kena mental

"K-kamu nggak sekolah dek?". Berusaha setenang mungkin, namun Kiran tak bisa menutupi rasa gugupnya.

"Jadi dia orangnya?". Bintang menatap wanita yang duduk didepan kakak iparnya dengan memicingkan mata. Membuat yang ditatap tak nyaman sekaligus takut.

"K-kamu tunggu diruangan mbak aja ya.." Tak menjawab pertanyaan Bintang, Kiran memilih mengusir halus adiknya.

Melihat cara Bintang marah pada suaminya sudah cukup memberi dirinya paham jika adiknya adalah sosok keras seperti ayah mertuanya. Ia tak mau sampai ada keributan yang akhirnya akan membuat dirinya maupun Bintang rugi dan berakhir malu.

Bukannya pergi, Bintang malah mulai memainkan ponselnya. Membuat Kiran bingung sendiri.

"Bu.." Kiran langsung memberikan sorot mata tajam pada wanita didepannya agar diam.

"Nggak apa-apa mbak. Suruh aja dia ngomong". Ucap Bintang enteng.

"Saya tahu ibu marah sama saya dan mas Dewa..tapi bu, hubungan kami bukan hanya seperti yang ibu---"

"Diam!! Saya bilang diam kamu!!", Sentak Kiran yang kesal karena wanita didepannya terus mengoceh padahal masih ada Bintang diantara mereka.

"Kamu ke ruangan mbak dulu ya, mbak selesaiin ini sebentar". Bujuk Kiran dengan tatapan memohon.

"Oke..tapi aku mau ngomong bentar sama dia". Bintang melirik wanita didepannya dengan sinis.

Tanpa aba-aba, Bintang melemparkan ponselnya ke depan wanita itu yang sedikit berjingkat karena kaget.

Dengan sedikit gugup, wanita itu mengambil ponsel gadis muda yang ia tak tahu siapa dan ada hubungan apa dengan Kirani.

Mata wanita itu melebar melihat foto yang ditunjukkan gadis itu padanya. Dan Kiran bisa melihat sorot mata terkejut sekaligus takut dari mata wanita itu.

"A-apa maksudnya i-ini?", Senyum miring Bintang semakin terlihat saat melihat kegugupan dari lawan bicaranya.

"Nggak sia-sia gue minta bantuan om Rudi". Batin Bintang puas.

"Meskipun lo itu j*l*ng..kayanya elo anak yang berbakti sama ibu lo". Kiran langsung menoleh pada adik iparnya, menggenggam tangan adik iparnya agar menjaga bicaranya. Namun Bintang tetaplah Bintang, si keras kepala yang selalu ceplas ceplos jika hal itu benar menurutnya.

"Apa perlu kita kasih kejutan sama nyokap lo? Kalo anak perempuannya bangga jadi wanita simpanan". Tangan wanita didepan Bintang semakin bergetar saat menggulir setiap foto diponsel Bintang.

"Darimana kamu dapat semua itu Bintang???". Tanya Kiran dalam hati, sedikit menakutkan untuk ukuran anak remaja bisa mengorek banyak informasi yang bahkan ia tak dapatkan.

"S-saya tidak kenal k-kamu s-siapa". Bibir Bintang kembali menyunggingkan senyum miring saat lawan bicara nya terlihat berulang kali menghela nafas untuk mengurai kegugupannya.

"T-tapi yang pasti, h-hubungan saya dan mas Dewa.."

"Tutup mulut lo dan stop panggil kakak gue dengan sebutan mas. Jijik gue dengernya". Desis Bintang yang masih menahan suaranya se pelan mungkin.

Ia tak mau harga diri kakak iparnya jatuh dihadapan banyak orang. Apalagi aib rumah tangganya sampai terbongkar.

"Lo cantik.." Puji Bintang, karena pada kenyataannya, wanita yang pernah berselingkuh dengan kakak tertuanya itu memang cantik.

"Kayanya lo juga nggak gobl*k-gobl*k banget sampe mau jadi selingkuhan.." Bintang terkekeh sesaat sebelum raut wajahnya kembali dingin.

"Saya dan mas Dewa.."

"Sssttt..." Bintang memotong cepat ucapan si wanita dengan menempelkan telunjuk didepan bibirnya sendiri.

"Ck ck..kayanya lo cinta banget ya sama kakak gue? Ck ck ck.." Bintang menggeleng, miris melihat wanita yang rela menjatuhkan harga diri dan martabatnya hanya karena sesuatu hal.

"Tapi sayang..kakak gue lebih cinta sama istrinya". Bintang melirik Kiran yang diam bagaikan patung. Mungkin kakak iparnya itu terlalu terkejut.

"Lagian, buat apa lo pacarin laki-laki yang cuma bisa lo posting foto sepatu ama punggungnya doang?", Tatapan mengejek Bintang hadiahkan pada si perusak hubungan kakaknya itu.

Sedangkan si wanita, jelas dia kena mental mendengar ucapan pedas gadis belia didepannya itu. Karena memang benar, beberapa kali ia memposting foto Dewa, dan itu hanya sebatas sepatu lelaki itu serta punggungnya yang tidak terlalu jelas.

"Dan kalung itu.." Si wanita meraba lehernya, sebuah kalung yang melingkari lehernya. Kalung yang diberikan Dewa padanya.

"Lo kira itu, sama tas dan hadiah lain yang dikasih kakak gue buat elo karena dia suka sama elo??". Tanya Bintang sinis membuat wanita didepannya tak bisa menahan air matanya.

"Itu bayaran buat elo yang udah mau nemenin dia makan sama dengerin curhatan dia". Ejek Bintang membuat bukan hanya mantan selingkuhan Dewa yang terkejut, namun juga Kiran.

Kiran memang tak tahu sejauh apa hubungan Dewa dan selingkuhannya. Karena dirinya sudah memutuskan memaafkan Dewa, dirinya tak ingin lagi membahas apalagi bertanya tentang sampai sejauh apa perselingkuhan keduanya.

"Sayang banget ya, meski lo udah nawarin diri buat mas Dewa, ternyata badan lo nggak semenarik itu buat bikin dia mau nidurin elo". Kembali ucapan pedas dan tajam Bintang tancapkan tepat dijantung wanita yang sudah membuat kakak iparnya menangis.

"Bintang.." Kiran memegang tangan adik iparnya. Rasanya sudah cukup membuat mental wanita itu hancur, meski bersalah karena berselingkuh dengan lelaki yang beristri, namun bukan sepenuhnya salah wanita itu.

"Oke..oke.." Bintang mengalah. Sudah puas rasanya menghancurkan mental wanita itu yang juga sudah menghancurkan mental Kiran sebelumnya.

"Mending enyah! Anggep aja semua barang mewah yang lo dapet itu bayaran buat kuping lo yang selalu dengerin curahan hati seorang laki-laki yang lagi gabut". Bintang melancarkan serangan terakhirnya sebelum pergi ke ruangan kakak iparnya.

Meninggalkan wanita yang tak ingin ia ingat namanya bersama kakak iparnya. Keduanya sama-sama diam karena masih terngiang semua ucapan Bintang.

"Pergilah. Jangan kembali lagi dan aku akan melupakan semuanya. Anggap semua tidak terjadi, dan aku minta maaf atas nama mas Dewa kalau membuatmu berharap lebih". Ucap Kiran bijak. Ia tak mau lagi menambah rasa malu dari wanita didepannya.

"Dek.." Ucap Kiran kaget saat Bintang kembali lagi ke meja nya.

"Hp aku ketinggalan mbak". Bintang nyengir kemudian menyambar ponselnya yang ada dihadapan wanita itu.

"Inget kata-kata gue! Jauhin kakak gue!". Bintang masih sempat melayangkan ancaman terakhirnya sebelum berlari kecil dan kembali menuju ruangan kakak iparnya.

"Wow..menarik.." Gumam seseorang pelan yang rupanya mendengar semua percakapan Bintang juga Kiran dan selingkuhan Dewa.

Wanita itu menggenggam erat tali tasnya, seolah tengah mengumpulkan keberanian juga mentalnya yang hancur tak bersisa oleh seorang gadis.

Perlahan ia mengangkat wajahnya yang sudah basah oleh air mata. Rasanya malu bercampur marah, namun dirinya pun sadar jika posisinya tidak benar.

"M-maaf bu. Tapi saya tidak bisa meninggalkan mas Dewa". Mata Kiran melebar, benar-benar tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Kamu.." Geram Kiran yang tangannya kembali mengepal kuat.

"Saya mencintai mas Dewa. Terlepas dari semua kekayaan dan hadiah yang dia berikan". Kiran yang tadi merasa kasihan kini merasa darahnya mendidih.

"Heuh, rupanya kamu memang wanita tak tahu malu". Sinis Kiran menatap tajam lawan bicaranya.

"Saya---"

"Lakukan saja! lakukan apa yang ingin kamu lakukan, tapi..."

Wanita dihadapan Kiran mencoba menelan salivanya yang terasa tersangkut ditenggorokannya ketika melihat sorot mata Kiran yang berubah tajam. Tidak seperti tadi, meskipun terlihat marah, Kiran masih berusaha menutupinya dan bersikap tenang.

"Jangan salahkan aku, kalau aku melakukan hal yang bisa menghacurkanmu!". Ancam Kiran dengan senyuman anggun yang terlihat mengerikan dimata wanita satunya.

"Ah, satu lagi. Adik iparku tidak pernah main-main dengan segala ancamannya. Jadi berhati-hatilah karena kamu memiliki banyak lawan". Kiran menunjukkan seringai mengerikan yang mampu membuat wanita dihadapannya bergidik dan memilih pergi tanpa sepatah katapun.

Kiran menghela nafas panjang guna menenangkan diri. Ia sempat berpikir adik iparnya keterlaluan, tapi rupanya apa yang dilakukan adik iparnya itu sudah sangat benar.

Ia tersenyum sendiri saat mengingat ucapan Bintang padanya. "Mbak Kiran terlalu baik. Makanya orang jadi seenaknya. Sekali-sekali jadi orang jahat dan kejam mbak, biar orang tahu kalo kita nggak bisa diremehin. Kadang kita harus jadi jahat dan kejam buat ngejaga apa yang jadi milik kita mbak". Kiran kembali tersenyum dan menggeleng.

"Kamu bener dek. Mbak terlalu baik kayanya selama ini". Gumam Kiran dengan tersenyum kecut.

Mungkin benar yang Bintang ucapkan, kini dirinya harus lebih tegas. Bukan hanya pada para perempuan yang coba menempel pada sang suami, namun juga pada suaminya. Ia harus menegaskan beberapa hal pada lelaki yang sudah berstatus suami selama tiga tahun lebih itu.

Kiran berdiri, merapikan dress yang ia kenakan, lalu dengan anggun melangkah menuju ruang kerjanya dimana sang malaikat tak bersayapnya tengah menunggu disana.

Ya, bagi Kirani, Bintang adalah sosok malaikat baginya. Semua dukungan dan kasih sayang Bintang pada dirinya selama ini lah yang membuatnya kuat menjalani harinya yang masih belum diberikan keturunan.

Sementara didalam ruang kerja Kiran, Bintang tengah menikmati cemilan dan jus kesukaannya. Menyudutkan orang dan memaki orang membuat tenaganya terkuras.

"Rasain lo, kena mental kaga tuh". Gumam Bintang puas sambil memasukkan sepotong kentang kedalam mulutnya.

...¥¥¥•••¥¥¥...

...Maen-maen aja lo ama si Bintang. Kena mental kaga tuh??😂😂😂...

...Kejam sih ya omongannya, tapi pelakor jaman sekarang suka pada nggak ada malunya. Jadi kudu dipecut, dikerasin biar sadar🤭🤭...

...Dikerasin aja kadang kaga tau diri🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️ada-ada aja jaman now ini😪😪...

...Double up dijam seperti ini..ngeri-ngeri sedep yeee😂😂 efek mak othor insomnianya kambuh nih😪...

...Tampol like nya biar mak othor semangat ya readerskuh🥰🥰😘...

...Sarangheo💋💋😘 lopelope sekebon dah ah pokoknya🥰😘😘😘😪💋♥️...

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

ya Allah...
tobat lama mbak pelakor..
Gedeg aqu

2023-02-01

0

Linda Erma

Linda Erma

Keren kamu Bintang 😁

2022-12-29

0

lihat semua
Episodes
1 awal mula
2 pemenang
3 biawak gila!
4 makan bersama
5 sedikit tentang Bulan
6 siasat Langit
7 tutor
8 kapan akurnya
9 membantu
10 Bunda
11 menjenguk
12 penghianat
13 kesempatan?
14 kembalinya biawak
15 cinderella
16 mengobati luka
17 pas
18 canggungu
19 ketemu!!
20 kena mental
21 ulangan
22 malu
23 olahraga
24 strategi perang
25 belum waktunya
26 takut
27 membujuk
28 Ibu, Bintang kangen
29 berbohong
30 curiga
31 ciuman pertama
32 tuan besar
33 rencana perjodohan
34 dia juga putriku
35 jauhin gue
36 gue suka lo!
37 Bisul
38 ide
39 cemburu
40 hilang fokus
41 berkunjung
42 pelampiasan
43 Kemenangan
44 makan malam
45 nggak gratis
46 menyerah
47 dia kabur?
48 pelarian yang gagal
49 kurang beruntung
50 tiga kali
51 ulah daddy dan kakek
52 membayar hutang
53 bertemu lagi
54 adu calon menantu
55 terjebak
56 calon menantu idaman
57 aunty tunggu kamu
58 keponakan laki-laki
59 tentang ketakutan Bintang
60 pecel ayam
61 bayang-bayang
62 sisi lemah
63 Catherine lagi
64 pelukan ditepi danau
65 makan malam
66 sopir pribadi
67 Alex
68 kembali sekolah
69 Langit dan Arsen
70 rencana Catherine
71 pergi dengan Dewa
72 kedatangan mama Mira
73 amarah Bintang
74 amarah Bintang 2
75 Ruang BK
76 Bintang yang sesungguhnya
77 nasib Catherine 1
78 Kesaksian Bulan
79 masa percobaan
80 Bulan dan Samudra
81 Bulan dan Samudra 2
82 papa Alan
83 Memilih baju
84 bertemu musuh lama
85 topi
86 setelah hukuman
87 di sekolah
88 perasaan bunda
89 diculik
90 Dion dan kegilaannya
91 Dion dan kegilaannya 2
92 penyesalan Langit
93 Ingin menemani Bintang
94 tamparan untuk Langit
95 alasan daddy
96 keputusan Langit
97 Maaf
98 sebentar lagi
99 pergi bersama
100 berpamitan
101 aku akan cepat kembali
102 akhir kita
103 Tidak ada lagi kita!
104 Doa sahabat
105 kembalilah Bintang
106 menikmati kesendirian
107 rencana reuni
108 Alva
109 pacar
110 masakan nusantara
111 kakak laki-laki baik
112 uncle yang datang kemarin
113 persiapan reuni
114 kedatangan Alva
115 menggemparkan
116 dia kembali
117 tatapan permusuhan
118 game
119 acara selesai
120 berkeluh kesah
121 bakat hebat
122 bertemu lagi
123 memulai dari awal
124 percobaan pertama
125 ceo baru
126 kabur
127 permintaan khusus
128 gadis asing
129 lembur lagi
130 keributan di club
131 sakit sekali
132 kesurupan??
133 nasi goreng
134 my future wife
135 setelah sekian lama
136 kesalahpahaman berlanjut
137 nasihat seorang kakak
138 tunggu sebentar lagi
139 Bulan dan Sam
140 Pergi lagi?
141 tawaran ayah
142 hampir saja
143 sukarela
144 bersabar lah
145 Aku menunggu jawabanmu
146 ayo kita menikah
Episodes

Updated 146 Episodes

1
awal mula
2
pemenang
3
biawak gila!
4
makan bersama
5
sedikit tentang Bulan
6
siasat Langit
7
tutor
8
kapan akurnya
9
membantu
10
Bunda
11
menjenguk
12
penghianat
13
kesempatan?
14
kembalinya biawak
15
cinderella
16
mengobati luka
17
pas
18
canggungu
19
ketemu!!
20
kena mental
21
ulangan
22
malu
23
olahraga
24
strategi perang
25
belum waktunya
26
takut
27
membujuk
28
Ibu, Bintang kangen
29
berbohong
30
curiga
31
ciuman pertama
32
tuan besar
33
rencana perjodohan
34
dia juga putriku
35
jauhin gue
36
gue suka lo!
37
Bisul
38
ide
39
cemburu
40
hilang fokus
41
berkunjung
42
pelampiasan
43
Kemenangan
44
makan malam
45
nggak gratis
46
menyerah
47
dia kabur?
48
pelarian yang gagal
49
kurang beruntung
50
tiga kali
51
ulah daddy dan kakek
52
membayar hutang
53
bertemu lagi
54
adu calon menantu
55
terjebak
56
calon menantu idaman
57
aunty tunggu kamu
58
keponakan laki-laki
59
tentang ketakutan Bintang
60
pecel ayam
61
bayang-bayang
62
sisi lemah
63
Catherine lagi
64
pelukan ditepi danau
65
makan malam
66
sopir pribadi
67
Alex
68
kembali sekolah
69
Langit dan Arsen
70
rencana Catherine
71
pergi dengan Dewa
72
kedatangan mama Mira
73
amarah Bintang
74
amarah Bintang 2
75
Ruang BK
76
Bintang yang sesungguhnya
77
nasib Catherine 1
78
Kesaksian Bulan
79
masa percobaan
80
Bulan dan Samudra
81
Bulan dan Samudra 2
82
papa Alan
83
Memilih baju
84
bertemu musuh lama
85
topi
86
setelah hukuman
87
di sekolah
88
perasaan bunda
89
diculik
90
Dion dan kegilaannya
91
Dion dan kegilaannya 2
92
penyesalan Langit
93
Ingin menemani Bintang
94
tamparan untuk Langit
95
alasan daddy
96
keputusan Langit
97
Maaf
98
sebentar lagi
99
pergi bersama
100
berpamitan
101
aku akan cepat kembali
102
akhir kita
103
Tidak ada lagi kita!
104
Doa sahabat
105
kembalilah Bintang
106
menikmati kesendirian
107
rencana reuni
108
Alva
109
pacar
110
masakan nusantara
111
kakak laki-laki baik
112
uncle yang datang kemarin
113
persiapan reuni
114
kedatangan Alva
115
menggemparkan
116
dia kembali
117
tatapan permusuhan
118
game
119
acara selesai
120
berkeluh kesah
121
bakat hebat
122
bertemu lagi
123
memulai dari awal
124
percobaan pertama
125
ceo baru
126
kabur
127
permintaan khusus
128
gadis asing
129
lembur lagi
130
keributan di club
131
sakit sekali
132
kesurupan??
133
nasi goreng
134
my future wife
135
setelah sekian lama
136
kesalahpahaman berlanjut
137
nasihat seorang kakak
138
tunggu sebentar lagi
139
Bulan dan Sam
140
Pergi lagi?
141
tawaran ayah
142
hampir saja
143
sukarela
144
bersabar lah
145
Aku menunggu jawabanmu
146
ayo kita menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!