Makan malam tak seperti biasanya, kini ada sang istri yang melayaninya dengan baik. Aksa sedikit aneh dengan perubahan Kayla yang drastis, bahkan Kayla memasak hanya untuknya. Karena biasanya pembantu lah yang memasak, tapi kini sang istri benar-benar melayaninya.
"Mas mau di ambilkan apalagi? udang? ayam? cumi? tempe?" Kayla menyebut semua menu yang ada, bahkan Aksa sampai bingung ingin makan apa karena sangking banyaknya makanan.
"Emm ...,"
"Dali tadi yang di tanyain daddy telus, Alvi na kapan mommy?" Protes Arvian yang sedari tadi kesal menunggu giliran dirinya.
Aksa menatap bocah yang berada di sebelahnya, hilang sudah kesenangannya karena bocah yang berstatus putranya itu.
"Apa daddy pelelok Al begitu? mau di colok matana?!" Sensi Arvian saat melihat lirikan tajam sang daddy.
"Ar ...." Peringat Kayla.
Arvian mendengus kesal, dia membuang wajahnya sambil bersedekap dada. Sedangkan Aksa, dia menatap istrinya yang tengah menggelengkan kepalanya.
"Lihat, dia sudah berani memonopolimu Kayla," ujar Aksa menyindir sang anak.
"Hais ... sudah-sudah," ujar Kayla menengahi perdebatan mereka.
Kayla pun menaruh lauk sesuai yang Aksa tunjuk, setelahnya dia mengambil makanan untuk Arvian.
Saat piring itu di letakkan di hadapan Arvian, bocah itu malah diam saja sambil memandang ke arah piringnya. Tak lama, ia kembali menatap sang mommy yang tengah mengambil makan juga.
"Alvi mau di cuapi mommy," ujar Arvian yang mana membuat Aksa mendelik tak suka.
"Jangan manja, biasanya juga makan sendiri." kesal Aksa.
Alvian melotot, daddynya tak bisa sebentar saja melihatnya bahagia dengan sang mommy. Selalu saja protes mengenai dirinya yang ingin perhatian dari ibu tercinta.
"Cilik aja cih!" Seru Arvian.
"Eh Ka ....,"
"Hais ... sudah-sudah, oke mommy suapi Arvian okay ...." Ujar Kayla sambil berjalan ke arah kursi Arvian.
Aksa melotot tak terima, dia juga ingin di suapi oleh istrinya itu. Putranya benar-benar merebut perhatian sang istri.
"Mommy cini, duduk cini. Alvi mau makan cambil di pangku!" Seru Arvian sambil yurin dari kursinya.
Kayla menuruti kemauan putranya, selain karena kasih sayang dia juga merasa menyesal dan ingin mengganti masa-masa yang hilang bersama putra kecilnya saat ini.
Sedangkan Aksa? tadi saja dia sudah kesal apalagi sekarang, rasanya dia ingin meledak-ledak saat ini juga.
"DI kasih hati minta jantung kamu ya!" Kesal Aksa.
Arvian tak membalas, ia malah meledek Aksa saat Kayla menyuapinya sambil memangkunya. Aksa semakin meradang, dia juga ingin seperti putranya.
"Sayang! aku juga mau di suapi oleh kamu!" Rengek Aksa.
"Aya tuh di cuapi cama tante Vio aja, ya kan mommy?" Sela Arvian.
Kayla sedikit terkejut dengan perkataan putranya, begitu pula dengan Aksa.
"Kok Arvi ngomong begitu?" Tanya Kayla.
"Kan ayah celingna cama tante Vio, bukan cama mommy," ujar Arvian.
Kayla memandang Aksa begitu pula sebaliknya, anak kecil saja mengamati kejanggalan dalam rumah tangga mereka.
Kayla mengira jika putranya sangat dekat dengan Viona, tetapi mengapa sepertinya tidak? dia kehidupan kedua kali ini Kayla merasa banyak perbedaan dari kehidupan nya yang sebenarnya.
"Apa karena dari awal aku sudah mencegahnya, maka dari itu kini semuanya tampak berbeda." Batin Kayla.
"Sayang, jangan dengarkan Arvian dia ...,"
"Dia hanya anak kecil, aku percaya sama kamu," ujar Kayla menyeka perkataan sang suami.
Kayla berkata sambil tersenyum, walau dalam hati dia tertawa mendengar pembelaaan Aksa yang menurutnya lucu. Sang suami aktor yang handal, dia bisa memasang wajah seolah-olah dirinya tak bersalah.
"Jika semua bukti sudah terkumpul, akan ke perlihatkan padamu hingga kau tak sanggup lagi membela diri mas." Batin Kayla.
Arvian melihat tatapan sang mommy pada daddynya, bukan tatapan cinta melainkan rasa kecewa dan dendam.
"Mommy." Lirih Arvian.
Selesai makan, Kayla pergi menuju kamar Arvian. Dia akan menidurkan sang putra terlebih dahulu, karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan besok Arvian harus sekolah.
Saat di tempat tidur, Kayla berbaring di sebelah Arvian yang sudah merebahkan dirinya.
"Mommy, apa itu anak bloken hom?" Tanya Arvian.
Kayla yang tadinya mengelus kepala putranya seketika terhenti, dia menatap sang putra dengan kening mengerut.
"Dati mana Arvian dapat kata itu nak?" Tanya Kayla.
"Dali teman, katana dia anak bloken hom. Daddy cama mommy na picah, nda baleng lagi. Dia di lebutin, kacian," ujar Arvian dengan wajah memelas.
Kayla sempat tertegun, pertanyaan sang anak membuat Kayla merasa sedikit tersindir karena saat ini rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja.
"Mommy cama daddy janan picah yah, Alvi mauna tinggal cama mommy cama daddy juga. Bialpun daddy jelek, mommy janan cali daddy balu." ujar Arvian sambil menatap sang mommy yang sedang memikirkan sesuatu.
"Mommy!"
"Eh iya." Kaget Kayla saat tersadar dari lamunannya.
Arvian pun kembali mengatakan tentang keinginannya, mau tak mau Kayla hanya diam dan menyuruh Arvian untuk memejamkan matanya.
"Jawab iya dulu mommy! plomis dulu!" Rengek Arvian saat Kayla memasangkannya selimut yang bergambar kereta.
"Hm, promise." Jawab Kayla dengan terpaksa.
"Mommy nda iklac ngomongna!" Marah Arvian.
Arvian menarik selimut hingga menutupi kepalanya, Kayla jadi bingung sendiri saat ini. Akhirnya, dia menurunkan egonya dan mengulang jawabannya.
"Baiklah, mommy janji. Tak ada kata perpisahan antara mommy dan daddy okay. Sekarang kau senang hm?" Tanya Kayla sambil menatap gundukan selimut itu.
Arvian merasa senang, dia membuka selimutnya dan menghambur memeluk Kayla dengan erat.
"Telimacih mommy, love you folevel!" Seru Arvian dengan wajah bahagia.
Kayal membalas pelukan putranya, walau senyumnya harus luntur sambil menjawab perkataan sang putra.
"Love you to ...,"
"Maaf sayang, jika nantinya mommy tak sanggup mempertahankan daddy. Izinkan mommy mempertahankanmu, karena kamu sumber kekuatan mommy." Batin Kayla.
Kayla menciumi kepala putranya, dan Arvian oun membalas dengan mencium pipi sang mommy.
"Alvi senang momny pelhatian cama Alvi, janan belubah yah mommy. Alvi cedih mommy nda cayang Alvi." Lirihnya saat pelukan mereka terlepas.
Kayla tersenyum, dia kembali mencium pipi putih sang anak.
"Dimana pipi gembulmu hm? besok kau harus makan banyak, mommy akan menyuapimu. Pipi gembulmu harus kembali," ujar Kayla.
Mendengar sang mommy akan menyuapinya, Arvian merasa sangat senang. DIa mengangguk antusias dan kembali memposisikan dirinya untuk tidur.
"Sekarang tidurlah, mommy akan menemanimu sampai tidur," ujar Kayla dan menarik selimut untuk putranya. Dia juga mengelus kepala putranya itu dengan sayang.
Arvian mulai memejamkan matanya, dia juga menikmati elusan di kepalanya. Tak butuh waktu lama, Arvian pun tertidur.
Aksa, sedari tadi dia menyaksikan apa yang di katakan putranya itu. Dia berada di balik pintu dan mendengarkan kata-kata yang membuat dirinya sedikit tersentuh.
"Daddy tidak akan membiarkan itu terjadi boy, bersabarlah. Kita akan hidup bahagia setelah ini, hanya ada mommy daddy dan kau." Lirih Aksa.
Jangan lupa like, vote, hadiah dan komennya ... ayooo author maksa loh🤭🤭
Masih ada lanjutan up yah, sabar okay😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Puji Ustariana
iya kasihan klp anak yg seperti ini, klo mmg udh gak bisa bersatu lebih baik saling mengerti utk menjaga anak yg mrk sayangi
2025-01-07
0
Puji Ustariana
hahaha sini...sini..onty tny alvi mw mkn apa? ayam, udang ato cumi ? alvi cuka cayul nda? mw cayul apa ? 😁😁
2025-01-07
0
Puji Ustariana
heh tau daliman alvian ? kenp bisa berkata seperti itu ?
2025-01-07
0