Bintang baru saja memarkirkan motornya dihalaman luas rumah milik sang ayah. Sudah sejak kemarin dirinya tak pulang karena menginap dirumah Bulan, sahabatnya.
Kedatangannya sudah disambut sosok perempuan paruh baya dengan pakaian sederhana namun tetap terlihat sangat elegan.
Bintang segera turun, melepaskan helm yang ada dikepalanya dan berjalan menghampiri wanita yang sejak tadi tersenyum padanya.
Semakin dekat Bintang, senyum wanita itu semakin meredup. Berganti dengan wajah khawatir, dan Bintang tahu apa alasan dibalik wajah khawatir itu.
"Assalamualaikum, Bunda.."
"Wa'alaikumsalam.." Wanita yang Bintang panggil Bunda menjawab namun matanya tak lepas dari wajah Bintang.
"Nanti Bintang ceritain..kita masuk yuk". Bintang menyela sebelum sang bunda memberondong dirinya dengan pertanyaan.
"Bersih-bersih, lalu ganti baju dulu. Bunda siapin makan siangnya ya.." Bintang mengangguk patuh kemudian berjalan menuju tangga untuk naik ke kamarnya yang ada di lantai dua.
"Bintang.." Merasa namanya dipanggil, Bintang kembali menghentikan langkahnya.
"Kamu masih hutang penjelasan sama bunda ya.." Bintang tersenyum kemudian mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
Ratih Laksmana, dialah wanita baru yang masuk kedalam kehidupan Henry Laksmana dan ketiga anaknya empat tahun terkahir. Wanita yang Bintang panggil dengan sebutan bunda.
Wanita penuh kasih yang dulu adalah mantan kekasih ayah Bintang itu menyayangi putra putri sambungnya selayaknya anak kandungnya sendiri. Wanita kurang beruntung yang ditinggalkan suaminya dulu karena tak bisa memberi keturunan.
Bintang sangat menyayangi ibu sambungnya itu selayaknya ibunya sendiri. Meskipun sampai kapanpun itu, sosok ibu yang melahirkannya tak akan pernah bisa digantikan oleh wanita manapun.
Tak butuh waktu lama Bintang turun. Bunda menggeleng melihat penampilan Bintang, kaos oblong abu yang sedikit kebesaran serta celana pendek warna hitam sudah melekat ditubuhnya yang sebenarnya sempurna. Dan Bintang selalu coba menyembunyikannya dari tatapan para lelaki, termasuk teman-teman sekolahnya, dengan cara memakai pakaian yang longgar.
Dengan telaten, bunda mengambilkan nasi, lauk dan sayur. Meletakkannya dipiring Bintang yang sudah duduk manis menunggu piringnya selesai diisi oleh sang bunda.
"Makasih bunda.." Bunda mengangguk dan tersenyum, kemudian duduk disamping Bintang yang mulai melahap makan siangnya yang sedikit telat.
"Hmm..masakan bunda emang the best". Ucap Bintang setelah menelan makanan yang ada didalam mulutnya.
Ya, Ratih memang memilih memasak sendiri untuk suami dan juga anak-anak sambungnya. Sementara pekerjaan rumah yang lain, ada beberapa asisten rumah tangga yang membantunya.
"Makan yang banyak ya.." Bintang hanya mengangguk saja karena mulutnya penuh dengan makanan.
Bunda Ratih tersenyum bahagia melihat bagaimana lahapnya Bintang memakan masakannya. Ada rasa senang tersendiri mengetahui putri sambungnya menyukai masakan yang ia buat.
"Alhamdulillah.." Ucap Bintang sambil mengusap bibirnya dengan tisu setelah menandaskan makanan didalam piringnya dan segelas air putih. Bintang memang termasuk gadis yang beruntung, ia tak perlu repot-repot menahan diri untuk makan karena takut gendut. Karena sebanyak apapun Bintang makan, semua itu tak berpengaruh pada berat badannya.
"Mbak Kiran sama Kak Naura kemana bun??". Bintang celingukan mencari kedua kakak iparnya. Kedua kakaknya memang masih tinggal bersama dengan ayahnya. Bukan karena tak mampu, namun ayah memang tak mengijinkan dua putranya pergi dari rumah meskipun sudah menikah.
"Lagi nganterin Naura check up. Juna sedang ada meeting diluar kota, jadi nggak bisa nganter periksa". Bibir Bulan membulat mendengar penjelasan Bunda.
"Sekarang bunda tanya..ini muka kamu kenapa lagi? Kamu berantem?". Bintang tersenyum melihat wajah khawatir Bunda. Ada rasa bahagia karena ibu sambungnya sangat mengkhawatirkan dan menyayanginya.
"Bunda khawatir ya.." Bukannya menjawab, Bintang malah menggoda bundanya.
"Anak nakal. Jelas bunda khawatir. Kamu anak bunda". Gemas, bunda memukul pelan lengan putrinya dan kemudian memeluknya penuh kasih sayang.
"Bintang juga sayaaaang banget sama bunda. Makasih bunda udah mau jadi ibu buat Bintang". Bunda Ratih semakin mengeratkan pelukannya pada Bintang.
"Bunda yang harus terimakasih. Makasih Bintang udah mau terima bunda". Ratih sangat bahagia, meskipun tak melahirkan, namun dirinya diberi kesempatan untuk membesarkan Bintang.
"Ada apa nih pada peluk-pelukan.." Bintang melonggarkan pelukannya tanpa melepaskan sang bunda. Melirik kedatangan dua wanita dewasa yang sama-sama cantik.
"Ada deh..mbak Kiran kepo". Si jahil Bintang mulai menggoda kakak iparnya.
"Anak siapa sih kamu, hmmm...." Kirani, menantu pertama keluarga Laksmana mencubit gemas hidung adik iparnya.
"Auww.. wah mbak Kiran kdrt nih. Mbak Kiran kdrt tuh bun.." Si anak manja jika dirumah itu langsung mengadu pada Bunda yang hanya tersenyum saja.
"Nih kdrt..nih..nih..nih..." Semakin gemas, Kiran akhirnya menggelitiki perut adik iparnya hingga tertawa keras. Sementara Naura yang kini tengah hamil hanya bisa melihat kelakuan saudara iparnya.
"Bagaimana kondisi kandunganmu, nak?". Bunda menarik Naura agar duduk ditempat Bintang tadi duduk. Karena kini Bintang dan Kirani tengah berlari saling mengejar.
"Alhamdulillah semuanya baik-baik saja, bun". Ucap Naura lembut.
Bunda tersenyum, keluarga nya ini memang sangat sempurna. Dua menantu yang sangat berkebalikan sikapnya. Jika Kirani sangat cerewet dan aktif, maka lain hal nya dengan Naura. Menantunya itu lebih pendiam dan kalem.
"Alhamdulillah.." Bunda terlihat ikut senang mendengar kabar kehamilan Naura yang baik-baik saja.
Pandangan Naura dan Bunda kini beralih pada Kiran yang berhasil menangkap Bintang di sofa ruang keluarga. Mereka tahu, dibalik sikap ceria Kiran, ada sisi lemah wanita itu. Bukan perkara mudah bagi seorang wanita yang telah cukup lama menikah namun tak kunjung memiliki momongan. Bunda sangat tahu seperti apa rasanya.
"Semoga Kiran segera menyusulmu memiliki anugerah itu, Naura". Lirih Bunda dengan mata mulai berembun.
"Aamiin..aku juga selalu mendoakan mbak Kiran. Kita doakan yang terbaik untuk mbak Kiran, bun.." Bunda menoleh saat tangannya digenggam Naura. Keduanya tersenyum lalu kemudian kembali menatap Kiran dan Bintang yang masih bergurau.
Bunda lupa menanyakan perihal luka di wajah Bintang karena tiba-tiba merasa kasihan pada Kiran.
Sementara dilain tempat, sepasang mata mulai mengerjap. Dua orang yang sejak tadi menungguinya tampak bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati brangkar dimana sosok tinggi tegap itu tertidur.
Sosok yang tak lain adalah Langit itu melenguh sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Masih pusing?". Mata Langit memicing untuk melihat siapa yang bertanya.
Setelah tahu yang bertanya adalah Sam, Langit mengangguk samar sambil kembali memejamkan matanya.
Namun mata yang baru saja terpejam itu seketika terbuka saat mengingat sosok gadis yang tadi membantunya. Ia edarkan pandangannya keseluruh ruangan berwarna putih yang beraroma sangat menyengat itu.
"Kaga disini dia". Roman seolah tahu apa yang dicari oleh sahabatnya. Bahkan tanpa mengatakan apa yang dicarinya pun Roman tahu jika Langit mencari keberadaan Bintang.
"Kenapa gue bisa disini?". Tanya Langit yang kembali memejamkan matanya karena tak mendapati Bintang.
"Terus dimana Bintang?". Pertanyaannya yang pertama belum dijawab, namun Langit kembali bertanya.
"Bintang udah pulang". Sam yang menjawab, membuat Langit mau tak mau kembali membuka matanya.
"Luka nya?". Sam tersenyum tipis. Sejak kapan seorang Langit peduli pada luka seseorang? Jika pekerjaannya adalah mematahkan hati dan memberi luka pada banyak gadis yang dipacarinya.
"Kaga mau diajak kesini. Katanya mau diobatin dirumah aja". Roman menjelaskan membuat Langit menghela nafas panjang.
Jatuh sudah harga dirinya. Bagaimana bisa dirinya pingsan didepan gadis incarannya?
"Bener-bener malu-maluin". Gumam Langit yang masih didengar jelas oleh Sam dan Roman.
"Tau lo. Bisa-bisanya pingsan. Nyusahin aja lo". Tanpa rasa simpati, Roman mengomeli Langit yang langsung mendengus kesal.
"Emang temen kaga ada akhlak lo. Bisa-bisanya ngoceh kaya gitu pas kondisi gue kaya begini". Balas Langit hingga akhirnya dua sahabat itu berdebat.
"Gue tinggal, kayanya lo udah sehat. Buktinya udah bisa gelud ama si Roman". Sam bangkit, mengambil ponsel yang sempat ia letakkan diatas meja.
"Cepet sehat bro.." Sam menepuk pundak sahabatnya beberapa kali dan pamit.
"Sam..." Sam kembali menoleh kemudian tersenyum. Ia tahu apa yang akan ditanyakan Langit.
"Lo musti istirahat dua apa tiga hari disini. Nyokap bokap lo aman. Gue nggak kasih tau". Langit tersenyum dan mengacungkan jempolnya. Sam memang paling mengerti dirinya.
"Lo jagain Langit dulu. Ntar malem gue kesini". Roman mengacungkan jempolnya saja karena kini mulutnya penuh dengan kue yang baru saja disuapkan Langit kedalam mulutnya agar diam.
"Makan tu kue. Biar cepet sehat".
"Thanks Sam.." Teriak Langit dibalas lambaian tangan oleh Sam.
"Liatin tuh. Temen kaya si Sam, pengertian. Beliin kue ama buah segala macem. Elo malah makan". Cibir Langit membuat Roman mendelik kesal. Bisa-bisanya bilang jika ia yang memakan, padahal Langit sendiri yang memasukkan kue kedalam mulut Roman.
"Serah dah. Masih idup juga lumayan lo". Langit terkekeh melihat Roman. Dua sahabatnya memang orang yang paling mengerti dirinya.
Pikirannya kini kembali tertuju pada gadis yang wajahnya lebam karena membantunya tadi. Gadis yang tak sedikitpun ia kira memiliki kemampuan bertarung yang bisa dibilang mumpuni. Sudut bibir Langit terangkat, membuat Roman bergidik karena Langit yang tiba-tiba tersenyum.
"Kudu di ruqiyah". Gumam Roman yang kembali fokus pada ponselnya tanpa peduli Langit mau tersenyum atau bahkan tertawa.
...¥¥¥•••¥¥¥...
...Maapmaap aja ni yah readers..dimanapun pokoknya tokoh cewek nya kudu kuat. Biar kaga ditindas😎😂...
...Dan mohon maap juga pemirsah..pemerannya pada suka gelud😂😂😂Anak remaja kalo ngga gelud nggak rame ya kan??😂😅 Jangan ditiru tapinya buat yang masih pelajar yak, kaga baik. Ini cuma halu-haluannya mak othor aja✌🏻...
...Tak pernah bosan ku mengingatkan untuk ngasih like sama komen, sukur-sukur vote nya😁 ...
...Mak othornya mau kreji up ah..biar yang baca juga ikutan kreji ngasih like sama komenannya😎👏🏻...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
abdan syakura
walaupun halu Tp seruuuu kak Thor
anak muda emg kudu gelud..
mosok mingkem troos...aah Cemen laaa...
kaga asyik deh masa mudanya
🤣🤣🙏
2023-02-01
1
Iez Ira
bener bgt tuh ka... biar ga lemah✊
2022-12-27
0