Bab 2 : Heart Breaker

3 Tahun berlalu, tapi kedamaian kota masih belum pulih dan Presiden mendirikan sebuah Sekolah Akademi Militer.

Sekolah ini dinamakan Akademi Militer Sakurazaka, dimana terdapat kumpulan para siswa dan siswi yang sudah dilantik khusus untuk menghadapi medan perang melawan monster-monster tersebut.

Suka dan duka mereka harus siap ketika bertemu para monster itu karena sebagian dari divisi yang telah terbentuk tidak ada yang selamat, fisik dan mental mereka harus siap menghadapi kondisi apapun.

Di sore hari, di sebuah taman, seorang anak laki-laki berumur 10 tahun berlari-larian dengan tergesa-gesa karena dia sedang dikejar oleh gerombolan Monster.

Dengan perasaan takut dan ingin menangis, anak laki-laki itu terus berlari untuk menghindari tangkapan mereka, jika tertangkap, anak itu bisa termakan.

Sampai pada akhirnya, anak laki-laki itu tersangkut sama kakinya sendiri dan dia nyungsep ke tanah, ketika dia ingin bangkit kembali, dengkul kakinya terluka, hal ini membuat kondisinya susah bergerak tapi hal itu tidak keburu olehnya, monster-monster itu sudah ada di hadapannya.

Dengan muka yang benar-benar pucat dan gemeteran, dia hanya bisa pasrah dan keringat dingin, ketika monster-monster ini ingin menyantap anak itu, reflek anak itu berteriak minta tolong.

Tiba-tiba ada seseorang dengan gesit menebas semua monster dan mengalahkannya, saking takutnya anak itu dan begitu pasrah, dia menutup matanya. Lalu, orang yang sudah menolongnya berkata,

" Apa kamu baik-baik saja? Bukalah matamu, semua monster sudah aku tanganin ".

Mendengar suara yang tidak asing bagi anak laki-laki ini, perlahan-lahan dia membuka matanya dan dia spontan mengucap,

" Melodia?! ".

Wajah setengah tidak percaya.

" Berisik! tadinya aku tidak mau keluar, hanya saja karena melihat kamu ketakutan dikejar-kejar sama monster itu, mau tidak mau aku musti menolongmu dan juga karena ayahmu tahu!" jawab Melodia dan terdengar suara dari perutnya.

Mendengar hal itu, Yuiji langsung tertawa kecil dan agak sedikit menjahilinya.

" Ha ha ha... ada gitu ya, orang kayak kamu bisa lapar, padahal kamu sendiri yang nolak barusan untuk makan di rumah ".

Yuiji masih menertawakan dirinya.

" DIAM! MEMANG GAMPANG CARI MAKANAN DI LUAR?! ".

Wajah Melodia menjadi merah padam dan buang muka sambil menggembungkan kedua pipinya.

Mendengar penjelasan Melodia, anak itu langsung menariknya dan membawanya ke rumah.

" Yuiji! Mau bawa aku kemana! Jangan seenaknya kamu?!! ".

Dengan muka yang masih memerah.

Sambil mengedipkan mata kirinya,

" Ikut saja oke? kamu akan tahu kita akan kemana ".

Melihat ajakkan Yuiji dan mengingat pesan dari ayahnya Yuiji, Prof. Watanabe. Melodia harus menuruti kemauan Yuiji.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah rumah sederhana bergaya minimalis di salah satu blok jalan, Yuiji membuka gerbang dan menarik tangan Melodia masuk ke dalam halaman rumahnya.

[ Ting Tong ]

Bel rumah dibunyikan.

[ Cekrek ]

Suara gagang pintu berbunyi. Sesosok perempuan sekitar umur 30-an, membukakan pintu untuk mereka bedua. Perempuan itu adalah Ibunya Yuiji, Meiko Manabe.

" Ibu tebak, aku bawa siapa? ".

Yuiji kepada ibunya sambil menunjuk ke arah Melodia dengan kedua tangan membuka lebar-lebar.

" Tentu saja ibu tahu, Melodia bukan? Ayo, masuk. Kita makan bersama-sama, kebetulan Ibu baru saja menyiapkan makan malam ".

Dengan, wajah yang begitu malu, Melodia hanya bisa terdiam dan kedua kalinya ketarik lagi oleh Yuiji. Mereka pun masuk kedalam rumah, tidak lupa melepaskan alas kaki yang mereka gunakan.

Sebelum sarapan malam, Yuiji dan Melodia harus membersihkan diri mereka terlebih dahulu, pertama yang mandi adalah Yuiji, kedua Melodia.

Ketika giliran Melodia mandi, sambil merendamkan dirinya, ia mulai memikirkan hal hal yang selama ini ia selalu pikirkan, ia merasa tidak enak jika ia harus tinggal disini, akan tetapi karena pesan yang diberikan oleh almarhum.

Melodia harus tinggal tetap di rumahnya Yuiji, Melodia mulai merasakan kehangatan yang ia terima di dalam keluarga ini.

Semenjak kedatangan ia pertama kali di rumah keluarga Watanabe, banyak perubahan yang Melodia terima dan perlahan-lahan Melodia mulai mempelajari yang namanya perasaan hati, mulai bisa mengekspresikan diri sendiri.

Tanpa disadari ternyata Melodia sudah sangat lama dikamar mandi, karena lamunannya. Yuiji pun meneriakin dirinya dari balik pintu kamar mandi, memastikan dirinya tidur dikamar mandi atau tidak.

" Melodia, kamu tidur disana?????? ".

Disahut kembali oleh Melodia dari dalam,

" AKU TIDAK TIDUR?! BERISIK ".

Melodia beranjak dari bak mandi, mengeringkan badannya dan memakai pakaian piyama yang ia kenakan untuk tidur nanti.

Ia berjalan ke arah ruang makan, disana sudah berkumpul Yuiji dan Ibunya, mereka menunggu kedatangan Melodia untuk makan bersama mereka.

Melodia duduk di samping Yuiji, makan malam pun dilakukan. Setelah makan malam, Yuiji dan Melodia pergi ke kamar masing-masing, sedangkan Ibunya Yuiji, membersihkan peralatan makan bekas mereka sebelum tidur.

Disaat Yuiji ingin masuk ke kamarnya, Melodia menyisipkan kata kata kepadanya,

" Terima kasih ".

Lalu, ia masuk kedalam kamarnya dan ekpresi Yuiji bengong mendengar ucapan Melodia karena ini pertama kalinya dia mendengar kata-kata itu terucap dari mulutnya, lalu senyum simpul sambil menghela nafas, kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Beberapa tahun kemudian, Yuiji dan Melodia sudah beranjak dewasa, umur mereka sekarang 17 tahun dan kelas 3 SMA, tidak berasa waktu begitu cepat dan sebentar lagi mereka mau lulus SMA.

Ibu Yuiji yang sekarang begitu menua, meminta tolong Melodia membangunkan Yuiji, Melodia langsung berjalan ke atas kearah kamarnya. Menarik selimutnya secara kasar dan membetakki dirinya yang masih memeluk guling di kasur.

" BANGUN, MAU SAMPAI KAPAN DIKASUR! KITA BISA TELAT NANTI, LIHAT JAM?! " sambil menunjuk ke arah jam yang ada di samping kanan Yuiji karena dirinya masih setengah mengantuk.

Dia mengucek-ngucek matanya, setelah melihat jam secara jelas, baru sadar kalau perkataan Melodia benar.

Yuiji beranjak dari kasur tergesa-gesa menyiapkan dirinya sendiri untuk berangkat ke sekolah.

Yuiji meminta tolong Melodia untuk bilang ke ibunya, bekal dibawa saja. Mendengar ucapan Yuiji dengan memutar bola matanya karena no komen mau jawab apa ke dia.

Melodia menunggu di luar pagar rumahnya, sedangkan Yuiji menyiapkan sepedanya, setelah sepeda siap, Melodia naik diatasnya, Yuiji membonceng Melodia tiap harinya ketika mereka hendak pergi ke sekolah, hampir tiap hari rutinitas seperti ini.

Dengan kecepatan penuh Yuiji mengendarai sepedanya, supaya sampai sekolah tidak terlambat.

Membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai ke sekolah, untungnya mereka berdua tidak telat. Yuiji dan Melodia masuk ke sekolah yang sama dan sekolah mereka bukanlah sekolah biasa, melainkan sekolah militer.

Sekolah Akademi Militer Sakurazaka, sekolah yang dibangun atas perintah Presiden dan siap mengorbankan diri untuk mengembalikan kedamaian kota.

Semua murid-murid yang masuk sini memiliki beraneka macam kemampuan, tiap kelas ada Grade tersendiri dan kelompok sendiri, tidak asing lagi bagi mereka untuk membawa senjata ke sekolah.

Tiap angkatan memiliki divisi yang digabungkan menjadi satu, berlatih tiap pulang sekolah dan turun ke medan perang untuk menghadapi para monster-monster yang masih berkeliaran di luar sana.

Banyaknya yang gugur, sudah menjadi lumrah bagi siswa-siswi yang berada di sekolah ini, perasaan pahit harus mereka terima.

Karena hari ini adalah hari penerimaan murid baru pada ajaran baru, Divisi pun dibuat ulang atau ada penambahan yang dilakukan.

Biasanya hal ini terjadi karena ada salah satu anggota yang gugur dan pasti tiap bulan akan terjadi perubahan-perubahan.

Semua anak-anak dikumpulkan menjadi satu di aula gedung di salah satu wilayah sekolah. Selain menyambut para murid baru, disinilah pengumuman pembagian kelompok dilakukan.

Penyambutan dan penyampaian dilakukan oleh Kepala Sekolah, Mr. Shinonome Mashiro. Beliaulah yang akan menyampaikan semuanya.

Panjangnya pidato yang beliau curahkan dan inilah saatnya pengumuman pembagian kelompok diucapkan.

" Yuiji Manabe, dari Class 3 - Special " ucap Mr. Mashiro dengan lantang dan suaranya bergema dalam satu ruangan.

Yuiji mendengar namanya dipanggil, langsung berdiri tegak dari posisi tempat duduknya, kemudian disusul, Melodia,

" Melodia Fransisco Gwanael, dari Class 3 - Special ".

Dengan anggun dan juga elegan, Melodia ikut berdiri di samping kanan Yuiji.

Kemudian, Mr. Mashiro menyebutkan beberapa nama lagi untuk dipanggil.

" Yamazaki Kaito Class 2-B, Hirotada Okita Class 2-B, Hirotada Arisa Class 1-A, George Christopher Class 3-A, Tatsuhiko Yagami Class 2-B, Matsuda Haru Class 2-C, Furuhiko Ichigo Class 2-C ".

Nama-nama yang dipanggil oleh beliau, mereka semua berdiri.

" Kalian semua satu Divisi karena Yuiji Manabe dari divisi terdahulu banyak yang gugur, saya selaku Kepala Sekolah, saya memanggil kalian dan memasuki divisi yang sudah saya atur ".

" Saya akan membagi 2 team lagi di dalamnya, Team 1 di ketua kan oleh Yuiji, beranggotakan Hirotada Okita, Yamazaki Kaito, Melodia Fransisco Gwanael, dan Furuhiko Ichigo, Team 2 di ketuakan oleh George Christopher yang beranggotakan Hirotada Arisa, Tatsuhiko Yagami, Matsuda Haru. Saya memasukkan seseorang untuk berkomunikasi menggunakan telepati, Arisa dan orang yang mengerti teknologi, Haru di team kalian ".

" Saya juga sudah memutuskan nama Divisi untuk kalian, HEARTBREAKER, menurut saya nama ini sangat cocok untuk kalian. Saya harap kalian bisa saling bekerjasama dalam Divisi ini, saya percaya bahwa kalian adalah anak-anak yang baik ".

" Berhati-hatilah tiap tindakan yang kalian lakukan, berlatihlah sekeras mungkin dan Terima kasih untuk semua para murid-murid yang sudah hadir di acara pembukaan ini. Saya harap tidak ada korban jiwa lagi, tidak ada yang gugur lagi. Saya harap kota bisa kembali damai seperti dulu lagi ".

Dengan pidato dan aturnya anggota team cukup lama. Akhirnya, acaranya pun selesai. Anak-anak kembali ke kelas mereka masing-masing.

Ketika pulang sekolah, Divisi Heart Breaker pada kumpul di belakang halaman sekolah.

Tiba tiba guru memanggil mereka semua ke lapangan, tentu saja untuk berlatih sebelum pulang. Dengan guru pembimbing mereka dan biasa dipanggil Mr. Y.

Mr. Y ini mengumpulkan mereka semua di lapangan untuk latihan, sayangnya latihan ini pun tidak berjalan dengan lancar. Di dalam Divisi Yuiji yang sekarang tidak begitu bisa diajak kerja sama.

" Saya lebih baik pulang, saya tidak butuh hal- hal seperti ini " cetus dengan nada dingin dari laki-laki bernama Okita sembari mengambil tas, balik badan, pulang ke rumah.

Mendengarkan ucapan sang kakak, Arisa hanya mengejar dirinya dan tidak ada pilihan lain, dia harus meninggalkan lapangan, ikut pulang ke rumah bersama kakaknya.

Lalu, ada 2 siswa yang tidak hadir juga dalam latihan itu, Kaito dan Tatsu. Dilapangan, hanya hitungan jari yang hadir, Haru, George, Melodia dan juga Ichigo.

Tidak mudah bagi Yuiji menangani divisinya yang begitu berantakan, berbeda jauh dari sebelumnya yang gampang diatur. Melihat hari makin sore, terpaksa latihan harus segera diselesaikan.

Mereka berlatih sampai malam hari, sedangkan anak-anak yang tidak hadir melakukan kegiatan masing-masing dirumah mereka.

Setelah latihan selesai, mereka balik ke rumah masing-masing dan beristirahat, mengumpulkan energi mereka untuk latihan esok hari.

Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!