Bab 11 - Gigitan

Di tengah berusaha untuk mengatur napasnya seraya menenangkan diri, Ezra tiba-tiba saja mendengar suara yang begitu aneh. Hal itu langsung menyita perhatiannya. Ezra mengalihkan pandangannya ke sekeliling, mengecek dimana asal suara yang didengarnya. Lelaki itu langsung bangun dengan begitu paniknya. Dia baru sadar kalau hutan di tempat ini adalah hutan yang menyimpan begitu banyak makhluk aneh yang tidak pernah dia temukan di dunia tempatnya berasal. Dan bisa saja kalau suara yang barusan dia dengar adalah suara dari makhluk mengerikan lain yang mencoba untuk menerkamnya. Seperti kera yang bersuara menakutkan sebelumnya. Dia nyaris saja di serang oleh makhluk itu.

“Suara apa itu sebenarnya? Kenapa suaranya terdengar begitu jelas?” Ezra terdiam sesaat. Berusaha untuk mendengarkan suara itu dengan seksama. Setelah dia dengarkan, suara yang didengarnya hampir mirip seperti sebuah benda tajam yang dihujamkan berulang kali pada sesuatu yang berbahan kayu. Suaranya semakin lama semakin jelas, sampai kemudian Ezra dikejutkan dengan serpihan kayu yang berjatuhan dari atas kepalanya.

“Ini…” Ezra mendongakkan kepalanya. Dan saat itu juga, matanya langsung membelalak sempurna saking kagetnya. Di atas kepalanya, dia melihat seekor laba-laba hitam raksasa yang ukurannya tubuhnya saja hampir sama tebalnya dengan pohon yang kini dia tempati. Laba-laba itu memiliki tubuh yang begitu berkilau, dengan kaki panjangnya yang terlihat tajam seperti sebuah pedang. Makhluk itu bergerak menuju arahnya.

“AAAAA!” Ezra berlari hingga kakinya tersandung dan jatuh. Lelaki itu berbalik dan mendapati laba-laba itu sudah mendarat dengan semua kakinya. Dia berdiri tepat di hadapannya. Begitu dia mendarat, Ezra jadi bisa dengan lebih jelas melihat seberapa besar makhluk itu. Dia begitu tinggi, bahkan kalau disandingkan dengan kera sebelumnya, laba-laba itu mungkin memiliki tubuh yang lebih besar dan lebih tinggi.

Wajah Ezra semakin memucat. Tubuhnya gemetar hebat dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya. Saat laba-laba itu bergerak ke arahnya, dia spontan berbalik dan lari dengan sekuat tenaganya. Menjauh dari kejaran makhluk itu. Sayangnya apa yang dia lakukan sama sekali tidak berguna karena makhluk itu begitu cepat. Dia bahkan berulang kali mencoba menangkap Ezra dengan menggunakan jaringnya yang begitu lengket dan kuat. Beruntung Ezra masih bisa selamat dan melarikan diri dari kejaran makhluk itu.

Ezra berlari semakin dalam ke dalam hutan. Sepanjang pelariannya, dia terus berlari ke sembarang arah tanpa memperhatikan apa yang di pijaknya. Sementara laba-laba itu terus menyerangnya tanpa memberikannya kesempatan untuk meloloskan diri. Pelariannya berakhir ketika dia secara tidak sengaja berlari menuju arah jurang. Tubuh Ezra menggelinding dengan begitu cepatnya menuju dasar.

Brukk!

Ujungnya dia berakhir di depan sebuah gua yang begitu besar dan gelap. Dia berhenti dan menoleh ke arah dimana laba-laba itu berada. Makhluk itu masih mencoba mengejarnya. Bahkan dengan menggunakan kaki yang tinggi seperti itu membuatnya lebih mudah untuk menuruni jurang yang dalam itu. Ezra yang panik melihatnya kian mendekat, tanpa pikir panjang langsung melangkah masuk ke dalam goa di hadapannya dan bersembunyi di sana. Ezra terdiam dalam kegelapan dengan jantung berdebar dan keringat yang mengucur membasahi seluruh tubuhnya.

Ezra membekap mulutnya guna menahan deru napas yang tak beraturan. Dia tidak ingin membuat laba-laba itu sadar bahwa dirinya bersembunyi di dalam sana.

Dia terus menatap keluar. Di bawah sinar cahaya bulan, makhluk itu terlihat lebih jelas karena tubuhnya yang hitam pekat seolah mengkilap setiap kali terkena pantulan cahaya. Ezra melihat laba-laba itu sempat berkeliaran di depan goa sebelum akhirnya makhluk itu beranjak dengan sendirinya tanpa menunggu dirinya keluar.

“Huft~ barusan itu hampir saja…” Ezra menghela napas lega. Dia terduduk di tanah dalam keadaan lemas bukan main. Pelarian tadi sungguh menguras tenaganya. “Sebenarnya ini tempat apa? Kenapa tidak ada satupun hal di tempat ini terlihat normal? Akh—“

Ezra meringis kesakitan saat dia merasakan sesuatu menggigit punggung tangannya. Dia menatap tangannya yang entah bagaimana kini bersinar dengan warna merah yang menyala di dalam kegelapan. “Ssshhh!”

Ezra merasakan tangannya begitu sakit. Dia menoleh ke arah dimana sesuatu tadi menggigitnya. Dia punya firasat buruk mengenai makhluk yang baru saja menggigit tangannya itu. Begitu menoleh, dia melihat sesuatu bersinar. Seperti mata. Namun ukurannya kecil dengan warna merah terang yang begitu menyala. Menyadari hal itu, dia spontan bangun dengan panik. “Kali ini apa lagi?”

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!