Ezra menghela napas panjang. Seharian ini dirinya mengalami banyak sekali kejadian buruk. Mulai dari berangkat terlambat akibat ulah Augustine yang mengerjainya, kesiangan sampai di kelas, dan terakhir ada ulangan mendadak. Semua kejadian itu sungguh tidak bisa dikendalikan sama sekali. “Kau baik-baik saja?”
Ezra tersadar dari lamunannya. Dia menoleh ke arah sosok lelaki berkacamata yang kini berdiri di belakangnya. Mereka sedang berada di kafetaria. Mengantri untuk mengambil makan siang. Dan lelaki yang berdiri di belakangnya adalah Jodie. Lelaki yang tak lain adalah temannya sejak dia pindah. Mereka berada di satu kelas yang sama, dan memiliki hubungan pertemanan yang cukup dekat.
“Aku tidak apa-apa. Hanya saja hari ini berjalan dengan kurang baik. Seharian ini aku terus ditimpa masalah.”
“Kau murung karena itu?”
“Iya.”
“Tenanglah. Aku yakin semua itu akan segera berakhir.” Ezra dan Jodie mengambil nampan mereka dan mengisinya dengan makanan yang ada di stan di sana. Begitu selesai, keduanya beranjak menuju meja kosong yang ada dan berniat untuk menikmati makan siang mereka. Belum sempat mereka mencapai meja yang mereka lihat, secara tiba-tiba Augustine dan teman-temannya datang. Mereka berjalan dengan begitu cepat dan mendorong tubuh Jodie hingga menyebabkan makanan lelaki itu tumpah bersamaan dengannya yang terjatuh.
Ezra yang melihat hal itu segera membantu Jodie. Sementara Ezra sibuk membantu Jodie, beda halnya dengan Augustine dan teman-temannya yang malah tertawa dengan sangat keras tanpa merasa bersalah sama sekali. Mereka bahkan kini mengolok-olok keduanya di depan semua orang dan meledek mereka karena berteman dengan alasan yang sama. Mereka sama-sama orang anak yang tidak memiliki orang tua dan menjadi beban bagi saudaranya yang lain. Mendengar mereka mengolok-oloknya seperti itu membuat Jodie kesal.
Anak itu tidak terima dia diolok-olok. Terlebih kalau hal itu menyangkut tentang kedua orang tuanya. Dengan kesal dia mengambil gelas minumannya lalu mengguyur salah satu dari mereka dengan air tersebut. Apa yang dilakukannya membuat mereka marah sampai akhirnya mereka mendorong Jodie hingga anak itu tersungkur. Mereka terlibat perkelahian. Jodie juga tak diam saja dan mengalah. Anak itu justru menyerang balik, dan membalas setiap serangan dari Augustine dan teman-temannya. Seketika mereka menjadi tontonan semua orang seisi kafetaria.
Di saat yang bersamaan, Ezra berusaha untuk melerai perkelahian yang terjadi. Namun Augustine mendorongnya dengan begitu kencang. Refleks, Ezra mendorong balik tubuh Augustine. Namun apa yang terjadi selanjutnya membuat semua orang melongo dengan wajah kaget. Augustine terpental dan berakhir membentur salah satu meja yang posisinya bahkan sangat jauh dari tempat mereka bertengkar.
“Sshhh…” Augustine meringis menahan sakit. Dia berusaha untuk bangkit namun kesulitan. Melihat lelaki itu terluka akibat ulahnya, kedua temannya yang semula bertengkar dengan Jodie kini beralih menghampiri Ezra.
“Ternyata kau cukup berani dari yang aku kira, ya!”
“Sepertinya kalian memang ingin mencari gara-gara dengan kami. Asal kalian tahu saja, kalian sudah salah mencari lawan!” Mereka berdua mempersiapkan diri untuk melawan Ezra. Keduanya menyerang Ezra dengan sekuat tenaga. Memukul lelaki itu dengan kemampuan beladiri yang mereka miliki. Namun entah bagaimana caranya Ezra bisa menghindari bahkan menangkis setiap serangan mereka. Lalu hanya dalam satu gerakan, mereka terpental hingga jatuh menimpa Augustine di buatnya. Semua orang semakin melongo dengan apa yang terjadi.
“A-apa itu? bagaimana dia bisa begitu kuat?” Salah satu teman Augustine berucap dengan terbata. Lelaki itu bangkit tertatih seraya meringis menahan sakit.
“Mo-monster… dia seperti monster!” ujar temannya yang lain.
“Kau berusaha untuk menunjukkan jati dirimu yang sesungguhnya, huh? Apakah kau mencoba untuk membunuh kami seperti bagaimana kau membunuh ayahku?!” Augustine bangun sambil menahan sakit. Dia menatap Ezra dengan wajah kesal. Tubuhnya terasa begitu sakit akibat benturan yang cukup kuat. Bukan hanya itu, bahkan tubuhnya di timpa oleh kedua temannya yang terpental ke arahnya.
Ezra mendadak diam tanpa kata. Dia memandang Augustine tanpa mengatakan apa-apa. Tatapan sepupunya itu sama persis seperti tatapan yang selama ini selalu dia lontarkan ke arahnya. Ezra termangu cukup lama. Ucapannya membuatnya teringat akan kejadian dulu. Kejadian yang sempat membuatnya terbawa mimpi buruk berulang kali. Di saat yang sama, dia merasakan seolah tatapan semua orang berubah terhadapnya. Seolah semua orang menatapnya dengan ketakutan, apalagi setelah mendengar ucapan Augustine yang membawa-bawa tentang kematian Bruce.
Tak lama setelah apa yang terjadi, salah seorang guru datang ke tengah kerumunan di kafetaria, dan yang terjadi setelahnya adalah situasi berubah menjadi sangat kacau sampai-sampai membuat Augustine dan teman-temannya terkena masalah. Begitu juga dengan Ezra dan Jodie. Mereka dibawa ke ruang guru untuk ditanyai apa yang sebenarnya terjadi.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Elang Putih
semangat, Thor!
2023-12-05
0