"Apaan tuh?". Gumam Bintang yang melihat kerumunan orang. Ia melirik ke kiri kanan, tempat yang cukup sepi.
Pikirannya berkelana, mungkinkah ada pembegalan?? Namun bukannya kabur, Bintang justu mendekat untuk melihat ada apa sebenarnya.
"Kaya kenal ama tu motor deh". Ucap Bintang saat melihat sebuah motor sport berwarna hitam. Motor yang sangat familiar karena tak banyak bahkan tak ada yang memiliki selain lelaki itu.
"Cuih..banci lo semua. Beraninya main keroyokan". Bintang semakin menajamkan telinganya. Suara itu pun sangat familiar ditelinga nya.
"Langit.." Gumam Bintang saat matanya melihat sekelebat wajah Langit. Meski tak jelas, namun Bintang yakin.
Tapi sedang apa lelaki titisan biawak itu ada ditempat seperti ini. Dan siapa pula para remaja yang tengah mengerubungi dirinya itu. Mungkin itulah pikiran Bintang.
"Gue udah bilang kan, urusan kita belum selesai". Seorang pemuda yang paling menonjol diantara yang lain melangkah maju dihadapan Langit.
"Ck, gue udah bilang. Cewek lo yang kegatelan deketin gue anj* ng!!", Langit bersuara membuat Bintang tersenyum miring.
Rupanya perkelahian sesama lelaki yang memperebutkan seorang gadis.
"Tutup mulut lo breng s*k!!!!". Dan bugh..sebuah pukulan keras mendarat tepat diwajah tampan Langit.
"Uuhh.." Bintang meringis sesaat. Ia yakin pukulan itu pasti sangat sakit.
Bintang kembali mengedarkan pandangannya. Mencari keberadaan para sahabat si titisan biawak itu. Namun tak ada, satupun tak ada yang berada ditempat itu.
"Ckck..sial banget si biawak. Lagi sendirian malah dihajar". Ucap Bintang sambil menggeleng pelan.
Tak ingin berurusan dengan sesuatu yang kelak akan menyulitkannya, Bintang memilih memutar badan dan pergi. Namun s*al! Seorang pemuda yang menyerang Langit lebih dulu memergoki dirinya.
"Heh lo!!! Ngapain lo disitu?!", Sontak teriakan itu membuat semua menghentikan aksi mereka dan mata mereka menatap punggung Bintang yang masih berdiri tenang membelakangi mereka.
Langit memicingkan matanya. Melihat sekilas saja dirinya sudah sangat tahu siapa gadis itu. Dalam hati ia mengumpat, mengapa harus sekarang Bintang ada disana. Saat dirinya tengah berurusan dengan sesuatu yang sebenarnya sudah ia tinggalkan sejak lama.
Bintang menghela panjang. Mau tak mau dirinya membalikkan tubuhnya. Menatap datar para pemuda yang justru terpaku saat melihat paras Bintang.
Langit kini menghela nafas saat melihat para musuhnya mematung menatap kagum pada Bintang. "S*al!!". Umpat Langit lagi.
"Gue? Gue mau lewat! Cuma kehalangan ama lo pada. Bisa minggir?". Bintang membuka suara. Berbicara tenang tanpa getaran pada suaranya.
Lelaki yang tadi berdiri didepan Langit tersenyum. Berjalan menjauhi Langit dan mendekat pada Bintang yang masih tampak santai.
Bintang melihat nama yang tertempel pada seragam pemuda itu. "Arsen", Batin Bintang saat matanya melihat nama pemuda itu. Dilihat dari seragamnya, jelas para pemuda itu bukan berasal dari sekolah yang sama dengannya.
"Lo temennya dia?". Pemuda bernama Arsen ittu bertanya melalui ekor matanya yang melirik Langit.
"Dia?". Bintang menunjuk Langit dengan dagunya. Dan dijawab anggukan kepala oleh Arsen.
"Bukan. Gue nggak kenal". Mata Langit melebar mendengar ucapan Bintang. Ingin mengumpat dan marah, tapi Langit tahan. Mungkin akan lebih baik jika Bintang mengatakan tak mengenal dirinya, Bintang akan aman dari mantan rivalnya itu.
"Gue nggak ada urusan sama lo semua. Jadi permisi, gue mau lewat". Bintang menunjuk beberapa motor yang menghalangi jalan dengan matanya.
"Arsen.." Tiba-tiba lelaki bernama Arsen itu mengulurkan tangannya pada Bintang. Langit mengepalkan tangannya, melangkah untuk menarik Bintang berlindung dibelakangnya. Namun belum sempat melangkah, ucapan Bintang sudah membuatnya berhenti.
"Udah tau". Sahut Bintang acuh membuat Langit mengulum bibir menahan tawa. Rupanya Bintang bukan hanya galak dan acuh padanya, tapi pada Arsen yang juga tampan sepertinya Bintang tetap acuh.
Arsen tersenyum simpul, menarik kembali tangannya yang ditolak telak oleh Bintang. Belum pernah sebelumnya dirinya diacuhkan oleh para gadis, bahkan para gadis itulah yang datang pada dirinya sendiri tanpa diminta.
"Bisa minggir?!". Ucap Bintang lagi yang sudah lelah karena terus berdiri.
"Kita kenalan dulu dong cantik.." Salah seorang teman Arsen tiba-tiba maju dan langsung memegang tangan Bintang.
"Aw..aw.."
"Jaga sopan santun lo!". Sentak Bintang melepaskan kasar pelintirannya pada tangan lelaki tak sopan itu.
Langit melebarkan senyumnya. Bintang semakin terlihat menarik dimatanya. Bukan hanya galak, rupanya gadis itu memiliki ketangkasan dalam beladiri juga.
"Woiii...urusan lo semua ama gue!!". Teriak Langit. Meskipun sepertinya Bintang bisa membela diri, namun Langit tak ingin Bintang semakin bermasalah dengan orang-orang itu.
"Jangan sombong jadi perempuan". Langit berjalan cepat mencekal tangan teman Arsen saat tangan lancang itu menarik Bintang.
"Gue bilang urusan lo semua ama gue anj*ng!!!". Teriak Langit yang langsung menghadiahkan sebuah pukulan keras pada wajah teman Arsen.
Hingga pada akhirnya perkelahian tak seimbang itu kembali terjadi. Bintang memilih mundur menjauh. Bukan karena tak bisa, tapi lebih karena tak ingin menunjukkan kemampuannya dan memancing lebih banyak musuh nantinya.
"Haish.." Akhirnya Bintang kalah dengan hati nuraninya. Melihat Langit yang berkali-kali terkena pukulan dan tendangan. Sangat wajar hal itu terjadi mengingat pertarungan tak seimbang itu, Langit hanya seorang diri sementara pemuda bernama Arsen membawa lima orang teman.
Jelas Langit kalah jumlah, meskipun Langit pandai bahkan jago dalam bela diri. Kalah jumlah membuatnya tak berdaya.
Tepat sebelum sebuah pukulan mengenai kepala Langit, tubuh pemuda yang hendak memukul Langit lebih dulu terjungkal karena tendangan Bintang. Bintang memilih membantu Langit meskipun ia tahu resikonya kedepan.
Mata teman-teman Arsen menyala menatap Bintang yang berdiri tepat didepan Langit yang sudah tak berbentuk karena perkelahian itu.
"Jangan ikut campur cantik. Gue nggak mau ngerusak wajah cantik lo itu". Arsen memilih diam dan mengamati situasi. Menatap gadis yang belum ia tahu namanya yang terlihat santai tak sedikitpun menunjukkan ketakutan.
"Udah deh nggak usah diterusin. Lo semua keliatan banget pengecutnya tau main keroyokan kaya gini". Ucap Bintang masih dengan berdiri didepan Langit.
"Lo minggir, Bin. Lo pulang aja". Ucap Langit dengan nafas tersengal.
Bintang tersenyum miring. Bahkan saat kondisinya sudah babak belur pun lelaki itu masih saja bersikap sok jagoan dan ingin jadi pahlawan.
"Lo diem aja deh biawak. Lagian temen lo pada kemana sih. Nyusahin aja". Gerutu Bintang membuat Arsen yang mendengar percakapan keduanya tersenyum penuh arti.
"Sesuai feeling gue. Mereka berdua saling kenal. Menarik". Batin Arsen menatap intens pada Bintang.
"Banyak bac*t lo jadi cewek!!". Salah seorang teman Arsen maju, dengan prediksi akan mudah melumpuhkan gadis didepannya itu. Namun semua mata melebar saat dengan gerakan cepat dan akurat, Bintang bisa dengan mudah menghindari pukulan itu dan balas memukul lawan tepat didagunya hingga sang lawan terjungkal.
Langit menjatuhkan rahangnya, Bintang seperti seorang professional. Terlihat sangat tenang dalam menghadapi lawan yang asal memukul tanpa perhitungan.
Merasa terhina dengan kekalahan seorang temannya, empat orang teman Arsen maju bersama hendak menyerang Bintang. Membuat Langit yang terpana sesaat itu langsung tersadar jika wanita incarannya dalam bahaya.
Perkelahian berlanjut, lima lawan dua orang. Tentu masih kalah dalam jumlah, hingga Bintang tak bisa mengelak saat tubuhnya harus terkena tendangan dan pukulan yang lumayan membuat tubuhnya sakit.
"S*al!! Awas aja lo biawak kalo abis ini masih gangguin gue mulu!!". Batin Bintang sambil terus menghalau pukulan lawannya.
Arsen akhirnya turun tangan saat melihat teman-temannya kuwalahan melawan Langit yang kini dibantu oleh Bintang.
"Bintang!!!". Teriak Langit saat melihat Bintang terkena pukulan keras hingga jatuh tersungkur.
Dengan berlari, Langit menghampiri Bintang dan langsung menghajar orang yang memukul Bintang tanpa ampun.
"Baj*ngan lo!!!". Umpat Langit sambil terus memberi pukulan diwajah lawannya.
Arsen menarik tubuh Langit dan memukul wajah pemuda itu. Hingga kini akhirnya Langit bertarung satu lawan satu dengan Arsen yang masih terlihat lebih segar daripada Langit.
Sementara teman-teman Arsen sudah terlihat terkulai diatas jalanan. Pun dengan Bintang yang terduduk diatas aspal dengan memijit bawah tengkuknya yang terkena pukulan.
"Sakit banget.." Keluh Bintang sambil terus berusaha menggapai bagian tubuhnya yang sakit.
Bintang menoleh saat mendengar deru mobil melihat dua orang yang ia kenal keluar dari mobil dan berlari menghampiri Langit yang sudah mulai terpojok. Mereka adalah Roman dan Samudra.
Melihat bala bantuan Langit datang, Arsen memberikan kode pada teman-temannya untuk segera pergi dari sana. Melihat kondisi teman-temannya saat ini, ia sudah bisa pastikan jika teman-temannya akan kalah. Apalagi kedua teman Langit tak bisa dianggap sebelah mata.
"Cabut!". Perintah Arsen yang kini sudah duduk diatas motor sportnya.
"Kita bakal ketemu lagi, Bintang.." Arsen tersenyum menatap Bintang yang juga tengah menatap dirinya.
"Ogah.." Ucap Bintang, namun jelas Arsen tak mendengarnya karena pemuda itu sudah melajukan motornya.
Bintang bangkit, menepuk rok sekolahnya yang sedikit kotor karena ia duduk diatas aspal. Merasa hari ini dirinya terlalu kurang beruntung.
"Lo nggak apa-apa?". Bintang mendongak, tingginya yang hanya sebatas dagu Langit membuatnya harus mendongak untuk melihat lawan bicaranya.
"Lo luka Bin.." Tangan Langit mengelus ujung bibir Bintang yang terlihat membiru. Namun dengan cepat Bintang menepisnya.
Bintang tersenyum miring, bagaimana bisa Langit mengkhawatirkan kondisinya sementara kondisi lelaki itu lebih parah daripada dirinya.
"Urusin aja tu muka lo". Ucap Bintang masih dengan senyum miring.
"Gue nggak apa-apa. Tapi lo gimana.." Bintang bisa melihat jika Langit tulus mengkhawatirkannya.
"Gue oke. Lo berdua.." Baru Bintang hendak memanggil Sam dan Roman, namun belum sempat kedua sahabat Langit itu ia panggil. Tubuh tinggi Langit sudah lebih dulu roboh dan itu tepat mengenainya.
"Woiii Lang!!! Langit!!!". Teriak Bintang sambil mencoba menahan tubuh Langit agar tidak sampai menindihnya.
"Biawak!!! Bangun lo! Jangan modus lo ya!!". Bintang kembali berteriak.
"Lo berdua ngapain!!! Tolongin ini temen lo!!". Sam dan Roman berjalan cepat dan segera menopang tubuh Langit yang sudah pingsan.
"Urusin tuh temen lo. Nyusahin aja". Ketus Bintang yang berjalan meninggalkan Sam dan Roman yang terlihat saling menatap.
...¥¥¥¥•••¥¥¥¥...
...Mana nih suaranya readers kesayangankuh??? Masih pada nyangkut disebelah kah?🤔😂...
...Sini mampir lah kesini, mak othor yang shaleha ini udah pindah lapaknya kesini😂😂 Yang sebelah masih belum up, jadi sini pada melipir sini dulu🤭🤭😅...
...Jangan lupa tampol like nya ya..komen sama vote nya juga, okay sayang🥰😘😁...
...Lopelope sekebon readers..sarangheo banyak-banyak sekaleee😘😘🥰🥰💐💋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Rita Riau
girl woman,,,, is the best Bintang
aq suka cewek kuat yg ga menye menye 👍🏻👍🏻💪💪💪
2024-03-06
1
abdan syakura
Ampun, Bang jago!!!
2023-02-01
0