biawak gila!

"Karna Langit yang menang. Kalian bisa berlatih lebih dulu..baru setelahnya tim Bintang akan berlatih". Ucapan pak Budi membuat atensi Bintang beralih.

Jadi dirinya benar-benar kalah dari lelaki menyebalkan yang terus mengganggunya itu??? Sangat sangat menyebalkan, batin Bintang.

"Biar mereka dulu saja pak yang berlatih. Kasian kalo ayang saya pulang terlalu sore". Bintang kembali menoleh ke sampingnya saat suara Langit kembali terdengar.

Dengan wajah cool nya, Langit berkata seolah menjadi pahlawan bagi Bintang dan teman-temannya. Menatap Bintang dengan senyum menawan yang mampu membuat para penggemarnya histeris, namun jelas tidak berpengaruh untuk Bintang.

Bintang mendengus kesal. Selalu saja tebar pesona dan mencari perhatian lawan jenisnya. Bintang benar-benar muak.

Jika saja Langit bukan lelaki playboy, mungkin Bintang sudah tersentuh dengan semua yang Langit lakukan selama satu bulan ini, kata-katanya yang selalu berhasil membuat para gadis terkulai lemas karena segala pesonanya. Tapi mengingat perilakunya yang memang selalu menebar pesona pada para gadis membuat Bintang sangat membencinya.

Seperti saat ini, bahkan setelah menyatakan cintanya pada Bintang. Langit masih saja menggoda gadis-gadis yang menyemangati dirinya. Memberikan ciuman jarak jauh dan mengedipkan matanya dengan sangat menggoda.

Bintang memutar bola matanya, sangat jengah melihat Langit yang bermain mata dengan banyak gadis.

Tanpa mengucapkan terimakasih pada Langit. Bintang memberi kode pada teman-temannya untuk segera memasuki lapangan.

Ia enggan menanggapi Langit, lebih baik cepat menyelesaikan latihan dan segera pergi ke rumah Bulan untuk merayakan kenaikan jabatan bapak, pikir Bintang.

Bukan tak tahu terimakasih atau tak tahu diri, Bintang sudah hafal seperti apa Langit. Jika ia menanggapi, waktunya akan terbuang sia-sia dan bisa jadi dirinya akan terlambat ke rumah Bulan.

Langit menepi ke sisi lapangan. Duduk santai dengan mata terus menatap Bintang. Awalnya tak ada yang menarik dari Bintang. Hanya sekedar pembuktian diri pada teman-teman dekatnya jika dirinya mampu menakhlukkan hati gadis manapun, termasuk Bintang.

Tapi setelah satu bulan berusaha mendekati gadis itu, ternyata Langit masih belum berhasil meluluhkan hati Bintang yang sekeras karang. Jangan kan meluluhkan gadis itu, bahkan baru satu minggu ini Bintang menanggapi dirinya. Itupun karena Bintang merasa terganggu.

Hal yang membuat Langit semakin tertantang untuk bisa mendapatkan Bintang.

"Kayanya lo gagal kali ini, Lang", Langit menoleh, mendapati Roman, salah satu sahabatnya menatapnya penuh ejekan.

"Iya nggak Sam?". Roman mencari bantuan dari temannya yang lain, Samudra.

Samudra yang memang paling pendiam diantara ketiganya hanya mengangguk mengiyakan saja. Ia lebih fokus pada gadis lain yang baginya cukup menarik perhatiannya.

"Nggak ada kata gagal buat seorang Langit. Tunggu aja, gue pastiin Bintang bakal bertekuk lutut didepan gue". Ucap Langit penuh percaya diri.

"Ati-ati lo, Lang". Dahi Langit berkerut mendengar peringatan yang tiba-tiba meluncur dari bibir Samudra yang masih menatap lurus ke depan.

"Ati-ati kenapa Sam?". Bukan Langit, tapi Roman yang bertanya.

"Gue was-was kalo temen lo ini lama-lama gila gara-gara gagal deketin Bintang". Roman terbahak mendengar ucapan Sam. Samudra adalah seorang pendiam yang sangat jarang berbicara panjang lebar, diantara mereka bertiga, memang Samudra lah yang paling dingin.

"Si gebleg! Dia juga temen lo". Kelakar Roman membuat Sam menyunggingkan senyum tipis.

Entah mengapa, kali ini Sam memiliki keyakinan jika bukan gadis incaran Langit yang akan bertekuk lutut. Namun Langit lah yang akan dibuat tak berdaya oleh Bintang. Si gadis supel yang galaknya melebihi singa jika itu berkaitan dengan seorang Langit.

"Kita taruhan". Sam yang fokus pada seseorang menatap Langit yang tiba-tiba bersuara.

"Taruhan apa?". Roman manyambut antusias. Jika menyoal taruhan, Roman selalu berdiri paling depan. Dan itu membuat Sam mendengus kesal. Sudah pasti ada sesuatu yang salah dengan ide Langit nantinya.

"Kalo sampe gue gagal ngajak Bintang kencan, gue traktir lo berdua sepuasnya", Roman mendecih.

"Kaga tertarik gue". Kini Langit yang mendengus. Lagipula mengapa dirinya menawarkan hal yang tidak akan diminati kedua sahabatnya.

"Oke gue ganti..kalo gue---" Belum selesai Langit berbicara, Sam sudah memotong ucapannya.

"Tiga bulan". Sam bersuara membuat Langit dan Roman saling menatap.

"Tiga bulan apaan anj*r". Kesal Roman karena tidak paham dengan maksud Sam.

"Kalo tiga bulan lo gagal dapetin Bintang. Lo harus insaf jadi playboy". Roman dan Langit saling menatap. Tidak biasanya Sam mau bertaruh.

"Dan lagi kalo elo gagal, motor kesayangan lo gue ambil". Roman semakin tak percaya mendengar penawaran Sam.

"Sint*ng lo! Mana mau si Langit lepasin si mont*k". Sergah Roman yang sangat tahu jika si mont*k, motor kesayangan Langit tak akan pernah ia jadikan bahan taruhan.

"Deal!!!". Roman menjatuhkan rahangnya melihat Langit mengulurkan tangannya pada Sam. Yang itu artinya Langit menyetujui ide gila Sam.

"Deal!". Sam menyeringai penuh makna.

"Edan lo berdua!!! Gue dapet apaan dong?!". Roman tak terima. Ide untuk bertaruh berasal dari dirinya. Lalu mengapa dirinya tak diajak bertaruh.

"Rugi dong gue!!". Roman masih mencak-mencak. Sementara Langit dan Sam masih saling berjabat tangan.

"Bintang...lo harus jadi milik gue. Gimanapun caranya". Batin Langit membulatkan tekadnya. Ia menatap Bintang yang tampak bermandikan peluh, dan s*alnya Bintang terlihat sangat seksi di mata Langit.

"****!!!". Umpat Langit yang merasakan debaran jantungnya menggila hanya dengan melihat Bintang.

Sam yang melihat Langit memalingkan wajah menyeringai. Bukankah itu sangat menarik, belum pernah Langit memalingkan wajah dari seorang wanita. Apalagi wanita itu tak sama sekali menatap balik dirinya.

Sementara Sam dan Langit asyik dengan pikirannya masing-masing. Si paling rewel dan cerewet, Roman tengah misuh-misuh karena merasa tak mendapat apapun dari pertaruhan yang awalnya ia usulkan.

Satu jam berlalu dengan begitu cepat, Bintang dan teman-temannya mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah bermandikan peluh.

"Nyari apa Bin?", Bulan yang melihat Bintang celingukan bertanya.

"Anduk gue kemana Bul?", Bulan ikut mencari dan kemudian menggeleng.

"Lo bawa apa kaga?". Tanya Bulan dijawab anggukan kepala oleh Bintang.

"Gue bawa kok. Ini minum gue juga kemana?". Semakin bingung saja Bintang saat tak mendapati handuk dan air minumnya.

"Haii calon makmum.." Bintang tak segera menengok. Ia hafal itu suara siapa, dan ia enggan untuk menatap orang yang menghampirinya itu.

"Minum sama handuk buat pacar gue yang paling seksi". Langit membisikkan kata seksi tepat disamping telinga Bintang.

Secepat kilat Bintang menoleh, dan ia tersentak saat wajahnya dan wajah Langit berada dalam jarak yang sangat dekat. Bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

Teriakan terdengar dari bangku penonton. Siapa lagi pelakunya jika bukan para penggemar Langit yang histeris melihat kedekatan Langit dan Bintang.

Bulan diam-diam tersenyum melihat interaksi Langit dan Bintang. Melihat sahabat baiknya yang tidak pernah sekalipun bersinggungan dengan laki-laki kecuali ayah dan kedua kakaknya serta seorang lelaki yang berstatus sahabat baik mereka, yang kini entah dimana. Kini harus selalu berurusan dengan Langit yang notabene nya adalah seorang playboy yang digilai gadis hampir seisi sekolah.

Untuk sesaat, mata kedua orang itu saling mengunci. Namun dengan cepat Bintang tersadar dan mundur dari hadapan Langit.

"Handuknya sayang..." Langit mengulurkan handuk yang ia pegang. Wajahnya terlihat sangat tenang dan biasa saja, masih terlihat tengil dengan senyum menggoda. Namun tak ada seorang pun yang tahu seperti apa debaran jantungnya saat ini.

"Nggak butuh! Dasar biawak gila!!". Sengit Bintang yang langsung menyambar ranselnya kemudian menggandeng tangan Bulan. Mengajak sahabatnya itu untuk meninggalkan lapangan karena latihan mereka sudah selesai.

Langi menatap tangannya yang masih menggantung. Gadis itu memang berbeda, sangat berbeda. Mungkin jika gadis lain yang ia perlakukan demikian, ia berani jamin jika gadis itu akan pingsan. Tapi Bintang? Jangan kan tersentuh, gadis itu justru memasang wajah galak pada dirinya.

Sementara suara tawa menggema dari teman-temannya terutama Roman yang terlihat sangat puas menertawakan kegagalan pertama seorang Langit.

"Hahaha..biawak gila kaga tuh". Suaranya menggema keras, membuat Langit yang sebenarnya ingin kesal jadi ikut tersenyum mendengar panggilan Bintang untuk dirinya.

Sam tersenyum samar memdengar Bintang menamai sahabatnya itu. Nama yang sangat unik dan menarik, batin Samudra.

"Biawak gila". Gumam Langit dengan seulas senyum tipis. Matanya terus menatap punggung Bintang yang semalkin menjauh dan lambat laun tak terlihat lagi.

...¥¥¥¥••••¥¥¥¥...

...Biawak gila kaga tuh?!😂😂😂...

...Si Bintang kalo ngasih nama kaga nanggung-nanggung, orang ganteng bin tahir dinamain Biawak🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️😅...

...Jangan lupa tampol like nya yaaa readerskuh🥰🥰...

...Dan doakanlah othor shalehah ini bisa bikin bonchapt yang bagus buat cerita sebelah🙏🏻🙏🏻 kayanya kalian masih belum mopeon dari kuman sama santen ya😂😂😅...

...Ahh yang penting mah sarangheo sekebon raya bogor kalian semuaaa🥰🥰😘😘💋💐...

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

biawak gila 😬🤣🤪
bin buaya garong 🤣🤣🤣

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 awal mula
2 pemenang
3 biawak gila!
4 makan bersama
5 sedikit tentang Bulan
6 siasat Langit
7 tutor
8 kapan akurnya
9 membantu
10 Bunda
11 menjenguk
12 penghianat
13 kesempatan?
14 kembalinya biawak
15 cinderella
16 mengobati luka
17 pas
18 canggungu
19 ketemu!!
20 kena mental
21 ulangan
22 malu
23 olahraga
24 strategi perang
25 belum waktunya
26 takut
27 membujuk
28 Ibu, Bintang kangen
29 berbohong
30 curiga
31 ciuman pertama
32 tuan besar
33 rencana perjodohan
34 dia juga putriku
35 jauhin gue
36 gue suka lo!
37 Bisul
38 ide
39 cemburu
40 hilang fokus
41 berkunjung
42 pelampiasan
43 Kemenangan
44 makan malam
45 nggak gratis
46 menyerah
47 dia kabur?
48 pelarian yang gagal
49 kurang beruntung
50 tiga kali
51 ulah daddy dan kakek
52 membayar hutang
53 bertemu lagi
54 adu calon menantu
55 terjebak
56 calon menantu idaman
57 aunty tunggu kamu
58 keponakan laki-laki
59 tentang ketakutan Bintang
60 pecel ayam
61 bayang-bayang
62 sisi lemah
63 Catherine lagi
64 pelukan ditepi danau
65 makan malam
66 sopir pribadi
67 Alex
68 kembali sekolah
69 Langit dan Arsen
70 rencana Catherine
71 pergi dengan Dewa
72 kedatangan mama Mira
73 amarah Bintang
74 amarah Bintang 2
75 Ruang BK
76 Bintang yang sesungguhnya
77 nasib Catherine 1
78 Kesaksian Bulan
79 masa percobaan
80 Bulan dan Samudra
81 Bulan dan Samudra 2
82 papa Alan
83 Memilih baju
84 bertemu musuh lama
85 topi
86 setelah hukuman
87 di sekolah
88 perasaan bunda
89 diculik
90 Dion dan kegilaannya
91 Dion dan kegilaannya 2
92 penyesalan Langit
93 Ingin menemani Bintang
94 tamparan untuk Langit
95 alasan daddy
96 keputusan Langit
97 Maaf
98 sebentar lagi
99 pergi bersama
100 berpamitan
101 aku akan cepat kembali
102 akhir kita
103 Tidak ada lagi kita!
104 Doa sahabat
105 kembalilah Bintang
106 menikmati kesendirian
107 rencana reuni
108 Alva
109 pacar
110 masakan nusantara
111 kakak laki-laki baik
112 uncle yang datang kemarin
113 persiapan reuni
114 kedatangan Alva
115 menggemparkan
116 dia kembali
117 tatapan permusuhan
118 game
119 acara selesai
120 berkeluh kesah
121 bakat hebat
122 bertemu lagi
123 memulai dari awal
124 percobaan pertama
125 ceo baru
126 kabur
127 permintaan khusus
128 gadis asing
129 lembur lagi
130 keributan di club
131 sakit sekali
132 kesurupan??
133 nasi goreng
134 my future wife
135 setelah sekian lama
136 kesalahpahaman berlanjut
137 nasihat seorang kakak
138 tunggu sebentar lagi
139 Bulan dan Sam
140 Pergi lagi?
141 tawaran ayah
142 hampir saja
143 sukarela
144 bersabar lah
145 Aku menunggu jawabanmu
146 ayo kita menikah
Episodes

Updated 146 Episodes

1
awal mula
2
pemenang
3
biawak gila!
4
makan bersama
5
sedikit tentang Bulan
6
siasat Langit
7
tutor
8
kapan akurnya
9
membantu
10
Bunda
11
menjenguk
12
penghianat
13
kesempatan?
14
kembalinya biawak
15
cinderella
16
mengobati luka
17
pas
18
canggungu
19
ketemu!!
20
kena mental
21
ulangan
22
malu
23
olahraga
24
strategi perang
25
belum waktunya
26
takut
27
membujuk
28
Ibu, Bintang kangen
29
berbohong
30
curiga
31
ciuman pertama
32
tuan besar
33
rencana perjodohan
34
dia juga putriku
35
jauhin gue
36
gue suka lo!
37
Bisul
38
ide
39
cemburu
40
hilang fokus
41
berkunjung
42
pelampiasan
43
Kemenangan
44
makan malam
45
nggak gratis
46
menyerah
47
dia kabur?
48
pelarian yang gagal
49
kurang beruntung
50
tiga kali
51
ulah daddy dan kakek
52
membayar hutang
53
bertemu lagi
54
adu calon menantu
55
terjebak
56
calon menantu idaman
57
aunty tunggu kamu
58
keponakan laki-laki
59
tentang ketakutan Bintang
60
pecel ayam
61
bayang-bayang
62
sisi lemah
63
Catherine lagi
64
pelukan ditepi danau
65
makan malam
66
sopir pribadi
67
Alex
68
kembali sekolah
69
Langit dan Arsen
70
rencana Catherine
71
pergi dengan Dewa
72
kedatangan mama Mira
73
amarah Bintang
74
amarah Bintang 2
75
Ruang BK
76
Bintang yang sesungguhnya
77
nasib Catherine 1
78
Kesaksian Bulan
79
masa percobaan
80
Bulan dan Samudra
81
Bulan dan Samudra 2
82
papa Alan
83
Memilih baju
84
bertemu musuh lama
85
topi
86
setelah hukuman
87
di sekolah
88
perasaan bunda
89
diculik
90
Dion dan kegilaannya
91
Dion dan kegilaannya 2
92
penyesalan Langit
93
Ingin menemani Bintang
94
tamparan untuk Langit
95
alasan daddy
96
keputusan Langit
97
Maaf
98
sebentar lagi
99
pergi bersama
100
berpamitan
101
aku akan cepat kembali
102
akhir kita
103
Tidak ada lagi kita!
104
Doa sahabat
105
kembalilah Bintang
106
menikmati kesendirian
107
rencana reuni
108
Alva
109
pacar
110
masakan nusantara
111
kakak laki-laki baik
112
uncle yang datang kemarin
113
persiapan reuni
114
kedatangan Alva
115
menggemparkan
116
dia kembali
117
tatapan permusuhan
118
game
119
acara selesai
120
berkeluh kesah
121
bakat hebat
122
bertemu lagi
123
memulai dari awal
124
percobaan pertama
125
ceo baru
126
kabur
127
permintaan khusus
128
gadis asing
129
lembur lagi
130
keributan di club
131
sakit sekali
132
kesurupan??
133
nasi goreng
134
my future wife
135
setelah sekian lama
136
kesalahpahaman berlanjut
137
nasihat seorang kakak
138
tunggu sebentar lagi
139
Bulan dan Sam
140
Pergi lagi?
141
tawaran ayah
142
hampir saja
143
sukarela
144
bersabar lah
145
Aku menunggu jawabanmu
146
ayo kita menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!