini market ini?" tanya Prisa dalam hati penasaran.
"Maaf mbak apakah cowok tadi pemilik toko ini?" tanya Prisa ke karyawan toko yang akhirnya tidak dapat mengendalikan rasa penasarannya.
"Iya, kak. Beliau Pak Prayoga pemilik mini market ini dan juga punya beberapa cabang kota ini" jawab karyawan di toko milik Prayoga.
"Hmm. Boleh juga. Vrish tak jadi cowok jutek itupun boleh juga" batin Prisa dengan senyum menyeringai yang tak dapat diartikan.
"Total seratus lima puluh ribu rupiah ya, kak" seru karyawan tadi yang ternyata kasir di mini market tersebut.
"Terimakasih, mbak" kata Prisa setelah menerima tas berisi belanjaannya.
Kemudian Prisa berjalan menuju keluar. Tak lama kemudian Prayoga pun melangkah keluar menuju parkiran.
"Hei, cowok jutek! Sudah lupa sama aku? Ternyata kamu yang punya toko ini ya?" sapa Prisa berbinar.
Namun Prayoga tetap melangkah menuju parkiran dikarenakan tidak tahu yang dimaksud dengan panggilan Prisa.
"Hei, kamu! Kenapa kamu sombong sekali sih? Meskipun kita sudah ketemu tertukar tapi setidaknya kita sudah pernah mengenal bukan?" lanjut Prisa jengkel.
"Jadi kamu memanggilku?" balas Prayoga membalikkan badannya.
"Ya iyalah siapa lagi di sini selain kamu?" jawab Prisa semakin jengkel.
"Aku punya nama. Dan tentunya kamu juga sudah mendengar bukan dari karyawanku?" jawab Prayoga tak basa basi.
"Baik Pak Prayoga. Prayoga bukan nama kamu?! Karena kita sudah pernah mengenal bolehkah kita berkenalan kembali? Berteman?" sahut Prisa seraya mengulurkan tangan bermaksud berjabat tangan.
"Kita bukan teman. Kita hanya salah paham" jawab singkat dan dingin Prayoga.
"Hm cowok ini boleh juga. Sikapnya yang jutek itu semakin membuatku penasaran. Daripada mengharapkan Vrish menghubungiku lagipula aku juga tidak tahu Vrish bagaimana dan siapa. Kenapa tidak kalau sudah ada cowok jutek ini?!" batin Prisa menyeringai.
"Apakah kamu jadi bertemu dengan pacar kamu itu?" tanya Prisa.
"Bukan urusanmu!" tegas Prayoga. Kemudian ketika ingin berbalik Prisa pun tak gentar menyambutnya.
"Memang itu bukan urusanku. Tapi karena kamu asal nyerobot menarik tanganku aku tidak jadi ketemu sama pacarku. Itu adalah salahmu" nada Prisa jengkel menyalahkan Prayoga.
Namun sayang Prayoga tidak mau merespon tiap perkataan Prisa. Bagi Prayoga dia adalah cewek aneh yang tidak jelas. Dihatinya masih mengharapkan Violetta. Namun entah kenapa dia merasa sangat kecewa. Karena Vio tidak berusaha untuk menghubunginya juga.
Prayoga lekas menuju mobilnya tanpa menghiraukan cewek aneh tidak jelas itu di parkiran sendirian.
"Hei!" teriak Prisa namun tak didengarkan Prayoga.
"Awas kamu ya! Aku akan mendapatkanmu! Aku tak akan membiarkanmu bertemu dengan pacar onlinemu itu" sungut Prisa.
Di tempat Vio.
Vio bersiap untuk pulang ke rumah dengan menghela nafas dalam-dalam bersiap untuk menghadapi pertanyaan mami papinya dan berbagai omelan mereka. Dia akan siap apabila dijodohkan karena apa yang diharapkan tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Sedih dan kecewa itu ada di benak Vio. Hanya dia tidak mau berlarut terlalu dalam.
"Semangat! I'll go home, mami papi. Aku rindu kalian!" berkata sambil menghela nafas pelan lalu melangkah keluar apartemen. Sebelumnya Vio sudah berpesan pada penjaga apartemen untuk membersihkan apartemennya selama dia pulang ke rumah. Dengan begitu apartemennya tidak berdebu dan terlihat tetap hidup meski selama ditinggal pulang. Vio tidak suka jika meninggalkan rumah dengan suasana sepi tanpa ada yang menjaga dan membersihkan rumah kesannya rumah itu mati seolah tidak ada kehidupan.
Akhirnya pesawat Vio sudah mendarat di bandara.
"Hai anak papi! Wah sudah berapa tahun tidak pulang sekarang anak papi ini tampak lebih cerah dan bersinar cantik lagi" sapa papi Vio. Ya Vio dijemput papinya. Karena rasa rindu papi ke anak semata wayangnya yang sudah lama tidak pulang. Setiap disuruh pulang selalu beralasan. Mami Vio tidak ikut menjemputnya karena menyiapkan masakan favorit Vio.
"Assalamu'alaikum, papiku sayang! Emmuach!" balas Vio memeluk dan mencium pipi papinya setelah mencium tangan papi dengan takzim. Laki-laki yang usianya kepala empat tampak sangat gagah dan berkharisma. Wajah tampannya menurun ke Vio putri semata wayangnya. Karena Vio seorang perempuan dan menuruni wajah tampan papinya jadi Vio adalah perempuan cantik dengan senyum manis yang menurun dari maminya. Senyumnya memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak orang yang menyukainya.
"Gimana kabar papi selama ditinggal anak kesayangan papi ini?" tanya Vio dengan cengiran dan menaik turunkan alisnya dengan jahil sambil melepas pelukannya.
"Sepi" satu kata lontaran papi Vio dengan wajah memberenggut.
"Ohhh kacian cekali papiku ini" ucap Vio sambil mencubit pipi papinya gemes. Tapi papinya tidak marah karena ulah anak kesayangannya.
"Ayo! Mami sudah menunggumu. Pasti mami bahagia banget lihat kamu pulang" ajak papi pulang menuju pintu keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rudi Solo
ayo thor semangat😘😘
2023-03-04
0
Nana Shin
🥰🥰🥰
2022-11-19
1