canggungu

Hanya ada keheningan didalam mobil yang kini dikendarai Langit. Didalam mobil hanya ada ia dan Bintang saja. Sementara Bulan lebih memilih mengendarai motor Bintang daripada harus meninggalkannya di sekolah.

Rupanya kembalinya Langit kedalam ruang kesehatan tadi itu untuk membawa Bintang pulang ke rumahnya agar bisa beristirahat dengan benar, juga agar luka di wajah dan lehernya cepat sembuh.

"S-soal tadi, gue---gue minta maaf Bin.." Bintang masih diam dengan tatapan mengarah keluar kaca mobil.

Dirinya masih sangat malu dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Tapi sumpah.." Langit menoleh sekilas pada Bintang.

"Sumpah gue nggak sengaja Bin". Imbuhnya kembali fokus pada jalanan yang ia lalui.

"Bintang.." Langit tak tenang, takut jika Bintang semakin menjaga jarak dari dirinya karna kejadian tadi.

"Fokus aja ama jalanan biar nggak ketinggalan Bulan". Ucap Bintang tanpa menatap Langit.

Langit hanya bisa menghela nafas panjang, sepertinya Bintang masih enggan menatap dirinya. Dan Langit memakluminya.

Tak ada lagi yang bersuara. Hanya terdengar suara pemutar musik yang mengisi udara diantara dua makhluk yang masih sama-sama canggung itu.

Setelah berkendara selama kurang lebih 20 menit dengan mobilnya, Langit menghentikan kendaraannya saat Bulan berhenti di sebuah rumah dua lantai bercat putih itu.

Didepan rumah sudah ada seorang wanita paruh baya yang menunggu dengan wajah khawatirnya.

Bulan terlihat turun dari motor dan menghampiri wanita yang Langit perkirakan adalah ibunya Bulan. Sahabat baik Bintang itu mencium punggung tangan wanita itu.

Tadinya Langit ingin mengantarkan Bintang pulang langsung ke rumahnya. Namun Bintang menolak dan meminta Langit mengantarnya kerumah Bulan saja dengan alasan takut bunda nya akan khawatir melihat kondisinya.

Langit menoleh ke samping dan mendapati Bintang sudah terlelap disamping nya yang tengah mengemudi. Sebuah senyuman tercipta dibibir seksi Langit saat melihat betapa cantik dan polosnya seorang Bintang yang selalu saja galak padanya itu.

"Lo tuh emang cantik Bin..bahkan sempurna". Gumam Langit masih menatap intens Bintang.

Langit tersentak saat kaca jendela nya diketuk Bulan dari luar. Langit menurunkan kacanya dan membuat Bulan bisa melihat jika Bintang sudah tertidur.

"Gue bangunin aja.." Ucap Bulan yang hendak memutari mobil Langit dan membangunkan Bintang. Namun Langit menahannya.

"Biar gue yang gendong bawa masuk. Kasian kalo dibangunin". Bulan terdiam, ia takut Bintang marah padanya jika membiarkan Langit menggendong Bintang.

"Biarkan digendong saja, Bulan. Sepertinya Bintang sangat lelah". Suara lembut sang ibu membuat Bulan dan Langit menoleh.

"Tapi bu.." Nampak jelas keraguan dimata Bulan. Dan ibu tahu karena apa. Sebab ia pun sangat mengenal sahabat baik putrinya itu.

"Kita rahasiakan saja", Akhirnya Bulan mengangguk patuh.

"Nak..."

"Langit tante. Nama saya Langit.." Ucap Langit memperkenalkan diri disambut senyum hangat ibu.

"Saya Lela, nak Langit. Panggil saja ibu, seperti Bulan dan Bintang memanggil.." Langit mengangguk canggung.

"Tolong bawa Bintang masuk ya, nak Langit.." Langit langsung mengangguk. Bergegas memutari mobil dan dengan sangat perlahan membuka pintu bagian penumpang.

Perlahan Langit melepaskan sabuk pengaman yang membelit tubuh Bintang. Lalu menyusupkan kedua tangannya dibawah leher dan kaki Bintang.

Bintang melenguh membuat Langit menghentikan gerakannya karena takut Bintang terbangun.

"Mau gendong elo aja serasa uji nyali gue, Bin". Batin Langit yang kini menahan nafasnya sesaat.

Bulan mengulum bibir menahan diri agar tidak sampai tersenyum apalagi tertawa. Langit adalah lelaki yang sudah biasa bermain dengan banyak gadis, namun dihadapan sahabat baiknya, Langit seperti seorang amatir yang baru mengenal seorang gadis.

"Awas pelan-pelan". Ucap Ibu mengingatkan Langit.

"Bulan, tunjukkan dimana kamar kalian. Ibu buatkan minum dulu". Bulan mengangguk dan memberi kode pada Langit agar mengikutinya.

Sesekali Langit menatap wajah damai Bintang yang kini ada didalam gendongannya. Langit melengkungkan bibirnya saat Bintang menyusupkan wajahnya lebih dalam kedalam pelukannya.

Bulan hanya menggeleng pelan melihat bagaimana Langit menatap Bintang. Sepertinya si cassanova tengil yang biasa Bintang panggil titisan biawak itu jatuh dalam pesona seorang Bintang.

"Berasa aneh banget liat si Langit kaya gini ke cewek". Gumam Bulan yang berjalan didepan Langit.

Sampai didepan kamarnya, Bulan membuka pintu kamarnya perlahan. Takut menimbulkan suara yang akan mengganggu tidur Bintang.

"Taruh sini. Pelan-pelan". Bulan menepuk salah satu sisi kasur miliknya.

Perlahan dan hati-hati, Langit menurunkan Bintang dan meletakkan tubuh ramping gadis itu diatas kasur.

Langit sempatkan menatap wajah damai Bintang sebelum kembali menegakkan badannya. Bahkan Langit juga merapikan helaian rambut Bintang yang jatuh menutupi wajahnya.

Bulan tak kuasa menahan senyumnya merekah. Benar-benar aneh melihat Langit yang biasanya mendapat perhatian banyak gadis, kini tengah fokus memperhatikan satu orang gadis.

Langit mengusap lembut kepala Bintang beberapa kali. Matanya seolah tak bisa beralih dari wajah cantik yang tampak sangat tenang dalam tidurnya itu.

"Ehm.." Bulan sengaja berdehem pelan untuk menyadarkan Langit yang masih terpaku menatap wajah Bintang.

"Ah..s-sorry". Ucap Langit gugup karena merasa tertangkap basah tengah menatap Bintang.

Langit kembali mengikuti Bulan, kemudian dengan pelan menutup pintu kamar Bulan agar Bintang bisa beristirahat dengan tenang.

Setelah mendengar pintu ditutup, Bintang membuka matanya perlahan. Mengintip dari sudut matanya dan memastikan lelaki yang sudah menggendongnya keluar kamar. Bintang duduk, kemudian menyandarkan kepalanya dikepala ranjang.

Bintang kembali menghela nafas panjang. Sejujurnya ia sudah terbangun sesaat setelah menyusupkan wajahnya didada bidang Langit. Beruntung ia bisa menahan teriakannya hingga membuat Langit tak menyadari jika dirinya terbangun.

Bintang kembali meraba dadanya yang kini semakin menggila debarannya.

"Ada apa sama gue sebenernya? Nggak mungkin kan gue beneran suka ama itu titisan biawak?". Bintang bergumam pelan dengan tangan yang masih memegang dada nya yang berdebar kuat.

"Loh..udah bangun aja lo Bin". Terlalu asyik dengan lamunannya membuat Bintang tak sadar dengan kehadiran Bulan yang sudah menatap dirinya.

Mata Bulan memicing menatap sahabatnya yang masih memegang dadanya. Bintang yang tersadar segera membuang pandangannya ke arah lain dan menurunkan tangannya.

Sesungging senyum penuh arti menghiasi bibir Bulan. Dirinya seolah bisa menangkap situasi saat ini. Dan sepertinya bukan hanya Langit yang mulai merasakan sesuatu perasaan asing itu, jika Bulan lihat dari gelagat Bintang, sepertinya sahabatnya itu juga mulai tertarik dengan seorang bernama Langit itu.

"Kenapa udah bangun?". Tanya Bulan memecah keheningan.

"Kebangun aja". Ucap Bintang berusaha setenang mungkin.

Tak lama pintu kamar kembali terbuka, menampakkan ibu dengan senyum teduhnya yang membuat Bulan serta Bintang ikut tersenyum.

"Kamu sudah bangun nak?". Tanya Ibu mendekati ranjang.

"Udah bu..maafin Bintang bikin ibu khawatir". Ucap Bintang pelan dengan kepala tertunduk. Sebelum pulang, Bulan memang sudah menelpon ibunya dan mengatakan segala sesuatu yang tadi terjadi.

"Yang penting kamu baik-baik saja". Ibu memeluk Bintang dan mengusap punggungnya.

"Ibu sudah menelpon bunda mu. Dia bersikukuh akan kesini, jadi ibu menceritakan apa yang terjadi. Tapi bunda mu sudah janji akan merahasiakan semuanya". Bintang menghela nafas panjang. Ia merasa bersalah karena membuat dua wanita yang menyayanginya itu khawatir pada dirinya.

"Maafin aku Bu.." Ibu tersenyum lembut dan mengusap pucuk kepala Bintang.

"Tidak apa. Lain kali lebih baik dihindari ya.." Bintang mengangguk.

"Astagfirullah..ibu sampai lupa". Bulan dan Bintang menatap ibu dengan wajah bingung.

"Itu teman kalian mau pamit". Kembali dua gadis itu mengangguk kompak.

"Biar gue aja Bin. Lo istirahat aja.." Bulan tahu Bintang masih canggung dan tentunya malu jika bertemu Langit.

"Atau mau ibu suruh kesini saja?".

"Jangaaaan!!!". Teriak Bulan dan Bintang kompak membuat alis ibu berkerut menandakan ada kebingungan dengan reaksi dua gadis itu.

"I-itu bu, biar..biar Bintang bisa istirahat lagi. Jadi--jadi biar aku yang nemuin Langit. Iya kan Bin?", Bintang mengangguk cepat, dirinya masih tak punya muka bertemu dengan Langit. Kejadian diruang kesehatan tadi benar-benar membuatnya enggan bertemu Langit.

"Oh..ya sudah. Sana cepat temui, kasian dia menunggu lama". Bulan mengangguk cepat dan berjalan keluar kamar diikuti ibu.

Diruang tamu, Bulan melihat Langit yang baru saja meletakkan cangkir berisi teh yang disuguhkan ibu. Pemuda itu mengangkat wajahnya saat mendengar seseorang menuruni tangga.

"Gue pamit dulu ya Bul.."

"Bintang masih istirahat di kamar". Ucap Bulan seolah tahu apa yang Langit cari.

"Hah?". Langit mematung saat ketahuan tengah mencari keberadaan Bintang.

"Oh i-iya". Bulan mengulum bibirnya menahan untuk tidak tersenyum. Melihat Langit yang biasa penuh percaya diri tiba-tiba salah tingkah hanya karena kepergok mencari Bintang.

"G-gue pamit ya". Langit segera bangkit.

"Sudah mau pulang?". Tanya ibu menatap Langit yang sudah berdiri.

"Iya bu. Saya pamit bu, terimakasih minumannya". Bulan tersenyum, tak menyangka Langit adalah sosok pemuda yang sopan terhadap orang tua.

"Hati-hati dijalan. Dan terimakasih sudah mengantar putri ibu pulang.

Langit mengangguk dan kemudian benar-benar pulang setelah mencium punggung tangan ibu. Bulan mengantarnya sampai teras.

...¥¥¥•••¥¥¥¥...

...Good pagi selamat morning pemirsahh🥰😊😂 apa kabarnya hari ini?? Semoga sehat-sehat semua ya..aamiin🤲🏻🤲🏻...

...Jangan lupa tampol like nya ya, komennya juga selalu ku nanti😁...

...Selamat membaca sayang-sayangkuh semuaaa..semoga syukaaa🥰🥰...

...Lopelope banyak-banyak kalian semua, sarangheo sekebon💐💐😘🥰🥰😘💋...

Episodes
1 awal mula
2 pemenang
3 biawak gila!
4 makan bersama
5 sedikit tentang Bulan
6 siasat Langit
7 tutor
8 kapan akurnya
9 membantu
10 Bunda
11 menjenguk
12 penghianat
13 kesempatan?
14 kembalinya biawak
15 cinderella
16 mengobati luka
17 pas
18 canggungu
19 ketemu!!
20 kena mental
21 ulangan
22 malu
23 olahraga
24 strategi perang
25 belum waktunya
26 takut
27 membujuk
28 Ibu, Bintang kangen
29 berbohong
30 curiga
31 ciuman pertama
32 tuan besar
33 rencana perjodohan
34 dia juga putriku
35 jauhin gue
36 gue suka lo!
37 Bisul
38 ide
39 cemburu
40 hilang fokus
41 berkunjung
42 pelampiasan
43 Kemenangan
44 makan malam
45 nggak gratis
46 menyerah
47 dia kabur?
48 pelarian yang gagal
49 kurang beruntung
50 tiga kali
51 ulah daddy dan kakek
52 membayar hutang
53 bertemu lagi
54 adu calon menantu
55 terjebak
56 calon menantu idaman
57 aunty tunggu kamu
58 keponakan laki-laki
59 tentang ketakutan Bintang
60 pecel ayam
61 bayang-bayang
62 sisi lemah
63 Catherine lagi
64 pelukan ditepi danau
65 makan malam
66 sopir pribadi
67 Alex
68 kembali sekolah
69 Langit dan Arsen
70 rencana Catherine
71 pergi dengan Dewa
72 kedatangan mama Mira
73 amarah Bintang
74 amarah Bintang 2
75 Ruang BK
76 Bintang yang sesungguhnya
77 nasib Catherine 1
78 Kesaksian Bulan
79 masa percobaan
80 Bulan dan Samudra
81 Bulan dan Samudra 2
82 papa Alan
83 Memilih baju
84 bertemu musuh lama
85 topi
86 setelah hukuman
87 di sekolah
88 perasaan bunda
89 diculik
90 Dion dan kegilaannya
91 Dion dan kegilaannya 2
92 penyesalan Langit
93 Ingin menemani Bintang
94 tamparan untuk Langit
95 alasan daddy
96 keputusan Langit
97 Maaf
98 sebentar lagi
99 pergi bersama
100 berpamitan
101 aku akan cepat kembali
102 akhir kita
103 Tidak ada lagi kita!
104 Doa sahabat
105 kembalilah Bintang
106 menikmati kesendirian
107 rencana reuni
108 Alva
109 pacar
110 masakan nusantara
111 kakak laki-laki baik
112 uncle yang datang kemarin
113 persiapan reuni
114 kedatangan Alva
115 menggemparkan
116 dia kembali
117 tatapan permusuhan
118 game
119 acara selesai
120 berkeluh kesah
121 bakat hebat
122 bertemu lagi
123 memulai dari awal
124 percobaan pertama
125 ceo baru
126 kabur
127 permintaan khusus
128 gadis asing
129 lembur lagi
130 keributan di club
131 sakit sekali
132 kesurupan??
133 nasi goreng
134 my future wife
135 setelah sekian lama
136 kesalahpahaman berlanjut
137 nasihat seorang kakak
138 tunggu sebentar lagi
139 Bulan dan Sam
140 Pergi lagi?
141 tawaran ayah
142 hampir saja
143 sukarela
144 bersabar lah
145 Aku menunggu jawabanmu
146 ayo kita menikah
Episodes

Updated 146 Episodes

1
awal mula
2
pemenang
3
biawak gila!
4
makan bersama
5
sedikit tentang Bulan
6
siasat Langit
7
tutor
8
kapan akurnya
9
membantu
10
Bunda
11
menjenguk
12
penghianat
13
kesempatan?
14
kembalinya biawak
15
cinderella
16
mengobati luka
17
pas
18
canggungu
19
ketemu!!
20
kena mental
21
ulangan
22
malu
23
olahraga
24
strategi perang
25
belum waktunya
26
takut
27
membujuk
28
Ibu, Bintang kangen
29
berbohong
30
curiga
31
ciuman pertama
32
tuan besar
33
rencana perjodohan
34
dia juga putriku
35
jauhin gue
36
gue suka lo!
37
Bisul
38
ide
39
cemburu
40
hilang fokus
41
berkunjung
42
pelampiasan
43
Kemenangan
44
makan malam
45
nggak gratis
46
menyerah
47
dia kabur?
48
pelarian yang gagal
49
kurang beruntung
50
tiga kali
51
ulah daddy dan kakek
52
membayar hutang
53
bertemu lagi
54
adu calon menantu
55
terjebak
56
calon menantu idaman
57
aunty tunggu kamu
58
keponakan laki-laki
59
tentang ketakutan Bintang
60
pecel ayam
61
bayang-bayang
62
sisi lemah
63
Catherine lagi
64
pelukan ditepi danau
65
makan malam
66
sopir pribadi
67
Alex
68
kembali sekolah
69
Langit dan Arsen
70
rencana Catherine
71
pergi dengan Dewa
72
kedatangan mama Mira
73
amarah Bintang
74
amarah Bintang 2
75
Ruang BK
76
Bintang yang sesungguhnya
77
nasib Catherine 1
78
Kesaksian Bulan
79
masa percobaan
80
Bulan dan Samudra
81
Bulan dan Samudra 2
82
papa Alan
83
Memilih baju
84
bertemu musuh lama
85
topi
86
setelah hukuman
87
di sekolah
88
perasaan bunda
89
diculik
90
Dion dan kegilaannya
91
Dion dan kegilaannya 2
92
penyesalan Langit
93
Ingin menemani Bintang
94
tamparan untuk Langit
95
alasan daddy
96
keputusan Langit
97
Maaf
98
sebentar lagi
99
pergi bersama
100
berpamitan
101
aku akan cepat kembali
102
akhir kita
103
Tidak ada lagi kita!
104
Doa sahabat
105
kembalilah Bintang
106
menikmati kesendirian
107
rencana reuni
108
Alva
109
pacar
110
masakan nusantara
111
kakak laki-laki baik
112
uncle yang datang kemarin
113
persiapan reuni
114
kedatangan Alva
115
menggemparkan
116
dia kembali
117
tatapan permusuhan
118
game
119
acara selesai
120
berkeluh kesah
121
bakat hebat
122
bertemu lagi
123
memulai dari awal
124
percobaan pertama
125
ceo baru
126
kabur
127
permintaan khusus
128
gadis asing
129
lembur lagi
130
keributan di club
131
sakit sekali
132
kesurupan??
133
nasi goreng
134
my future wife
135
setelah sekian lama
136
kesalahpahaman berlanjut
137
nasihat seorang kakak
138
tunggu sebentar lagi
139
Bulan dan Sam
140
Pergi lagi?
141
tawaran ayah
142
hampir saja
143
sukarela
144
bersabar lah
145
Aku menunggu jawabanmu
146
ayo kita menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!