Ezra membulatkan matanya. Setelah sebelumnya dia melihat bagian matanya saja, kini dia bisa melihat seluruh tubuh makhluk itu yang bersinar dengan warna serupa. Bukan hanya itu, dia bahkan melihatnya dalam jumlah yang begitu banyak. Dia terpaku dengan tubuh yang seolah membatu tak bisa digerakkan. Dia mengedarkan pandangannya, dan Ezra baru sadar bahwa seluruh isi goa itu dipenuhi oleh koloni mereka. Kalajengking hitam dengan sinar merah terang dalam jumlah yang begitu banyak.
Glup!
Ezra menelan ludahnya susah payah. Lelaki itu berbalik sambil berjalan mundur menuju arah pintu keluar. Matanya masih memandang setiap ekor kalajengking itu. Tubuhnya gemetar dengan wajah yang kembali pucat. Semua makhluk itu menatap ke arahnya dengan mata yang bahkan tidak hanya dua. Bersamaan dengan itu, Ezra melihat semua makhluk itu berjalan menghampirinya. Dengan panik, Ezra berlari keluar dari dalam goa sekencang mungkin. Dia melihat semua kalajengking itu berlarian keluar dan mulai menyebar. Kalau dia lihat lagi, jumlah mereka bahkan sepertinya mencapai ribuan, karena ketika makhluk itu keluar, pemandangannya hampir mirip seperti air yang langsung menyebar dengan begitu cepatnya dari wadah yang bocor.
Sial. Kenapa hari ini aku benar-benar tidak beruntung?! Ezra terus berlari sambil menahan sakit yang menyerang tangannya. Untungnya kali ini dia berhasil meloloskan diri dari kejaran kalajengking itu. Kakinya perlahan terasa berat dengan tubuh yang entah kenapa rasanya begitu lemas. Dia juga merasakan pandangannya yang mulai berubah buram. Walaupun begitu, dia masih terus mencoba untuk melarikan diri. Untuk entah keberapa kalinya, Ezra kembali berlari tanpa tujuan di hutan.
Brukk!
Tubuhnya tersungkur jatuh di tanah berumput di tengah hutan. Dia sama sekali tidak bisa berlari lagi. Di saat itu, dia melihat sebuah bayangan yang melintas melewati kepalanya. Ezra mendongak dengan sisa kesadarannya. Dia kembali dikejutkan dengan makhluk yang baru saja melintas dan kini mendarat di hadapannya.
...*...
Cedric dan Elara baru saja mendengar suara teriakan yang begitu nyaring dari arah hutan dekat desa. Mereka berdua spontan beranjak bangun dari tempat mereka berada guna memastikan apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan suara apa yang sebenarnya mereka dengar. Begitu mereka berjalan meninggalkan tempat bermalam mereka, keduanya tidak sengaja melihat sesuatu yang ganjil di langit malam.
“Itu… bukankah itu burung pemakan bangkai?” Elara menatap burung yang baru saja melintas itu. Cedric menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan wanita itu. “Burung itu terbang dari arah desa. Itu berarti… apakah Morgana sudah berhasil menemukan tempat persembunyian kita?”
Wanita itu mendadak semakin panik. Namun beda halnya dengan Cedric. Dia juga memang melihat keganjilan pada burung pemakan bangkai itu. Burung itu mengeluarkan asap pada setiap kepakan sayapnya. Asap hitam yang begitu pekat, dan matanya juga merah menyala. Biasanya hanya ada satu hal yang bisa menjelaskan semua itu. Burung itu sedang berada dalam pengaruh sihir hitam Morgana. Tapi yang membuat Cedric tenang adalah karena dia merasa burung itu bukan pulang dari desa. Kalau burung itu memang baru saja dari desa, dan melakukan sesuatu pada penduduk di desa, maka seharusnya ada darah di bagian paruh dan cakarnya. Tapi yang dilihatnya, burung itu bersih. Dengan kata lain, dia belum memangsa apapun. Bukan hanya itu, Cedric juga merasa mustahil kalau sampai morgana bisa menemukan desa mereka tanpa perantara. Pasalnya desa mereka dijaga dengan menggunakan kekuatan suci milik Elara yang selama ini tidak pernah digunakan untuk menyerang atau bertempur dengan Morgana.
Bisa dipastikan seharusnya Morgana sama sekali tidak bisa merasakan kekuatan sihir dari Elara yang baru terbangun dari tidur ratusan tahunnya. “Cedric. Tunggu apa lagi? Ayo cepat! Kita harus kembali dan memastikan semua penduduk dalam keadaan aman.”
“Elara, pergilah tanpa aku dan pastikan semua penduduk desa dalam keadaan aman. Ada yang harus aku pastikan terlebih dulu.”
“Apa maksudmu? Memangnya kau mau pergi kemana?”
“Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Pergilah dan kita bertemu nanti!” Cedric bergegas lari dari sana. Meninggalkan Elara yang menatapnya dengan wajah bingung.
“Apa yang sebenarnya hendak dia lakukan?”
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments