Bab 20 : Murkanya Sang Kakak

TingTong. Bel rumah kediaman Hirotada berbunyi, padahal keluarga mereka sedang bersiap-siap untuk melakukan sarapan pagi.

" Pagi-pagi begini siapa yang datang ".

" Tidak tahu pa, bentar aku cek dulu ".

Ibu Yuna bergegas berjalan ke arah pintu depan, dirinya mengintip dari bolongan yang ada di pintu, ternyata orang itu adalah teman sekolahnya Okita, ia pun membukakan pintunya.

" Selamat pagi, tante " sapa Kaito dan juga Tatsu bersamaan.

" Wah, rajin sekali kalian mampir kerumah, mau jemput Okita ya? Sini, sini, masuk dulu, Okita lagi makan sebentar ".

Ibu Yuna mempersilahkan mereka semua untuk masuk kedalam, mereka berdua membuka sepatunya terlebih dahulu sebelum masuk kedalam.

" Ma, siapa yang dat.... kalian lagi...".

Okita yang baru saja menoleh ke arah kanan, dirinya sudah melihat sesuatu yang tidak enak dan menepok jidat secara spontan.

" Halo Okita~ ".

" Makan saja dulu, kita tunggu ".

Tatsu dan Kaito sembari menunggu Okita selesai makan, mereka berdua duduk di sofa yang tidak jauh dari ruang makan, jadi Okita bisa melihat mereka berdua dari kursi makannya.

" Mama kaget, bertahun-tahun kamu tidak memiliki teman, sekarang ada teman yang mau rela datang pagi-pagi begini untuk jemput kamu ".

Sang Ibu menggoda anaknya, mendengar hal ini Okita tidak bisa berkutik.

Menunggu beberapa menit Okita selesai makan, mereka bertiga berangkat ke sekolah barengan, sebelum berangkat Okita berpamitan terlebih dahulu.

" Sebenarnya ini terbilang cukup unik sih, selama ini kita kan sendiri-sendiri, sekarang malah jadi jalan bareng " ucap Tatsu berjalan sebelah kanannya Okita.

" Bener juga ya, dulu juga aku tidak begitu bisa akrab denganmu " sahut Kaito, sepanjang perjalanan Okita hanya diam. Dia hanya menyimak obrolan antara Kaito dengan Tatsu.

Setengah perjalanan menuju sekolah mereka, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan anak kecil dengan sang ibu, anak kecil itu menangis.

" Balonku ma, balonku ".

" Sudah, sudah, nanti kita beli lagi ya ".

Sang ibu berusaha menenangkan sang anak, akan tetapi hasilnya nihil, anak ini tambah menangis, melihat hal ini dari kejauhan, Tatsu, Kaito dan Okita, mereka bertiga menghampiri Ibu dan anak tersebut.

" Permisi bu, ada yang bisa kami bantu? " tanya Okita secara sopan.

" Itu... balon anak saya sangkut diatas pohon, tapi mustahil bagi saya untuk mengambilnya " jawab sang ibu sambil menunjuk balon yang ada didahan pohon.

" Ini gampang buatku, aku ambilkan, tunggu sebentar, Tatsu pegang dulu nih tasku " sahut Kaito yang siap-siap untuk meloncat ke atas dahan itu, tasnya ia lemparkan ke arah Tatsu.

" Tidak ada akhlak memang nih bocah " guman Tatsu terhadap Kaito.

Kaito menaiki pohon dengan lincahnya seperti seekor monyet dan dirinya mengambil balon, lalu loncat kembali kebawah setelah mengambil balon itu.

Anak kecil tertegun melihat aksi Kaito, ketika hendak dirinya bangkit setelah meloncat dari dahan yang lumayan tinggi, terdengar bunyi kretek di bagian pinggangnya Kaito dan membuat dirinya mati kutu.

Sudah gaya keren-keren di hadapan ibu dan anak ini, malah kecengklak karena salah gerak juga pas mau berdiri.

" Bukan teman saya ".

Isi hati bersamaan, Tatsu dan Okita melihat kejadian ini.

" Pinggangku... ".

Dirinya malah bikin repot semua orang disana. Untungnya sang ibu membawa semacam minyak hangat untuk meredakan sakit pinggang Kaito. Ibu itu mengoleskannya langsung di pinggang Kaito.

" Gimana dek, sudah mendingan? " tanya ibu itu sembari mengoleskan minyak.

Kaito mencoba berdiri dan mengerakkan badannya kekanan, kekiri.

" Oke, sudah, terima kasih bu dan adik kecil " ucap Kaito sambil mengelus adik kecil dan mereka bertiga pergi lagi melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

" Untung itu ibu ada minyak panas, kalau tidak, sampai kesekolah kamu sakit pinggang begitu, sudah tahu umur tua, makin encok, gaya-gayaan ".

Ceramah panjang dari Okita sambil membenarkan kacamatanya.

" Nah kan, diceramahi kau " sahut Tatsu.

" Tapi ini diluar dugaan, terpenting balon anak itu bisa diambil ".

Kaito menyangkalnya.

Akhirnya mereka bertiga sampai di sekolah, memasuki halam sekolah, berjalan bersama murid-murid yang lain memasuki gedung sekolah, mengganti sepatu mereka dengan sepatu yang telah disediakan.

Lalu, mereka bertiga melanjutkan kembali berjalan menaiki tangga ke lantai 2 bersamaan.

Menelusuri sepanjang koridor dan akhirnya, sampai di kelas mereka, untungnya saja belum bel masuk.

Disisi lain, di kelas 3-Special, Yuiji sedang meratapi nasib karena setelah ini anak-anak kelas 3 Special akan diadakan ulangan dadakan, semalam dirinya lupa belajar, ketiduran di atas meja karena begitu melelahkan setelah bertarung, sedangkan Melodia sangat tenang untuk mengikuti ujian itu.

Bel berbunyi, tanda anak-anak masuk kedalam kelas masing-masing. Seorang guru perempuan memasuki kelas 3-Special, sang guru tersebut memberikan selembar kertas kepada masing-masing murid yang hadir.

" Anak-anak saya harap kalian bisa tertib untuk mengerjakan soal-soal ini, selamat berjuang " ucapnya dengan senyuman.

Yuiji sepertinya agak sedikit kesusahan, ia mencoba memanggil Melodia yang ada di samping kirinya, tapi nihil, Melodia pura-pura tidak mendengar dan jalan pintasnya adalah, Yuiji mengerjakan soal-soal itu dengan penuh dibilang yakin juga tidak, terpenting kelar, tidak semua soal dia tidak mengerti hanya ada sekitar 1-3 soal yang dia tidak pahami.

Kembali lagi di kelas 2-B, guru yang mengajar kelas mereka tidak hadir, tapi mereka diberikan tugas dari sang guru dengan tertib mereka semua mengerjakannya, pelajaran berlangsung selama 3 jam hingga bel istirahat berbunyi.

" Akhirnya, selesai " ucap Kaito sembari mengulat badannya.

" Mau ke kantin tidak? " tanya Tatsu

" Kayaknya aku tidak ke kantin dulu, aku titip makanan tapi ".

" Ya nanti aku beliin, Okita, ke kantin? ".

" Aku kebetulan bawa makanan jadi tidak ikut " jawabnya sambil membuka bento yang ia bawa dari rumah.

" Baiklah, tidak apa-apa ".

Lalu, Tatsu berjalan meninggalkan kelas dan pergi ke kantin seorang diri.

Kaito melirik makanan yang Okita bawa, posisinya dia menyamping ke kiri.

" Itu apa? Kayaknya enak ".

Okita yang menyadari bahwa Kaito sebenarnya pengen, ia menghela nafas dan memberikan satu potong roti untuk dirinya.

" Mau? Ambil saja, ini namanya Sandwich ".

" Beneran? Terima kasihhhh ".

Kaito mengambil satu potong sandwich yang ada di tempat makannya Okita.

Beberapa menit kemudian, Tatsu balik ke dalam kelas, ia membawakan 1 titipan Kaito dan 3 kaleng soda yang dia beli di kantin.

" Ini punya Kaito, ini punya Okita ".

Tatsu memberikan makanan dan minuman itu di atas meja masingmasing.

" Oh ya, Okita nanti mau ikut kita tidak ke kedainya Bibi Tatsu? " tanya Kaito sambil mengunyah makanan.

" Aku tidak masalah ".

" Singkat, padat dan jelas " sahut Tatsu sembari membuka minuman kalengngnya dan menenguk minuman itu.

Tidak terasa jam istirahat telah usai, anak-anak kembali kedalam kelas mereka. Melanjutkan pelajaran selanjutnya hingga jam pulang sekolah tiba.

" Akhirnya, sekolah hari ini selesai juga ".

Kaito mengerakkan badannya ke kanan, ke kiri.

Disisi lain Yuiji dan Melodia hendak pulang kerumah, bertemu mereka bertiga di depan gerbang sekolah.

" Kalian mau pulang? " tanya Yuiji tiba-tiba.

" Belum, ini mau pergi ke kedai bibi kak " sahut Tatsu.

" Ya sudah, hati-hati dijalan, aku pulang duluan, sampai ketemu esok hari ".

Yuiji mengayuh sepedanya dan memboncengi Melodia yang ada di belakangnya.

Hari sudah sore, mereka bertiga harus berjuang melewati kereta yang penuh dan kemudian, menunggu kedatangan bus yang lama datangnya, ketika bus sampai, mereka bertiga menaiki bus ini ke tempat tunjuan.

Bus ini melewati jembatan, ketika mereka melewati jembatan sebuah kemacetan panjang terjadi si area itu, tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi banyak orang-orang yang keluar ketakutan berlarian berlawanan arah, menyaksikan hal tersebut, orang-orang yang ada di dalam bus termasuk mereka bertiga keluar dari dalam bus.

Diluar dugaan, ternyata kemacetan terjadi karena disebabkan serangan dadakan dari musuh, mereka membuat kekacauan di jembatan itu.

" Suara teriakkan ketakutan membuat diriku senang~ " ucap Gilbert dengan begitu ceria.

" Seharusnya kita tidak melakukan hal ini, berapa banyak kita harus mengeluarkan para monster-monster, Gilbert " sahut Renji.

Tiba-tiba terdengar suara dari lain arah menegur para penjahat-penjahat ini.

" Hentikan?! " tegur Tatsu dan disusul dengan Kaito, Okita.

Gilbert dan Renji, tatapan mereka kearah sumber suara.

" Oh kalian lagi~ jodoh sekali ya kita bisa ketemu disini ".

" Renji! ".

Kaito menyebut namanya tapi Renji pura-pura tidak mendengar.

" Bagaimana keadaan anggota kalian yang cewek itu? apa dia masih hidup atau sudah tiada? " sahut Gilbert secara spontan dengan peringai senyum licik di wajahnya.

Okita yang mendengar hal ini langsung terkejut.

" Tunggu, kenapa kamu bisa tahu?? ".

Mendengar pernyataan dari Okita dengan wajah sangat campur aduk, senyumnya semakin lebar dan terlihat jelas wajah psikopat yang Gilbert pancarkan.

Okita semakin yakin bahwa orang yang telah membunuh adiknya itu adalah Gilbert, memakai tubuh Renji dari wajah yang ia pancarkan, Okita mengepalkan tangannya dan mengamuk, ia tanpa memikirkan keadaan, langsung mengeluarkan kemampuannya, menyerang Gilbert dengan penuh emosi dan amarah.

Sayangnya serangan Okita dipentalin semua sama Gilbert dan ia sendiri kena serangan balik olehnya, tubuhnya terpelanting jauh, menghantam tembok jembatan cukup keras, sampai tembok itu letak dan dirinya pingsan seketika.

" OKITA?! " teriak Tatsu dan Kaito bersamaan.

Kaito yang melihat temannya disakiti, membalas balik serangan ke arah Gilbert, tapi di cegah oleh Renji.

Kaito menghindari serangannya, ia tidak bisa mengalahkan Renji, dirinya juga kena terpelanting dan mendarat keras di salah satu atap mobil.

Lalu, disusul Tatsu, ketika Tatsu ingin menyerang mereka berdua, Tatsu berhasil dilumpuhkan, dirinya juga ikut terlempar dan jatuh pingsan.

" Sebaiknya kita mundur Gilbert ".

" Benar Renji, maaf ya kawan-kawan kita sudahi dulu ya, ciaooo~ ".

Gilbert dan Renji beserta monster-monsternya menghilang dalam sekejap.

Meninggalkan mereka bertiga sedang pingsan disana sampai orang-orang sekitar memanggilkan mereka ambulan dan membawa mereka semua ke rumah sakit terdekat.

Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!