Vania menangis di kamarnya, dia mencengkram erat baju yang ia kenakan. Dia kini tengah duduk di pinggir kasur, sesakali dia menghapus air matanya.
"Tega kamu kak hiks ... kamu suruh aku diam. Aku diam, aku tak membongkarnya dan dengan tega kau menyuruhku menjauh." Isaknya.
Vania menarik laci nakas, dia mengambil sebuah kotak merah dan membukanya.
"Kau berubah kak." Lirih Vania.
Pagi pun datang, Kayla sudah merasa sehat. Dia turun ke bawah untuk makan. Dirinya tersenyum saat mendapati suaminya tengah sarapan di meja makan bersama putra mereka.
"Pagi sayang." Sapa Kayla dan mencium pipi sang suami.
"Pagi juga sayang," ujar Aksa.
"Pagi boy." Sapa Kayla pada putranya sebelum duduk di samping kanan AKsa.
"Pagi mommy," ujar Arvian.
Kayla tak menyapa Vania yang berada di samping kiri Aksa, dia menghela nafas pelan dan kembali memakan sarapan nya.
"Kamu gak makan nasi goreng?" Tanya Aksa saat melihat Kayla yang malah mengambil roti.
"Tidak, aku tak berselera," ujar Kayla dan memakan rotinya.
Aksa mengangkat satu alisnya, biasanya Kayla sangat senang memakan nasi goreng buatan Vania yang tergolong sangat enak.
"Tapi ... kamu bukannya sangat suka dengan nasi goreng buatan Vania?" Bingung Aksa.
"Ralat adik ipar, mulai sekarang panggil dia adik ipar. Sadari posisi kalian berdua sebagai ipar," ujar Kayla dengan santai. Namun, berbeda dengan keduanya yang menunjukkan raut wajah terkejut.
Vania menundukkan kepalanya, dia meremas kuat sendok yang dirinya pegang untuk menyalurkan rasa kesalnya.
"Sayang kamu ...,"
"Oh iya, Vania kamu bereskan barang-barangmu. Kembalilah ke rumah orang tua kita, karena aku bisa mengurus keluargaku sendiri," ujar Kayla memotong perkataan sang suami.
Vania terkejut, begitu pula dengan Aksa. Sontak Vania mengangkat wajahnya dan menatap sang kakak dengan tidak percaya.
"Tapi kan kak, kau kerja dan tidak ada yang mengurus ...,"
"Kau tenang saja, aku akan resign dari kantorku dan akan merawat keluargaku sendiri. Berjaga-jaga saja, takut ada benalu berkedok adik ipar." Sarkas Kayla.
Kejam? Memang, perkataan Kayla sungguh menyakiti hati. Namun, penderitaannya di kehidupan sebelumnya membuat dirinya mengenyampingkan perasaan bersalahnya.
"Kamu resign? benarkah?!" Seru Aksa dan menghiraukan Vania yang menatapnya sendu.
"Iya, aku ingin merawat keluargaku. Suamiku dan juga putraku, bukan orang la-in." Ucap Kayla dengan penuh penekanan dengan tatapan mengarah pada Vania.
Sedangkan Arvian, dia sibuk dengan sarapan nya karena tak mengerti dengan perkataan mereka. Yang dirinya tahu jika sang tante akan kembali ke rumahnya, dan Arvian tak menghiraukan hal itu.
"Aku sudah selesai, aku berangkat," ujar Aksa.
Aksa bangkit dari duduknya, dia mencium kening Kayla sebagai tanda sayang.
"Ayo Ar, kita harus berangkat. Pamit sama mommy dan tante," ujar Aksa.
Arvian mengangguk, dia turun dari kursinya dan menyalimi sang tante. Setelahnya dia pergi ke sang mommy dan mencium kedua pipinya.
"Alvi cekolah dulu mommy," ujar Arvian.
"Hum, belajar yang rajin. Pulang nanti mommy yang akan menjemputmu," ujar Kayla.
Arvian tersenyum.lebar saat mendengar perkataan sang mommy. Sudah lama dia mendambakan ingin di jemput oleh sang mommy. Dia ingin menunjukkan pada tekan temannya jika ia ia memiliki.ibu yang sangat sayang padanya.
"Benalkah? Mommy janji? plomis?" Ujar Arvian sambil menjulurkan kelingkingnya.
"Hum promise." ujar Kayla sambil menyambut kelingking sang putra.
Kayla mengantar suami beserta putranya hingga ke teras, dia melambaikan tangannya saat mobil Aksa mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.
"Hah ... ternyata sangat menyenangkan, pantas saja Vania ingin merebut kebahagiaanku." Gumam Kayla.
Saat Kayla berbalik, dia melihat Vania yang berdiri dengan jarak dua meter di depannya.
"Apa maksud kakak menyuruhku pulang?" Ujar Vania dengan geram.
"Apanya yang apa? aku hanya menyuruhmu untuk kembali ke rumahmu bukan terus menetap di rumah suami orang, terus ... Apa salahnya?" Ujar Kayla dengan santai sambil berjalan mendekati Vania.
"Tapi aku sudah nyaman disini kak! kampusku juga dekat dari sini!" Kekeuh Vania.
Kayla menyeringai, dia memegang pundak Vania saat dirinya sejajar dengan posisi sang adik.
"Yah ... nyaman dengan suami orang maksudmu?" Seringai Kayla.
"Kak! aku dan kak Aksa tidak ada hubungan apa-apa!" Sentak Vania sambil menepis tangan Kayla
Kayla tertawa, dia melipat tangannya di depan dada dan menatap Vania datar.
"Memangnya aku ngomong kalau kamu dan suamiku selingkuh?"
Vania terpojok, lidahnya mendadak kelu untuk bicara.
"Cepat bereskan barangmu, aku sudah meminta supir untuk mengantarmu pulang," ujar Kayla dan beranjak dari hadapan Vania. Dia harus bersiap ke kantor untuk mengundurkan diri.
Vania menatap kepergian Kayla dengan tatapan marah, dia mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku harinya memutih.
"Aku ... seharusnya aku yang saat ini berada di posisimu!" Geram Vania.
***
"MOMMYY!!"
Arvian berlari sambil merentangkan kedua tangannya saat melihat Kayla yang baru saja turun dari mobil.
Kayla berjongkok dan membawa sang anak ke pelukannya.
"Uhgg, anak mommy." Ujar Kayla sambil memgecup.pipi sang putra.
"Siap pulang?" Tanya Kayla sambil bangkit berdiri setelah pelukan mereka terlepas.
Arvian mengangguk antusias, mereka akan masuk ke dalam mobil. Namun, seorang ibu-ibu menyapanya.
"Maaf, anda siapanya Arvian?" Tanya ibu tersebut.
Kayla menyuruh Arvian masuk ke dalam mobil sebelum.menjawab pertanyaan ibu tersebut.
"Oh, saya ibu Arvian," ucap Kayla dengan ramah.
"Ibu Arvian?" Bingung ibu tersebut.
"Iya, memangnya kenapa bu?" Tanya Kayla.
Ibu-ibu tersebut tampak melihat Kayla dengan pandangan bingung.
"Maaf bu, yang biasa jemput Arvian siapa? bukannya dia ibu Arvian?" Tanya balik ibu tersebut.
"Eh bukan bu, itu adik saya. Tante Arvian," ujar Kayla.
"Loh, dia bilangnya ibunya Arvian. Ibu-ibu murid juga tahunya dia ibu Arvian, karena dia sendiri yang memperkenalkan diri," ujarnya.
Kayla terkejut, dia tak menyangka jika Vania berkata seperti itu.
"Maaf bu, mungkin ada kesalahpahaman," ujar Kayla.
"Dia juga bilangnya istri muda pak Aksa kok, kalau gak percaya coba tanya ibu-ibu murid lain. Saya awalnya juga gak percaya, tapi melihat dia sering bareng pak Aksa untuk jemput Arvian saya jadi percaya," ujarnya berusaha menjelaskan.
Kayla terdiam, dadanya bergemuruh. Ingin sekali dirinya marah kepada Vania saat ini juga. Dengan lancangnya Vania berkata seperti itu.
"Kalau begitu saya duluan ya bu." Pamit ibu tersebut.
Kayla mengangguk, kemudian dia masuk ke dalam.mobil dan melihat putranya yang tengah melihat ke arah luar.
"Tante Vania bilangna dia mau jadi ibuna Alvi, tapi Alvi nda mau. Alvi cuma mau mommy, nda mau tante," ujar Arvian.
Kayla semakin tak menyangka jika Vania juga berkata seperti itu pada Arvian yang beru berumur 4 tahun. DIa tak tahu menahu apakah kediupan sebelumnya VAnia berkata juga seperti itu kada putranya?
"Oh ya? Memangnya tante Vania bilang apalagi?" ujar Kayla mengorek informasi.
"Dia bilangna mommy akan pelgi jauh dan tante vania yang jadi ictli daddy," ujar Arvin dengan sendu.
"Mommy nda pelgi kan? mommy cama Alvian telus?" ujar anak itu penuh harap.
Kayla menghela nafas pelan, dia memeluk putranya dengan sayang sambil mengelus kepala sang putra.
"Enggak, mommy akan selalu ada di samping Arvian," ujar Kayla.
Kayla memejamkan matanya sejenak, kemudian dia kembali membukanya dengan pandangan marah.
"Vania ... kau sudah bertindak terlalu jauh, jangan salahkan aku nanti karena kau lah yang memulai semua ini." Batin Kayla
AYOO .... LIKE, KOMEN DAN HADIAHNYA LOHHH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Mungkinkah Aksa sudah beneran menikahi Vania
2024-11-17
0
Dyah Oktina
ternyata senang menjadi ular beracun dalam rumah tangga kakakmu ya.. 😠
2024-11-13
0
Hilmiya Kasinji
uhhh berani ngaku2 ya
2024-07-27
0