"Kamu pasti laper kan. Mbak siapin makan ya.." Kiran kembali bersuara saat Bintang sudah berdiri dihadapan mereka.
"Ganti baju dulu dek.." Suara lembut Naura menimpali. Namun mata tajam Bintang masih menatap kakak tertuanya.
"Yang aku denger nggak bener kan mas?". Semua menahan nafas sesaat mendengar pertanyaan Bintang.
Helaan nafas panjang terdengar hampir dari bibir semua orang. Mereka tahu Bintang gadis cerdas yang akan cepat menangkap situasi yang tengah terjadi. Tapi tetap saja, terlalu muda bagi Bintang untuk masuk dalam pembahasan seperti ini.
"Dek.." Bintang langsung menatap Juna.
"Kamu makan dulu ya". Bujuk Juna, walaupun ia tahu hasilnya akan sama saja.
Bukannya ke ruang makan, Bintang justru mendudukkan dirinya tepat dihadapan Dewa dan kembali menatap kakaknya.
Dewa menghela nafas panjang, seperti apapun usahanya untuk membuat Bintang pergi..tidak akan ada hasilnya sebelum adik perempuannya itu tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Maafin mas Dewa.." Mata Bintang langsung menyala menatap kakak lelakinya.
"Kenapa?". Dewa mengangkat wajahnya dan matanya bersirobos dengan mata tajam adiknya.
"Apa kurangnya mbak Kiran?". Kembali Bintang bertanya dengan suara dingin.
Tak ada pilihan lain, Kiran dan Naura kembali duduk. Pun dengan Juna yang tadi sempat berdiri.
"Panjang urusannya". Batin Juna saat melihat sorot penuh amarah di mata adiknya.
"Jawab mas!!! Apa kurangnya mbak Kiran sampai mas Dewa tega melakukan hal menjijikkan itu!!". Suara Bintang meninggi hingga membuat Naura dan Kiran berjingkat. Baru kali ini mereka melihat kemarahan Bintang. Karena selama ini, adik ipar yang mereka kenal adalah gadis manis yang manja dan ceria.
"Bintang.." Juna memanggil Bintang dengan suara rendah, mencoba mengingatkan adiknya untuk menjaga sopan santunnya karena bagaimanapun Dewa tetap kakak mereka.
"Maafin mas Dewa, dek. Mas tau kalo mas salah.." Tak ada jalan lain selain mengakui kesalahannya. Pikir Dewa.
"Mas khilaf.." Dewa tak melanjutkan ucapannya karena mendengar Bintang mendengus.
"Dek..udah ya.." Kiran mencoba menenangkan adik iparnya. Meski ia sangat kecewa, namun melibatkan adiknya yang masih sangat muda juga bukan sesuatu yang bijak. Ia akan menyelesaikan semuanya nanti, dengan suaminya.
Bintang menoleh menatap Kiran, menelisik penampilan kakak iparnya dari ujung rambut hingga kakinya hingga membuat Kiran kebingungan karena terus ditatap Bintang. Tak ada satu kekurangan pun dari kakak iparnya itu, lalu kenapa? Kenapa kakaknya masih bisa menghianati istrinya? Apa alasan dibalik itu?
Dewa semakin merasa bersalah. Kesalahannya benar-benar menghancurkan kepercayaan semua orang. Bukan hanya menghancurkan hati istrinya, namun juga kepercayaan adik-adiknya.
Ia sadar apa yang dilakukannya benar-benar menghancurkan hati Kiran. Terlepas dari alasan pernikahan mereka dahulu. Dewa tetap tak memiliki hak apalagi membuat alasan untuk menduakan Kiran.
"Maafkan aku dek.." Bintang tersenyum miring karena sejak tadi kakaknya itu justru meminta maaf pada dirinya.
"Minta maaflah pada orang yang seharusnya mendapatkannya". Sinis Bintang membuat Dewa terhenyak.
"Dek..mas juga sudah berusaha menjadi suami terbaik untuk Kiran. Kamu nggak bisa salahin mas aja.." Juna memejamkan matanya saat Dewa bersuara.
"Kenapa musti dijawab sih, mas. Ini Bintang mas..Bintang". Batin Juna berteriak mengingatkan Dewa untuk tetap diam saja.
"Memang apa salahnya mbak Kiran?". Bintang bertanya dengan sangat tenang.
Berbeda dengan Bintang yang tenang. Dewa menjadi bingung sendiri dengan pertanyaan adiknya. Mencoba mencari kesalahan Kiran, namun selama tiga tahun pernikahan mereka, tak sekalipun Kiran melakukan kesalahan ataupun mempermalukan dirinya. Bisa dibilang istrinya sempurna, wajah rupawan, berasal dari keluarga terpandang, pendidikan pun tak perlu ditanyakan lagi. Dewa jadi berpikir sendiri, jadi apa alasannya kemarin bermain gila dengan wanita yang pernah mengisi hari-hari di masa lalunya?
"Jangan pernah menuntut seorang perempuan untuk menjadi seperti Aisyah kalau mas Dewa sebagai laki-laki lupa caranya menjadi seorang Muhammad!". Bagaikan sebuah tamparan keras yang mendarat mulus dipipinya. Dewa seolah disadarkan dengan ucapan adik bungsunya.
Sementara Kiran kembali menangis. Rasa haru yang berbalut sakit. Tak menyangka jika adik iparnya akan membela dirinya dibandingkan kakak kandungnya.
"Kalau mas Dewa tergoda karena mbak Kiran belum diberi anugerah untuk hamil. Lebih baik ceraikan mbak Kiran! Aku akan menjadi orang terdepan yang mendukung mbak Kiran untuk membuang laki-laki yang pikirannya sempit seperti mas Dewa". Kembali ucapan pedas terlontar dari bibir mungil si cantik Bintang.
"DEK!!!". Seru Dewa. Mata Dewa melebar, terkejut bukan main dengan apa yang disampaikan adiknya.
"Kenapa??".
"Aku nggak akan pernah menceraikan Kiran!". Tegas Dewa yang kini menatap tajam adiknya yang justru tersenyum miring.
"Kalau begitu, biar mbak Kiran yang menceraikan mas Dewa".
"Bintang.." Lirih Kiran yang juga tak menyangka adik iparnya akan berkata demikian.
"Kenapa mas??". Dewa menggeleng, tak bisa menerima ide gila adiknya.
"Harusnya mas Dewa tahu apa akibat dari perbuatan mas Dewa itu kan??". Bintang sangat benci, benar-benar benci yang namanya penghianatan.
Juna memberi kode pada Naura untuk kembali ke kamarnya. Sepertinya akan semakin panas perdebatan saudara-saudaranya itu. Apalagi kondisi istrinya yang tengah hamil. Ia takut suara tinggi kakak dan adiknya mengganggu janin didalam rahim istrinya itu.
Meskipun berat meninggalkan Kiran, namun Naura menuruti perintah Juna dan memilih kembali ke kamarnya.
"Aku---"
"Mas Dewa udah nggak cinta lagi sama mbak Kiran?". Dewa menggeleng cepat, meski pernikahannya memang tak ada cinta di awal. Namun kini Kiran lah wanita yang ia cintai.
"Jangan terus memojokkan aku dek". Ucap Dewa pelan.
"Aku melakukan kesalahan bukan karena tidak lagi mencintai Kiran. Sama seperti ayah, ayah menikah lagi bukan berarti ayah sudah tidak mencintai ibu". Jawaban Dewa kembali menyulut amarah Bintang yang sudah mulai mereda.
"Jangan pernah samakan kelakuan mas Dewa dengan ayah!!!!". Teriak Bintang membuat semua kembali bungkam.
"Jangan membenarkan semua perbuatan mas Dewa dengan bersembunyi dibalik pernikahan kedua ayah! Mas Dewa tahu pasti bagaimana sulitnya ayah menerima pernikahan keduanya! Bahkan jika kita tidak memintanya menikah lagi, sampai sekarang pun mungkin ayah masih sendiri!
"Dan mas Dewa menyamakan diri sepeerti ayah? Laki-laki yang hampir gila karena ditinggalkan wanita yang ia cintai?? Sedangkan mas Dewa???". Nyali Dewa ciut, tapi melihat amarah dan kekecewaan adik serta istrinya mampu mengoyak hati terdalamnya.
Ia tahu bagaimana Bintang kesulitan saat ditinggalkan ibunya. Hingga hadir sosok bunda yang kembali membuat gadis itu tersenyum dan mulai mempercayai kekuatan cinta. Dan kini, dirinya lah yang menghancurkan kepercayaan Bintang pada seorang yang namanya laki-laki dan cinta.
Dewa bangkit, memeluk adiknya yang langsung memberontak. Rasanya menjijikkan dipeluk laki-laki yang tega menghianati istrinya demi kesenangan.
"Maafin mas Dewa, dek.." Kiran diam, ia tahu bagaimana suaminya sangat menyayangi adiknya. Meskipun ia sangat kecewa dan sakit, namun bisa jadi luka dan kekecewaan Bintang lebih dalam dan besar dibanding dirinya.
"Minta maaf sama mbak Kiran!!! Bukan sama aku!!!". Teriak Bintang sambil mendorong kasar tubuh Dewa.
"Bintang benci sama mas Dewa!!!". Kembali Bintang berteriak dan berlari ke kamarnya. Menutup pintu dengan keras dan kemudian mengunci diri disana.
"Gue bakal temuin lo!!! Gimanapun caranya!". Bintang mengepalkan tangannya dengan air mata bercucuran. Dirinya menyandarkan punggungnya pada pintu kamar yang tertutup.
"Tahan mas!". Juna memegang lengan kakaknya yang hendak menyusul Bintang.
"Tapi Bintang.."
"Selesaikan masalahmu dengan mbak Kiran dulu. Sebelum permasalahan kalian selesai, aku yakin Bintang tidak akan mau menemuimu". Dewa menghela nafas, menatap istrinya yang juga menatap dirinya dengan sorot mata hancur.
Dewa semakin terpuruk, melihat sorot mata istrinya dan adiknya yang sama-sama hancur dan kecewa. Dan dirinya lah penyebab itu semua terjadi.
Juna menepuk pundak kakaknya beberapa kali dan meninggalkan sepasang suami istri yang kini sama-sama bungkam itu.
"Kiran.." Kirani yang baru saja masuk kedalam kamar mereka berdiri diam membelakangi suaminya.
"Maafkan aku..sungguh aku tidak bermaksud menghianati pernikahan kita".
Kiran tersenyum penuh luka. Bagaimana bisa suaminya mengatakan tak bermaksud mmenghianati dirinya sementara jelas suaminya bermain gila dengan perempuan lain.
"Lepas mas.." Kiran coba melepaskan tangan Dewa yang membelit perut rampingnya. Namun Dewa menggeleng dan mengeratkan pelukannya pada Kiran.
"Aku tidak akan melepaskanmu. Apapun yang terjadi". Ucap Dewa tegas
"Kalau begitu, biar aku yang melepaskanmu mas.." Tubuh Dewa bergetar hebat. Tak pernah terbayangkan olehnya Kiran akan meninggalkannya.
"Enggak. Kamu nggak boleh kemana-mana". Dewa membalikkan tubuh istrinya. Kemudian memeluknya dan menciumi wajah istrinya bertubi-tubi.
"Mungkin dia lebih bisa membahagiakanmu mas..aku akan mundur". Dewa semakin mengeratkan pelukannya hingga Kiran sedikit kesulitan bernafas.
"Aku mohon..jangan pernah katakan itu. Jangan tinggalin aku..aku mohon kasih aku satu kesempatan. Aku janji, aku janji sama kamu aku nggak akan pernah mengulangi kesalahanku". Dewa bersimpuh dihadapan istrinya. Air matanya sudah menetes hingga membuat Kiran terpaku sesaat.
Sosok berwibawa dan tegas suaminya sirna dengan luruhan air mata yang kini membanjiri kedua pipi suaminya.
Kiran masih diam, selama ini suaminya memang tak pernah memiliki kesalahan apapun. Namun penghianatan bukanlah hal sepele. Jika dirinya berpisah, akankah ia menemukan kebahagiaan seperti yang selama tiga tahun ini ia dapatkan bersama Dewa?
Kiran kembali mengingat awal pernikahan tanpa cinta yang ia dan Dewa jalani. Sama-sama menuruti perintah orang tua mereka, keduanya menikah tanpa cinta. Namun siapa yang menyangka jika hanya butuh waktu kurang dari tiga bulan untuk bisa menumbuhkan cinta diantara mereka.
"Haruskah?? Haruskah aku berpisah?? Atau?? Atau aku harus memberinya kesempatan??", Kiran berperang dengan hati dan pikirannya. Entah keputusan apa yang akan diambil oleh wanita cantik itu.
...¥¥¥¥•••¥¥¥¥...
...Mas Dewa nya kasih kesempatan jangan nih??? Kasih jangan ya???🤔🤔...
...Kalian juga??? Kasih like nggak nih sama cerita baru ini?? Kasih lah..masa engga😁😅😅✌🏻...
...Sehat-sehat ya kalean semuaaah, sayang kalian banyakbanyak🥰🥰🥰♥️...
...Lopelope kalian, sarangheo sekebon💐💐🥰🥰😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
abdan syakura
Good job, Bintang!!!
2023-02-01
1
ita wae
up yg bnyak thour
2022-10-21
0
i$ Ikk@ Wul@nd@r! 🌈🍁💞
jangan thor
penghianat tetep penghianat
akan menghilang kesalahan yg sama thor
hihihi..... so tau aku😁😁😁😁🙏🙏🙏
semangat thor💪💪💪🥰🥰🥰🥰😘😘😘😘😍😘😘😘
2022-10-21
0