“Anda baik-baik saja, yang mulia?”
Ezra terdiam untuk sesaat. Dia bangun dari tempat pembaringannya seraya memegangi kepalanya yang masih terasa begitu berat. Selain itu, pandangannya mengabur. Sepertinya masih ada sisa efek dari gigitan kalajengking merah itu di tubuhnya yang membuatnya masih merasa pusing. “Arghh..”
“Anda seharusnya jangan bangkit dulu. Anda masih lemas.” Cedric dan Elara segera membantunya untuk bangun. Ezra terduduk di ranjang sembari berusaha mencerna apa yang terjadi. Tapi atensinya beralih ketika dia merasakan pipinya basah. Ezra mengusap pipinya, dan dia baru sadar bahwa air yang ada di pipinya adalah air matanya sendiri.
Aku menangis? Tapi, kenapa? Ezra terdiam penuh tanya. Tangannya sibuk mengelap wajahnya yang basah. Apakah aku menangis karena bermimpi?
“Anda baik-baik saja? Tadi kami melihat anda menangis ketika anda sedang tidak sadarkan diri. Karena cemas anda bermimpi buruk, jadi aku putuskan untuk membangunkan anda,” jelas Elara yang kemudian beranjak dari sana dan membawakannya air untuk minum. Apa yang dia katakan seketika membuat Ezra beralih pandang padanya. Wanita itu kembali berjalan padanya sambil menyodorkan air minum. “Minumlah dan tenangkan diri anda.”
Ezra tanpa menjawab hanya meraih gelas itu dan meneguknya hingga habis. Elara menaruh kembali gelasnya ke meja yang terletak tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada.
Sekali lagi Ezra terdiam. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Berusaha mencari tahu dimana dirinya berada, dan apa yang sebenarnya telah terjadi padanya. “Aku sebenarnya ada di mana?”
“Anda tidak ingat?” Cedric balik bertanya, dan Ezra hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. “Kemarin malam anda hampir dimangsa oleh burung bangkai yang menganggap anda adalah mayat akibat bau yang keluar dari luka anda.”
“Luka?” Ezra mengalihkan pandangannya pada punggung tangannya yang memang sempat digigit oleh seekor kalajengking merah saat di goa. Begitu dia menunduk dan mengecek lukanya, luka gigitan itu sudah hilang bahkan tanpa bekas sama sekali. Hal itu membuatnya terkejut sekaligus kebingungan dengan bagaimana bisa luka itu menghilang padahal luka itu seharusnya tidak akan menghilang dengan begitu mudahnya. Ezra bahkan masih ingat betul kalau luka itu terlihat cukup dalam.
“Lukanya sudah aku obati sementara yang mulia pangeran tidak sadarkan diri. Kekuatanku memang masih lemah, namun berkat kekuatan pemulihan dalam diri yang mulia, lukanya jadi lebih cepat disembuhkan,” jelas Elara.
“Terima kasih karena kalian sudah membantuku. Tapi, aku sungguh tidak mengerti. Kalian siapa?”
“Ah, maaf karena sudah membuat yang mulai pangeran kebingungan. Aku adalah Cedric. Ksatria yang selama ini ditugaskan untuk menjaga Netherland sementara menunggu yang mulia pangeran tiba di sini, dan ini adalah Elara. Beliau adalah salah satu penyihir kerajaan yang dulu sangat dipercaya oleh yang mulia ratu.” Cedric memperkenalkan. Bukannya mengerti, Ezra malah semakin bingung dengan apa yang mereka ucapkan.
“Senang bertemu dengan yang mulia. Ini adalah kesempatan terbaik dalam hidupku karena bisa bertemu langsung dengan yang mulia pangeran.” Elara tersenyum sembari memberi hormat padanya.
“Ksatria? Penyihir? Pangeran? Tunggu. Sebenarnya dunia macam apa ini? Kenapa dunia ini terasa begitu aneh? Tadi aku bertemu dengan begitu banyak makhluk aneh. Kera yang tingginya melebihi manusia bisa, kalajengking aneh, lalu laba-laba raksasa? Jelaskan semuanya padaku!” ucap Ezra penuh kebingungan. Elara dan Cedric yang mendengarnya bicara demikian hanya bisa diam sambil saling pandang satu sama lain. Mereka hanya tidak menyangka ternyata kemarin Ezra sudah melewati banyak hal.
“Akan aku jelaskan. Dunia yang pangeran masuki saat ini disebut dengan Underworld, dan tempat ini adalah Netherland. Tempat ini memang berbeda dengan Upper World, atau dunia atas.”
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments