Bab 11 : Bertemu Dengan Gilbert

Jam istirahat telah usai, anak-anak balik ke kelas masing-masing, begitu juga dengan Yuiji, Melodia dan George, mereka berpisah di koridor. Selama pelajaran berlangsung, Yuiji masih memikirkan pembicaraan mereka barusan ketika di kantin sekolah.

Jika memang orang itu yang selama ini di curigai olehnya, kemungkinan orang itu memang masih hidup dan sedang bersembunyi di suatu tempat, salah satunya menghindari tangkapan polisi, semenjak peristiwa itu muncul.

Polisi telah bergerak dan satu-satunya profesor yang tidak ada ditempat kejadian hanya orang itu, maka dari itu polisi sedang memburon orang ini, tapi sampai sekarang kepolisian masih belum menemukan tanda-tanda apapun.

Konsentrasi Yuiji menjadi kacau balau, ia sempat di panggil guru untuk menjawab pertanyaan karena dari tadi sedang melamun, ia tidak bisa menjawab pertanyaannya.

Teman-temannya hanya bisa menertawakannya, sedangkan sang guru menghela nafas dan pertanyaan itu pun dilemparkan ke teman sekelasnya, Yuiji balik ke tempat duduknya.

Hingga sampai jam pulang sekolah, Yuiji masih melamunkan hal serupa, selama di perjalanan pulang, Yuiji hanya melamun, melihat hal ini Melodia menegurnya,

" Hei, bengong saja kamu dari tadi, tidak baik, Yuiji " tegur Melodia kepada Yuiji yang daritadi sedang melamun dan dia terkejut, segera sadar, lalu, meminta maaf kepadanya.

" Maaf, soalnya kalau memang orang ini yang dimaksud, aku hanya penasaran saja, selama ini dia tinggal dimana, sebab kota ini dijaga ketat oleh kepolisian, jadi " dia " tidak bisa sembarang dan seenaknya bisa keluar-masuk ".

Yuiji sepanjang perjalanan menuju rumahnya, berpikir dengan keras.

" Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu maksud yang pasti orang ini, bukan orang sembarangan yang kita hadapi, dasarnya kalau orang ini memiliki ambisi yang kuat, dia akan melakukan apapun dan pastinya juga, hal manipulasi apapun bisa dia lakukan, orang-orang awam disaat orang itu melakukan hal itu, pasti tidak ada yang menyadari keberadaannya ".

Melodia sambil berjalan dan menatap ke langit berwarna orange.

" Kamu benar, orang itu bisa memakai indentitas palsu, maka dari itu banyak sekali orang yang tidak sadar tentang keberadaan orang ini " ungkap Yuiji.

Yuiji dan Melodia telah tiba di rumah mereka, Melodia membukakan pintu rumah terlebih dahulu.

" Kami pulang " ucap Melodia masuk kedalam rumah dan disusul Yuiji di belakangnya, mereka tidak lupa melepaskan sepatunya. Berjalan ke ruang makan.

" Selamat datang anak-anakku, bagaimana sekolah kalian hari ini? " tanya Ibu Meiko sambil mencuci piring kotor.

" Tidak ada yang menarik, hanya belajar biasa dan tidak tahu kenapa mungkin karena masih masuk musim panas, latihan ditiadakan untuk sementara waktu " sahut Melodia sambil membuka kulkas dan mengambil satu botol air mineral, meminumnya.

Yuiji langsung rebahan di sofa yang jaraknya tidak jauh dari tempat makan.

" Hmm.. Begitu ya, oh ya, mama belum sempat belanja dari tadi, bisakah bantu mama untuk belanja makanan di supermarket, Melodia? " tanya Ibu Meiko yang baru ingat kalau mereka belum ada persediaan makan malam dan meminta tolong Melodia untuk membelikan bahan-bahan untuk dimasak.

" Bisa ma, mana daftar belanjaannya, biar aku saja yang beliin " jawab Melodia dengan senang hati.

Ibu Meiko menyerahkan daftar belanjaan ke Melodia dan Melodia segera berangkat ke supermarket, dia masih menggunakan seragam sekolahnya, Yuiji sendiri malah tertidur di sofa.

Hanya beberapa menit untuk sampai ke supermarket, jarak rumah dengan supermarket butuh waktu 15 menit karena jaraknya lumayan dekat.

Setelah sampai, Melodia membelanjakan semua keperluan yang ada di daftar isi tersebut secara terliti, biasanya dia bersama Yuiji, tetapi, anaknya ketiduran di sofa, Melodia enggan untuk bangunkan Yuiji karena dia tahu kalau Yuiji sedang lelah, ia akhirnya memutuskan untuk pergi sendirian.

Beberapa menit kemudian, Melodia selesai membelanjakan keperluan itu dan dia keluar dari supermarket, balik ke rumahnya. Selama perjalanan karena hari sudah gelap, Melodia lebih berhati-hati lagi.

Lalu, terdengar suara teriakkan minta tolong, seperti suara anak perempuan, suara itu terdengar dari arah taman kompleknya, Melodia langsung mendatangkan ke tempat lokasi.

Sesampainya, dia melihat seekor chimera sedang mencoba mendekati gadis remaja yang berusaha melawan, tanpa basa basi, Melodia mengubah tangannya menjadi monster dan menyerang makhluk itu dalam sekejap. Gadis remaja berterima kasih kepadanya dan meninggalkan Melodia sendiri.

Lalu, ada suara tepuk tangan terdengar dari balik bayang-bayang kegelapan, seseorang muncul dari sana, membuat Melodia membalikkan badannya dan matanya terbelalak melihat apa yang dia temukan, seseorang yang selama ini ia cari.

" Gi, Gilbert... " ucapnya dengan nada gemeter.

" Selamat malam, sodara kembarku, sudah lama kita tidak bertemu ".

Gilbert menaruh tangan kanannya di sebelah kanan dan sedikit menundukkan badannya, seolah-olah seperti seorang pelayan sedang menerima majikan datang.

Melodia yang masih shock dengan keadaannya, ia tidak bisa mengucapkan sekata apapun, tapi...

" Ayo kita pulang, keluarga Watanabe sudah menunggu kedatanganmu, Gilbert " lanjutnya mengajak Gilbert untuk ikut bersama dirinya, akan tetapi Gilbert tidak mengingat apapun, dia ingat hanyalah Melodia, ada seseorang yang menghapus sebagian ingatannya.

" Keluarga Watanabe? Siapa mereka? Jangan bertingkah konyol, saya tidak butuh rumah, rumah saya ada di alam ini, Melodia " ucap Gilbert dengan ekpresi psikopat yang terpancar di wajahnya dan seolah-olah berdansa di bawah sinar lampu taman.

Mendengar hal ini membuat Melodia tambah shock karena Gilbert yang ia kenal sangat berbeda jauh.

" A.. apa yang terjadi sama di kamu, Gilbert! ".

Melodia semakin gelisah dan ingin menangis, tapi dia berusaha menahannya.

" Aku? Aku tidak apa-apa kok, aku hanya ingin menikmati kesengsaraan orang-orang dari raut wajah mereka, aku merasa puas dengan ketakutan yang terpancar di wajah mereka " sahut Gilbert penuh gairah dan semangat, ia tidak merasakan rasa empati dan simpati tapi merasa bangga kalau dirinya telah melakukan sesuatu yang sebenarnya salah.

" Tunggu, jangan bilang... orang-orang yang diculik selama ini adalah kamu?..... " tanya Melodia dengan nada gemeter.

Gilbert yang tadinya sedang menari-nari layaknya orang berdansa, mendengar pertanyaan Melodia membuat dirinya berhenti sejenak.

" ha ha.. HAHAHAHA ".

Gilbert tertawa setelah mendengar pertanyaan Melodia dan disini membuat mentalnya tambah jatuh.

" Benar, itu adalah ulah saya, saya sangat senang sekali melihat mereka sedang tersiksa dan hampir tiap hari aku melakukannya ".

Wajah yang tidak berdosa terpancar di wajahnya Gilbert dan dia malah tersenyum lebar.

Melodia tidak tahan lagi dengan apa yang dia lihat, menjatuhkan ke dua dengkulnya di atas aspal, ia masih tidak percaya dengan apa yang diomongkan Gilbert.

" Kenapa... kenapa kamu melakukan hal itu, hentikan, aku mohon, tolong hentikan, Gilbert apa yang terjadi sama kamu! aku mohon, ayo kita balik sama-sama ".

Melodia menjerit di depannya dan meneteskan air matanya. Gilbert tidak menggubris perkataan Melodia, dia malah mengeluarkan senjata berbentuk pisau terbuat dari ilusi yang ia buat.

" Saya tidak peduli siapa anda, tapi jika anda mencoba menghalangi saya, sebaiknya kamu matiiii!!! ".

Gilbert langsung menyerang ke arah Melodia, disaat dia sedang lemas, Melodia hanya bisa menutup mata, dari sisi lain ada sebuah bola api meluncur ke arah Gilbert dan dia segera menghindar.

" Melodia, kamu tidak apa-apa? " tanya seorang laki-laki memakai jaket dengan dalaman kaos berwarna putih, memakai jeans berwarna biru muda dan memiliki rambut berwarna kuning.

Melodia membukakan matanya kembali.

" Kaito?! " ucapnya karena Melodia begitu kaget, Kaito telah menyelamatkan dirinya.

" Aku kebetulan lewat sini dan kamu... " Kaito membalikkan badannya ke arah Gilbert dan melindungi Melodia.

Belum juga bertarung, tiba-tiba ada sesosok chimera raksasa mendarat di hadapan mereka berdua, terus Gilbert menaiki Chimera tersebut.

" Pertemuan kita sampai disini, sampai jumpa lagi, Me-lo-di-a ".

Gilbert pun pergi dengan menunggangi chimera itu dan sekali kepakkan sayapnya membuat debu yang ada di sekelilingnya menutupi mereka, Kaito dan Melodia menutup mata mereka dengan tangan.

Gilbert meninggalkan mereka di taman, Melodia hanya bisa menatap lemas memandangi kembarannya di langit, ia sempat menggumankan namanya,

" Gilbert.... ".

Terpopuler

Comments

Surya Efendy

Surya Efendy

baca sampai sini dulu. mau tidur

2022-12-11

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!