"Jadi anak kita selingkuh yah?!" Kaget Dara saat sang suami menyampaikan hal yang membuat dirinya terkejut.
Dimas yang sedang menikmati kopinya di ruang tamu hanya mengangguk singkat, dia menyeruput kopinya santai dan menatap sang istri.
"Aku belum memastikan," ujar Dimas.
Dara yang tadinya berdiri segera duduk di samping sang suami, Dimas yang melihat sikap sang istri sudah paham dengan apa yang ada di kepala istrinya itu.
"Bagaimana jika kita tinggal di ...,"
"Di rumah menantu kita maksudmu? tidak! itu urusan rumah tangga mereka, kita hanya membantu meluruskan putra kita." Tolak DImas sebelum sang istri menyelesaikan perkataan nya.
Dara mengerucutkan bibirnya sebal, dia ingin dekat dengan cucunya dengan memakai alasan itu. Tapi sang suami sudah mengetahui niat liciknya.
"Tapi yah ... gimana bisa Vania hamil?" Heran Dara.
"Ya mereka berbuatlah!" Jawab Dimas.
"Ya tapi kapan? dimana?"
Mendengar pertanyaan sang istri yang terasa sangat ambigu membuat DImas terdiam sebentar untuk mencerna maksud sang istri.
"Kamu mau tahu banget sih! apa mau tahu cara buatnya juga? sama kayak kita buat Aksa," ujar Dimas dengan sedikit kebingungan.
PLAK!
"Awsss ...,"
Dimas memegangi lengannya yang mendapat pukulan maut dari sang istri, dia bertanya-tanya dalam hati apa salahnya? dia benar bukan? mengapa sang istri marah?
"Apa sih mah, omongan ayah benerkan? masa mama lupa caranya, nanti deh ... nanti malam kita ngulang ya biar ingat," ujar Dima ls tanpa beban.
Di saat Dara ingin memukul lagi, DImas segera bangun dan menjauh.
"Kamu itu ya yah! aku nanya malah kamu jawab begitu!" Kesal Dara.
"Loh, kok jadi aku yang kamu salahin? Pertanyaan kamu itu ambigu loh mah," ujar DImas membela diri.
Dara yang terlanjur kesal melengos begitu saja saat Dimas menatapnya.
"Jangan ngambek begitu, udah besok kita ke rumah Kayla. Kita liat keadaannya bagaimana," ujar DImas membujuk sang istri.
"Kamu pokoknya harus cari tahu mas kenapa Aksa bisa main gila sama Vania, pasti wanita ular itu yang merayunya. Aku dari awal gak suka sama dia, malah mami kamu jodohin AKsa sama dia. Untung aja Kayla yang nikah sama putraku, kalau dia ...,"
Dimas mengamati ekspresi menggebu sang istri, seperti ada yang janggal dari perkataan istrinya itu.
"Apa ... kamu yang menjebak mereka berdua?"
***
Sementara itu, Kayla tengah berdiam diri di kamar mandi. DIrinya tengah bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.
"Kemarin aku masih datang bulan, kok sudah berhenti." Gumam Kayla.
Pasalnya, Kayla baru datang bulan dua hari dan itu pun hanya sedikit. Kayla sedikit bingung, dia biasanya datang bukan sampai 10 hari. Ini 3 hari saja belum.
"Apa macet karena banyak pikiran yah." Lirih nya.
Akhirnya Kayla memutuskan untuk membersihkan dirinya, dia berendam di bathtub untuk merilekskan tubuhnya.
Sambil bersandar, Kayla memejamkan matanya. Menikmati aroma mawar yang sangat harum. Tak sadar, Kayla pun tertidur.
Di dalam tidurnya, Kayla melihat semua orang menatapnya dengan penuh amarah. Dia ketakutan, kepalanya menoleh pada Aksa yang juga tengah menatapnya tajam.
"Ada apa ini? mas, kenapa ...,"
"NIKAHKAN MEREKA BERDUA!" Teriak seorang bapak-bapak pada Kayla.
Kayla melihat sekeliling, dia berada di sebuah rumah kecil dan ia tak tahu itu rumah siapa.
"Enggak!" Sentak Aksa.
Kayla menatap Aksa, tiba-tiba saja lengannya di tarik oleh Aksa dengan wajah yang bersitatap dengan Aksa.
"Besok aku akan menikah dengan Vania! kenapa kau melakukan hal ini hah?! kau sengaja menjebakku agar menikahiku! kita ini sahabat Kayla!
Air mata Kayla jatuh, entah mengapa hatinya terasa sangat sakit. Bahkan semua irang menatapnya dengan penuh kebencian.
" Kakak benar-benar jahat!"
"Kau anak yang tak tau diri!
" Tega sekali kau dengan adikmu!"
"Wanita murahan!
Kayla menutup telinganya, dia menggeleng histeris. KAta-kata tersebut terdengar terus, dirinya terus mendengar sampai teriakan seseorang membangunkannya.
" KAYLAAA!!!"
"Hah ... hah ... hah!"
Tubuhnya terasa terangkat, saat di lihat ternyata Aksa lah yang mengangkat tubuhnya.
Aksa begitu terkejut saat dirinya mendapati Kayla yang tenggelam di dalam bathtub bersamaan kala dirinya ingin mandi selepas kerja.
"Mas." Lirih Kayla.
Aksa dengan cepat menarik handuk yang tergantung dan menyelimuti istrinya itu. Dia membawa sang istri ke arah ranjang dan menyelimutinya.
"Masih dingin? sabar yah, aku akan menyalakan pemanas ruangan," ujar Aksa sedikit panik.
Kayla hanya menatapnya dengan sayu, kepalanya terasa sangat pusing. Kepingan demi kepingan ingatan kembali dirinya ingat.
Kayla menangis terngungu, air matanya mengalir deras dengan tubuh yang bergetar. Aksa yang sudah kembali cukup terkejut melihat keadaan sang istri. DIa pikir istrinya kesakitan maka dari itu Aksa mencoba bertanya.
"Apa yang sakit? katakan?! apa aku perlu memanggil dokter? jawab aku, jangan bikin aku khawatir!" Panik Aksa.
"Aku ... aku ingat ... kita menikah karena desakan warga. Tapi sungguh, itu bukan salahku. Bukan salahku." Lirih Kayla.
Aksa terdiam, terkejut dengan pernyataan sang istri. Apakah kecelakaan 3 tahun lalu juga Kayla mengingatnya?
"Lalu ... lalu kau ingat saat kecelakaan itu terjadi? siapa orang yang mendorongmu dari sana? kau ingat?" Semangat Aksa.
Kayla kembali mengingat, hanya kepingan saja tak semua.
"Kau harus tiada!"
"Apa yang kau lakukan, kita kakak adik?!"
"Tapi kebahagiaanku ada di kamu ... kakak ...,"
Aksa sedikit panik saat melihat sang istri yang mulai lemah, dia membawa sang istri menyandar pada dada bidang nya dan menepuk pipinya pelan.
"Sayang! Sayang tetaplah sadar!" Panik Aksa.
"Van ... Vania ... dia yang mendorongku dari balkon." Lirih Kayla sebelum kesadarannya terenggut.
"KAYLA! KAYLA!"
Aksa sudah kalang kabut, dia segera menggendong sang istri keluar kamar. Bahkan dia lupa memakaikan istrinya baju, hanya berbekal selimut tebal yang di likutkan di tubuh sang istri.
"Tetap bertahan ... ku mohon ...,"
Aksa berlari ke arah mobilnya, dia memasukkan Kayla ke kursi penumpang dan berlari ke arah kemudi.
Aksa memutuskan untuk menyetir sendiri, dia sudah tak mampu lagi berpikir karena panik akan keadaan Kayla.
Arvian, bocah itu sempat melihat apa yang terjadi. Bahkan dia berlari mengikuti sang daddy.
"Hiks ... daddy ... Mommy ... mommy huaaa!!"
Arvian menangis saat melihat mobil sang daddy melaju kencang meninggalkan rumah.
"Tuan kecil sebaiknya anda masuk," ujar kepala bodyguard kepercayaan Aksa.
"Paman Loy, mommy hiks ... mommy kenapa?" Isak Arvian.
"Mommy sedang tidak sehat, nanti daddy tuan kecil akan segera pulang. Percayalah," ujar Bodyguard yang bernama Roy itu dengan lembut.
Arvian menghentikan tangisnya, dia segera berlari menuju ruang keluarga dan mengambil telpon rumah.
"Oma, Alvi halus telpon Oma bial bica kecana," ujar Arvian dengan semangat.
Arvian menelpon sang oma, tak lama panggilan itu pun terangkat.
"Halo ...,"
"Oma ... hiks ... oma, daddy bawa mommy. Mommy tidul nda bangun. Alvi takut mommy tidul nda bangun," ujar Arvian panik.
"Apa? gimana maksudnya?" Bingung Dara.
"Tidur nda bangun oma! tidul nda sadal," ujar Arvian sedikit kesal.
Dia memang baru sedikit belajar kosa kata yang benar tetapi walau begitu Arvian anak yang cerdas. Dia bisa mengolah kosa Katanya sendiri.
"Oohh pingsan itu ...," ujar Dara santai.
"Iya oma, itu pingcan hiks ... mommy pingcan!" Histeris Arvian.
Sedangkan di sana, Dara menganggukkan kepalanya. Sedangkan Dimas yang tadi ikut nimbrung lebih dulu mencerna apa yang di katakan sang cucu. Dia berlari ke luar rumah dan segera memasuki mobilnya.
"Tunggu ... pingsan? PINGSAN?! yah, mantu kita ...,"
"AYAAAHHH!!! TUNGGUIN MAMAH!!"
Sorry gaes, satu dulu yah aku persiapan crazy up buat besok. Mau berapa nih? 3? 4? 5? KOMEN!!!
Eh ngomong-ngomong Flashback ingatan Kayla nyambung gak sih? apa aneh? author gak pede🥲😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Kak ...yang g nyambung itu Mama Dara ma omongane Arvian....baru ngeh ...eh dah ditinggal ma Papa Dimas....🥴🥴🥴🥴🥴
2024-11-17
0
Vera Wilda
Nah thor menghibur dikit nich , kocak mama Dara gak nyambung 😁😁
2025-01-15
0
aphrodite
bodo amat😂😂
2025-02-01
1