Hari berikutnya, Bintang memilih tidak masuk sekolah dan beristirahat dirumah Bulan. Selain tubuhnya yang kini terasa sakit, juga lukanya yang belum sepenuhnya hilang, rasa malunya jika bertemu Langit adalah alasan utamanya.
"Gue sekolah dulu ya". Bintang mengangguk saja saat Bulan berpamitan. Hari ini akan ia gunakan untuk beristirahat agar tubuhnya lebih baik dan cepat pulih.
Kemarin sang bunda benar-benar datang ke rumah Bulan. Bunda menangis melihat keadaan Bintang yang sebenarnya tak terlalu parah.
"Bunda akan bilang sama ayah. Dan kamu, udah cukup sembunyiin identitas kamu". Jantung Bintang berpacu lebih cepat. Bahkan debarannya lebih gila dibanding saat berada dekat Langit.
Butuh waktu lama untuk meyakinkan sang bunda jika hal serupa tak akan terulang lagi dan Bintang janji tidak akan terluka lagi.
Setelah dibujuk oleh Bintang yang dibantu Bulan serta ibu, akhirnya bunda luluh dan mengalah. Dengan syarat ini adalah kejadian pertama dan terakhir yang menimpa putrinya itu. Jika sampai nanti ada yang berani menghina apalagi melukai Bintang, maka bunda sendiri yang akan turun tangan memberi pelajaran pada orang yang membuat putri tersayangnya terluka.
Bintang kembali ke kamar setelah sarapan bersama bapak dan ibu. Ia rebahkan tubuhnya diatas kasur, menatap langit-langit kamar Bulan kemudian melirik tembok sekelilingnya yang dipenuhi poster salah satu boygrup dunia yang juga merupakan boygrup kesukaannya.
"Geli banget kaga sih kita tuh Bul? Poster aja bisa bikin kita kaya orang gila.." Bintang terkekeh sendiri mengingat kegilaannya dan Bulan pada boygrup itu.
Disaat ingin mendapatkan album atau aksesoris baru dari grup itulah Bintang menggunakan kekuasaan sang ayah. Hingga semua bisa ia dan Bulan dapatkan tanpa bersusah payah.
Kita tinggalkan Bintang sejenak dan kembali pada Bulan yang tengah bersekolah.
"Bul.." Bulan yang tengah berjalan di koridor menoleh dan mendapati Langit berjalan dibelakangnya. Sebelum Langit bersuara pun, Bulan tahu kalau lelaki itu ingin menanyakan Bintang.
"Bintang istirahat dirumah gue". Sam dan Roman tersenyum mengejek sambil melirik Langit yang terlihat jelas khawatir.
"Dia juga udah baik-baik aja. Cuma pengen istirahat aja". Imbuh Bulan bahkan saat Langit tak bertanya.
"Gue ke kelas duluan". Bulan berjalan kembali meninggalkan Langit dan dua antek-anteknya yang kini tertawa melihat wajah Langit.
"Kayanya taruhan kali ini bakal dimenangin ama elo deh Sam.." Roman menyikut lengan Sam yang tersenyum penuh makna.
"Kayanya gitu.." Sahut Sam
"Gue sih jamin. Secara, diliat dari cara dia khawatirin si Bintang, jelas banget keliatan kalo udah ada benih-benih cinta numbuh nih". Roman senang sekali menggoda Langit yang hanya diam tak membalas ledekan kedua sahabatnya. Ia justru berjalan menuju kelas, meninggalkan Roman dan Sam yang kini tergelak puas dibelakangnya.
Kembali pada Bintang, gadis itu tertidur sampai tengah hari. Ia terbangun karena suara ketukan pintu, dan ibulah pelakunya. Ibu membangunkan Bintang agar makan siang.
"Bintang pamit ya bu.." Ibu menatap Bintang yang sudah rapi selepas makan siang.
"Mau kemana? Nggak istirahat disini aja?". Tanya Ibu menatap Bintang yang sudah lebih segar dibanding pagi tadi.
"Ayah pergi dinas kok bu. Cuma ada bunda sama kak Naura aja dirumah". Ya, tadi bunda sudah memberitahu jika ayah dan kedua kakaknya ada rapat dicabang yang ada diluar kota. Kemungkinan ayah dan kakak-kakaknya baru akan kembali esok hari. Jadi Bintang bisa tenang dirumah tanpa ditanya apapun oleh ketiga lelaki posesifnya itu.
"Yasudah..hati-hati dijalan ya". Bintang mengangguk, mengambil tangan ibu dan mencium punggung tangannya.
"Oh iya, Bintang mau mampir mall beli buku dulu tapi, sama mau mampir ke resto nya mbak Kiran.." Bintang sangat tahu jika ibu adalah sosok yang mudah khawatir, ia takut ibu akan menelpon ke rumahnya saat sudah waktunya ia pulang.
"Kabari ibu kalo kamu sudah sampai. Mengerti?". Bintang mengangguk dan memeluk kemudian mencium pipi ibu sekilas sebelum akhirnya benar-benar pergi.
Ibu baru masuk kedalam setelah memastikan Bintang tak terlihat dari pandangannya.
Tak butuh waktu lama, Bintang sudah sampai di pusat perbelanjaan. Bintang berjalan tenang memasuki mall yang siang itu tampak lumayan ramai. Memilih menutup kepalanya dengan topi agar tak ada yang mengenalinya apalagi teman sekolahnya, karena mall yang ia datangi berada tak jauh dari sekolahnya.
Bukan tanpa alasan, Bintang memilih mall tersebut karena letaknya yang bersebrangan dengan restoran milik kakak iparnya.
Tak ingin membuang waktu, Bintang segera menuju toko buku yang memang sudah sering ia datangi. Dengan cepat mencari dan segera membayarnya setelah menemukan buku yang ia perlukan.
Bintang memang tipikal gadis yang malas berbelanja jika sendiri. Padahal jika sudah bersama Bulan, gadis itu bisa mengitari mall dan naik turun lantai hanya untuk sekedar melihat-lihat saja.
Bintang berjalan keluar dari toko buku sambil memeriksa kantong belanjanya, takut ada yang belum terbeli olehnya. Terlalu fokus dengan belanjaannya, membuat Bintang bertabrakan dengan seseorang hingga bukunya berserakan.
"Sorry.." Ucap kedua orang yang bertabrakan itu dengan kompak. Bintang memunguti bukunya dibantu oleh orang yang belum ia lihat wajahnya.
"Bintang..." Merasa namanya dipanggil, Bintang mengangkat wajahnya. Dan mata hitamnya bersirobos dengan mata coklat gelap milik seorang lelaki.
"Lo Bintang kan?". Alis Bintang berkerut, merasa tak mengenali sosok lelaki didepannya itu. Namun sekilas ingatannya seperti pernah melihat sosok pria itu.
"Makasih". Tanpa mau berlama-lama, Bintang mengambil buku yang masih dipegang oleh orang yang bertabrakan dengannya. Memasukkannya ke dalam kantong belanja dan segera berlalu.
Namun sepertinya sosok lelaki yang tadi sempat bersenggolan dengan Bintang masih penasaran dan mengikuti langkah Bintang.
"Lo beneran nggak inget gue?". Bintang melirik sekilas, membetulkan letak topinya agar sedikit menutupi wajahnya.
"Hey.." Bintang langsung menepis kasar tangan lelaki itu. Menatap tajam pada sosok yang sudah lancang memegang tangannya.
"Oke..oke..sorry". Bintang tak menggubris, memilih melanjutkan langkahnya dan meninggalkan sosok lelaki yang masih menatapi punggungnya yang kian menjauh.
"Sen!! Woiii!!!". Lelaki yang masih menatap Bintang berbalik, mendapati temannya melambaikan tangan padanya.
"Kalo kita ketemu sekali lagi, gue pastiin lo jadi milik gue, Bintang". Seringai tipis muncul dibibir lelaki itu.
Beralih kembali pada Bintang, dalam hatinya, gadis itu terus mengumpati lelaki yang sudah lancang memegangnya.
"Sok kenal banget". Gerutu Bintang yang kini sudah ada dipinggir jalan. Ia hendak menyeberang untuk pergi ke restoran kakak iparnya.
Memastikan kondisi aman, Bintang akhirnya menyeberang dengan selamat. Ia disambut ramah oleh karyawan kakak iparnya yang sudah mengenali dirinya sebagai kerabat Kiran.
"Mbak Kiran kemana?". Tanya Bintang pada salah seorang karyawan kakaknya itu.
"Bu Kiran sedang ada tamu.." Sambil menunjuk meja yang berada diujung, dimana sang kakak tengah berbincang serius dengan seorang wanita.
"Kaya biasanya ya kak.." Si karyawan langsung mengangguk. Sudah hafal dengan apa yang diinginkan Bintang.
"Mohon ditunggu.." Bintang mengangguk sambil tersenyum ramah.
Ia membawa langkah kakinya untuk mendekati meja sang kakak. Semakin dekat langkahnya, semakin terdengar pula pembicaraan kedua wanita dewasa itu.
"Saya tahu ibu pasti sangat marah..tapi--"
"Tidak perlu kamu jelaskan. Karena saya tidak ingin tahu". Bintang menajamkan mata dan telinganya. Melihat dengan seksama wajah wanita yang duduk didepan kakaknya yang kini tengah membelakanginya. (Yang ngebelakangin Bintang mbak Kiran ya).
"Saya harus menjelaskan hubungan kami, bu". Dapat Bintang lihat jika tangan kakak iparnya terkepal hingga buku-buku jarinya memutih.
"Tapi saya tidak mau mendengarkan! Saya tidak butuh penjelasan apapun dari kamu!". Tegas Kiran yang masih mencoba tenang.
"Dia.." Gumam Bintang mencoba mengingat wajah wanita yang tengah menatap kakak iparnya. Sesaat kemudian matanya terbuka lebar saat menyadari sosok dihadapan kakak iparnya itu.
"ketemu!!!". Gumam Bintang dengan seringai kecil dibibirnya.
Tanpa permisi, Bintang duduk disamping Kiran yang terlihat sangat kaget saat adik iparnya datang tanpa pemberitahuan.
"B-Bintang?". Wajah Kiran berubah panik. Apalagi melihat senyum tak biasa adik iparnya itu saat menatap sosok perempuan yang duduk dihadapannya.
Tak berbeda jauh dengan Kiran, sosok wanita yang duduk dihadapan Kiran pun menampakkan reaksi yang sama, terkejut.
...¥¥¥•••¥¥¥...
...Nah loh, Bintang ketemu sama siapa tuh?? Yang senggolan ama Bintang siapa? Terus itu siapa yang dateng nemuin Kiran?🤔🤔...
...Skuy ahh, tampol terus like nya biar othor nya makin semangat nulisnya☺️☺️...
...Sarangheo banyakbanyak kalian semuaaa🥰🥰😘😘😘😘💋💐...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
abdan syakura
yg senggolan ma bintang..yaa si Arsen..
itu tuh calon pelakor mas dewa ya?
2023-02-01
0