Tok! Tok! Tok!
"UDAH BELUM SAYANG!"
Kayla memutar bola matanya jengah, baru saja dia masuk kamar mandi dengan testpack di tangannya sang suami malah terus menggedor pintu karena tak sabar dengan hasilnya.
"Kalau hasilnya positif bagaimana?" Gumam Kayla.
"Tapi mengapa bisa aku hamil? di kehidupan sebelumnya aku belum hamil kembali bahkan hingga perselingkuhan itu terkuak." Batin Kayla.
Kayla merasa bingung, sebab kejadian ini tak ada di kehidupan dia sebelumnya. Kayla pun akan mencoba testpack yang di belikan oleh suaminya tadi.
Kayla membuka celananya, tetapi dia terkejut melihat darah di ****** ********.
"Ternyata aku datang bulan, itu artinya aku tidak hamil." Batin Kayla.
"Yah, setidaknya sampai masalah ini beres. Aku harus menjaga suamiku dari benalu itu sebelum memikirkan rencana memiliki anak lagi." Gumam Kayla.
Kayla pun merapihkan penampilannya, dia memakai pembalut dan setelah itu dia keluar dan langsung di berondong pertanyaan oleh sang suami.
"Bagaimana? positif kan?" Desak Aksa.
"Enggak, aku datang bukan ternyata," ujar Kayla.
Bahu Aksa merosot, tiba-tiba saja dia menjadi lemas. Padahal tadi dia sudah sangat bahagia karena mengira sang istri hamil kembali.
"Yaahh ... gak jadi punya anak lagi deh," ujar Aksa dengan lesu.
"Memangnya mas mau punya anak lagi dari aku?" Tanya Kayla karena melihat betapa mengharapnya sang suami atas kehamilannya.
Aksa mengangguk, dia sangat menginginkan anak kembali.
"Aku kira kamu menginginkan anak dari benalu itu." Ketus Kayla dan berjalan menjauh dari Aksa.
Aksa tercengang, apa maksud istrinya mengatakan hal seperti itu?
"Sayang, apa maksudmu?" Tanya Aksa sambil mengejar langkah istrinya.
"Maksudku? kamu tanya maksudku? kamu udah tahu jawabannya mas," ujar Kayla dengan santai.
Aksa mengusap wajahnya kasar, Kayla yang tadinya manja berubah menjadi ketus padanya akibat kedekatannya pada Vania.
"Sayang, bukan begitu. Aku tak ada apapun dengan adikmu," ujar Aksa.
Kayla menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap Aksa yang kini tengah menatapnya dengan tatapan sendu.
"Mas, aku tidak mau lagi mengulang kesalahan yang sama. Apa yang kamu sembunyikan dariku? dan tentang hubungan mu dan Vania, itu terasa sangat janggal mas,"
"Kamu dan Vania itu seakan-akan ... seakan-akan kalian itu merupakan kekasih lama yang harus menjadi ipar," ujar Kayla.
Aksa yang tadinya menundukkan kepalanya seketika mendongak, dia terlihat kaget mendengar penuturan istrinya.
"Vania tidak sebaik yang kamu pikir, mungkin aku bisa menerima wanita baik menjadi maduku. Tapi aku tidak bisa menerima wanita jahat sepertinya menjadi maduku dengan cara merebut paksa suamiku," ujar Kayla.
Kayla keluar dari kamar, dia berjalan menuju tangga. Namun, netranya melihat ke arah kamar Vania yang sedikit terbuka.
Entah mengapa dirinya sangat ingin berjalan ke sana, langkahnya membawanya mendekat ke kamar tersebut.
Kayla melebarkan pintu, dia menelisik sekeliling setiap sudut kamar tersebut. Rapih dan juga bersih karena baru di bersihkan oleh pembantu setelah kepergian Vania dan menjadi kamar tamu.
Kayla melangkah kan kakinya, dia mendekat ke arah ranjang dan mengelusnya pelan. Kayla menarik elusannya hingga ke kepala ranjang. Netranya melirik ke nakas yang sedikit terbuka.
Tangannya terulur untuk membuka nakas itu, dia pun menarik nakas tersebut dan melihat sebuah benda persegi panjang.
Jantung Kayla berdegup kencang, rasanya Kayla ingin pingsan saat ini juga. Dengan tangan gemetar, Kayla mengambil benda itu. Itu merupakan testpack dengan garis dua.
"Po-positif ... ini punya Vania? apa jangan-jangan ...,"
Kayla lemas, dia terduduk di tepi ranjang sambil memegangi testpack itu. Air matanya luruh begitu saja, hatinya terasa di remas-remas. Sangat sakit.
"Sudah sejauh ini hiks ... apa aku terlambat mempertahankan suamiku? kenapa harus aku? kenapa?!" Isak Kayla.
Kayla menangis sesenggukan, kemudian dirinya tersadar akan satu hal.
"Enggak-enggak, aku kembali bukan untuk mas Aksa. Tapi aku kembali untuk.putraku, yah ... untuk putraku,"
Kayla menghapus kasar air matanya, dia menaruh testpack itu kembali dan pergi begitu saja dari kamar itu.
Kayla berjalan cepat menuju kamarnya, tetapi doa bertabrakan dengan Aksa yang ingin ke kamar putra mereka.
Bugh!
Netra mereka berdua bertemu, Aksa dapat melihat jika Kayla habis menangis. Baru saja AKsa ingin menanyakannya, Kayla sudah terlebih dahulu meninggalkan.
"Hais ... ada apa lagi ini." Frustasi Aksa.
Sementara Kayla, dia bersiap untuk pergi. DIrinya akan menemui seseorang. Dia pun menelpon orang tersebut untuk membuat janji.
"Halo, aku butuh bantuanmu. Bisakah kita bertemu?"
"...,"
"Ah, baiklah. Aku akan menyusul," ujar Kayla dan mematikan sambungan telfonnya.
Kayla pun keluar menuju tempat pertemuan mereka, dia harus segera mungkin menemukan bukti yang memperkuat semuanya.
"Aku mengira jika aku bisa mempertahankan rumah tanggaku, namun nyatanya aku terlambat. Vania, sudah maju satu langkah di depanku. Tapi tidak apa-apa, aku akan maju sepuluh langka agar dia sadar akan posisi nya,"
***
Aksa melihat dari jendela kamar Arvian jika mobil sang istri bergerak keluar, dia tidak tahu kemana istrinya itu akan pergi.
"Sebenarnya apa yang dia temukan? apakah dia sudah ingat kembali? ataukah dia menemukan sesuatu yang mencurigakan?" Gumam Aksa.
Aksa melihat ke arah putranya yang tertidur, memang sekarang jam tidur siang Arvian. Dengan langkah pelan, Aksa oun keluar dari kamar Arvian.
Saat dia berjalan, dia melewati kamar Vania yang terbuka. Sepertinya Kayla.lupa menutupnya kembali, dia pun masuk ke kamar itu dan menelisiknya.
Netra Aksa menangkap laci yang masih terbuka, dia dapat melihat testpack yang ada di laci itu.
Dengan gerak cepat, Aksa mendekati laci itu dan mengambil testpack tersebut.
"Arghhh!!! si4l! pasti Kayla sudah salah paham!" Geram Aksa.
Aksa melempar keras testpack itu ke lantai, dia mengacak-acak rambutnya karena kesal. Tak lama, dia terdiam dan mengeluarkan ponselnya dengan cepat.
"Musnahkah rekaman dimana hari itu terjadi, jangan sampai ada yang membocorkannya! perketat keamanan, jangan sampai keamanan kita di bobol oleh Bryan!" Titah Aksa.
Aksa melempar ponselnya ke kasur, dia duduk dengan lemas di tepi kasur tersebut.
"Gak, gak boleh. Aku hampir saja kehilangan dirinya, kali ini tidak boleh terjadi lagi." Lirih Aksa.
Sementara itu, di kafe tampak Kayla berbicara dengan Bryan. Keduanya terlihat serius dan membahas sesuatu yang penting.
"Jadi, kau akan bercerai?" Tanya Bryan.
"Jangan dulu, jika aku bercerai sekarang dari mas Aksa ... Vania akan merasa bangga karena merasa menang dariku." Tolak Kayla.
Bryan menjadi bingung, dia kira Kayla akan menuntut cerai Aksa. Tapi wanita itu malah menolak cerai dari suaminya.
"Kamu ini gimana? suami kamu selingkuh, terus kamu masih mau bertahan?" Heran Bryan.
"Kenapa? kau tak sabar menunggu jandaku yahh ...." Ledek Kayla.
"A-apa?!" Seru Bryan dengan wajah memerah.
Kayla tertawa, meledek Bryan adalah hobinya sedari dulu. Sesaat kemudian Kayla merubah raut wajahnya menjadi serius.
"Bisa saja testpack itu merupakan rencana Vania, aku harus tahu lebih dalam tentang mereka. Aku harus mengumpulkan bukti perselingkuhan mas Aksa agar aku mudah menuntutnya di pengadilan. Kau, harus membantuku,"
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, VOTE DAN HADIAHNYA YAH😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Puji Ustariana
waduh apa semoga bryan bisa membobol jejak rekam aksa
2025-01-07
0
Nanik Kusno
Ya Ampun....begitu banyak teka teki di sini.....😵💫😵💫😵💫😵💫😵💫
2024-11-17
0
Entin Wartini
gereget banget thor
2024-09-18
0