Bab 4 : Tugas Pertama

Hari tidak diduga, dimana divisi Yuiji mendapatkan tugas pertama kalinya, pengumuman yang disiarkan langsung ke seluruh gedung sekolah.

Tugas yang begitu dadakan untuk disiarkan, termasuk orang-orang yang tidak pernah hadir selama perlatihan, jika mereka tidak hadir lagi, maka mereka tidak akan diluluskan oleh pihak sekolah.

Setelah, pengumuman ini berakhir, anak-anak yang dipanggil oleh kepala sekolah, mereka bergegas pergi ke lapangan sekolah.

Sesampainya, disana sudah ada kepala sekolah dan juga Mr. Y, guru pembimbing mereka.

" Selamat datang anak-anak dan maaf, mendadak sekali memberikan pengumuman, tapi mau tidak mau, saya harus melakukan hal ini, karena hal ini bersifat urgent sekali dan harus diambil tindakan ".

Tegas Sang Kepala Sekolah kepada anak-anak divisi Heartbreaker yang dipimpin oleh Yuiji.

" Saya mengerti, Mr " ucap George, selaku ketua dari Divisi Heartbreaker Team 2.

" Lalu, hal apa yang membuat keadaan menjadi urgent, Mr. Mashiro? " Tanya Ichigo bingung.

" Soal itu, saya akan menyerahkan informasi ini kepada Haru, teman kalianlah yang akan memberikan informasinya. Haru, boleh saya minta tolong? " jawab Mr. Mashiro sambil mengarahkan Haru untuk memberikan informasi kepada mereka.

" Baik, Mr. Mashiro, akan saya lalukan " ucap Haru, dengan cekatan dia mengeluarkan komputer hologramnya.

Jari-jarinya yang lincah mengotak-atik layar komputernya.

" Menurut informasi yang saya dapat, di kota Shibuya mendapatkan serangan monster dengan jumblah yang lumayan banyak, lalu-- "

" Tadi pagi divisi Black Hole mendapatkan tugas untuk menangani kasus ini, akan tetapi dengan jumblah monster yang lumayan banyak, sampai sekarang informasi tentang mereka terputus dan belum ada kabar yang di dapat " lanjutnya sembari mengotak-atik layar.

" Mustahil... Black Hole, bukannya mereka divisi paling kuat di sekolah ini?" tanya Arisa dengan perasaan tidak percaya.

" Tidak ada yang mustahil, sekuat apapun mereka, jika musuh bertambah kuat, mereka juga akan berakhir yang sama seperti lainnya " jawab Okita dengan nada dingin.

" Benar, monster-monster itu pun pasti mendapatkan peningkatan kekuatan tersendiri, selama pembuat onar ini belum ketangkep, level mereka pun makin naik " sahut George.

Yuiji yang mendengar percakapan para anggotanya hanya bisa terdiam, dia segera berpikir secara jernih untuk mengatasinya, membuat strategi yang matang. Disela-sela dia sedang memikirkan rencana, kepala sekolah berkata,

" Untuk menuju ke Shibuya, kalian akan menggunakan Jeep Hummer Militer yang sudah disediakan oleh pihak sekolah ".

Kepala sekolah memberikan 2 kunci mobil kepada George dan Yuiji, hanya mereka yang mempunyai SIM, jadi merekalah yang akan menyetir kendaraan tersebut. Mereka segera bersiap-siap untuk berangkat.

Mereka menyiapkan barang-barang yang harus dibawa, seperti obat-obatan, senjata, obat penambah stamina, alat-alat teknologi khusus untuk Haru, peluru pistol yang dimiliki Okita dan lain-lain.

Setelah barang barang sudah siap semuanya, mereka semua bergegas untuk segera berangkat, Yuiji telah menyalakan mobilnya terlebih dahulu dan berangkat, disusul kendaraan yang disetir oleh George.

Di kendaraan pertama Okita, Kaito, Ichigo, Melodia, kendaraan ke 2, Arisa, Haru, Tatsu. Mereka semua pergi meninggalkan gedung sekolah menuju ke tempat lokasi.

Selama dalam perjalanan, Yuiji terlihat bergitu tertekan dan juga terlihat seperti orang berpikir, Melodia yang sudah mengerti Yuiji hanya bisa berkata seperti ini,

" Memang kamu doang yang takut mati, kita semua juga, hadapilah ".

Mendengar ucapan Melodia yang tidak disetir sama sekali membuat Yuiji terkejut dan membuatnya dia tersadar bahwa omongan Melodia ada benarnya, bukan dia saja yang takut mati, tapi seluruh anggota mereka juga memiliki perasaan yang sama.

Yuiji hanya bisa tertawa sepanjang perjalanan. Orang-orang yang ada di dalam mobil itu, hanya Ichigo yang tertawa, sedangkan Kaito nyengir saja, Okita bersikap dingin sambil memandangi keluar jendela.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat lokasi, sesuai informasi yang diberikan Haru, seluruh kota terlihat menakutkan.

Benar-benar seperti kota mati tak berpenghuni, banyak sekali korban bergelatakkan dimana-mana, membuat Ichigo menjadi mual melihatnya.

" Apa-apaan ini... " ucap Melodia melihat sekitar.

" Sebaiknya kalian hati-hati, kapan saja monster itu akan muncul tiba-tiba ".

Yuiji yang berjalan terlebih dahulu dan memperingatkan para anggotanya untuk berhati-hati dengan sekitarnya.

" Kita harus mencari dimana titik terakhir Black Hole berada " lanjutnya.

" BAIK!! " jawab serentak para anggotanya dan berjalan mengikuti Yuiji dengan posisi siaga.

AAAAAAAAAAAAAA

Tiba-tiba suara teriakkan terdengar cukup keras dan suara itu tidak jauh dari posisi divisi Yuiji berada.

Mereka semua yang mendengar suara tersebut langsung lari bergegas ke arah sumber suara.

Sebuah pemandangan yang tak enak berada di hadapan mereka semua, seekor monster sedang menyantap salah satu anggota Black Hole ditangannya dan anggota yang lain sudah menjadi mayat di sekelilingnya.

Melihat hal ini Kaito merasa marah dan tidak bisa lagi menahan emosi, saking sembrononya, dia langsung menyerang monster tersebut dan membakarnya hidup-hidup dengan kemampuan api yang dia miliki.

Baru saja Kaito mengalahkan satu monster, keluar monster yang lain dan makin banyak yang keluar, mereka terkepung di tengah-tengah kumpulan monster.

Ternyata mereka berada di sarang monster, divisi Yuiji yang terkepung tidak bisa lari kemana-mana, satu cara untuk pergi dari sana adalah mengalahkan mereka semua dengan kerjasama sebagai team.

Yuiji yang memberikan aba-aba untuk menyerang dan pertarungan pun dimulai, Melodia merubah tanggannya menjadi tangan monster, menghabisi semua monster-monster yang ada di hadapannya.

Kaito dengan bar-barnya menghabisi semua para monster-monster itu dengan kobaran api yang muncul di tangannya dan membakar semua monster-monster ini.

Okita menembakkan seluruh peluru yang dia punya dengan sekali tembakan kearah kepala dan dalam sekejap monster-monster ini rata olehnya, George membuat barrier untuk melindungi Arisa dan Haru.

Ichigo mengeluarkan naginatanya dan mulai menyerang semua monster yang ada di hadapannya, Tatsu membuat waktu menjadi berhenti, dia mengeluarkan sebuah tongkat panjang, seperti tongkat bambu tapi bukan sembarang bambu, jika mengenai tongkat ini, nyawa tidak akan pernah selamat dalam sekali tebas.

Tatsu mengalahkan semua monster-monster dan setelah dikalahkan semua, Tatsu mengembalikan kembali waktu seperti semula dengan diiringi bulu-bulu warna hitam berterbangan, sedangkan Yuiji dengan gaya berpedangnya dia, membuat sekelilingnya diliputi guguran bunga sakura dan dalam sekejap dia menghabisi semua monster-monster itu dibalik banyaknya guguran bunga sakura.

Tidak butuh makan banyak waktu, divisi Yuiji berhasil meratakan semua monster yang ada disana dan misi pun berhasil teratasi, walaupun mereka semua tidak bisa menyelamatkan divisi Black Hole.

Melihat hal ini membuat Yuiji berduka atas kepergian para anggota divisi Black Hole, kemarin adalah hari terakhir mereka bertemu.

Divisi Yuiji kembali ke sekolah dan memberikan laporan ke kepala sekolah, mendengar kabar yang diberikan oleh Yuiji.

Kepala sekolah ikut berduka cita atas kepergian salah satu anak-anak murid kesayangannya, beliau lagi-lagi harus kehilangan anak-anak didiknya kesekian kalinya.

Besokkan harinya, sekolah mengadakan pemakaman massal atas gugurnya para murid di medan perang, suasana duka menyelimuti seluruh ruangan aula, isak tangis para korban terdengar dimana-mana.

Yuiji dan yang lain hanya bisa terdiam, mereka tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa merasakan duka yang amat mendalam.

Arisa yang tidak bisa menahan rasa sedihnya, dia akhirnya ikut menangis, Okita sebagai sang kakak, memeluknya.

Anggota yang lain hanya bisa menundukkan kepalanya karena tidak sanggup melihat kesedihan yang ada di depan mata mereka sambil menahan nangis, sedangkan Yuiji berusaha tegar dan melihat kenyataan.

Dibunyikanlah lagu kepergian untuk para murid yang telah gugur di nyanyikan oleh para-para murid yang ada di ruangan itu, begitu juga dengan divisinya Yuiji, mereka juga ikut menyanyikan lagu tersebut.

Lagu ini selalu dinyanyikan untuk mengantarkan dan sebagai tanda terima kasih untuk para penjuang-penjuang yang telah gugur.

Mempertaruhkan nyawa mereka untuk kedamaian kota, mengalahkan monster-monster dengan kemampuan yang mereka miliki.

" Selamat tinggal para penjuang dan sekaligus anak-anakku, semoga kalian tenang di alam sana " gumam Mr. Mashiro dengan perasaan sedih dan juga terpukul.

Kemudian, beliau ikut bernyanyi bersama murid-murid.

Setelah lagu selesai di nyanyikan, para penjuang yang telah gugur, di kuburkan seperti pada umumnya dengan dikremasi, mayat mereka dibakar dan kemudian, dijadikan abu.

Abu mereka dimasukkan kedalam guci yang sudah disiapkan oleh para guru dan para orang tua korban membawa guci-guci ini untuk di taruh di sebuah ruangan dengan banyaknya buffet lemari besar.

Seisi buffet lemari besar di ruangan itu adalah para abu dari para penjuang-penjuang yang nasibnya juga sama seperti mereka dan orang tua korban yang sekarang dengan perasaan terpukul ditinggalkan oleh anak-anak kesayangan mereka.

Hanya bisa pasrah menaruh abu tersebut di dalam lemari yang sudah disediakan.

Ada beberapa orang tua, lebih tepatnya ibu para korban, ada yang tidak mau menaruh abu anaknya disana sambil ngejerit.

Butuh perjuangan bagi para guru untuk menenangkan para orang tua murid yang ditinggalkan sama anak-anak mereka yang selama ini mereka besarkan dan mereka didik dengan penuh kasih sayang.

Melihat hal ini divisi Yuiji semakin tambah terpukul dan makin tidak bisa melakukan apa-apa.

" Andai saja, kita datang lebih awal mungkin tidak seperti ini " celetuk Tatsu seenak jidatnya.

" Tatsu! " tegur George yang merasa tidak enak dengan kata-kata yang dilontarkan Tatsu, " Jaga mulut kamu! " lanjutnya.

" Memang kenyataannya begitu kan? Tidak salah dong " ujar Tatsu tambah menjadi, disaat lagi berduka Tatsu malah memancing keemosian, melihat perilaku Tatsu yang terbilang kurang ajar.

Kaito yang tadinya menahan emosi, nyaris memukul wajahnya kalau tidak dicegat oleh Ichigo dan juga Arisa.

Okita memisahkan diri dengan mereka, dia ada di salah satu pojokkan ruangan sambil mengawasi keributan dari kejauhan.

Sejak awal, Kaito dan Tatsu memang tidak ada kecocokan, wajar jika Kaito begitu sangat emosi dengan anak ini.

Yuiji yang hanya bisa diam saja dari awal acara pemakaman sampai menjelang akhir, dia berjalan meninggalkan gedung aula pemakaman dengan wajah yang begitu lesu dan seperti tidak bernyawa.

Melodia memandangi punggung beliau semakin menjauh.

Hari ini adalah hari yang benar-benar tidak bagus untuk mereka semua, sebuah peristiwa membuat luka batin terbuka lebar dan susah untuk diperbaiki kembali.

Terpopuler

Comments

范妮·廉姆

范妮·廉姆

kak jgn lupa folback jg mkah

2022-12-07

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!