Akhir pekan pun tiba. Vio sepanjang hari hanya berleha-leha di kamar cantiknya yang bernuansa serba putih. Di kasur empuknya terlentang boneka beruang yang besar itu sebagai alas bantal Vio yang rebahan dengan membaca sebuah buku desain. Vio suka membaca buku desain. Bahkan tidak hanya properti melainkan berbagai macam desain.
Baju yang akan dia pakaipun dia desain sendiri. Tidak ada orang yang tahu selain mami dan papinya. Cukup sederhana namun terkesan elegan dan berkelas. Di bagian lengan-lengannya dan pinggangnya tampak berkilau bak diamond. Ya jelas saja memang diamond hanya orang berkelas seperti Vio yang tahu. Bagi orang awam mungkin bisa diperkirakan sebatas batu-batu kecil.
"Vi, cepetan kamu turun! papi mau bicara sama kamu" ucap mami yang tiba-tiba masuk kamar Vio.
"Baik, mi" Viopun menurut.
"Ada apa, pi?" tanya Vio selepas turun dan duduk diruang keluarga. Disitu terdapat papi Vio juga.
"Vi, papi mau bicara sama kamu. Jujur papi sebenarnya tidak masalah jika kamu belum memikirkan untuk menikah. Tapi, apa yang akan dikatakan oleh mamimu itu mungkin benar adanya. Nanti malam akan ada tamu istimewa. Beserta anaknya yang baru saja datang dari luar negeri. Namun sangat bersahaja sama orang tua. Beliau teman papi waktu kuliah dulu. Dan tidak sengaja bertemu dengannya sewaktu papi bertemu klien dari luar kota. Ternyata klien papi itu adalah teman papi. Vi, coba nanti ketika kamu berkenalan dengannya berikan sambutan yang terbaik. Tapi ingat jangan jahil!" ucap papi. Biasanya Vio jahil jika tidak suka dijodoh-jodohkan oleh papinya. Entah kabur entah memberikan kata-kata pedas atau lainnya.
"Baik, papi. Sudahkah, pi?" ucap Vio menurut.
Lalu Vio segera beranjak naik ke atas. Kali ini Vio akan menuruti kata papi dan maminya. Vio sudah bertekad.
Sambil memegang gagang pintu Vio langsung beringsut merebahkan tubuhnya ke kasur empuknya. Tak lupa tangannya mencaplok ponselnya lalu menscroll story di aplikasi biru.
"Akhirnya ku menemukan pasangan yang sesungguhnya" begitulah bunyi salah satu story di aplikasi tersebut. Ternyata aplikasi itu milik Prayoga.
Seketika mata Vio membelalak. Dan mencari-cari nomor yang sudah dia hapus itu. Setelah menemukannya segera dia menelepon ternyata nomornya sudah tidak diblokir lagi. Alhasil panggilannya pun diangkat dari arah seberang sana.
"Assalamualaikum" terdengar suara yang sudah lama dia rindukan. Ternyata hatinya yang kecil masih menyimpan rasa rindu pada pujaan hatinya.
Seolah-olah terhipnotis suara merdu itu Vio tanpa sadar melamun dan terus mendengarkan suara laki-laki di seberang sana.
"Halo" suara Prayoga masih terdengar. Hingga suara lainnya membangunkan Vio dari lamunannya.
"Siapa sih, yank?" terdengar dari jauh suara seorang perempuan.
Seketika panggilan itu diakhiri sepihak oleh Vio.
"Ternyata kamu kejam. Kamu sama saja dengan laki-laki diluaran sana. Yang hanya mempermainkan hati perempuan. Dulu aku tak percaya nasehat Kak Farel sekarang aku percaya. Bahwa kamu hanya cinta online saja. Seperti asalmu dunia online ternyata cintamu sayangmu juga hanya sebatas online" sambil tersedu air mata Vio sudah membasahi pipi mulusnya. Entah kenapa hatinya merasa sakit setelah mendengar suara perempuan itu.
Waktu hampir mencapai acara anniversary mami dan papi. Namun Vio masih berdiam diri mengurung dirinya sambil meringkukkan badan di atas kasur empuknya.
"Vi! Vio! Buka pintunya, Vi!" gedor pintu kamar Vio oleh Rena sahabatnya. Viopun tersentak kaget mendengar suara Rena.
"Vi..." disaat Rena mau menggedor pintu kamar Vio kembali ternyata pintu kamar sudah mulai terbuka. Hampir saja Rena mengetok wajah Vio.
"Astaghfirullah. Ngagetin aja kamu, Vi" ucap Rena sambil nyelonong masuk kamar.
"Kenapa dengan mukamu itu? Jangan sampai mami papimu tahu ya. Cepat katakan! Apakah cowok itu nyakitin kamu? Hm?" desak Rena.
"Kamu tahu aku kesini lebih awal? Karena mamimu yang memintaku untuk membujukmu segera bersiap. Ayo segera bersiap. Aku temanin kamu di sini. Cepat!" lalu Rena menarik tangannya dan menggiring tubuh Vio untuk pergi ke kamar mandi agar segera bersiap.
"Haa..aaa" nada manja Vio kepada sahabatnya itu bermaksud enggan.
"Cepat!" perintah Rena.
Kemudian Vio segera ke kamar mandi dan bersiap dari pada diomeli sahabat kecilnya itu. Segera Vio merias wajahnya dengan make up senatural mungkin seusai dari kamar mandi. Wajah cantiknya yang sudah cantik dengan make up naturalpun tidak masalah bagi Vio. Lalu Vio segera meraih dressnya berwarna cantik itu yang penuh dengan diamond.
Namun sejenak dia melamun kembali. Mengumpulkan hati yang getir.
"Sudah tidak usah dipikirkan. Masih banyak laki-laki didunia ini. Dengarkan aku! Buat apa kamu memikirkan orang yang tidak jelas bukankah kamu akan membuang waktumu saja sedangkan mami papimu lebih menyayangimu dan lebih membutuhkanmu. Begitu pula aku. Aku sangat menyukai Violetta yang periang. Jahil dan bahkan cantik ini. Namun sayang..." sengaja Rena tidak melanjutkan kata-katanya ingin membuat Vio penasaran.
Vio pun mendongak setelah keluar dari kamar mandi dia tampak murung sambil memonyongkan bibirnya.
"Hahaha..kamu tampak bodoh. Hahahaha..kamu itu wanita cerdas cantik dan sukses tapi kenapa menghadapi cowok saja menjadi bodoh?!" tawa Rena tanda mengejek Vio.
"Awas kamu! Cepat keluar dulu" usir Vio kepada Rena sambil mendorong Rena keluar kamar Vio.
Malam pun tiba. Acara yang dinanti pun tiba.
"Vi, cepat keluar kamu Vi! Mami sama papi sudah siap memunggumu dibawah ini!" Teriak Rena dari luar pintu kamar Vio sambil mengetuk pintu.
Ceklek. Suara pintu kamar Vio terbuka lebar.
Sebelumnya..
"Kamu harus bisa Vio! Semangat Vi!!" itulah motivasi dirinya sendiri.
Sejenak Rena terbengong-bengong melihat penampilan Vio yang bak putri dongeng. Polesan make up itu sangat mampu memikat lawan jenisnya. Rena saja selalu terpesona dengan kecantikan Vio apalagi lawan jenis.
"Kami cantik banget, nak" ucap mami dengan mata berbinar.
"Benar kamu cantik banget, Vi malam ini" sambung Rena.
"Anak papi tentu saja sangat cantik" lanjut papi dengan bangga.
Kemudian Vio berjalan maju mendekati mami dan Rena.
"Vi, kalo aku cowok pasti aku sudah jatuh cinta sama kamu" seloroh Rena disertai gelak tawa mami papinya Vio sambil berjalan menuju ke bawah.
"Untungnya kamu cewek" balas Vio sambil tertawa.
"Kamu tampak baik-baik saja alhamdulillah" bisik Rena didekat telinga Vio.
Bukan jawaban lisan yang diterima Rena malah tatapan tajam dari Vio.
Akhirnya mereka tiba di sebuah hotel berbintang. Lalu melesat ke arah aula yang dituju untuk acara anniversary mami sama papi. Mereka tak kalah cantik dan tampan dari Vio. Tentu saja mereka yang punya hajat ini.
"Mi, pi, Vio ke toilet dulu ya" ijin Vio disertai anggukan mami papinya. Sedangkan Rena bermaksud menunggu Vio namun Vio melarangnya jadi Rena mengikuti langkah mami papi Vio. Ya Rena sebenarnya ingin datang bersama ibu atau kekasihnya. Hanya saja mereka tidak bisa apalagi ibunya Rena yang sudah mulai sakit-sakitan. Sedangkan pacar Rena karena ada tugas lokakarya di sebuah hotel juga selama tiga hari.
Dugg..Brukkk
"Aw sakit.." rintih Vio.
"Maaf aku tidak sengaja" jawab suara laki-laki itu.
Ternyata yang menabrak Vio seorang laki-laki yang pernah bertemu. Vrish.
Seketika Vio membuka matanya dan melihatnya. Disitulah tatapan matanya bertemu pandang dengan Vrish.
"Kenapa ketemu dia lagi sih?" Batin Vio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments